Anda di halaman 1dari 4

FIQH DAKWAH

(diambil dari terjemahan SYEKH JUM'AH AMIN ABDUL AZIZ)

A. DEFINISI DAKWAH

Apabila kita katakana”dakwah islamiah”, maka yang kita maksudkan adalah “risalah yang
terkahir yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, sebagai wahyu dari Allah dalam
bentuk kitab yang tidak ada kebatilan didalamnya, baik di depan atau belakangnya, dengan
kalamNya yang bernilai mukjizat, dan yang ditulis didalam mushaf yang diriwayatkan dari
Nabi Muhammad, dengan sanad yang mutawatir, yang membacanya bernilai Ibadah.

Definisi dakwah : tinjauan bahasa dan istilah :


1. An-nida artinya memanggil
2. ad-du’a ila syar’I artinya menyeru
3. ad-da’wat ila qadhiyat artinya menegaskan atau membelanya, baik terhadap yang hak
maupun yang bathil.

Dakwah yang kita maksudkan Dakwah yang kita inginkan dan yang wajib bagi kaum
muslimin untuk melaksanakannya adalah dakwah yang bertujuan untuk beorientasi pada :
1. membangun masyarakat islam, sebagaimana para rasul Allah, yang memulai dakwahnya
dikalangan masyarakat jahiliyah.Mereka mengajak manusia untuk memeluk agama Allah,
menyampaikan wahyu-Nya kepada kaumnya, dan memperingatkan mereka dari syirik.
2. Dakwah dengan melakukan perbaikan pada masyarakat islam yang terkena musibah.
Seperti penyimpangan dan berbagai kemungkaran, serta pengabaian masyarakat tersebut
terhadap segala kewajiban.
3. Memelihara kelangsungan dakwah dikalangan masyarakat yang telah berpegang pada
kebenaran, melalui pengajaran secara terus-menurus, pengingatan, penyucian jiwa dan
pendidikan.

B. KEWAJIBAN YANG SYAR’I


Dakwah merupakan kewajiban syar’i, berdasarkan dalil-dalil sebagai berikut :
Firman Allah SWT, Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh pada yang makhruf dan mencegah dari yang mungkar,
merekalah adalah orang-orang yang beruntung. (Ali imran : 104)

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa
keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada
manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk)
yang dapat mela'nati, kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan
menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan
Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang.(Al-Baqarah :159-60)

Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka


mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa
yang telah mereka kerjakan itu.( al-Maidah :63)

C. KEUTAMAAN DAKWAH
Melalui dakwah yang dilakukan oleh para ulama dan para aktivis untuk memperjuangkan
agama ini, maka dengan ijin Allah, umat akan berhasil mencapai kejayaan, keagungan, dan
kepemimpinan.Hal itu hanya bisa didapatkan dengan keikhlasan, kekuatan, keteladanan dan
kecerdasan mereka.Dengan semua itu, Allah mengangkat panji kebenaran dan mewujudkan
kebaikan, sehingga umat ini menjadi umat terbaik, yang senantiasa memerintahkan
kebajikan, mencegah kemungkaran dan yang beriman kepada Allah.
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
menyerah diri?" (fushilat :33)

D. KARAKTER DAKWAH KITA


Dakwah islam memiliki beberapa karakter yang membedakannya dari dakwah-dakwah yang
lain, yaitu :
- Rabaniyah, artinya bersumber dari wahyu Allah
- Wasathiyah, artinya tengah-tengah atau tawazun
- Ijabiyah, artinya positif dalam memandang ala, manusia, dan kehidupan
- Waqi’iyah, artinya realistis dalam memperlakuan individu dan masyarakat
- Akhlaqiyah, Artinya sarat dengan nilai kebenaran, baik dalam sarana maupun
tujuannya
- Syumuliyah, artinya utuh dan menyeluruh dalam manhajnya
- ‘Alamiyah, bersifat mendunia
- Syuriyah, berpijak diatas prinsip musyawarah dalam menentukan segala sesuatunya
- Jihadiyah, artinya terus menerangi siapa saja yang beranimenghalang-halangi islam,
dan mencegahtersebarnyadakwah
- Salafiyah, artinya menjaga orisinalitas dalam pemahaman dan akidah.
Inilah dakwah dengan berbagai karakternya yang membedakan dirinya dari dakwah-
dakwahlainnya.
Dengan demikian, seorang dai harus mengetahui dan memahami metodologi dakwah,
agar umat merasa puas dan yakin dengan dakwah kita seperti :
1. Penyampaian yang baik
2. Keindahan uslub
3. Targhib (member rangsangan) dalam kebenaran
4. Mempergunakan kebijaksanaan dan nasihat yang baik
5. Bantahan dengan cara yang lebih baik
6. Mempertinbangkan situasi dan kondisi
7.Menggunaan sarana publikasi dan informasi yang paling modern
Oleh sebab itu, adalah sebuah keharusan bagi seorang dai untuk mengetahui apa yang
ia katakan dan bersikap bijaksana terhadap apa yang ia dakwahkan.
Imam Al-‘aini berkata, “hikmah adalah ilmu yang mendalam dan
meyakinkan.Mngajarnya adalah kesempurnaan ilmu dan memutuskan suatu
permasalahan dengannya adalah kesempurnaan amal”.

