Anda di halaman 1dari 5

Khutbah I

‫ َو َو َعَد ِلْلُم َتَم ِّس ِكْيَن ِبِه َو َيْنَهْو َن اْلَفَس اَد َم َك اًنا َع ِلًّيا‬،‫ َاْلَحْم ُد ِهلل اَّلِذ ْى َجَعَل اِاْل ْس اَل َم َطِر ْيًقا َس ِو ًّيا‬،‫َاْلَحْم ُد ِهلل‬

‫ َو َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدَنا َح َّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه اْلُم َّتِص ُف‬.‫ َش َهاَد َة َم ْن ُهَو َخ ْيٌر َّم َقاًم ا َو َأْح َس ُن َنِد ًّيا‬،‫َاْش َهُد َأْن َال ِاَلَه ِاَّال ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِرْيَك َلُه‬
‫ِباْلَم َك اِر ِم ِكَباًرا َو َص ِبًّيا‬

‫ َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه اَّلِذ ْيَن ُيْح ِس ُنْو َن ِإْس َالَم ُهْم َو َلْم َيْفَع ُلْو ا‬،‫َالَّلُهَّم َفَص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَح َّمٍد َك اَن َص اِد َق اْلَو ْع ِد َو َك اَن َر ُسْو ًال َنِبًّيا‬
‫َشْيًئا َفِر ًّيا‬

‫ ِبْس ِم ِهللا الَّرْح َمِن‬: ‫ َقاَل ُهللا َتَع اَلى‬. ‫ َفَقْد َفاَز اْلُم َّتُقْو َن‬،‫ ُاْو ِص ْيِنْي َنْفِس ْى َو ِإَّياُك ْم ِبَتْقَو ى ِهللا‬،‫َأَّم ا َبْعُد َفَيا َأُّيَها اْلَح اِض ُرْو َن َر ِح َم ُك ُم ُهللا‬
‫ َيا َاُّيَها اَّلِذ ْيَن آَم ُنْو ا اَّتُقْو ا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َتُم ْو ُتَّن ِإَّال َو َاْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬، ‫الَّر ِح ْيِم‬

Hadirin Jamaah Jumat yang Mulia

Dalam kesempatan yang baik ini marilah kita tanamkan tekad yang kuat untuk mengisi hari-
hari demi meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagai wujud
rasa syukur atas kehidupan yang telah dianugerahkan. Dengan iman dan takwa sebagai rasa
syukur kita wujudkan kehidupan yang damai, makmur dan sentosa dengan penuh
kesadaran akan jabatan sebagai khalifah di muka bumi yang akan dipertanggungjawabkan
di hadapan Allah SWT kelak di hari pengadilan. Dan percayalah bahwa takwa adalah bekal
terbaik saat menghadap kepada-Nya.

Hadirin Jamaah yang Mulia

Suatu ketika Nabi Sulaiman ‘Alaihisalam bersama sejumlah tentara pengawalnya yang
terdiri dari manusia dan jin mengadakan perjalanan jauh. Di tengah jalan mereka bertemu
dengan sekelompok semut yang sedang bekerja mengangkut makanan ke sarangnya.
Pimpinan semut berseru kepada anggotanya:

‫َيا َأُّيَها الَّنْم ُل اْد ُخ ُلوا َم َس اِكَنُك ْم اَل َيْح ِط َم َّنُك ْم ُس َلْيَم اُن َو ُج ُنوُد ُه َو ُهْم اَل َيْش ُعُروَن‬

Artinya: Wahai sekalian semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak
diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya sedangkan mereka tidak menyadari. (QS. Al-
Naml: 18).

