Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

MEMAHAMI KONSEP 1000 HPK

Dosen Pembimbing :

Dr. Helmizar.SKM.M.Biomed

Disusun oleh :

Kelompok 6
Angela Fortuna Sekarini 2011212059

Fharel Hirdetisya 2011213027

Intan Sahara Kusuma 2011213017

Mhd. Naufal Aryaz 2011212040

Nurroahmi Devi 2011212032

Nurul Khairunnisa 2011216006

Widelina Yulianti 2011213007

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada kita semua sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata kuliah Dasar Ilmu
Kesehatan Masyarakat ini. Shalawat serta salam kita sampaikan kepada junjungan umat
Islam, Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita ke dunia yang penuh dengan ilmu
pengetahuan bersama Al-Qur’an dan sunnah.

Makalah yang berjudul "Memahami Konsep 1000 HPK” ini kami susun dengan sebaik
mungkin. Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar kedepannya
makalah ini menjadi lebih baik dan bermanfaat.

Padang, 01 Desember 2020

Kelompok 6

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................I
DAFTAR ISI................................................................................................................II
BAB 1.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................................2
BAB II............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Definisi 1000 HPK...................................................................................................3
2.2 Peran Sarjana Kesehatan Masyarakat dalam SUN Movement................................4
BAB III..........................................................................................................................8
PENUTUP.....................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................8
3.2 Saran.........................................................................................................................8
3.2.1 Bagi Kelompok......................................................................................................8
3.2.2 Bagi Pembaca........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................10

II
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau windowof opportunities
merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan seluruh organ dan sistem tubuh
sehingga disebut sebagai golden periode dan periode kritis. Asupan makanan
selama 1000 HPK memberi konsekuensi kesehatan untuk masa depan agar anak
tumbuh sehat dan cerdas maka gizi sejak anak dini harus terpenuhi dengan tepat
dan optimal. Masalah gizi yang terjadi sangat berkaitan erat dengan gizi ibu
selama hamil dan menyusui akan berdampak pada bayi baru lahir, anak usia 2
tahun, dan remaja putri. Gizi ibu selama hamil berdampak terhadap Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang merupakan indikator
kemajuan kesehatan suatu negara. 1000 HPK dimulai dari konsepsi bentuk
embrio sampai anak berusia 2 tahun dimana peran tenaga kesehatan dalam
cakupan continuvasi of care dalam pemeriksaan kehamilan harus lebih
ditingkatkan secara optimal.
Kecukupan gizi yang optimal selama 1000 HPK membuat kemampuan
anak untuk tumbuh dan berkembang serta belajar lebih baik. Hasil pemeriksaan
IQ anak usia 22 bulan dapat menjadi indikator kemampuan akademik di usia
dewasa. Berbagai profesi terlibat dalam gerakan scalling up nutrition dalam
rangka penyelamatan 1000 hari pertama kehidupan.
Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM) sebagai salah satu tenaga kesehatan
telah menjadi tulang punggung dalam pembangunan kesehatan di Indonesia
bersama dengan profesi kesehatan lainnya. Mengacu SUN framework yang telah
disusun sebagai landasan untuk aksi penyelamatan 1000 hari pertama kehidupan
dengan berbagai intervensi, maka S.KM dapat berperan di berbagai posisi dan
berbagai bidang. Dalam nutrition-specific intervention S.KM yang bergerak di
bidang gizi dapat berperan dalam merancang, merencanakan serta
mengimplentasikan program penanggulangan masalah gizi pada remaja dan
prakonsepsi, program suplementasi dan fortifikasi, penganekaragaman makanan
dan program spesifiklainnya. Program manajemen dan pencegahan penyakit akan
melibatkan peran tenaga di bidang epidemiologi.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi 1000 HPK ?
2. Bagaimana peran tenaga kesehatan masyarakat dalam 1000 HPK ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi 1000 HPK.
2. Untuk mengetahui peran tenaga kesehatan masyarakat dalam 1000 HPK

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi 1000 HPK


Seribu hari pertama kehidupan adalah periode percepatan tumbuh kembang
yang dimulai sejak terbentuknya janin dalam kandungan hingga anak berusia 2
tahun. Fase penghitungan seribu hari pertama dimulai dari masa kehamilan 270
hari hingga anak berusia 730 hari (2 tahun).

