Anda di halaman 1dari 4

ILMU PENDIDIKAN GIZI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADDIE PADA


STUNTING

OLEH :

A. SITI NURHALIZAH MS
NIM : K021221016

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


DOSEN PENGAMPU: Dr. MUSTAMIN, S.Pd., M.Pd., M.M

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
PENERAPAN MODEL ADDIE PADA STUNTING

Stunting merupakan suatu kondisi dimana tubuh mengalami gagal tumbuh pada anak
dikarenakan beberapa faktor seperti kekurangan gizi kronis, sehingga hal tersebut menjadi
penyebab anak lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Dengan adanya stunting ini
memberikan dampak diantaranya pada tingkat kecerdasan, rentan terhadap penyakit,
memberikan perununan produktivitas dan menghambat pertumbuhan ekonomi dan juga
meningkatkan ketimpangan dan juga kemiskinan. Berbagai dampak dari adanya stunting ini
memberikan penegasan dari pemerintah agar segera menangani masalah stunting ini, salah
satunya dengan melalui koordinasi lintas kementrian/lembaga. Adanya kasus gizi ini, maka dapat
diberikan solusi melalui pendekatan Pendidikan sebagai berikut:

1. Analyze
Menurut pada langkah pemerintah dalam mengatasi kasus stunting ini, Pendidikan gizi
yang dilakukan dalam dunia Pendidikan merupakan salah satu langkah yang strategis
dalam meningkatkan status Kesehatan dan juga dalam rangka menyukseskan Gerakan
1000 HPK. Untuk itu dibutuhkan analisi lanjutan dengan cara melakukan observasi
selama satu minggu di sekitar lokasi rencana training/sosialisasi.

2. Design
Dari hasil Analisa, ada beberapa rancangan kegiatan yang dilakukan guna peningkatan
pengetahuan peserta didik dalam memilih makanan, aktifitas fisik, serta perilaku yang
terkait pemeliharaan atau perbaikan Kesehatan berupa:
a. Melakukan metode ceramah atau diskusi dalam memberikan pengajaran terkait
dengan peningkatan pengetahuan dan sikap siswa di dalam kelas.
b. Melakukan Pendidikan gizi melalui media permainan seperti game puzzle dalam
meningkatkan pengetahuan siswa terkait dengan pola hidup seimbang.
c. Melakukan training/pelatihan/sosialisasi kepada siswa maupun masyarakat dengan
mengundang pihak Kesehatan ataupun ahli gizi.
Target pelaksanaan:
Pelaksanaan sosialisasi dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan diberi karak 1-2
minggu agar siswa atau warga sebeagai peserta dapat mempraktikkan materi-materi
yang diperoleh tiap pertemuannya. Sebelum memulai memberikan materi, diadakan
pretest terlebih dahulu.
d. Pendampingan setelah training, selama 2 minggu. Jadwal terkait dengan
pendampingan ini akan disusun setelah berakhirnya training sesuai dengan hasil
evaluasi dan masukan dari pihak Kesehatan/ahli gizi. Pendampingan dilakukan oleh
pemimpin masyarakat atau kepala sekolah untuk sekolah.
e. Konseling setelah training. Dapat dilakukan oleh seluruh peserta.

Target peningkatan kompetensi:

Setelah melakukan training, maupun menggunakan metode ceramah atau media


permainan puzzle, diharapkan peserta didik mampu mengetahui dasar-dasar gizi, pola
hidup sehat demi mencegah berkembangnya kasus stunting.

3. Develop
Berdasarkan pada hasil Analisa dan disain yang telah disusun, pihak Kesehatan dan ahli
gizi melakukan kajian terkait agar lebih detail dan mengembangkan tekniik dalam
menarik perhatian peserta didik terkait dengan masalah stunting, menyiapkan ice
breaking, dan menyiapkan sumber belajar yang akan digunakan/dibutuhkan.
Metode : Presentasi, diskusi kelompok, games.
Media : Audio, spidol, papan tulis besar, papan tulis kecil, lcd.
Media penunjang lainnya: Poster gizi seimbang, karton manila, lakban, gunting, selotif,
kertas A4, alat tulis (pensil warna, spidol besar, spidol kecil, krayon).
Sarana : Ruangan tertutup atau semi tertutup sesuai dengan jumlah peserta.

4. Implement
Waktunya mengeksekusi kegiatan yang telah direncanakan dan memanfaatkan materi,
modul, media serta sarana yang telah disiapkan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

5. Evaluate
Tahap akhir adalah evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui pemahaman para
peserta didik dan keberhasilan training itu sendiri.
Pada kegiatan ini evauasi dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:
a. Setiap akhir training atau sosialisasi dilakukan evaluasi dengan memberikan post test.
Dalam kegiatan ini, peserta diminta untuk menjawab kembali pertanyaan yang
diberikan pada saat melakukan pretest.
b. Follow up evaluasi jangka pendek setelah training/sosialisasi.

Anda mungkin juga menyukai