Nabi Sulaiman yang dianugerahi Allah kemampuan mengerti bahasa binatang di antara
kelebihan-kelebihannya yang lain hanya tersenyum demi mendengar perkataan seekor
semut itu. Nabi Sulaiman pun langsung memanjatkan doa:

‫َر ِّب َأْو ِز ْع ِني َأْن َأْشُك َر ِنْع َم َتَك اَّلِتي َأْنَعْم َت َع َلَّي َو َع َلٰى َو اِلَد َّي َو َأْن َأْع َم َل َص اِلًحا َتْر َض اُه َو َأْد ِخ ْلِني ِبَر ْح َم ِتَك ِفي ِعَباِد َك‬
‫الَّصاِلِح يَن‬
Artinya: Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku ilham agar tetap mensyukuri nikmat-Mu
yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku
berbuat kebaikan yang Engkau ridhai masukkan aku dengan kasih-sayang-Mu ke dalam
golongan hamba-hamba-Mu yang shalih. (QS Al-Naml: 19).

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Sungguh luar biasa sikap yang ditunjukkan oleh Nabi Sulaiman. Seorang yang memiliki
kekuasaan yang besar dan harta kekayaan yang berlimpah, dikawal oleh pasukan besar
manusia dan jin, berkemampuan mengerti dan berbahasa bahasa binatang, yang terpatri
dalam kalbunya dan terucap dari bibirnya adalah rasa syukur. Berterima kasih atas
anugerah yang dicurahkan Allah kepadanya.

Kebanyakan manusia seringkali lupa bersyukur tatkala mendapatkan sedikit saja


kenikmatan apalagi banyak. Berbeda dengan Nabi Sulaiman, yang karena sikap kerendahan
hatinya pantas ditunjuk oleh Allah sebagai nabi yang harus kita teladani perbuatan dan
tingkah lakunya, justru tak lupa bersyukur atas seluruh kenikmatan yang diperolehnya
kepada Allah. Syukur adalah seutama-utama tingkah laku. Jika kita membaca Al-Qur`an,
membuka lembaran pertamanya, akan kita temukan bahwa kitab suci pun memulai segala
pengetahuannya dengan ungkapan rasa syukur kepada Allah yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang dengan ungkapan alhamdu lillahi rabbil alamin (segala puji bagi Allah
Tuhan semesta alam).

Syukur adalah hikmah, atau sebagaimana diartikan para filosof dengan pengetahuan sejati,
pengetahuan sejati pertama yang diterima oleh Lukman al-Hakim. Allah Subhanahu Wa
Taala menceritakan sebagai berikut:

‫َو َلَقْد آَتْيَنا ُلْقَم اَن اْلِح ْك َم َة َأِن اْشُك ْر ِهَّلِل َو َم ْن َيْشُك ْر َفِإَّنَم ا َيْشُك ُر ِلَنْفِسِه َو َم ْن َكَفَر َفِإَّن َهَّللا َغ ِنٌّي َحِم يٌد‬

Artinya: Dia sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu ‘bersyukurlah
kepada Allah dan barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya
sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya,
Maha Terpuji. (QS. Luqman: 12).

Mengapa syukur menjadi tingkah laku utama? Karena nikmat Allah sudah begitu besar dan
begitu banyak terlimpah kepada kita semua. Rasanya begitu malu jika kita masih meminta-
minta kepada Allah, padahal sudah begitu banyak yang Ia curahkan. Kita terlalu banyak
meminta tapi sedikit sekali bersyukur. Seharusnya kita banyak bersyukur tapi juga banyak
meminta, karena Allah justru akan marah jika kita tidak meminta kepada-Nya.