E. MENGIKUT BUKAN MEMBUAT YANG BARU


Dalam berdakwah, kita selalu meneladani Rasulullah, sebagai pembawa rahmat dan
hidayah. Kita ingin mengekuarkan manusia dari berbagai kegelapan menuju cahaya
iman atas ijin Rabbnya, dari kekufuran menuju keimanan, dari kesesatan menuju
petunjuk, dari kebathilan yang gelap gulita menuju kebenaran yang terang benderang,
dari maksiat menuju taat, dan jalan hidup yang berbeda-beda menuju jalan Allah yang
satu dan lurus.

F. FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAKWAH


Inilah dakwah kita dengan nilai-nilainya yang luhur dan pemahamannya yang asli
serta risalahnya yang abadi. Ia membutuhkan seorang dai yang sanggup memukul
dengan penuh amanah berbagai masalah yang harus direalisir, agar dakwah ini sukses
dan manusia pu n mau menerimanya, serta sampai pada tujuannya yang mulia.
Diantara factor-faktor pendukung keberhasilan dakwah adalah sebagai berikut :
1. Pemahaman yang mendalam
2. Keimanan yang kuat
3. Kecintaan yang kukuh
4. kesadaran yang sempurna
5. kerja yang kotinu
Dalam rangka mencapai tujuan yang mulia itu, seorang muslim harus bersedia
menjual diri dan hartanya kepada Allah, sampai dia tidak memiliki apa-apa.Dia
menjadikan dunia hanya untuk dakwahnya, demi untuk keberhasilan akhirat.

G. SARANA DAKWAH DAN REALISASI TARGET


Dengan pemahaman yang benar terhadap dakwah, kita berupaya melaksanakan
pemahaman ini agar terjelma dalam kehidupan yang nyata, dan prinsip-prinsip yang
dilaksanakan dapat direalisasikan dan dirasakan pengaruhnyaoleh manusia.hal ini
dilakukan melalui upaya untuk merealisasikan target-target berikut ini :
Ishlah An-nafs (perbaikan jiwa), sehingga menjadi muslim yang kuat fisiknya,bersih
akidahnya, benar ibadahnya, selalu berjihad melawan hawa nafsunya, memperhatikan
waktunya, teratur kehidupannya, dan bermanfaat untuk orang lain. Dengan demikian,
anggota masyarakat akan terkondisikan untuk senantiasa berhubungan dengan Allah
dan bermakrifat padaNya, sehingga terciptalah makna ubudiyah kepada Allah.
Membina rumah tangga islami dapat membawa keluarganya menghormati fikrohnya,
memelihara adab islam dalam kehidupannya, memilih istri dengan baik, memenuhi
hak dan kewajiban masing-masing, mendidik anak dan pembantunya untuk
memahami prinsip-prinsip islam, agar keluarga tersebut menjadi miniature teladan
bagi masyarakatyang kita cita-citakan.

Irsyad al mujtama’ ( member pengarahan kepada masyarakat) Berdakwah kepada


pemerintah untuk menerapkan syariat Allah dengan segala metode yang bijaksana dan
akhlak yang islami.Ia menjadi tuntutan rakyat banyak yang diprakarsai oleh kelompok
dan golongan, sehingga terwujudlah pemerintahan yang melaksanakan islam secara
benar.Dengan demikian, dia melaksanakan tugasnya selaku pelayan umat, diberi upah
oleh umat dan bekerja untuk kemaslahatan mereka dan yakin dalam melaksanakan
kewajiban-kewajiban islam serta tidak berbangga diri dengan kemaksiatan.
Berdakwah untuk mewujudkan persatuan islam, dimulai dengan mengadakan
kerjasama dengan Negara-negara islam dan mengadakan konsolidasi antara mereka
untik mendakwahi rakyat dan pemerintahannya guna menerapkan islam dan
memendang islam sebagai dakwah global.Hal itu dilaksanakan dengan kebijaksanaan
dan nasihat yang baik, sehingga kita bisa mengembalikan khilafah yang hilang dan
persatuan yang dicita-citakan.

