Pembimbing:
dr. Beatrix Siregar Sp.A, M.Ked (ped)
Disusun Oleh:
Reza Rahadian Yusuf Daen
20360104
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan referat ini dengan
judul “1000 Hari Pertama Kehidupan”. Penyelesaian referat ini banyak bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu adanya kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang
sangat tulus kepada dr. Beatrix Siregar Sp.A, M.Ked (ped) selaku pembimbing yang telah
banyak memberikan ilmu, petunjuk, nasehat dan memberi kesempatan kepada kami untuk
menyelesaikan referat ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini tentu tentu tidak lepas dari kekurangan karena
kebatasan waktu, tenaga, dan pengetahuan penulis. Maka sangat diperlukan masukan dan
saran yang membangun. Semoga referat ini dapat memberikan manfaat.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gizi merupakan dasar dan pondasi dalam berbagai aspek yang memberi
konstribusi pembangunan suatu bangsa yang berhubungan dengan kualitas
sumber daya manusia (SDM). 1000 HPK atau the first thousand days
merupakan suatu periode didalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang
di mulai sejak konsepsi sampai anak berusia 2 tahun. Asupan makanan selama
1000 HPK memberi konsekuensi kesehatan untuk masa depan agar anak
tumbuh sehat dan cerdas maka gizi sejak anak dini harus terpenuhi dengan tepat
dan optimal. (Husnah, 2017)
Janin memiliki sifat plastisitas atau fleksibilitas selama dalam periode
perkembangan. Janin akan menyesuaikan diri dengan apa yang terjadi pada
ibunya, termasuk apa yang diasup oleh ibunya selama mengandung. Jika
nutrisi kurang, perkembangan sel-sel tubuh bayi akan terhambat. (Meliala,
2015)
Nutrisi yang diterima anak pada periode 1.000 hari pertama kehidupan
berpengaruh pada kemampuan anak untuk belajar dan bekerja. Pengaruh
nutirsi baik terhadap masyarakat ialah terbentuk masyarakat yang sehat dan
sejahtera dalam jangka panjang. (Meliala, 2015)
Kekurangan gizi masih menjadi penyebab nomor satu kematian anak.
Kekurangan gizi pada anak di bawah usia dua tahun akan menimbulkan
dampak buruk yang sulit dikembalikan ke kondisi semula dan cenderung
berpengaruh sampai dewasa. (Meliala, 2015)
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan referat ini adalah untuk mengetahui hal-hal
yang berkaitan tentang 1000 hari pertama kelahiran, dan sebagai salah satu
pemenuhan tugas kepanitraan anak Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
C. Manfaat
1. Menambah pengetahuan mengenai pentingnya 1000 hari pertama
kehidupan.
2. Menambah pengetahuan mengenai bahaya malnutrisi pada 1000 hari
pertama kehidupan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Periode 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) sering disebut window of
opportunities atau sering juga disebut periode emas (golden period) didasarkan
pada kenyataan bahwa pada masa janin sampai anak usia dua tahun terjadi
proses tumbuh kembang yang sangat cepat dan tidak terjadi pada kelompok usia
lain. Pemenuhan asupan gizi pada 1000 HPK anak sangat penting. Jika pada
rentang usia tersebut anak mendapatkan asupan gizi yang optimal maka
penurunan status gizi anak bisa dicegah sejak awal. (Parida, 2018).
Ada dua hal penting dalam periode ini yaitu melakukan inisiasi menyusu
dini (IMD) dan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif. Inisiasi
menyusu dini adalah memberikan kesempatan kepada bayi baru lahir untuk
menyusu sendiri pada ibunya dalam satu jam pertama kelahirannya. (Parida,
2018)
Dalam 1 jam kehidupan pertamanya setelah dilahirkan ke dunia,
pastikan mendapatkan kesempatan untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD). IMD adalah proses meletakkan bayi baru lahir pada dada atau
perut sang ibu agar bayi secara alami dapat mencari sendiri sumber Air
Susu Ibu (ASI) dan menyusu. Sangat bermanfaat karena bayi akan
mendapatkan kolostrum yang terdapat pada tetes ASI pertama ibu yang kaya
akan zat kekebalan tubuh. Tidak hanya bagi bayi, IMD juga sangat
bermanfaat bagi Ibu karena membantu mempercepat proses pemulihan
pasca persalinan. Meskipun manfaatnya begitu besar, banyak ibu yang
tidak berhasil mendapatkan kesempatan IMD, karena kurangnya pengetahuan
dan dukungan dari lingkungan (Kemenkes RI, 2017).
Dengan dilakukannya IMD maka kesempatan bayi untuk mendapat
kolostrum semakin besar. Kolustrum merupakan ASI terbaik yang keluar
pada hari ke 0-5 setelah bayi lahir yang mengandung antibodi (zat
kekebalan) yang melindungi bayi dari zat yang dapat menimbulkan alergi
atau infeksi (Parida, 2018)
3. Periode 6 – 24 bulan (540 hari)
Mulai usia 6 bulan ke atas, anak mulai diberikan makanan pendamping
ASI (MP-ASI) karena sejak usia ini, ASI saja tidak mencukupi kebutuhan
anak. Pengetahuan dalam pemberian MP ASI menjadi sangat penting
mengingat banyak terjadi kesalahan dalam praktek pemberiannya, seperti
pemberian MP ASI yang terlalu dini pada bayi yang usianya kurang dari
6 bulan. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan atau diare.
Sebaliknya, penundaan pemberian MP ASI akan menghambat pertumbuhan
bayi karena alergi dan zat-zat gizi yang dihasilkan dari ASI tidak mencukupi
kebutuhan lagi sehingga akan menyebabkan kurang gizi (Pudjiadi, 2005).
Asupan gizi yang tidak kuat merupakan salah satu penyebab kegagalan
tumbuh kembang anak. Ini berarti solusi untuk kekurangan gizi harus
memenuhi penyediaan nutrisi tertentu untuk anak (UKAID, 2011). Menurut
Ali Khomsan usaha positif yang dapat dilakukan untuk menanggulangi
masalah ini adalah dengan menyelenggarakan program Pemberian Makanan
Tambahan Pemulihan (PMT-P) secara gratis, disamping itu perlu ditingkatkan
pengetahuan ibu tentang makanan yang bergizi. PMT-P dapat berupa
makanan lokal atau makanan pabrik seperti susu dan biscuit (Persagi,
2009).
Pada usia ini anak berada pada periode pertumbuhan dan
perkembangan cepat, mulai terpapar terhadap infeksi dan secara fisik mulai
aktif, sehingga kebutuhan terhadap zat gizi harus terpenuhi dengan
memperhitungkan aktivitas bayi/anak dan keadaan infeksi. Agar mencapai
gizi seimbang maka perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-
ASI), sementara ASI tetap diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pada usia
6 bulan, bayi mulai diperkenalkan kepada makanan lain, mula-mula dalam
bentuk lumat, makanan lembik dan selanjutnya beralih ke makanan keluarga
saat bayi berusia 1 tahun (Kemenkes RI, 2014).
Husnah. 2017. Nutrisi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan. Jurnal Kedokteran
Syiah Kuala. Vol. 17 (3), Desember 2017.
Parida R. 2018. Buku Ajar 1000 Hari Pertama Kehidupan. Yogyakarta: Program
Studi Kesehatan Masyarakat. CV Mine.
Pudjiadi, S. 2005. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Edisi Keempat FKUI.