Ini menandakan bahwa sebanyak apapun kita meminta nikmat Allah tidak jua habis dikuras.
Allah sendiri menggambarkan dengan cara yang sangat cantik sekali seberapa banyak
nikmat yang dapat Ia limpahkan kepada sekalian makhluk-Nya. Allah berfirman:
‫ُقل َّلْو َك اَن اْلَبْح ُر ِم َداًدا ِّلَك ِلَم اِت َر ِّبي َلَنِفَد اْلَبْح ُر َقْبَل َأن َتنَفَد َك ِلَم اُت َر ِّبي َو َلْو ِج ْئَنا ِبِم ْثِلِه َم َدًدا‬
Artinya: Katakanlah wahai Muhammad, seandainya air laut dijadikan tinta untuk
menghitung kalimah atau nikmat Tuhanku, maka habislah lautan itu sebelum nikmat-
nikmat selesai dicatat, bahkan jika seandainya Allah mendatangkan lagi jumlah lautan yang
sama. (QS Al-Kahf: 109).

Nikmat Allah begitu banyak, bahkan kehidupan hari ini adalah sebagian dari nikmat Allah
Subhanahu Wa Taala. Dengan diberikan kehidupan kita masih diberi kesempatan oleh Allah
untuk membuktikan diri sebagai orang-orang yang pantas mendapat ridha Allah dan
memasuki surga-Nya. Ingatlah bahwa orang-orang yang telah meninggal berharap diberikan
lagi kehidupan agar diberikan lagi kesempatan beribadah dan beramal, karena jika maut
sudah menjemput kesempatan berbuat kebaikan sudah musnah dan harapan hidup di
akhirat dengan keadaan berbahagia telah pupus.

Nikmat Allah begitu banyak, bahkan nafas dan detak jantung yang bekerja saat ini adalah
sebagian nikmat Allah Subhanahu Wa Taala. Banyangkanlah, jika menderita sesak napas
saja, sudah begitu menderitanya kita, apalagi jika nafas ini dicabut oleh Allah. Atau
bayangkanlah jika detak jantung ini terlalu cepat atau terlalu lambat, sudah begitu sakitnya
terasa oleh kita, apalagi jika jantung sudah tak lagi bekerja memompa darah ke seluruh
tubuh.

Ingatlah, karena itu untuk selalu bersyukur. Wajar kiranya Rasulullah dan para ulama
mengajarkan kita untuk memulai hari dengan ungkapan rasa syukur. Hal itu melalui doa
sederhana yang diajarkan guru-guru agama sejak masih kecil:

‫َاْلَح ْم ُد ِ ِهلل اَّلِذ ى َأْح َياَنا َبْع َد َم ا َأَم اَتَنا َو ِإَلْيِه الُّنُش وُر‬
Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan
kepada-Nya-lah tempat kembali.

Hadirin Rahimakumullah

Lalu apakah syukur itu? Syukur jelas bukanlah sekadar hamdalah yang diucapkan dengan
sangat fashih. Tetapi ia lebih berupa pengakuan sungguh-sungguh bahwa semua rejeki dan
anugerah yang menghadirkan perasaan nikmat dalam jiwa kita tidak didapat dengan usaha
sendiri, melainkan berasal hanya dari Allah Subhanahu Wa Taala. Oleh karena itu, orang
yang bersyukur akan terpatri dalam hatinya bahwa semua kenikmatan, pengetahuan,
kemampuan, kekuasaan, dan harta yang dimiliki karena kehendak dan perbuatan Allah
Subhanahu Wa Taala, bukan karena kehendak dan perbuatan usaha sendiri.

Dengan pengakuan ini maka orang yang bersyukur akan menempatkan Allah sebagai
sumber kenikmatan yang didapatnya. Kemudian kita memahami bahwa Allah adalah
sumber kebaikan yang diketahui dari nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Maka dari itu, orang
yang bersyukur akan memanfaatkan semua pengetahuan, kemampuan, kekuasaan, harta
dan segala kenikmatan lainnya untuk kebaikan.

Dengan berbuat kebaikan menggunakan rejeki dari Allah itu, orang yang bersyukur akan
menciptakan kehidupan yang baik, kemakmuran masyarakat pun lahir, ketenteraman
tercipta, stabilitas terpelihara dan peradaban yang maju pun akan menghampiri hidupnya
dan bangsanya. Inilah yang dimaksud hikmah Allah yang diberikan kepada Luqman: dan
barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri.

