FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT
Disusun Oleh:
Pembimbing:
dr. Ricky Yuliam, M.Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN
2023
HALAMAN PENGESAH
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Alkhairaat
Pembimbing Mahasiswa
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas SDM yang sehat dan cerdas, salah satunya ditentukan oleh
pertumbuhan dan perkembangan pada "periode emas" kehidupan manusia.
Periode tersebut dikenal dengan istilah 1000 HPK, yang merupakan masa awal
kehidupan, dimulai dari kandungan hingga 2 tahun pertama kehidupan.
D. KIA dan Bonus Demografi
E. Pelayanan KIA
Salah satu fokus upaya KIA adalah mewujudkan pelayanan KIA yang baik
dan mudah diakses oleh semua penduduk. Pelayanan itu mencangkup pelayanan
dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah. Tujuannya adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk
menuju norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS). Selanjutnya,
meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang
yang optimal, yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia
seutuhnya.
Untuk mewujudkan pelayanan KIA yang baik dan mudah diakses, hal
utama yang menjadi kegiatan pelayanan adalah peningkatan pelayanan antenatal
(ANC) dengan mutu yang baik dan jangkauan setinggi-tingginya di semua
fasilitas pelayanan, peningkatan bantuan tenaga kerja profesional, peningkatan
sistem deteksi dini terhadap risiko ibu hamil yang tinggi, penanganan dan
pengamatannya terhadap ibu hamil secara terus-menerus, peningkatan pelayanan
neonatal dengan kualitas yang baik dan jangkauan yang setinggi-tingginya.
Pemulihan kuantitas dan kualitas pelayanan KIA mendesak dilakukan.
Tantangan penurunan indikator KIA, seperti angka kematian ibu, stunting, dan
lainnya menjadikan kebutuhan pelayanan KIA semakin tinggi. Kita perlu
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan tersebut. Oleh karena itu,
pemerintah telah menetapkan tujuan khusus dari pelayanan KIA sebagai berikut.
1. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap, dan perilaku), dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat
guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga dan masyarakat sekitarnya.
2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara
mandiri di dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan ibu menyusui.
4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu
meneteki, bayi, dan anak balita.
5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah,
terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.
Pada trimester ini, kondisi fisik dari perut ibu hamil sudah membesar.
Faktor tersebut berdampak pada perubahan emosional, yang sering berubah-ubah.
Meski begitu, rasa bahagia seorang ibu yang akan segera memiliki bayi mulai
muncul. Namun, mereka juga merasakan kekhawatiran dengan kondisi bayi yang
ada dalam kandungan dan akan melakukan persalinan.
Ada beberapa perubahan fisik yang terjadi pada trimester ini antara lain :
1) Ibu lebih susah bernapas, karena bayi menekan paru ibu. Namun kondisinya
akan kembali normal saat 2-3 minggu mendekati persalinan.
2) Sulit tidur, karena besarnya perut ibu hamil dan pergerakan bayi dalam
kandungan.
3) Sakit punggung, karena meningkatnya beban berat kandungan bagi ibu.
4) Adanya peningkatan cairan vagina.
5) Kontraksi perut (kontraksi braxton-hicks), berupa sakit yang ringan, tidak
teratur, dan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
6) Sering buang air kecil, karena adanya tekanan kandungan kandung kemih
akibat kepala bayi berada di rongga panggul.
7) Kontipasi atau sulit buang air besar, karena tekanan rahim yang membesar ke
daerah usus dan peningkatan hormon progesteron.Cara mengatasinya adalah
makan buah dan sayuran serta minum air yang banyak dan berolahraga.
8) Varises, karena peningkatan volume darah yang akhirnya mendesak turun ke
bagian kaki. Hal ini dapat diatasi dengan angkat kaki ke atas ketika ibu hamil
istirahat, tiduran, jangan berdiri atau duduk terlalu lama serta mencoba untuk
berjalan-jalan.
