Anda di halaman 1dari 21

TUTORIAL KLINIK 3

EPILEPSI

Ella Anggi Famela 131977714378 Widiawati Abd. 162077714414


Muis
Siti Sinar Dewi Amelia 151977714352 Rikayana 162077714420
Mohammad Fajar 131977714379 Irfan Nahwi 162077714421
Gunawan Rasul

Pembimbing:
dr. Alfrida M.Wara, M.Kes Sp.S
IDENTITAS
• Nama : Tn. B
• Umur : 40 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-Laki
• Agama : Islam
• Status Perkawinan: Menikah
• Tanggal Masuk : 25 Januari 2021
• Tanggal Pemeriksaan : 23 dan 24 Januari 2021
SKENARIO
Seorang laki-laki usia 41 tahun masuk rumah sakit
dengan keluhan kejang. Menurut keluarga pasien
kejang dialami diseluruh tubuh kejang dialami sejak 1
bulan terakhir. Durasi kejang yang dialami 1-2 menit
kejang dialami pasien sebanyak 5 kali dalam sehari
sejak desember. Pasien mengatakan mengalami mual
tetapi tidak muntah. pasien mengalami hemiparese
dextra 4 bulan yang lalu. riwayat hipertensi tidak
terkontrol. Pasien sempat mengalami demam pada
saat kejang. Pasien juga memiliki riwayat stroke
sebelumnya belum ada bab sejak 20 hari yang lalu.
Pemeriksaan fisik : TD 146/94 mmhg, Nadi 96x/mnt
suhu 38,7C P 22x/mnt.
Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan Umum
• Keadaan umum: Sakit Berat
• Gizi: Kurang
• Kesadaran: Menurun
• Tanda-tanda vital:
o Tekanan darah: 146/96 mmHg
o Nadi: 96 x/menit
o Suhu: 38,7C
o Pernapasan: 22 x/menit
PEMERIKSAAN
• TORAKS :
Paru-paru :
• Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
bilateral
• Palpasi : Nyeri takan dan Vokal Fremitus (TDP)
• Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
• Auskultasi: Suara napas vesikuler, ronkhi (-/),
wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN
• TORAKS :
Jantung :
• Inspeksi :Tidak tampak iktus cordis
• Palpasi :Tidak teraba iktus cordis
• Perkusi :Batas atas jantung ICS III linea
parasternalis sinistra, Batas kiri jantung ICS VI
linea midclavicula sinistra, Batas kanan jantung
ICS IV linea medioparasternalis dextra.
• Auskultasi :Bunyi jantung I dan II normal
reguler, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN
• ABDOMEN :
• Inspeksi :Tampak datar
• Palpasi :Nyeri tekan (SDN), tidak ada
pembesaran organ
• Perkusi :Timpani pada 4 kuadran
• Auskultasi:Peristaltik normal , bising usus (-)
Pemeriksaan psikiatri

• Emosi dan Afek : TDP


• Proses Berpikir : TDP
• Kecerdasan : TDP
• Penyerapan : TDP
• Kemauan : TDP
• Psikomotor : TDP
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
GCS: E4M6V5 = 15 compos mentis
1. Kepala: normocephal
2. N. cranialis:
N. Olfactorius (I): +/+
N.Optikus: OD OS
Ketajaman penglihatan: >3/60 >3/60
Lapangan penglihatan: - -
N. Occulomotoris:
Celah kelopak mata:

Ptosis: - -
Exopthalmus: - -
Posisi bola mata: Central Central
Pupil:

Ukuran: 2,5 mm/ bulat 2,5 mm/bulat


Isokor/anisokor: isokor isokor
RCL/ RCTL: -/- -/-
Reflex akomodasi: -/- -/-
Gerakan bola mata:
Parese kearah: - -
Nistagmus: - -
N. V (trigeminus):

Sensibilitas: N.V1: + +
N.V2: + +
N.V3: + +
Motorik: Inspeksi: istirahat
Refleks dagu/masseter: + +
Refleks kornea: + +
N. VII:
Motorik: M. Frontalis M. orbik.okuli M. orbik. Oris
Istirahat: simetris simetris simetris
Gerakan mimic: simetris simetris simetris
Pengecap 2/3 lidah bagian depan: +

 
N. VIII:
Pendengaran: Baik
Tes rinne/weber: TDP
Fungsi vestibularis: TDP
N. IX/X: (Glossopharingeus/vagus):
Posisi arkus pharinks: normal
Reflex telan/muntah: normal
Pengecap 1/3 lidah bagian belakang: sulit dinilai
Fonasi:normal
Takikardi/bradikardi: normal