1000 Hari Pertama Kehidupan adalah masa sejak anak dalam kandungan
sampai seorang anak berusia dua tahun. Fase ini disebut sebagai Periode Emas
karena pada masa ini terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat. Kurang gizi
diperiode ini akan mengakibatkan kerusakan atau terhambatnya pertumbuhan
yang tidak dapat diperbaiki dimasa kehidupan selanjutnya. Cukup gizi selama
dalam kandungan akan membuat janin tumbuh dan lahir sebagai bayi yang sehat
kuat dan sempurna dalam tiap fase perkembangan dan pertumbuhannya.

Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara yang telah bergabung dalam SUN
movement pada tahun 2013. Di Indonesia SUN Framework telah dijadikan
sebagai dasar kebijakan pemerintah dalam penuntasan masalah gizi dan
kesehatan ibu dan anak. Kebijakan pemerintah ini dituangkan dalam Peraturan
Pemerintah No. 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan
Gizi. Padatanggal 30 Oktober 2013 telah diluncurkan “Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan” oleh
Presiden Republik Indonesia di Padang Sumatera Barat.

Mengacu pada SUN Framework, sebagian besar dari 13 intervensi di


bidang gizi yang terbukti paling cost effective sudah dilaksanakan di Indonesia,
namun hasilnya tidak efektif. Hal ini terutama karena masalah gizi sementara ini
dianggap sebagai tanggung jawab sektor kesehatan semata. Sesungguhnya hanya
30% masalah gizi yang bisa diselesaikan oleh sektor kesehatan, sedangkan 70%
lainnya harus dikerjakan oleh sektor lainnya. Karena sifatnya yang sangat multi

3
faktorial dan multi sektoral, maka diperlukan satu kerangka kerja yang bersifat
“Three Ones” atau Tiga-Satu yang telah disepakati, yaitu: 1) Satu kerangka kerja
sebagai dasar untuk koordinasi kerja semua mitra; 2) Satu otoritas koordinasi
tingkat nasional; 3) satu sistem monitoring dan evaluasi tingkat nasional (Achadi,
2013).

2.2 Peran Sarjana Kesehatan Masyarakat dalam SUN Movement


Berbagai profesi terlibat dalam gerakan scalling up nutrition dalam rangka
penyelamatan 1000 hari pertama kehidupan. Sarjana Kesehatan Masyarakat
(S.KM) sebagai salah satu tenaga kesehatan telah menjadi tulang punggung
dalam pembangunan kesehatan di Indonesia bersama dengan profesi kesehatan
lainnya. Mengacu SUN framework yang telah disusun sebagai landasan untuk
aksi penyelamatan 1000 hari pertama kehidupan dengan berbagai intervensi,
maka S.KM dapat berperan di berbagai posisi dan berbagai bidang. Sarjana
Kesehatan Masyarakat dapat bekerja pada 7 bidang di area kesehatan masyarakat,
yaitu bidang epidemiologi, kesehatan lingkungan, bidang gizi, promosi
kesehatan, administrasi dan kebijakan kesehatan, keselamatan kerja, serta
biostatistik dan kependudukan.

Dalam nutrition-specific intervention S.KM yang bergerak di bidang gizi


dapat berperan dalam merancang, merencanakan serta mengimplentasikan
program penanggulangan masalah gizi pada remaja dan prakonsepsi, program
suplementasi dan fortifikasi, penganekaragaman makanan dan program
spesifiklainnya. Program manajemen dan pencegahan penyakit akan melibatkan
peran tenaga di bidang epidemiologi.

Nutrition-sensitive program memerlukan keterlibatan S.KM dalam program


social safety net, perkembangan anak usia dini, penyediaan air bersih dan sarana
sanitasi dan keluarga berencana. Program ini juga membutuhkan peran profesi
dan sektor lain. Kategori program ini lebih banyak memerlukan peran sektor lain
diluar kesehatan.

4
Program pendidikan dan perkembangan anak usia dini tentu memerlukan
peran guru maupun profesi lain seperti psikolog. Program perlindungan anak
melibatkan peran sektor sosial maupun peran NGO yang bergerak untuk
menangani hak asasi manusia (HAM) dan perlindungan anak.