9) Kram kaki, karena perubahan sirkulasi tekanan pada saraf di kaki atau karena
rendahnya kadar kalsium.
10) Edema, yaitu pembengkakan pada kaki dan nyeri kaki ibu hamil. Edema kaki
fisiologis menyebabkan ketidaknyamanan, perasaan berat dan kram di malam
hari.
11) Hipertensi, yaitu tekanan darah naik. Salah satunya adalah Preeklampsia.
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi yang disertai dengan proteinuria
pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu.
2. Kesehatan Mental
Selain kesehatan fisik, kesehatan mental ibu hamil juga perlu dijaga
dengan baik. Masa kehamilan menyebabkan perubahan emosional dan terjadi
ke konflik emosi. Ibu hamil membutuhkan rasa tenang dan bahagia. Rasa
tersebut dapat memberikan dampak yang besar terhadap kesehatan ibu hamil
dan bayi dalam kandungannya.
Bagi ibu hamil yang tidak bisa mengatasi gangguan kesehatan mental saat
hamil dapat memicu perilaku berisiko bagi kehamilan, seperti merokok,
konsumsi alkohol, asupan nutrisi yang tidak sesuai, menghindari pemeriksaan
kehamilan, atau memicu perilaku berbahaya bagi ibu dan kandungannya.
perilaku ini tentu berdampak buruk bagi kesehatan ibu dan bayinya.
Apalagi, ibu hamil yang memiliki riwayat gangguan kesehatan mental
sebelumnya, akan mengalami tekanan yang berat. Berikut beberapa masalah
kesehatan mental yang dapat muncul pada ibu hamil dan cara mengatasinya.
Depresi pada ibu hamil merupakan gangguan kesehatan mental yang paling
umum terjadi dan polanya bervariasi. Depresi sering terjadi pada trimester
pertama dan ketiga. Meski demikian, bila tidak diatasi dengan baik, sering kali
menjadi pemicu dan munculnya gejala gangguan kesehatan mental lainnya,
seperti gangguan kecemasan, gangguan obsesif-kompulsif, dan gangguan pola
makan. Sehingga, kondisi depresi tidak boleh sering terjadi. Oleh karena itu
peranan keluarga sangat besar untuk membantu mengatasinya.
Serangan Panik (Gangguan Panik)
Munculnya rasa takut atau gelisah yang berlebihan secara tiba-tiba pada ibu
hamil. Hal tersebut bisa terjadi meski sang ibu hamil tidak pernah memiliki
riwayat itu sebelumnya. Kondisi ini bisa muncul dari rasa cemas dan stres
yang ditandai dengan peningkatan hormon kortisol. Jika tidak ditangani,
peningkatan kortisol dapat memengaruhi perkembangan dalam kandungan
janin. Penanganan tanpa obat dapat dilakukan dengan cara terapi perilaku
kognitif dan supportif, penerapan teknik relaksasi, penerapan sleep hygiene,
serta pengaturan pola makan.
Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)
Merupakan gangguan mental yang menyebabkan penderitanya merasa
melakukan suatu tindakan berulang-ulang dan bila tidak dilakukan mereka
akan mengalami kecemasan dan ketakutan. Gangguan mental ini agak sulit
dikendalikan dan dapat muncul pada masa awal kehamilan dan meningkat
seiring masa kehamilan hingga setelah melahirkan. Cara mengatasinya dengan
terapi perilaku dan komsumsi obat.
Gangguan Pola Makan
Perubahan mental pada kehamilan juga mengganggu pola makan Perubahan
tersebut bisa meningkatkan pola makanan atau menurunkan pola makanan, hal
itu tergantung dari kondisi ibu hamil. Peningkatan pola makan yang
diseimbangkan dengan kebutuhan asupan gizi sangat baik membantu
kesehatan ibu dan bayi dalam kandungannya. Namun penurunan pola makan
berdampak pada rendahnya asupan gizi ibu hamil, yang berdampak pada
gangguan kesehatan, baik pada ibu hamil maupun bayi yang dikandungnya.