N. XI:
Memalingkan kepala dengan/tanpa tahanan: normal
Angkat bahu: normal

N.XII:
Deviasi lidah: -
Fasciculasi: -
Atrofi: -
Tremor: -
Ataxia: -
3. Leher:
Tanda-tanda perangsangan selaput otak
Kaku kuduk: -
Kernig’s sign: -
Brudzinski I: -

Arteri karotis:
Palpasi: teraba
Auskultasi:tidak ada bruit

Kelenjar gondok: dalam batas normal


4. Abdomen:
Reflex kulit dinding perut: TDP
5. Kolumna vertebralis: normal
6. Ekstremitas: Superior Inferior
D/S D/S
Motorik:
Pergerakan T/B T/B
Kekuatan 0/5 2/4
Tonus otot N/N N/N
Bentuk otot Eutrofi EutrofI
Otot yang terganggu: tidak ada

• Reflex fisiologi
o Biceps - +
o Triceps - +
o Patella - +
o Ascilles - +
• Klonus: Lutut: -/-
• Kaki: -/- 
• Reflex patologis:
• Hoffman: -/-
• Tromner: -/-
• Babinski: -/-
• Chaddock: -/-
• Gordon: -/-
• Schaefer: -/-
• Oppenheim: -/-
Sensibilitas:
Ekstroseptif

Nyeri: normal
Suhu: normal
Rasa raba halus: normal
Propioseptif
Rasa sikap: normal
Rasa nyeri dalam: normal
Fungsi Kortikal Luhur: TDP
7. Pergerakan abnormal yang spontan: -
8. Gangguan koordinasi: -
9. Gangguan keseimbangan: -
10. Pemeriksaan fungsi luhur: -
jawaban
5. Klasifikasi dari kejang!
- Kejang farsial fokal
- Kejang parsial kompleks
- Kejang parsial sederhana
- Kejang parsial simpleks
- Kejang tonik klonik
- Kejang absens
- Kejang tak terklasifikasi
3. Keadaan apa saja yang menyebabkan terjadinya kejang.
- Intrakranial dan ekstrakranial
6. Penatalaksanaan dari kejang:
- Carbamazepin tonik klonik dan fokal 600-1000mg
- Asam falfoat kejang absens 400mg 1-2 perhari
- Fenitoin dalam dosis intravena 15-20mg/ kg
- Fenobarbital dosis pemberian 10-20mg/kg.
jawaban
6. Menghindari bahan berbahaya yang dapat melukai
mengunakan alas kepala menghindari cedera kepala posisikan
keadaaan miring
- Pastikan pernafasannya baik dari ABC
- Airway dapat bernafas atau tidak kita lihat apakah ada
obstruksi
- Briting menilai pernafasan cukup dan jalan nafas bebas
- Circulacion tingkat kesadaraan dari volume darah
- Warna kulitnya, nadi, pemeriksaan neurologis kesadaraan
pasien mengunakan GCS
- Selimuti penderita dengan selimut hangat
Defenisi, etiologi, klasifikasi,

Klasifikasi kejang
- Kejang parsial dan kejang umum
Kejang parsial sederhana , kompleks
Kejang tonik klonik, tonik

Penyebab dari kejang.


- Epilepsi
- Intrakranial meningitis dan ensepalitis
- Metabolisme hiperglikemia dan hipoglikemia
- Pasien dengan gangguan hiperurisemia
- Trauma kepala benturan kepala dan demam
- Tumor otak dan gangguan vaskuler masukdengan kejang
- Intoksikasi otak

- Gangguan kejiwaan psikogenik didiagnosis dengan epilepsi


Psikogenik kejangnya selalu berbeda
Orang dengan kejang bisa kejang dimana saja
Psikogenik kejang pada saat ada orang tidak pernah mau
mencelakai dirinya
Kejang pada epilepsi dimana pun seperti luka robek luka kepala
Psikogenik tau apa yang terjadi sedangkan orang yang kejang tidak
tau apa yang terjadi

Diagnosis klinis: hemiparese dextra + siezure


Diagnosis topis: korteks hemisfer serebri
Diagnosis etiologi : ensepalitis + post stroke
Pada kasus ini usia 40 tahun tidak kejang demam kecuali pada anak-anak
disebut kejang demam.
Diatas 5 tahun keatas bukan kejang demam.
Kejang bisa terjadi pada pasien post stroke

Penatalaksanaan kejang:
- Airway
- Breathing
- Circulation
- Disability
- TTV
- Pemasangan infus
- Diazepam 1 amp (pemberian 3x)
- Fenitoin 15-20mg/kg

Anda mungkin juga menyukai