Mengingat gerakan penyelamatan 1000 hari pertama kehidupan dilakukan


dengan pendekatan multi sektor, maka S.KM harus dapat menjadi perancang
program yang bersifat terpadu. Kompetensi S.KM dalam berkomunikasi dan
berkoordinasi serta kemampuan advokasi akan sangat diperlukan dalam
menyusun perencanaan terpadu (integrated planning) dan untuk
mengimplementasikan suatu program terpadu (intergrated program) yang
melibatkan berbagai sektor.

Sistem Layanan Terpadu Pra-nikah (Laduni), Sebuah “Lesson Learn”

Salah satu bentuk intervensi yang bersifat terpadu dalam melibatkan multi
sektor dalam nutrition-specific intervention yang dilaksanakan di tingkat lokal
adalah sistem Layanan Terpadu Pra-nikah atau disingkat Laduni yang
dikembangkan di Kabupaten Probolinggo pada tahun 2010. Laduni adalah
pelayanan pra-nikah yang bersifat menyeluruh kepada calon pengantin yang akan
melangsungkan pernikahan, yang meliputi pelayanan administratif, pelayanan
kesehatan dan pelayanan konseling (Sri Sumarmi et al., 2014b).

Laduni dikembangkan dengan tujuan untuk mengatasi masalah tingginya


angka kematian ibu dan bayi, prevalensi BBLR dan anemia pada ibu hamil dan
pad awanita usia subur. Pilot project ini disusun dengan dukungan dana dari
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaetn

5
Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. Dalam mengembangkan sistem layanan
terpadu ini melibatkan berbagai sektor atau lembaga, antara lain Departemen
Agama, mulai dari tingkat desa dengan melibatkan petugas pencatat pernikahan
(P3N), petugas kantor Urusan Agama (KUA), Dinas Kesehatan yang melibatkan
petugas Puskesmas dan bidan desa. Laduni diimplementasikan di 9 kecamatan di
kabupaten Probolinggo.

Hambatan Program 1000 HPK

1. Beberapa ibu masih kurang mau berpartisipasi dalam Program gizi ini sehingga
faktor kehadirannya masih kurang.

2. Beberapa lokasi Posyandu yang jauh dan jalan yang sulit terutama saat hujan.

3. Kurangnya pengetahuan petugas kesehatan sehingga laporan yang disusun hanya


sebatas kemampuan petugas kesehatan di pedalaman lPapua yang mungkin
sangat terbatas).

4. Meningkatnya kebutuhan dan harapan masyarakat dari kegiatan yang dilakukan.

5. Meningkatnya kebutuhan pembiayaan untuk mendukung program-program sosial


lainnya seperti program pendidikan, kesehatan, perdagangan sehingga terjadi
persaingan untuk mendapatkan anggaran dari pemerintah.

6. Kurang jelasnya dan kurang diterimanya cara pendekatan multisektor untuk


menangani program perbaikan gizi secara efektif.

6
7. Terbatasanya para konselor ASI khususnya tenaga kesehatan pada daerah
terpencil, pelosok, dan tertinggal.

8. Tidak tersedianya fasilitas untuk area pemberian ASI khususnya bagi pekerja
wanita yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang
ASI, dimana tempat-tempat umum seperti kantor wajib hukumnya menyediakan
tempat untuk menyusui termasuk pabrik. Dan pada Peraturan Pemerintah nomor
33 pasal 30 ayat (3) yang mengatakan pengurus tempat kerja dan penyelenggara
tempat sarana umum harus menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan
atau memerah ASI sesuai dengan kondisi kemampuan perusahaan.

9. Tidak kooperatifnya sasaran dalam program 1000 HPK khususnya ibu menyusui
hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman terkait
pemberian ASI eksklusif.