Selain itu, terjadinya gangguan pola makan berpengaruh terhadap kesiapan ibu
untuk melahirkan secara normal dan meningkatkan risiko depresi
pascamelahirkan serta risiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah
(BBLR).
Gangguan Bipolar
Merupakan gangguan mental yang menyerang kondisi kejiwaan seseorang
yang mempengaruhi suasana kejiwaan yang psikis, sehingga mengakibatkan
depresi berat (manic depressive). Kondisi ini sangat berbahaya bagi ibu hamil,
karena berdampak buruk terhadap kesehatan ibu dan bayinya. Namun,
gangguan mental tersebut sering terjadi setelah melahirkan. Cara
mengatasinya adalah dengan minum obat mood stabilizer, namun ini perlu
pemeriksaan dokter serta pertimbangan risiko bahaya. Cara yang paling efektif
adalah menjaga supaya tidak terjadi gangguan bipolar. Oleh karena itu,
peranan keluarga sangat penting untuk menjaga kondisi mental ibu hamil.
Skizofrenia
Merupakan penyakit mental kronis yang menyebabkan gangguan proses
berpikir, yang tidak bisa membedakan antara ilusi dan kenyataan. Skizofrenia
dapat terjadi pada ibu hamil. Bagi ibu hamil yang mengalami skizofrenia perlu
pengawasan dan penanganan dokter, karena dampaknya sangat besar bagi
kesehatan ibu dan bayinya. Skizofrenia dapat memicu bayi lahir prematur dan
BBLR. Cara penanganannya adalah dukungan dari keluarga, pengobatan dan
penanganan intensif di rumah sakit.
3. Kesehatan Sosial
Ibu hamil butuh dukungan sosial dari lingkungannya untuk menjaga supaya
emosionalnya tetap seimbang. Lingkungan sosial yang kondusif menjadikan rasa
nyaman yang berdampak terhadap kesehatan mental ibu hamil. Sebaliknya,
lingkungan sosial yang tidak kondusif berdampak buruk terhadap kesehatan
mental, yang berimbas pada kesehatan fisik ibu hamil. Sehingga, perlu peranan
dari keluarga, rekan kerja dan masyarakat membantu memberikan rasa nyaman
terhadap ibu hamil. Berikut beberapa aspek yang mempengaruhi kesehatan sosial
ibu hamil.
a. Pekerjaan atau Karier sebuah.
b. Aspek Finansial
Siklusnya yakni terjadi pembuahan sel telur dan sel sperma menjadi
embrio pada minggu awal kehamilan. Selanjutnya, embrio berkembang menjadi
janin pada usia kehamilan mencapai delapan minggu. Dan janin tersebut terus
berkembang hingga usia kehamilan mencapai 37-40 minggu dan siap untuk
dilahirkan.
1. Minggu ketiga
Periode ini adalah tiga minggu dari hari pertama periode menstruasi akhir seorang
perempuan. Sel telur yang telah dibuahi perlahan bergerak sepanjang tuba fallopi
wanita menuju ke rahim. Dimulai dari satu sel tunggal, terus melakukan
pembelahan. Pada saat itu, sel tersebut telah menjadi 100 sel, yang disebut
embrio. Embrio terus berkembang dan embrio menempelkan dirinya ke dalam
dinding rahim, yang biasa disebut implantasi.
2. Minggu keempat
Pada periode ini, embrio yang mengendap di dinding rahim telah berukuran 5
mm. Sel-sel luar yang melapisi embrio membentuk dua hingga tiga lapis. Masing-
masing lapisan tumbuh menjadi bagian-bagian yang berbeda. Satu lapisan
menjadi otak dan sistem saraf, kulit, mata, dan telinga. Lapisan lainnya menjadi
paru-paru, perut dan usus. Lapisan ketiga menjadi jantung, darah, otot, dan tulang
janin.