Orang yang tidak bersyukur disebut Allah dengan kufur atau dijabarkan lagi oleh ulama
dengan sebutan kufur ni'mah. Kata kufur juga berarti ingkar terhadap Allah. Orang yang
ingkar disebut dengan kafir. Karena itu, orang yang tidak bersyukur berarti mengingkari
bahwa pengetahuan, kemampuan, kekuasaan, harta dan segala kenikmatan lain yang
diperolehnya berasal dari Allah. Dalam hatinya ia merasa bahwa nikmat yang didapatnya
berasal dari usaha dirinya sendiri. Dengan ini maka orang yang tidak bersyukur disamakan
Allah dengan orang yang ingkar terhadap Allah, atau disebut dengan orang kafir.

Hadirin yang Mulia

Di sini kita mengetahui bahwa ternyata sebutan kafir tidak hanya disematkan kepada orang
yang bukan Islam yang ingkar terhadap Allah dan hari akhir serta tak beramal salih, tetapi
juga dikenakan kepada orang muslim yang tidak bersyukur. Dengan demikian, rasa syukur
mengandung unsur ketauhidan karena berhubungan dengan pengakuan akan
kemahakuasaan Allah Subhanahu Wa Taala.

Rasa syukur juga mengandung unsur ajaran akhlak dalam Islam, sebab ia berhubungan
dengan perbuatan baik yang dilakukan orang bersyukur, yang jika dilakukan akan
mendatangkan kebaikan dan kenikmatan yang lebih banyak lagi dan sebaliknya jika nikmat
dipergunakan untuk perbuatan buruk dan jahat akan mendatangkan keburukan dan
kejahatan yang lebih besar lagi.

Inilah nampaknya makna yang terkandung dalam firman Allah:

‫َو ِإْذ َتَأَّذ َن َر ُّبُك ْم َلِئْن َشَك ْر ُتْم َأَلِز يَد َّنُك ْم ۖ َو َلِئْن َكَفْر ُتْم ِإَّن َع َذ اِبي َلَش ِد يٌد‬
Artinya: Jika engkau bersyukur atas nikmat-nikmat-Ku maka akan Ku tambahkan nikmat-
nikmat itu, tetapi jika engkau kufr (ingkar tidak mengakui bahwa itu semua dari-Ku) maka
azab-Ku sangatlah pedih. (QS Ibrahim:7)

Artikel diambil dari: Syukur sebagai Wujud Bertauhid


‫‪Mari kita budayakan kebiasaan untuk selalu bersyukur kepada Allah. Semoga kita semua‬‬
‫‪digolongkan oleh Allah termasuk dalam golongan hamba-hamba-Nya yang shalih sebagai‬‬
‫‪mana doa Nabi Sulaiman Alaihissalam di atas, amin ya rabbal alamin.‬‬

‫‪Khutbah II‬‬
‫َاْلَحْم ُد ِهلل َعلَى ِاْح َس اِنِه َو الُّشْك ُر َلُه َعلَى َتْو ِفْيِقِه َو ِاْمِتَناِنِه ‪َ .‬و َاْش َهُد َاْن َال ِاَلَه ِاَّال ُهللا َو ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك َلُه َو َاْش َهُد‬
‫َاَّن َس ِّيَدَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه الَّد اِع ى ِالَى ِر ْض َو اِنِه‬
‫اللُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد ِو َع َلى َاِلِه َو َاْص َح اِبِه َو َس ِّلْم َتْس ِلْيًم ا ِكثْيًرا‬

