Anda di halaman 1dari 4

َ ‫لى ال ِّدي ِْن ُكلِّ ِه َو َكفا‬ َ ‫ُظ ِه َرهُ َع‬ ْ ‫ق لِي‬ َ ‫اَ ْل َح ْم ُد ِهلل ِالَّ ِذى اَرْ َس َل َرس

َل َرس ُْولَهُ بِ ْالهُ َدى َو ِدي ِْن ْا‬


ِّ ‫لح‬
ُ‫يك لَهُ َواَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُده‬ َ ‫بِاهللِ َش ِه ْي ًدا اَ ْشهَ ُد اَ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللا َُوحْ َدهُ الَ َش ِر‬
‫ فَيَااَيُّهَا‬:‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَلِ ِه َواَصْ َحابِ ِه اَجْ َم ِعي َْن اَ َّما بَ ْع ُد‬ َ ‫َو َرس ُْولُهُ الَلَّهُ َّم‬
‫ون‬ َّ ‫النَّاسُ اتَّقُ ْوهللاَ َح‬
َ ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموتُ َّن اِالَّ َواَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم‬

Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

Mengawali khutbah jum’at siang ini marilah kita bersyukur kepada Allah SWT atas segala
nikmat yang telah dilimpahkan kepada kita semua, seraya meningkatkan kualitas iman dan taqwa
kita kepada-Nya. Sebab hanya orang yang bertaqwa yang selalu berusaha dalam meniti
kehidupan ini dengan penuh hati-hati dan cermat namun tetap berusaha dengan serius dan
bersungguh-sungguh  agar terhindar dari perbuatan yang tidak bermakna yang merugikan diri
sendiri.

Firman Allah :

‫اص ۡو ْا بِٱلص َّۡب ِر‬ ِّ ‫ص ۡو ْا بِ ۡٱل َح‬


َ ‫ق َوتَ َو‬ َّ ٰ ‫وا ٱل‬
ِ ‫صلِ ٰ َح‬
َ ‫ت َوت ََوا‬ ْ ُ‫وا َو َع ِمل‬ ۡ ‫َو ۡٱل َع‬
ْ ُ‫ص ِر ِإ َّن ٱِإۡل ن ٰ َسنَ لَفِي ُخ ۡس ٍر ِإاَّل ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬

“Demi masa.  Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran
dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Al Ashr :1-3)”

Hadiri Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

Tafsir Al-Qur’an Al-Karim, M. Quraish Shihab secara bahasa memberi makna lafadz  al-ashr 
ini dengan “hasil perasan” sebagaimana seorang ibu ketika memeras parutan kelapa untuk
mendapatkan hasil yang namanya santan, dan hasil perasan inilah yang dimaksud dari al ashr itu.
Makna ini ada kesan yang berkonotasi tentang seorang pekerja keras, banting tulang dan peras
keringat untuk mendapatkan penghasilan, yang biasanya akan mengkalkulasi hasilnya pada sore
hari.

Hasil usaha dan kerja keras umat manusia tentu tidaklah sama, ada yang sedikit, ada yang
banyak bahkan ada yang melimpah ruah, tergantung pada kesungguhan dan profesinya masing-
masing. Namun seberapapun hasilnya tentu sangat menggembirakan bagi pelakunya seraya
mendapatkan keberuntungan yang sangat besar. walaupun dihadapan Allah belum tentu
demikian bahkan kebanyakan manusia akan mendapatkan kerugian (QS. Al Ashr :2),
dikecualikan orang yang beriman yang tidak akan merugi (QS. Al Ashr : 3). Tentu orang iman
yang bukan sembarang beriman tetapi iman yang mampu merealisasikan keimanannya ke dalam
kehidupannya sehari-hari, mereka inilah yang tidak akan merugi malah sebaliknya akan
mendapatkan keberuntungan yang sesungguhnya.
Orang yang beriman yang mampu mengaktualisasikan keimanannya ke dalam kehidupan nyata
sehari-hari ini meyakini bahwa bekerja keras merupakan wujud dari :

Pertama, aktualisasi dari Iman.