3. Minggu kelima
Periode ini sistem saraf bayi sudah mulai berkembang. Lekukan di atas lapisan sel
mulai terbentuk. Sel-sel lipat dan bulat, lalu terbentuk tabung hampa yang disebut
tabung saraf. Bagian ini akan menjadi otak bayi dan sumsum tulang belakang.
Jantung bayi juga mulai terbentuk dan sudah memiliki beberapa pembuluh darah.
Serangkaian pembuluh darah ini menghubungkan bayi dan ibu, yang disebut tali
pusar. Pada saat itulah, ibu baru menyadari bahwa mereka hamil.
Periode ini sudah terdapat tonjolan besar berupa jantung bayi dan benjolan di
kepala karena otak berkembang. Jantung mulai berdenyut dan deteksi jantung
sudah dapat terdeteksi pada saat pemeriksaan dengan alat ultrasound. Lesung pipi
di sisi kepala akan menjadi telinga dan mata juga mulai terbentuk. Pada bagian
tubuh bayi, benjolan yang terbentuk akan menjadi otot dan tulang. Dan
melonggarkan kecil atau tuna anggota badan menunjukkan di mana lengan dan
kaki tumbuh. Pada saat itu, embrio telah berkembang menjadi sekitar 10 mm.
Periode ini, wajah bayi sudah mulai terbentuk. Bentuk mata lebih jelas dan
memiliki warna di dalamnya. Janin mulai memiliki mulut dan lidah. Terbentuk
juga tangan dan kaki beserta jari-jarinya. Organ-organ internal utama seperti
jantung, otak, paru-paru, ginjal, hati dan usus sudah mulai berkembang. Pada
periode tersebut, bayi telah tumbuh sekitar 22 mm, yaitu panjang dari kepala ke
bawah.
6. Minggu kesepuluh hingga kedua belas
Periode ini, janin sudah sepenuhnya terbentuk. Semua organ, otot, tungkai dan
tulang serta organ seks janin sudah mulai berkembang. la sudah mulai bergerak,
tapi sang ibu belum merasakan gerakannya,
Periode ini, jantung janin sudah berdetak dengan kuat dan dapat didengar oleh alat
pemindaian ultrasound. Detak jantungnya bergerak lebih cepat, yakni dua kali
lebih cepat dari detak jantung orang yang sang dewasa normal. Pada periode ini,
panjang janin sudah mencapai 85 mm dari kepala hingga kaki. Secara fisik,
bentuk tubuh ibu sudah mulai kelihatan membesar.
Periode ini, bayi sudah mampu merespons suara dan sentuhan dari luar. Respons
tersebut ditunjukkan dengan gerakan yang aktif. Suara yang sangat keras di
dekatnya dapat membuat bayi melompat dan menendang. Terkadang bayi
mengalami cegukan dan sang ibu bisa merasakan gerakannya. Detak jantung bayi
sudah mulai Terdengar dengan menggunakan stetoskop atau meletakkan telinga
ke perut ibu. Pada saat ini, bayi tertutup zat putih berminyak yang disebut vernix,
yang berfungsi melindungi kulitnya saat mengapung di cairan ketuban. Pada
minggu kedua puluh enam, kelopak mata bayi sudah mulai terbuka untuk pertama
kalinya.
10. Minggu ketiga puluh satu hingga keempat puluh
Periode ini, kulit bayi sudah halus, yang sebelumnya keriput. Vernix dan lanugo
juga mulai menghilang. Menjelang usia kehamilan tiga puluh enam minggu, bayi
biasanya berbaring dengan kepala mengarah ke bawah, siap untuk dilahirkan.
Kepala bayi mulai bergerak ke panggul sang ibu.
Asupan makanan dan gizi yang baik sangat penting bagi ibu hamil. Nutrisi
tersebut sangat dibutuhkan untuk pembentukan, pertumbuhan, dan perkembangan
janin, supaya memiliki berat dan tinggi badan yang ideal. Bayi yang lahir ideal
tidak kurang dari 2.500 gram dengan panjang badan tidak kurang dari 48 cm.