‫َفيَا َاُّيَها الَّناُس ِاَّتُقواَهللا ِفْيَم ا َاَم َر َو اْنَتُهْو ا َع َّم ا َنَهى َو اْع َلُم ْو ا َاَّن ّهللا َاَم َر ُك ْم ِبَاْم ٍر َبَد َأ ِفْيِه ِبَنْفِسِه َو َثـَنى ِبَم آل ِئَك ِتِه‬
‫ِبُقْد ِسِه َو َقاَل َتعَاَلى ِاَّن َهللا َو َم آل ِئَكَتُه ُيَص ُّلْو َن َعلَى الَّنِبى يآ َاُّيَها اَّلِذ ْيَن آَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا‬

‫اللُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس ِّلْم َو َع َلى آِل َس ِّيِد نَا ُم َحَّمٍد َو َع َلى َاْنِبيآِئَك َو ُرُس ِلَك َو َم آلِئَك ِة‬
‫ْالُم َقَّر ِبْيَن َو اْر َض الّلُهَّم َع ِن ْالُخَلَفاِء الَّراِش ِد ْيَن َاِبى َبْك ٍر َو ُع َم رَو ُع ْثَم ان َو َع ِلى َو َع ْن َبِقَّيِة الَّص َح اَبِة َو الَّتاِبِع ْيَن‬
‫َو َتاِبِع ي الَّتاِبِع ْيَن َلُهْم ِبِاْح َس اٍن ِاَلىَيْو ِم الِّدْيِن َو اْر َض َع َّنا َم َع ُهْم ِبَر ْح َم ِتَك َيا َاْر َح َم الَّراِحِم ْيَن‬

‫َاللُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو ْالُم ْؤ ِم َناِت َو ْالُم ْس ِلِم ْيَن َو ْالُم ْس ِلَم اِت َاَالْح يآُء ِم ْنُهْم َو ْاَالْم َو اِت اللُهَّم َاِع َّز ْاِال ْس َالَم َو ْالُم ْس ِلِم ْيَن‬
‫َو َأِذ َّل الِّش ْر َك َو ْالُم ْش ِر ِكْيَن َو اْنُصْر ِعَباَدَك ْالُمَو ِّح ِد َّيَة َو اْنُصْر َم ْن َنَص َر الِّدْيَن َو اْخ ُذ ْل َم ْن َخ َذ َل ْالُم ْس ِلِم ْيَن َو َد ِّم ْر‬
‫َاْع َداَء الِّدْيِن َو اْع ِل َك ِلَم اِتَك ِاَلى َيْو َم الِّدْيِن ‪ .‬اللُهَّم اْدَفْع َع َّنا ْالَبَالَء َو ْالَو َباَء َو الَّز َالِز َل َو ْالِمَح َن َو ُسْو َء ْالِفْتَنِة َو ْالِمَح َن‬
‫َم ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن َع ْن َبَلِد َنا ِاْنُد وِنْيِس َّيا خآَّص ًة َو َس اِئِر ْالُبْلَداِن ْالُم ْس ِلِم ْيَن عآَّم ًة َيا َر َّب ْالَع اَلِم ْيَن ‪َ .‬ر َّبَنا آِتنَا ِفى‬
‫الُّد ْنَيا َحَس َنًة َو ِفى ْاآلِخَر ِة َح َس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الَّناِر ‪َ .‬ر َّبَنا َظَلْم َنا َاْنُفَس َناَو ِاْن َلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َحْم َنا َلَنُك ْو َنَّن ِم َن‬
‫ْالَخاِس ِر ْيَن‬

‫ِعَباَد ِهللا ! ِاَّن َهللا َيْأُم ُرَنا ِبْالَع ْد ِل َو ْاِال ْح َس اِن َو ِإْيتآِء ِذ ى ْالُقْر بَى َو َيْنَهى َع ِن ْالَفْح شآِء َو ْالُم ْنَك ِر َو ْالَبْغ ي َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم‬
‫َتَذَّك ُرْو َن َو اْذ ُك ُرواَهللا ْالَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُرْو ُه َعلَى ِنَعِمِه َيِز ْد ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َاْك َبْر‬

Anda mungkin juga menyukai