Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH

ILMU GIZI DASAR

“PENTINGNYA 1000 HPK BAGI MASA DEPAN ANAK”

Dosen Pengampu:

Prof. dr. H. Veni Hadju, M.Sc., Ph.D

Disusun oleh:

K021221014 – Magfirah Abdullah


K021221016 – A. Siti Nurhalizah MS
K021221018 – Licia Candi Phie

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang dengan masalah status gizi


yang dapat terbilang cukup tinggi. Berbagai upaya-upaya dilakukan agar
peningkatan status gizi dapat teratasi dan meminimalisir masalah status gizi ini.
Peningkatan status gizi harus dimulai sedini mungkin, tepatnya ketika masa
kehidupan janin. Upaya ini dikenal dengan nama Gerakan 1000 Hari Pertama
Kehidupan atau disingkat dengan 1000 HPK. Masa awal kehidupan inilah periode
dalam 1000 HPK dimulai pada saat berada dalam kandungan hingga 2 tahun
pertama kehidupan. Dikenal dengan periode emas, masa awal kehidupan ini
sangatlah penting karena sangat memengaruhi kondisi tumbuh dan kembang anak
yang sangat pesat (1).

Penanganan gizi pada 1000 HPK menarik fokus untuk mencegah


terjadinya kekurangan gizi pada anak khususnya terhadap balita karena hal tersebut
dapat menghambat proses pertumbuhan dan perkembangannya. Status gizi pada
1000 HPK memberikan dampak terhadap kualitas kesehatan, kecerdasan, dan
produktivitas anak di masa depan yang dipengaruhi oleh pola makan mereka serta
tentunya ibu dan bayi membutuhkan nutrisi yang cukup dan berkualitas. Itulah
mengapa 1000 HPK atau golden age merupakan masa yang sangat krusial karena
akan memengaruhi tumbuh kembang anak, baik dari segi pengetahuan maupun fisik
(2).

B. Rumusan Masalah
1. Mengapa 1000 HPK sangat penting?
2. Apa saja yang menjadi masalah pada 1000 HPK?
3. Apakah upaya yang dapat dilakukan pada 1000 HPK agar masalah gizi anak
dapat dicegah?

C. Tujuan
1. Mengetahui pentingnya 1000 HPK.
2. Mengetahui faktor-faktor, dampak, serta masalah yang terjadi pada 1000 HPK.
3. Mengetahui upaya yang dapat dilakukan pada 1000 HPK agar masalah gizi anak
dapat dicegah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pentingnya 1000 HPK dalam kehidupan

Masa 1000 HPK adalah masa terpenting dalam kehidupan manusia.


Status gizi di 1000 HPK akan sangat berpengaruh pada kualitas kesehatan,
intelektual, dan produktifitas pada masa yang akan datang (3). Jika dalam 1000
HPK tersebut terjadi gangguan gizi maka tentu saja pertumbuhan dan
perkembangan anak akan terganggu. Hal tersebut dapat menghambat pertumbuhan
fisik serta memengaruhi kecerdasan anak. Ada beberapa dampak yang akan terjadi
akibat tidak terpenuhinya gizi pada usia 1000 HPK yaitu stunting, obesitas,
overweight dan masalah gizi lainnya (2). Terdapat tiga periode yang perlu
diperhatikan pada 1000 HPK yaitu periode prenatal, pemberian ASI atau susu
formula dan makanan pelengkap. Masalah gizi yang dialami oleh anak mungkin
terjadi akibat adanya masalah pada salah satu periode tersebut (4).

Bayi sangat bergantung pada nutrisi yang disimpan seperti ketersediaan


protein dan lemak yang berasal dari jaringan tubuh ibu selama kehamilan. Hal
tersebut menentukan komposisi tubuh anak dan dengan demikian mencerminkan
status gizinya sepanjang hidup (5). Kandungan nutrisi pada 1000 HPK sangat
penting untuk anak. Menerima nutrisi yang cukup sejak dalam kandungan dan
mengatur kebiasaan gaya hidup saat hamil dapat memengaruhi perkembangan
metabolisme, sistem kekebalan tubuh serta perkembangan organ tubuh bayi. Namun
ketika mendapatkan nutrisi yang buruk bayi akan mengalami gangguan
pertumbuhan seperti berperawakan pendek (2). Tidak hanya mengalami masalah
gizi saja, melainkan dapat memicu munculnya penyakit jantung, diabetes, stroke
yang akan dialami sejak dini maupun di masa yang akan datang. Hal tersebut juga
menunjukkan bahwa selama kehamilan, tingkat kesehatan, nutrisi, dan stres dapat
berpengaruh pada masa depan bayi (6).
Adanya masalah pada 1000 HPK juga akan memengaruhi produktivitas
dan kemampuan bekerja. Hal tersebut akan berdampak pada penurunan pendapatan,
penurunan penyediaan makanan yang sehat dan bergizi sehingga menghasilkan
penularan kurang gizi serta kemiskinan pada generasi selanjutnya. Maka
mempertimbangkan pentingnya 1000 hari pertama kehidupan merupakan prioritas
utama untuk meningkatkan kualitas hidup generasi yang akan datang (3).