7
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seribu Hari Pertama Kehidupan adalah masa sejak anak dalam kandungan
sampai seorang anak berusia duat ahun. Fase ini disebut sebagai Periode Emas
karena pada masa ini terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat. Kurang gizi
diperiode ini akan mengakibatkan kerusakan atau terhambatnya pertumbuhan
yang tidak dapat diperbaiki dimasa kehidupan selanjutnya. Cukup gizi selama
dalam kandungan akan membuat janin tumbuh dan lahir sebagai bayi yang sehat
kuat dan sempurna dalam tiap fase perkembangan dan pertumbuhannya.
Peran tenaga kesehatan asyarakat dalam 1000 hari pertam kehidupan adalah
dalam nutrition-specific intervention S.KM yang bergerak di bidang gizi dapat
berperan dalam merancang, merencanakan serta mengimplentasikan program
penanggulangan masalah gizi pada remaja dan prakonsepsi, program
suplementasi dan fortifikasi, penganekaragaman makanan dan program
spesifiklainnya. Program manajemen dan pencegahan penyakitakan melibatkan
peran tenaga di bidang epidemiologi, perkembangan anak usia dini, penyediaan
air bersih dan sarana sanitasi dan keluarga berencana. Program ini juga
membutuhkan peran profesi dans ektor lain. Kompetensi S.KM dalam
berkomunikasi dan berkoordinasi serta kemampuan advokasi akan sangat
diperlukan dalam menyusun perencanaan terpadu (integrated planning) dan untuk
mengimplementasikan suatu program terpadu (intergrated program) yang
melibatkan berbagai sektor.
3.2 Saran

3.2.1 Bagi Kelompok

Diharapkan dengan pembuatan makalah ini kelompok mampu menjelaskan


tentang definisi 1000 PHK dan peran tenaga kesehatan masyarakat dalam 1000
PHK.

3.2.2 Bagi Pembaca

Diharapkan dengan membaca makalah ini, pembaca mampu memahami


definisi 1000 PHK dan peran tenaga kesehatan masyarakat dalam 1000 PHK. ,

8
serta mampu melakukan mengimplementasikan peran tenaga kesehatan
masyarakat dalam 1000 PHK.

9
DAFTAR PUSTAKA

Arwin.2018.Hambatan Dan Kelebihan Program 1000


HPK(https://id.scribd.com/document/376544952/Hambatan-Dan-Kelebihan-Program-
1000-HPK,diakses pada tanggal 01 Desember 2020)

Sumarni, S. (2015). Peran Sarjana Kesehaatan Masyarakat dalam Gerakan


Penyelamatan 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk Menurunkan Stunting dan Angka
Kematian Ibu. In Conference: Seminar Nasional dan Saresehan Kesehatan
Masyarakat, At Surabaya, Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia.
Jakarta. BPS.

Badan Litbangkes Kemenkes RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Badan Litbangkes Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Bale JR, Stoll BJ and Lucas AO. 2003. Improving Birth Outcomes. Washington DC.
Nantional Academic Press.

Ruel MT, Alderman H, and the Maternal and Child Nutrition Study Group. 2013.
Nutrition-sensitive intervention and programmes: how can they help to accelerate
progress in improving maternal and child nutrition? The Lancet. Published online on
June 6 2013. http://dx.doi.org/10.1016/S0140-6736(13)60843-0.

Sferruzzi-Perri AN, Owens JA, Pringle KG, Robinson JS, and Robert CT. (2006)
maternal insulin-like growth factors-I and –II act via different pathways to promote
fetal growth. Endocrinology, 147:3344-3355.

Secretariat of the Scalling Up Nutrition Movement. 2012. SUN Movement: Revised


Road Map. http://scalingupnutrition.org/wp-content/uploads/2012/10/SUNMovement-
Road-Map-Septemeber-2012_en.pdf. Disitasi tanggal 3 Januari 2016.

10
Sri Sumarmi, Hadi H, Lestariana W, Nurdiana DS, and Wirjatmadi B. 2014a.
Preconceptional supplementation of multi micronutreint to improve maternal iron
status and pregnancy outcomes. Report. Danone Institute Indonesia and Airlangga
University.

Sri Sumarmi, Puspitasari N, Walono T, dan Maria A. 2014b. Pengembangan sistem


layanan terpadu pranikah (Laduni) di Kabupaten Probolinggo. Prosiding Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi X. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. pp.
1301-1318.

https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4111

11

Anda mungkin juga menyukai