Anda di halaman 1dari 3

Mensyukuri Nikmat Allah SWT

ِّ ‫اَحْلَ ْم ُد لِلَّ ِه َر‬


َ ْ‫ َوَأ ْش َه ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِري‬. َ ‫ب الْ َعالَ ِمنْي‬
ُ‫ك لَه‬
‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َوبَا ِر ْك َعلَى حُمَ َّم ٍد‬
َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.ُ‫ َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُه‬.‫َأن حُمَ َّم ًدا‬
َّ ‫َوَأ ْش َه ُد‬

‫ ََّأما َب ْع ُد‬. َ ‫ص ْحبِ ِه َأمْج َعِنْي‬ ِِ ِّ ْ‫ اَلنَّيِب ِّ ا‬،‫ك‬ ِ ِ


َ ‫ُألم ِّي َو َعلَى آله َو‬ َ ‫َعْبد َك َو َر ُس ْول‬

Apabila direnungkan secara mendalam, ternyata memang banyak nikmat Allah yang telah kita
terima dan gunakan dalam hidup ini. Demikian banyaknya sehingga kita tidak mampu
menghitungnya. Allah berfirman, ''Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya
kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.'' (QS An Nahl: 18).

Hakikat syukur adalah menampakkan nikmat dengan menggunakannya pada tempat dan sesuai
dengan kehendak pemberinya. Sedangkan kufur adalah menyembunyikan dan melupakan
nikmat. Allah SWT berfirman, ''Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'.'' (QS Ibrahim: 7).

Manfaat syukur akan menguntungkan pelakunya. Allah tidak akan memperoleh keuntungan
dengan syukur hamba-Nya dan tidak akan rugi atau berkurang keagungan-Nya apabila hamba-
Nya kufur. Allah berfirman, ''Dan siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur
untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya
lagi Mahamulia.'' (QS An Naml: 40).

Ada beberapa cara mensyukuri nikmat Allah swt.

1. Syukur dengan hati. Ini dilakukan dengan mengakui sepenuh hati apa pun nikmat yang
diperoleh bukan hanya karena kepintaran, keahlian, dan kerja keras kita, tetapi karena anugerah
dan pemberian Alloh Yang Maha Kuasa. Keyakinan ini membuat seseorang tidak merasa
keberatan betapa pun kecil dan sedikit nikmat Alloh yang diperolehnya.

2. Syukur dengan lisan. Yaitu, mengakui dengan ucapan bahwa semua nikmat berasal dari Alloh
swt. Pengakuan ini diikuti dengan memuji Alloh melalui ucapan alhamdulillah. Ucapan ini
merupakan pengakuan bahwa yang paling berhak menerima pujian adalah Allah.
3. Syukur dengan perbuatan. Hal ini dengan menggunakan nikmat Alloh pada jalan dan
perbuatan yang diridhoi-Nya, yaitu dengan menjalankan syariat , menta'ati aturan Alloh dalam
segala aspek kehidupan

Sikap syukur perlu menjadi kepribadian setiap Muslim. Sikap ini mengingatkan untuk berterima
kasih kepada pemberi nikmat (Allah) dan perantara nikmat yang diperolehnya (manusia).
Dengan syukur, ia akan rela dan puas atas nikmat Allah yang diperolehnya dengan tetap
meningkatkan usaha guna mendapat nikmat yang lebih baik.
Selain itu, bersyukur atas nikmat yang diberikan Alloh merupakan salah satu kewajiban seorang
muslim. Seorang hamba yang tidak pernah bersyukur kepada Alloh, alias kufur nikmat, adalah
orang-orang sombong yang pantas mendapat adzab Allah SWT. Allah telah memerintahkan
hamba-hambaNya untuk mengingat dan bersyukur atas nikmat-nikmatNya: “Karena itu,
ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepadaKu dan
janganlah kamu mengingkari nikmatKu.” (QS al-Baqarah:152)

Alloh swt telah menyatakan dengan sangat jelas bahwa orang-orang yang mau bersyukur atas
nikmat yang diberikanNya sangatlah sedikit. Kebanyakan manusia ingkar terhadap nikmat yang
diberikan Alloh kepada mereka. “Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia yang
dilimpahkan atas umat manusia, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukurinya.” [QS
Yunus: 60]

“Katakanlah: “Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut
yang kamu berdoa kepadaNya dengan berendah diri dengan suara yang lembut (dengan
mengatakan): ”Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari bencana ini, tentulah kami
menjadi orang-orang yang bersyukur.” Katakanlah: ”Allah menyelamatkan kamu daripada
bencana itu dan dari segala macam kesusahan, kemudian kamu kembali mempersekutukanNya.”
(QS Al-An’aam: 63-64).

Ketika manusia ditimpa berbagai macam kesusahan mereka segara berdoa dan berjanji untuk
bersyukur pada Allah jika bencana itu dihindarkanNya. Akan tetapi, ketika Allah menghindarkan
mereka dari bencana itu, mereka lupa bersyukur bahkan kembali mempersekutukan Allah swt.
Betapa banyak orang menangis, meratap, memelas dan merengek-rengek meminta kepada Alloh
swt agar dihindarkan dari kesusahan hidup; masalah pribadi, soal pekerjaan, musibah, dsb. Akan
tetapi, ketika Alloh menghindarkan mereka dari kesusahan mereka kembali lalai, bermaksiat,
bahkan menerapkan aturan-aturan selain aturan Allah. Agar Allah selalu memberikan rahmatnya
kepada kita, hendaklah kita selalu bersyukur dalam keadaan apapun kepada Allah swt. Semoga
kita senantiasa mengingatNya dalam keadaan apapun dan termasuk golongan orang-orang yang
pandai bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan Allah swt.

Anda mungkin juga menyukai