Dengan segala kesempurnaan Allah SWT. dalam bentuk ciptaannya yang bernama
manusia dan menjadikannya pemimpin di atas permukaan bumi ini seperti yang di
jelaskan dalam titahnya :
ٰۤل
َو ِاْذ َقاَل َر ُّبَك ِلْلَم ِٕىَك ِةِ اِّنْي َج اِع ٌل ِفى اَاْلْر ِض َخ ِلْيَفًةۗ َقاُلْٓو ا َاَتْج َعُل ِفْيَها َم ْن ُّيْفِس ُد ِفْيَها
َو َيْس ِفُك الِّد َم ۤا َۚء َو َنْح ُن ُنَسِّبُح ِبَح ْم ِد َك َو ُنَقِّد ُس َلَك ۗ َقاَل ِاِّنْٓي َاْع َلُم َم ا اَل َتْع َلُم ْو َن
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan
kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman,
“Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
َاَو َلْم َيَرْو ا َاَّنا َخ َلْقَنا َلُهْم ِّمَّم ا َع ِم َلْت َاْيِد ْيَنٓا َاْنَعاًم ا َفُهْم َلَها ٰم ِلُك ْو َن َو َذ َّلْلٰن َها َلُهْم َفِم ْنَها
َر ُك ْو ُبُهْم َو ِم ْنَها َيْأُك ُلْو َن َو َلُهْم ِفْيَها َم َناِفُع َو َم َشاِرُۗب َاَفاَل َيْش ُك ُر ْو َن
“Dan tidakkah mereka melihat bahwa Kami telah menciptakan hewan ternak
untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan
kekuasaan Kami, lalu mereka menguasainya?” “Dan Kami menundukkannya
(hewan-hewan itu) untuk mereka; lalu sebagiannya untuk menjadi tunggangan
mereka dan sebagian untuk mereka makan.” “Dan mereka memperoleh berbagai
manfaat dan minuman darinya. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?” ( QS
Yasin : 71-73)
َو ِاْن َتُعُّد ْو ا ِنْع َم َة ِهّٰللا اَل ُتْح ُص ْو َهاۗ ِاَّن َهّٰللا َلَغُفْو ٌر َّر ِح ْيٌم
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu
menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha
Penyayang.
Dan Sebab nikmatnya kita bisa berkumpul kembali pada majelis ibadah jumat
pada siang hari ini.
Tidak lupa pula kita shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam, beserta keluarganya, para sahabatnya,
serta para pengikutnya yang mengikuti sunnahnya dengan baik hingga hari kiamat.
Adapun selanjutnya, saya wasiatkan untuk diri saya sendiri dan untuk seluruh
kaum muslimin yang hadir pada sidang jumat di siang hari ini, agar bertakwa
kepada Allah subhanahu wata'ala dengan sebenar-benarnya takwa.
َٰٓي َأُّيَه ا ٱَّلِذيَن َء اَم ُنوْا ٱَّت ُقوْا ٱَهَّلل َح َّق ُتَقاِتِهۦ َو اَل َت ُم وُتَّن ِإاَّل َو َأنُتم ُّم ۡس ِلُم وَن
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar
takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.
Tema khutbah : jumat yang akan khotib bawakan pada siang hari ini adalah
khutbah jumat tentang BERSYUKUR ATAS NIKMAT ALLAH subhanahu
wata'ala. Sebuah tema khutbah yang cukup mainstream buat kita semua.
Sangking seringnya tema ini disampaikan, sampai-sampai kita bosan dan lebih
memilih tidur dibandingkan mendengarnya. Padahal, apabila kita mau mengoreksi
diri kita, sesungguhnya sangat sedikit sekali diantara kita yang mengamalkan
syukur.
Oleh karena itu saya berharap kepada Allah subhanahu wata'ala, semoga dengan
seringnya disampaikan khutbah jumat tentang bersyukur, Allah memberikan
hidayahnya kepada kita semua untuk senantiasa bersyukur kepada-Nya.
Allah subhanahu wata'ala telah menciptakan kita dengan rupa dan bentuk yang
terbaik.
Allah subhanahu wata'ala juga telah merawat kita sejak kita lahir hingga hari ini.
Dia memberikan makanan dan minuman kepada kita, memberikan pakaian dan
tempat tinggal kepada kita, memberikan keluarga dan lingkungan yang baik
kepada kita, memberikan kesehatan dan waktu luang kepada kita, memberikan
harta dan jabatan kepada kita, dan masih banyak pemberian Allah yang lainnya.
Akan tetapi sangat disayangkan, meskipun nikmat Allah yang diberikan kepada
hamba-Nya sangatlah banyak, namun sangat sedikit di antara hamba-Nya yang
mau bersyukur kepada-Nya. Allah subhanahu wata'ala berfirman :
Pada dasarnya manusia itu memang memiliki sifat yang tidak pernah puas. Ketika
Allah berikan nikmat maka ia akan terus meminta tambahan lagi dan lagi.