B. Masalah utama gizi pada 1000 HPK

Malnutrisi merupakan permasalahan gizi yang menjadi akibat dari


kurangnya perhatian terhadap 1000 HPK anak. Menurut World Health Organization
(WHO), malnutrisi merupakan ketidakseimbangan antara asupan nutrisi dan
kebutuhan yang diperlukan tubuh untuk memastikan pertumbuhan dan
perkembangan fungsi tubuh berjalan dengan baik. Malnutrisi meliputi kekurangan
maupun kelebihan zat gizi (7). Pencegahan terjadinya masalah kesehatan seperti
malnutrisi, khususnya kekurangan gizi pada anak merupakan tujuan utama dari
penanganan gizi pada 1000 HPK. Beberapa jenis kekurangan gizi yang umum
ditemukan pada anak seperti stunting dan gizi buruk perlu ditangani sedini mungkin
karena akan menghambat tumbuh kembang anak serta memengaruhi tingkat
morbiditas dan mortalitas anak (8).

Asupan nutrisi anak yang dimulai dari masa kehamilan, ASI eksklusif,
hingga MP-ASI sangat memengaruhi status gizi anak. Defisiensi gizi pada masa ini
dapat mengakibatkan bayi lahir dengan BBLR sehingga cenderung memiliki
imunitas rendah, rentan menderita penyakit kronis terkait organ tubuh, terhambatnya
pertumbuhan kognitif, serta berpotensi stunting (9). UNICEF memperkirakan
sekitar 41 juta anak kekurangan gizi serta stunting memengaruhi 800 juta orang di
seluruh dunia dan 195 juta anak <5 tahun dikategorikan mengalami stunting (7).
Anak-anak yang menerima asupan zat gizi dengan tepat pada 1000 HPK akan
berkemungkinan tinggi untuk lahir dengan berat badan yang sehat, berisiko rendah
untuk mengalami gangguan seperti diabetes melitus tipe II dan obesitas, memiliki
kecenderungan untuk berperilaku dan belajar yang baik selama masa kanak-kanak,
serta berpotensi meraih stabilitas finansial (10).
Terdapat beberapa zat gizi utama yang harus dipenuhi dalam 1000 HPK
yaitu karotenoid, kolin, asam folat, yodium, zat besi, asam lemak omega-3, dan
vitamin D. Karotenoid berperan besar dalam pertumbuhan otak, mata, dan sistem
saraf. Kolin mendorong perkembangan sel dan kognitif, sementara asupan asam
folat membantu sintesis DNA dan metabolisme asam amino serta pencegahan
neural tube defects. Selain itu, yodium menghasilkan hormon tiroid, zat besi sebagai
komponen utama hemoglobin, asam lemak omega-3 berfungsi dalam sistem saraf
dan mata, serta vitamin D mengatur kadar kalsium untuk mendukung sistem rangka
(11). Intervensi nutrisi pada 1000 HPK akan memengaruhi pertumbuhan biologis
dan metabolisme yang akan berdampak pada penyakit tidak menular seperti
diabetes, gangguan sistem kardiovaskular, kanker, neurodegeneratif, dan bahkan
ketidakseimbangan komposisi mikrobiota di saluran pencernaan yang dapat
mengarah pada gangguan auto-imun atau alergi (12).

Selain itu, peningkatan risiko anemia zat besi dan terhambatnya


pertumbuhan otak anak juga dapat diakibatkan oleh kekurangan zat besi. Hal ini
dicerminkan dari tingginya kebutuhan anak akan zat besi, terutama pada umur 6-24
bulan (13). Kelebihan gizi dalam bentuk obesitas pada anak juga dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor dalam 1000 HPK. Hal ini dipengaruhi oleh faktor selama masa
kehamilan seperti tingginya BMI ibu pra-kehamilan, paparan tembakau, dan
kenaikan berat badan berlebih selama kehamilan. Berat badan lahir bayi yang tinggi,
kurangnya waktu tidur bayi, asupan makanan padat sebelum usia 4 bulan, dan
konsumsi antibiotik pada bayi juga dapat menyebabkan obesitas (14).