H. KEPRIBADIAN ISLAM YANG TELAH HILANG


Tidak diragukan lagi bahwa yang hilang dari kaum mukmin adalah kepribadian
muslim dan akhlak mereka, yaitu kepribadian ya g pernah dibina dan dibentuk oleh
Rasulullah dan telah ditentukan kriterianya oleh Al-qur’an alkarim, yang diserukan
melalui ayat-ayatnya.Harapa setiap dai adalah mengembalikan jati diri seorang
muslim yang kini telah hilang.
I. BUIH HARI INI DAN TOKOH MASA LALU

Rasulullah telah menjelaskan tentang cirri-ciri bermental buih yang berlindung dalam
naungan islam dewasa ini. Yaitu pribadi yang cinta dunia dan takut mati, pribadi yang
mencintai dunia dan sangat terikat dengannya, serta tertipu dengan keindahannya.
Sehingga berkubang untuk mencintai syahwat berupa wanita, anak-anak, harta yang
melimpah ruah dari emas dan perak, kendaraan mewah, binatang ternak dan sawah
ladang. Pribadi semacam ini tidak suka terhadap kematian, karena ia ingin
memakmurkan dunianya dan menghancurkan akhiratnya. ia benci jika berpindah dari
kemakmuran menuju kehancuran yang senantiasa menunggu dirinya.

J. PILAR-PILAR DAKWAH KAMI


Orang-orang sekuler telah menertawakan kita ketika mereka mempunyai anggapan
bahwa pilar-pilar kedaulatan kita ini tergambar dalam slogan “ Satu tanah air, Satu
nusa, Satu bangsa,dan satu kepentingan yang sama”.
Pernah datang suatu masa ketika seorang muslim berjalan dari Andalusia ke afrika
utara, mesir, syam, dan irak, bahkan kenegara jauh seperti cina dan india, tanpa ada
perasaan takut dan terasing.Dimana saja ia berada pasti ada yang menyebut asma
Allah.

K. SIFAT-SIFAT DA’I
Sifat da’I yaitu ia dapat mendakwahi keluarga dekatnya, dapat pula menasehati orang-
orang yang dikenal dari umat islam. Ia menjadikan Rasulullah sebagai suri teladan,
bijaksanadalam dakwahnya, ihsan dalam menasehatinya, dan bermujahadah dengan
cara yang lebih baik, maka dakwah bil haq itu lebih baik dan berpengaruh daripada
dakwah bil maqal.
Wahai Da’I, bersikaplah lemah lembut kepada semua orang Sesungguhnya termasuk
keburukan seorang da’I terhadap dirinya sendiri adalah apabila ia memberatkan
manusia, seakan dia melihat mereka dengan pengelihatan yang hina, atau dengan
pandangan yang sombong, dan merasa paling tinggi.
Sifat santunnya mendahului ketidaktahuannya Sesungguhnya sifat penyantunnya itu
merupakan salah satu tanda dari tanda-tanda kerasulan Rasulullah..sifat penyantunnya
mendahului ketidaktahuannya, dan ketidaktahuannya yang sangat itu tidak
menambahinya kecuali semakin bersikap penyantunnya.

L. SIKAP DAI TERHADAP MASYARAKAT


Seorang dai tidak boleh larut mengikuti langkah mereka,tidak juga larut dalam tradisi
dan kebiasaan mereka yang bertentangan dengan syariat islam, kaidah-kaidah,hokum-
hukum, dan adab-adabnya.Para dai tidak boleh terhina oleh kemauan mereka, hanya
karena ingin menarik mereka kedalam dakwah.terkadang hanya karena tujuan itu saja
seorang dai tidak hanya mengubah sebagian norma dan tradisi islam saja, bahkan
sampai mengubah prinsip akidah bahkan system islam.

M. SYARAT-SYARAT UNTUK MELAWAN KEMUNGKARAN


1. Pastikan yang kita hadapi adalah benar-benar kemungkaran
2. Hendaknya kemungkaran yang tampak bukan suatu kesalahan yang dicari-cari
3. Hendaknya kemungkaran itu diketahui tanpa ijtihad

Allahu’alam bis shawab

Anda mungkin juga menyukai