Segala apa yang telah  diciptaan oleh Allah baik yang ada di langit maupun yang ada  di bumi ini
merupakan sumber daya alam dan fasilitas yang disediakan oleh Allah agar dapat diolah dan
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan dan kelangsungan hidup umat manusia di muka
bumi ini.

Firman Allah.

َ َ‫هُ َو الَّ ِذيْ َخل‬


ِ ْ‫ق لَ ُك ْم َّما ِفى ااْل َر‬
‫ض َج ِم ْيعًا‬
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi ini untuk kamu semua   (QS. Al
Baqarah; 29)
 
Secara substansi ayat ini menjelaskan bahwa Allah menciptakan seluruh yang ada di langit dan
bumi ini hanyalah untuk dikelola manusia demi kelangsungan kehidupannya. Sehingga
keberadaan umat manusia di bumi memiliki peran yang sangat besar yakni  memanfaatkan
sumber daya alam yang telah disiapkan.

Allah juga menyatakan bahwa pengelolaan bumi oleh manusia untuk keperluan hidupnya di
muka bumi ini tidak terlalu sulit untuk mendapatkannya, semuanya tergantung pada kemauan
umat manusia untuk berihtiyar dan berusaha dengan sungguh-sungguh seraya memanfaatkan
segala kemampuan dan potensi yang dimilikinya walau harus menempuh perjalanan yang sangat
panjang dan jauh sampai ke penjuru dunia sekalipun.

  Kedua, rasa syukur kepada Allah.


Banyak umat manusia yang terlena dan lupa  terhadap segala fasilitas dan potensi yang diberikan
oleh Allah kepadanya. Diantara yang kebanyakan manusia terlena dan lupa itu adalah potensi
yang merupakan kenikmatan berupa kesehatan badan dan peluang kerja yang justru tidak semua
manusia mendapatkannya.

Dalam sebuah Hadits dari Ibnu Abbas RA, menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda :

ُ ‫اس الصِّ َّحةُ َو ْالفَ َرا‬


‫غ‬ ٌ ‫ان َم ْغب‬
ِ َّ‫ُون فِ ْي ِه َما َكثِ ْي ٌر ِم َن الن‬ ِ َ‫نِ ْع َمت‬
“Dua kenikmatan yang banyak umat manusia terlena   yaitu  sehat dan waktu luang (HR.
Bukhari)”

Badan sehat dan waktu luang (peluang kerja) merupakan dua nikmat yang sangat diperlukan bagi
umat manusia, tanpa keduanya tentu manusia tidak akan mampu mewujudkan hasil usaha dan
kerja yang direncanakan sebelumnya atau paling tidak hasil yang didapatkannya tidak akan bisa
maksimal. Oleh karena itu sebagai  orang yang beriman meyakini bahwa, wujud rasa syukur atas
nikmat Allah itu adalah memanfaatkan kesehatan badan dan waktu luang yang dimiliki untuk 
diberdayakannya dengan sebaik-baiknya seraya bekerja keras, peras keringat dan banting tulang
untuk mendapatkan anugerah dan rizki dari Allah SWT.

Ketiga, Rasa peduli dan orientasi kerja.


Hasil dari usaha dan kerja setiap manusia tentu sangat beragam karena dipengaruhi oleh
semangat dan etos kerja serta profesinya masing-masing. Bagi orang yang beriman berapapun
hasil yang di dapatkannya bukan menjadi satu-satunya orentasi dalam bekerja yang terpenting
adalah melaksanakan kewajiban sebagai hamba Allah yang memang harus bekerja keras sedang
hasil yang didapat pada ahirnya hanya Allah yang akan menilainya.

Hadits dari Abu Huraerah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda;

‫ص َو ِر ُك ْم َوَأ ْم َوالِ ُك ْم َولَ ِك ْن يَ ْنظُ ُر ِإلَى قُلُوبِ ُك ْم َوَأ ْع َمالِ ُك ْم‬


ُ ‫ِإ َّن هللاَ اَل يَ ْنظُ ُر اِلَى‬
“Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk rupa (jabatan) kamu dan juga harta benda
(penghasilan) kamu,  tetapi Dia melihat hati dan usaha (ihtiyar) yang  kamu lakukan (HR.
Muslim)”

Sedang jika mendapatkan  hasil yang baik bahkan melimpah maka tidak akan surut dan berhenti
bekerja karena masih ada kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikan dari pada sekedar
memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarganya. Maka sebagian dari hasil usahanya akan
disalurkan untuk kepentingan sosial melalui zakat, infaq dan shadaqah maupun kewajiban syar’i
lainnya seperti perjuangan da’wah yang memang memerlukan biaya yang tidak sedikit.

‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬


ِ ‫ك هللا ُلِى َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ اَ ِن ْال َع ِظ ِيم َونَفَ َعنِى َواِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِم َن ْاالَيَا‬ َ ‫بَا َر‬
‫َوتَقَب ََّل هللا ُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ اِنَهُ هُ َوال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِي ِْم‬

Khutbah Kedua

َ‫ اَ ْشهَ ُد اَ ْن الَ الَهَ اِالَّ هللاُ َوحْ َدهُ ال‬.‫أل َح ْم ُد هللِ الَّ ِذى َج َعلَنَا َواِيَّ ُك ْم ِعبَا ِد ِه ْال ُمتَّقِ ْينَ َواَ َّدبَنَا بِ ْالقُرْ اَ ِن ْال َك ِري ِْم‬
َ‫صحْ بِ ِه اَجْ َم ِع ْين‬َ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَلِ ِه َو‬ َ ‫ َاللَّهُ َّم‬.ُ‫ َواَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬.ُ‫َش ِر ْيكَ لَه‬
َ َ‫ َوق‬. َ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموتُ َّن اِالَّ َواَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون‬
َ‫ال تَ َعالَى اِ َّن هللا‬ َّ ‫ فَيَا اَيُّهَا النَّا سُ اتَّقُوا هللاَ َح‬: ‫اَ َّما بَ ْع ُد‬
‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِ ْي ًما‬َ ‫ُصلُّونَ َعلَى النَّبِي يَااَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ اَ َمنُوا‬ َ ‫و َمالَ ِء َكتَهُ ي‬, َ

Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah.


‫‪Demikian hutbah jum’at yang dapat kami samapaikan mudah-mudah kita semua termasuk‬‬
‫‪hamba Allah yang akan mendapatakan keberuntungan karena mampu mengaktualisasikan diri‬‬
‫‪kita sebagai oang yang beriman dengan iman yang sesungguhnya, Aamiin.‬‬

‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَلِ ِه َواَصْ َحا بِ ِه اَجْ َم ِعي َْن‪,‬‬ ‫صلِّ َو َسلِّ ْم َوبَ ِ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫َّاح ِمي َْن اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ ِل ْل ُم ْسلِ ِمي َْن‬
‫ك يَا اَرْ َح َم الر ِ‬ ‫ضى َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِ َ‬ ‫َوارْ َ‬
‫ك َس ِم ْي ٌع‬ ‫ت ِانَّ َ‬‫ت اَالَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ‬ ‫ت َو ْال ُمو ْء ِمنِي َْن َو ْال ُمو ْء ِمنَا ِ‬ ‫َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫ت ‪َ .‬ربَّنَا الَ تُ ِز ْغ قُلُوبَنَا بَ ْع َد ِْاذهَ َد ْيتَنَا َوهَبْ لَنَا ِم ْن‬ ‫قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد ْع َوا ِ‬
‫ي َوارْ َح ْمهُ َما َك َما‬ ‫ت ْال َوهَّاب‪َ .‬ربِّى ا ْغفِرْ لِى َولِ َوالِ َد َّ‬ ‫ك اَ ْن َ‬‫ك َرحْ َمةً ِانَّ َ‬ ‫لَ ُد ْن َ‬
‫ص ِغ ْيرًا‪َ .‬ربَّنَا اَتِنَا فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْاالَ ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا‬ ‫َربَّيَانِى َ‬
‫صفُون َوال َّسالَ ُم َعلَى‬ ‫ك َربّى ْال ِع َّز ِة َع َّما يَ ِ‬ ‫ان َربِّ َ‬‫ار‪ُ .‬س ْب َح َ‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫َع َذ َ‬
‫ْال ُمرْ َسلِي َْن َو ْال َح ْم ُد ِهللِ َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن‬

Anda mungkin juga menyukai