Oleh karena itu, tumbuh kembang janin harus selalu dipantau.
Kebutuhan asupan makanan dan gizi ibu hamil berbeda dengan wanita
dewasa yang tidak hamil. Seorang wanita dewasa yang tidak hamil, kebutuhan
gizi digunakan untuk kegiatan rutin dalam proses metabolisme tubuh, aktivitas
fisik dan menjaga keseimbangan segala proses dalam tubuh. Sedangkan, ibu
hamil, di samping untuk proses yang rutin, juga diperlukan energi dan gizi
tambahan untuk pembentukan jaringan baru, yaitu janin, plasenta, rahim serta
kelenjar mamae.
D. Pemeriksaan Kehamilan
2. Trimester Kedua
Pemeriksaan pada usia kehamilan 20 minggu, terdiri dari:
a. pemeriksaan rutin termasuk:
1) menanyakan mengenai gejala tidak enak pada kehamilan ini seperti keluar
darah, sakit perut, sakit kepala, kejang-kejang dan sebagainya;
2) pemeriksaan badan yang mencakup berat badan ibu hamil, tensi darah,
tinggi fundus uteri (ketinggian rahim), suara jantung bayi, posisi bayi,
pembengkakan air, penonjolan nadi;
3) pemeriksaan laboratorium yang mencakup pemeriksaan protein air
kencing, gula air kencing.
b. pemeriksaan USG;
c. bimbingan penyuluhan kesehatan mengenai kelahiran prematur.
Agar kesehatan ibu hamil terjaga dan daya tahan tubuhnya menjadi kuat,
maka ibu hamil perlu mendapatkan urin. Imunisasi berupa pemberian vaksin
untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada saat kehamilan. Salah
satunya adalah Imunisasi Tetanus Toksoid (TT), yang berguna untuk
mencegah penyakit tetanus. Manfaat lainnya adalah molekul imunoglobulin
dalam pembuangan yang disalurkan melalui plasenta dapat menjadi kekebalan
pasif bagi bayi. Sehingga, apabila tidak diberikan paparan tersebut, maka bayi
rentan tertular Tetanus Neonatorum (TN) yang dapat mengakibatkan
kematian.
Jenis imunisasi ini bermanfaat untuk mencegah ibu hamil terkena infkesi
TN. Selain itu, uji TT juga bisa melindungi bayi baru lahir dari kemungkinan
tetanus serta ibu yang mengalami luka pada masa proses persalinan dan
pascapersalinan. Bayi dengan usia kurang dari dua puluh delapan hari bisa
terkena bakteri clostridium tetani, yang bisa masuk ke dalam tubuh bayi
melalui luka. Banyak kematian neonatal terjadi akibat dari TN, yang salah satu
penyebabnya terjadi pada proses pemotongan tali pusat dengan menggunakan
peralatan yang tidak steril.
2. Imunisasi Hepatitis B
Virus zoster varicella menyebabkan cacar air. Vaksin varicella berasal dari
virus zoster varicella yang hidup. Imunisasi selama kehamilan
dikontraindikasikan karena efek terhadap janin belum diketahui. Perempuan
yang sudah divaksinasi seharusnya tidak hamil setelah satu bulan pemberian
vaksin. Apabila perempuan hamil setelah divaksinasi (dalam waktu 4
minggu), kehamilan ibu hamil diberikan tentang kemungkinan efek konseling
pada janin.
3. BCG
Vaksin BCG melindungi anak dari penyakit tuberculosis (TBC). Vaksin BCG
adalah vaksin hidup yang berasal dari bovis mycobacterium. Sebelum
menyuntikkan BCG, vaksin harus lebih dulu dilarutkan dengan 4 cc cairan
pelarut (NaCI 0,9%). Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan dalam
waktu 3 jam. Vaksin akan mudah rusak bila terkena sinar matahari langsung.
