Bila Anda pernah mengalaminya maka sesungguhnya apa yang Anda lakukan
hanyalah salah satu unsur dari perbuatan syukur. Mengapa demikian? Karena, syukur
yang ada di dalam ajaran Islam tidak hanya sekedar memuji Tuhan atas karunia yang
Lalu, sesungguhnya seperti apakah bersyukur yang sempurna menurut ajaran Islam?
Di dalam agama Islam, bersyukur itu tidak hanya diucapkan dengan lisan. Akan tetapi
bersyukur itu yang pertama adalah dengan hati, yang kedua dengan lisan, dan yang
Bersyukur dengan hati adalah sadar dan mengetahui bahwa segala karunia yang kita
peroleh sesungguhnya berasal dari Allah subhanahu wata'ala, serta menyadari akan
Tuhan yang memberikan nikmatnya kepada kita dengan mengucapkan kalimat tahmid.
hati dan lisan saja sangat jarang kita lakukan, apalagi dengan perbuatan
Di dalam Al-Quran, Allah subhanahu wata'ala telah berfirman :
Pada ayat di atas, Allah sendiri yang menyatakan bahwa hamba-Nya yang banyak
Buktinya masih banyak diantara kita yang lebih banyak mengeluhnya dibandingkan
ingat dan menyadari betapa banyak nikmat yang Allah berikan. Kita selalu menuntut ini
dan itu, mengeluhkan dan menyalahkan keadaan, sehingga lupa dan tidak sadar bahwa
Apabila hati kita saja belum mampu menyadari nikmat-nikmat yang Allah berikan, lalu
Tetapi, yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita melakukan hal demikian adalah
Bila ibadah dan amal sholih yang kita jalankan adalah karena kesadaran dan
kesyukuran kita akan nikmat-nikmat dari Allah, maka pasti kita akan ringan dalam
Sebaliknya, bila itu semua kita lakukan karena keterpaksaan maka kita akan berat
dalam menjalankannya.
Dikisahkan bahwa Bani Isroil adalah salah satu kaum yang diberikan banyak
kenikmatan oleh Allah subhanahu wata'ala.
Ketika Firaun mengejar dan hendak menyiksa mereka, Allah belahkan lautan untuk
mereka agar mereka bisa lolos dari kejaran Firaun dan bala tentaranya. Tatkala mereka
sudah berhasil menyeberangi lautan, Firaun dan bala tentaranya yang masih berada di
menyembah patung anak lembu yang dibuat oleh Samiri dari emas ketika Nabi mereka
yaitu Musa diutus oleh Allah untuk menerima Taurat selama empat puluh hari.
Karena perbuatan tersebut, Nabi Musa yang baru pulang menerima taurat tak kuasa
menahan amarah. Singkat cerita, Nabi Musa memerintahkan mereka untuk bertaubat
kepada Allah ta'ala. Oleh karena Allah Maha Menerima taubat, maka Allah menerima
memilih tujuh puluh orang terbaik dari Bani Israil untuk bertemu Allah ta'ala. Namun,
ketika mereka mendengar percakan antara Nabi Musa dengan Allah mereka malah
mengatakan : "Wahai Musa! Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah
Oleh karena perbuatan mereka yang lancang kepada Allah, maka Allah pun
menyambarkan halilintar kepada mereka hingga tewas. Atas permintaan Nabi Musa,
Allah hidupkan mereka kembali untuk memberinya kesempatan sekali lagi agar mereka
mau bersyukur.
Tidak sampai disitu saja nikmat yang Allah turunkan kepada mereka. Ketika mereka
kepanasan karena sengatan matahari, Allah juga memberikan naungan kepada mereka
Selain itu, Allah juga turunkan “manna” dan “salwa” untuk makanan mereka agar
mereka tidak perlu repot-repot mengolah makanan. Dan tentunya masih banyak lagi
kenikmatan yang Allah berikan kepada mereka selain yang barusan saya ceritakan.
Namun, lagi-lagi bukannya mereka bersyukur atas nikmat-nikmat tersebut, mereka
malah kufur bahkan membunuh setiap para Nabi yang datang untuk membimbing
mereka. Akhirnya Allah pun murka kepada mereka. Allah juga menimpakan kehinaan
Allah banyak sekali memberikan kesempatan lagi dan lagi agar kita menyadari betapa
banyak nikmat yang telah Ia berikan. Hanya saja kita sebagai hamba-Nya lebih banyak
َفِإ َّن ُه َأجْ دَ ُر َأنْ اَل َت ْزدَ رُوا نِعْ َم َة هَّللا ِ َعلَ ْي ُك ْم،ظرُوا ِإلَى َمنْ ه َُو َف ْو َق ُك ْم
ُ َواَل َت ْن،ظرُوا ِإلَى َمنْ ه َُو َأسْ َف َل ِم ْن ُك ْم
ُ ا ْن
Lihatlah orang yang ada di bawah kalian, dan janganlah kalian melihat orang yang di atas kalian.
Karena sesungguhnya hal itu lebih pantas agar kalian tidak merasa kurang terhadap nikmat yang
Allah berikan.
[HR. Tirmidzi]
Bisa jadi dengan kita melihat orang yang saat ini sedang berada dibawah kita, kita
tersadar bahwa ternyata apa yang Allah berikan saat ini merupakan nikmat yang
banyak.
Setelah kita ingat dan tersadar, cobalah untuk mensyukuri nikmat tersebut dengan
memuji-Nya dan memperbanyak ibadah kepada-Nya. Agar nikmat yang saat ini telah
Allah berikan ditambah lagi oleh Allah dengan nikmat yang lebih melimpah.
Bisa jadi Allah tahan nikmat tersebut kepada kita karena Allah tidak mau bila kita
diberikan nikmat yang lebih banyak kita justru semakin ingkar, sombong, tidak puas,
wasallam bersbada :
Barang siapa yang belum mensyukuri nikmat yang sedikit, maka belum mensyukuri nikmat yang
banyak.
[Shahih Targhib]
peroleh dan kita capai adalah nikmat dari Allah subhanahu wata'ala. Jangan sampai kita
lupa dan lalai dari nikmat-nikmat tersebut, sehingga membuat hati kita lupa untuk
bersyukur.
Yang terakhir hadirin, pada materi ceramah tentang bersyukur ini, penceramah ingin
menyampaikan salah satu contoh teladan yang patut kita jadikan keteladanan dalam
Suatu ketika beliau pernah melaksanakan shalat malam dengan waktu yang sangat lama hingga
kaki beliau membengkak. Padahal seandainya beliau itu tidak melakukan hal yang demikian
Ketika beliau ditanya mengapa melakukan hal demikian maka beliau pun menjawab :
“Apakah tidak boleh jika aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?”
wasallam melaksnakan ibadah dan amal sholeh adalah dalam rangka bersyukur kepada Allah
Oleh karena itu hadirin, sudahkah kita seperti beliau dalam mensyukuri nikmat-nikmat dari
Allah? Sudahkah kita bersyukur dengan hati, lisan dan perbuatan kita? Apabila belum mari kita
Demikian ceramah tentang bersyukur beserta dalilnya yang dapat penceramah sampaikan.
Semoga ceramah tentang bersyukur kepada Allah ini dapat menyadarkan kepada kita agar