Dilansir dari Bank Dunia, negara-negara yang gagal memerhatikan


kesejahteraan perempuan dan anak-anak di HPK alami kerugian miliaran dolar
akibat produktivitas ekonomi yang lebih rendah dan biaya kesehatan yang lebih
tinggi (15). Memprioritaskan gizi pada 1000 HPK tidak hanya meningkatkan
kesehatan individu, tetapi juga mengurangi kesenjangan dalam pendidikan dan
potensi penghasilan, meningkatkan produk domestij bruto (PDB), dan memutus
rantai kemiskinan, Bahkan, perhatian lebih diperlukan pada gizi bayi perempuan
karena bayi perempuan yang mengalami malnutrisi pada 1000 HPK berpotensi
melanjutkan siklus peningkatan penyakit tidak menular pada generasi selanjutnya.
Dampak kesehatan yang timbul juga dapat bersifat permanen dan akan sulit untuk
diperbaiki di masa depan sehingga penting bagi kita untuk memberikan perhatian
lebih terhadap gizi pada 1000 HPK anak (16).

C. Upaya pencegahan masalah gizi dalam 1000 HPK

Dua tahun pertama setelah melahirkan, serta tahap janin, menghadirkan


peluang luar biasa untuk perkembangan saraf dan tingkat kerentanan yang tinggi.
Gizi, hubungan interpersonal dan/atau keluarga, dan variabel sosial ekonomi
semuanya memengaruhi kesehatan sistem saraf. Otak sering berkembang dengan
adanya lingkungan pengasuhan dan nutrisi bergizi (17). Riwayat gizi ibu yang
buruk, gizi yang tidak memadai untuk janin dan bayi baru lahir, penyakit menular,
dan stimulasi psikososial yang tidak memadai terkait dengan keterlambatan
pertumbuhan dan perkembangan anak dalam 1000 HPK (18). Strategi nasional
digunakan untuk mengurangi stunting, dan salah satu prioritas utama adalah
menyediakan rumah tangga 1000 HPK, ibu hamil, dan anak di bawah usia dua tahun
dengan intervensi gizi yang terarah dan sensitif (2).

Selain itu, asupan suplemen nutrisi pada 1000 HPK juga telah terbukti
memperbaiki angka kelahiran dan pertumbuhan yang mengarah pada stunting.
Asupan balanced protein-energy supplementation atau yang dikenal sebagai
suplemen berbasis nutrisi telah terbukti dapat mengurangi prevalensi BBLR sebesar
32% dan penurunan kemungkinan janin yang lebih kecil dari ukuran seharusnya
pada masa kehamilan sebesar 34%. Pemberian suplemen tersebut juga
meminimalisir risiko dan angka kematian neonatal (19). Studi juga menunjukkan
bahwa pemberian lipid-based nutrient supplements yang dibarengi dengan MPASI
kepada bayi berusia 6-23 bulan dapat mengurangi prevalensi moderate stunting
sebesar 7%, severe stunting sebesar 15%, moderate wasting sebesar 18%, moderate
underweight sebesar 15%, dan anemia sebesar 21% (20).

Sehingga, adanya pendekatan 1.000 Hari Pertama Kehidupan untuk


nutrisi adalah untuk mengurangi angka malnutrisi anak, khususnya kekurangan gizi
kronis seperti stunting, intervensi difasilitasi melalui ibu dalam hal mempromosikan
perilaku sehat seperti pemberian ASI eksklusif dan perhatian pada anaknya yaitu
status gizi selama hamil dan menyusui (21). Pada saat anak telah mencapai pada
usia 6-23 bulan, jika anak mendapatkan kualitas yang kurang dari MPASI dapat
terjadi masalah seperti yang telah dipaparkan yaitu terjadinya malnutrisi dan
stunting. Maka dari itu, pada 1000 Hari Pertama Kehidupan, pentingnya edukasi dan
meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait dengan pemberian ASI eksklusif dan
MPASI yang tepat karena dengan pemenuhan kebutuhan pada nutrisi anak, kasih
sayang, serta stimulus untuk perkembangan otak terkhusus pada masa 1000 Hari
Pertama Kehidupan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

1. Evin ENS, Khotimah S, Astuti SAP, Sukmawati S. Edukasi Pentingnya 1000 Hari Pertama
Kehidupan Dalam Upaya Meningkatkan Status Gizi Anak Untuk Pencegahan Wasting. Jurnal
Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. 2021 Oct 31;1(4):352–8.