Vaksin BCG telah diberikan kepada ribuan ibu hamil tidak terdapat efek
samping yang berbahaya pada janin. Namun, hal tersebut belum diteliti secara
luas. Meskipun vaksin BCG tidak menimbulkan efek berbahaya bagi janin,
penggunaannya tidak dianjurkan selama kehamilan.
Periode tersebut adalah fase kritis dalam kehidupan ibu dan bayi yang baru
lahir. Banyak kematian ibu dan bayi terjadi selama periode tersebut. Meski
demikian, pada periode ini juga pelayanan kesehatan diabaikan. Karena dianggap,
puncak perawatan kesehatan terjadi ketika persalinan, sehingga mereka
mengabaikan kondisi setelah persalinan.
PEMBAHASAN
A. Proritas Masalah
B. Identifikasi Masalah
1. Petugas kesehatan (petugas promkes dan pemegang program KIA) turun
lapangan melakukan penyuluhan secara langsung kepada ibu- ibu hamil
atau masyarakat tentang pengetahuan mengenai pentingnya KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak)
2. Menyediakan alat promosi kesehatan seperti pamflet dan poster untuk
memberikan informasi mengenai KIA pada ibu hamil.
3. Melakukan Kunjungan rumah langsung terhadap ibu hamil, sekaligus
memberikan edukasi kepada anggota keluarganya tentang KIA.
4. Puskesmas membuat program tentang pemeriksaan gratis terhadap ibu
hamil dan pemeriksaan secara rutin kehamilannya setiap bulannya
sebelum persalinan.
C. Pemecahan Masalah
Petugas kesehatan (petugas promkes dan pemegang program KIA) turun
lapangan melakukan penyuluhan secara langsung kepada ibu- ibu hamil atau
masyarakat tentang pengetahuan mengenai pentingnya KIA (Kesehatan Ibu
dan Anak)
Metode : pertama melakukan penyuluhan tentang pentingnya kesehetan ibu
dan anak pada saat hamil. Karena ibu ibu hamil memiliki resiko tinggi
mengalami kematian dengan bayinya dikarenakan kurangnya pengetahuan,
lingkungan yang buruk disertai kemiskinan yang tinggi.
Menyediakan alat promosi kesehatan seperti pamflet dan poster untuk
memberikan informasi mengenai KIA pada ibu hamil
Metode : kedua membuat promosi kesehatan tentang KIA seperti poster
ataupun pemflet agar ibu hamil mudah mengerti dan lebih mudah memahami
ketika ibu hamil pada saat membacanya.
Melakukan Kunjungan rumah langsung terhadap ibu hamil, sekaligus
memberikan edukasi kepada anggota keluarganya tentang KIA.
Metode : ketiga ibu hamil yang memiliki jarak rumah jauh dan tidak memiliki
transportasi bisa dilakukan pemerksaan langsung dirumah ibu hamil , dan
kunjungan ini bertujuan agar ibu hamil lebih paham tentang Kesehatan ibu
dan bayinya dan memberikan juga informasi kepada keluarga ibu hamil yang
ada dirumah.
Puskesmas membuat program tentang pemeriksaan gratis terhadap ibu hamil
dan pemeriksaan secara rutin kehamilannya setiap bulannya sebelum
persalinan.
Metode : Keempat dalam kegiatan pemeriksaan gratis ibu hamil yang
memiliki ekonomi yang rendah dan yang memiliki jarak rumah yang jauh
memudahkan untuk ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilannya secara
rutin dengan bayinya sebelum melakukan persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku kesehatan ibu dan anak dalam upaya kesehatan masyarakat konsep
aplikasi , tahun 2019
2. Buku ilmu kesehatan masyarakat , syafrudin, SKM, M.kes, tahun 2015
3. Buku kesehatan ibu dan anak (KIA)