َو َيُتوُب ُهللا، َو َلْن َيْم َأَل َفاُه ِإاَّل الُّتَر اُب، َلْو َأَّن اِل ْبِن آَد َم َو اِدًياِم ْن َذ َهٍب َأَح َّب َأْن َيُك وَن َلُه َو اِدَياِن
َع َلى َم ْن َتاَب
“Seandainya manusia itu mempunyai satu lembah emas maka ia akan
menginginkan dua lembah lagi. Dan itu tidak akan pernah membuat dia puas
kecuali kematian, dan Allah menerima taubah orang yang bertaubat.”
[HR. Bukhari]
Tatkala rasa tidak puas ini ada di dalam hati kita, maka selamanya kita tidak akan pernah
merasakan kebahagiaan.
Ketahuilah! Tidak ada obat lain dari rasa tidak puas itu kecuali BERSYUKUR atas nikmat Allah
yang telah diberikan.
Bersyukur itu hukumnya adalah wajib. Allah subhanahu wata'ala berfirman di dalam surat Al-
Baqarah ayat 152 :
ۡذ ۡذ
َفٱ ُك ُر وِنٓي َأ ُك ۡر ُك ۡم َو ٱۡش ُك ُر وْا ِلي َو اَل َتۡك ُفُر وِن
Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-
Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.
Dalam ayat yang lain, bahkan bersyukur itu adalah syaratnya ibadah. Allah subhanahu wata'ala
berfirman :
Bersyukur itu adalah pekerjaan hati yang dibuktikan dengan lisan dan perbuatan.
Hati yang bersyukur adalah hati yang sadar dan ingat dengan nikmat dari Allah
subhanahu wata'ala.
Bila hati kita ingat dan menyadari serta merasa gembira dan senang terhadap
nikmat yang Allah berikan maka lisan kita dan anggota badan kita juga akan
tergerak untuk merealisasikan kesyukuran dengan beribadah hanya kepada-Nya.
Bukti bahwa kita bersyukur kepada Allah adalah ibadah. Apabila ibadah yang kita
lakukan belum maksimal itu pertanda bahwa kita sesungguhnya belum bersyukur
atas nikmat Allah.
َٰٓيَأُّيَها ٱلَّناُس ٱۡذ ُك ُر وْا ِنۡع َم َت ٱِهَّلل َع َلۡي ُك ۚۡم َهۡل ِم ۡن َٰخ ِلٍق َغ ۡي ُر ٱِهَّلل َيۡر ُز ُقُك م ِّم َن ٱلَّس َم ٓاِء
َو ٱَأۡلۡر ِۚض ٓاَل ِإَٰل َه ِإاَّل ُهَۖو َفَأَّنٰى ُتۡؤ َفُك وَن
Wahai manusia, ingatlah nikmat Allah kepadamu! Adakah pencipta selain Allah
yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan
selain Dia. Lalu, bagaimana kamu dapat dipalingkan (dari ketauhidan)?
Masya Allah! Padahal kita tahu bahwa dosa-dosa beliau sudah diampuni oleh
Allah. Namun, beliau tetap merealisasikan syukurnya itu dengan melaksanakan
sholat malam hingga kakinya membengkak.
Ataukah jangan-jangan ibadah yang selama ini kita lakukan adalah karena
keterpaksaan? Na’udzubillahi min dzaalik.
Maka tak heran jika kita begitu berat menjalankan ibadah karena kita
melakukannya atas dasar keterpaksaan. Sesungguhnya apabila ibadah itu dilakukan
karena bersyukur atas nikmat Allah maka kita pasti akan ringan dalam
melaksanakannya.
Marilah kita bersyukur atas nikmat Allah yang Ia berikan kepada kita semua!
Mari kita syukuri dari hal-hal yang terkecil. Sesungguhnya tidaklah kita bisa
mensyukuri nikmat yang besar melainkan dengan mensyukuri hal-hal kecil.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda :
[Shahih Targhib]
Ingatlah bahwa hanya dengan bersyukur nikmat kita akan ditambah. Allah
subhanahu wata'ala berfirman :
دَٞو ِإۡذ َتَأَّذ َن َرُّبُك ۡم َلِئن َش َك ۡر ُتۡم َأَلِزيَد َّنُك ۖۡم َو َلِئن َك َفۡر ُتۡم ِإَّن َع َذ اِبي َلَش ِد ي
(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”
َأُقْو ُل َقْو ِلْي ٰه َذ ا، َو َنَفَعِني َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم َن اآْل َياِت َو الِّذ ْك ِر اْلَح ِكْيِم، َباَر َك ُهّٰللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَعِظ ْيِم
َو َأْس َتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم َو ِلَس اِئِر اْلُم ْسِلِم ْيَن ِم ْن ُك ِّل َذ ْنٍب َفاْس َتْغ ِفُرْو ُه ِإَّنُه ُهَو اْلَغُفْو ُر الَّرِح ْيِم
DOA PENUTUP