2. Hutapea AD, Nova F, Panjaitan T, Clementine G, Angelina A. 1000 Hari Pertama Kehidupan:
Nutrisi dan Tumbuh Kembang Anak. JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT (PKM). 2022 Aug 1;5(8):2436–47.
3. Rahmawati W, Novita Wirawan N, Saptaning Wilujeng C, Fadhilah E, Ari Nugroho F, Yusuf
Habibie I, et al. Indonesian Journal of Human Nutrition Gambaran Masalah Gizi pada 1000
HPK di Kota dan Kabupaten Malang, Indonesia (Illustration of Nutritional Problem in the First
1000 Days of Life in Both City and District of Malang, Indonesia). Indonesian Journal of
Human Nutrition. 2016;3(1):20–31.
4. Mameli C, Mazzantini S, Zuccotti GV. Nutrition in the first 1000 days: The origin of childhood
obesity. Vol. 13, International Journal of Environmental Research and Public Health. MDPI;
2016.
5. Citrakesumasari dr, Ritz Carlton H, Place Jakarta P. MAKALAH ILMIAH Scaling Up Nutrition
(SUN) Movement PIT IV & MUKERNAS PERHIMPUNAN DOKTER UMUM INDONESIA.
2013.
6. Australia, H. (2022). The first 2 years of a baby’s life can impact their health and wellbeing
later on. Here’s what you can do to give your child the best possible start.
https://www.pregnancybirthbaby.org.au/the-first-1000-days
7. Mayneris-Perxachs J, Swann JR. Metabolic phenotyping of malnutrition during the first 1000
days of life. Eur J Nutr. 2019; 58:909–30.
8. Simamora M, Sinaga J, Silitonga R. EDUKASI PENTINGNYA 1000 HARI PERTAMA
KEHIDUPAN ANAK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING. Jurnal Abdimas
Mutiara. 2022 Feb; 3(1):174–80.
9. Husnah H. NUTRISI PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN. Jurnal Kedokteran Syiah
Kuala. 2017 Dec 1;17(3):179–83.
10. Likhar A, Patil MS. Importance of Maternal Nutrition in the First 1,000 Days of Life and Its
Effects on Child Development: A Narrative Review. Cureus. 2022 Oct 9;14(10).
11. Beluska-Turkan K, Korczak R, Hartell B, Moskal K, Maukonen J, Alexander DE, et al.
Nutritional Gaps and Supplementation in the First 1000 Days. Nutrients. 2019 Dec 1;11(12).
12. Agosti M, Tandoi F, Morlacchi L, Bossi A. Nutritional and metabolic programming during the
first thousand days of life. La Pediatria Medica e Chirurgica. 2017 Jun;39(2):157.
13. McCarthy EK, Murray DM, Kiely ME. Iron deficiency during the first 1000 days of life: are we
doing enough to protect the developing brain? Proceedings of the Nutrition Society. 2022 Mar
22; 81(1):108–18.
14. Blake-Lamb TL, Locks LM, Perkins ME, Woo Baidal JA, Cheng ER, Taveras EM.
Interventions for Childhood Obesity in the First 1,000 Days. Am J Prev Med. 2016 Jun
1;50(6):780.
15. Indrio F, Dargenio VN, Marchese F, Giardino I, Vural M, Carrasco-Sanz A, et al. The
Importance of Strengthening Mother and Child Health Services during the First 1000 Days of
Life: The Foundation of Optimum Health, Growth and Development. Vol. 245, Journal of
Pediatrics. Elsevier Inc.; 2022. p. 254-256.e0.
16. Saavedra, J. M., & Dattilo, A. M. (2017). Nutrition in the First 1000 Days of Life: Society’s
Greatest Opportunity. Early Nutrition and Long-Term Health: Mechanisms, Consequences, and
Opportunities, xxxv–xliv.
17. Schwarzenberg, S. J., & Georgieff, M. K. (2018). Advocacy for improving nutrition in the first
1000 days to support childhood development and adult health. Pediatrics, 141(2).
18. Puspita, L., Umar, Y. M., & Wardani, P. K. (n.d.). PENCEGAHAN STUNTING MELALUI
1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK). Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Ungu
(ABDI KE UNGU) Universitas Aisyah Pringsewu, 3(1).
19. Soofi, S. B., Khan, G. N., Ariff, S., Ihtesham, Y., Tanimoune, M., Rizvi, A., Sajid, M., Garzon,
C., de Pee, S., & Bhutta, Z. A. (2022). Effectiveness of nutritional supplementation during the
first 1000-days of life to reduce child undernutrition: A cluster randomized controlled trial in
Pakistan. The Lancet Regional Health - Southeast Asia, 4, 100035.
20. Das, J. K., Salam, R. A., Hadi, Y. B., Sheikh, S. S., Bhutta, A. Z., Prinzo, Z. W., & Bhutta, Z.
A. (2019). Preventive lipid-based nutrient supplements given with complementary foods to
infants and young children 6 to 23 months of age for health, nutrition, and developmental
outcomes. Cochrane Database of Systematic Reviews, 2019(5).
21. Kinshella, M. L. W., Moore, S. E., & Elango, R. (2021). The missing focus on women’s health
in the First 1,000 days approach to nutrition. Public Health Nutrition, 24(6), 1526–1530.

Anda mungkin juga menyukai