Anda di halaman 1dari 20

DRUG ERUPTION

(SSJ, NET)
Pembimbing:
dr. Satria Yanis, Sp.Kk

Disusun oleh:
1. Herly Mey nita (102119051)
2. Indah Dwiyana (102119041)
3. Reza Rahadian yusuf daen (16320249)
4. Rika Arianofela (16310256)
5. Restu Adi Warda (16310246)
DEFINISI Drug eruption
Menurut World Health
Organization (WHO), erupsi Patomekanisme berdasarkan Coombs dan Gell
obat/drug eruption adalah
perubahan pada kulit dengan Tipe I : dimediasi oleh imunoglobulin (ig) E.
atau tanpa melibatkan organ Tipe II : mekanisme sitotoksik yang diperantai
lain, yang timbul setelah reaksi antigen, IgG dan komplemen terhadap
pemakaian obat pada dosis ertrosit, leukosit, trombosit/sel prekursor
yang digunakan untuk hematologik lain.
pencegahan, diagnosis, atau
terapi. Tipe III : reaksi imun kompleks terjadi akibat
penggunaan obat sistemik dosis tinggi dan
terapi jangka panjang.
Tipe IV (tipe lambat) : diperantai oleh
limfosit T dengan manifestasi klinis erupsi
ringan hingga berat.
Epidemiologi Negara
berkembang
2-5%

Kejadian erupsi
obat di negara
maju sekitar 1-
3%,

Di India pada tahun 2006 bahwa erupsi 14


obat terjadi pada 2,66% pasien yang
paling sering menimbulkan erupsia dalah
golongan antibiotik, antikonvulsan,
antiinflamasi nonsteroid
Manifestasi Klinis
1. Urtikaria dan angioderma 2. Erupsi makolupapular
-Urtikaria Atau erupsi eksantematosa/ morbiliformis, timbul
Ditandai edema pada kulit ukuran bervariasi dalam 2-3mg setelah konsumsi obat.
Predileksi di seluruh tubuh Lesi eritematosa dimulai dari batang tubuh lalu
Keluhan umum : gatal, panas pada tempat lesi menyebar ke perifer scr simetris dan
Lesi bertahan 24 jam, hilang perlahan-lahan generalisata,disertai pruritus.
-Angioderma Erupsi ini disebabkan
Predileksi di bibir, kelopak mata, gentalia eksterna tangan, kaki. o/ampisilin,NSAID,sulfonamid,fenitoin,karbamazepin.
Penyebab tersering as.asetilsalisilat, NSAID
Manifestasi Klinis
3. Fixed drug eruption (FDE) 4. Pustulosis eksantematosa generalisata akut (PEGA)

Lesi berupa makula atau plak eritema-keunguan kadang Merupakan erupsi pustular akut yang timbul 1-3mg setelah
disertai dgn vesikel/bula pada bagian tengah lesi konsumsi obat yang di awali dgn demam,mual,malaise.
sehingga menyerupai eritema multiforme. Kelainan kulit: pustul milier berjumlah banyak di atas dasar
Predileksi di bibir,tangan dan genitalia. eritematosa.
Ciri khas FDE yaitu berulang pada predileksi yang Predileksi: di wajah, lipatan tubuh
sama setelah pajanan obat penyebab PEGA kadang sulit dibedakan dgn psoriasis pustulosis dan
(tetrasiklin, naproxen, metamizol). dematosis pustulosis subkorneal sehingga dibutuhkan
pemeriksaan histopatologis.
Manifestasi Klinis
5. Eritroderma 6. Sindrom hipersensitivitas obat (SHO)

Atau disebut juga dermatitis eksfoliativa adalah lesi Merupakan bentuk erupsi obat tipe berat, dapat mengancam
difus disertai skuama lebih dari 90% area tubuh. jiwa, karena keterlibatan multiorgan.
Pada eritroderma sering terjadi ketidak seimbangan Diawali dgn infeksi sal.nafas atas dan dihubungkan dgn infeksi
elektrolit, gangguan termoregulasi, serta kehilangan HHV-6, HHV-7, epstein barr virus, dan cytomegalovirus.
albumin, sehingga indikasi pasien harus di rawat. Tanda : demam diatas 38⁰C, lesi pada kulit, limfadenopati,
Obat penyebabnya : asetaminofen dan minosiklin. gangguan fungsi hati/ginjal, leukositosis dan eosinophilia.
Lesi kulit timbul 3 mg stelah konsumsi obat, lesi makulopapular
terserbar simetris di seluruh tubuh, kadang lesi
pustular/epidermiolisis, wajah edema.
Drug eruption
Diagnosis
-Mencurigai terdapat reaksi
hipersensitivitas pada obat yang
di konsumsi.
-Di lihat dari riwayat konsumsi Langkah penting yang di perhatikan:
obat pada anamnesis, 1. kumpulkan data klinis secara sistematis dan teliti
manifestasi klinis, morfologi lesi 2. obat penyebab yang dicurigai menjadi lebih sempit
pada kulit dan pemeriksaan 3. pertimbangkan farmakoepidemiologik obat yang
penunjang. digunakan.
4. Hentikan atau substitusi semua obat yang memiliki
hubungan temporal yang kuat, observasi gejala setelah obat
dihentikan,
5. Uji kulit untuk menentukan obat penyebab, bila sudah
memenuhi syarat uji6. Jika uji kulit negatif, lakukan
provokasi oral dengan dosis yang dinaikan perlahan (bila
tidak ada kontraindikasi)
Tatalaksana
Langkah pertama : segera hentikan obat penyebab

Terapi suportif
1. Terapi sistemik
-Kortikosteroid: untuk kasus erupsi obat ringan kortikosteroid diberikan
0,5 mg/kg/bb/hari, sedangkan pada erupsi obat berat 1-4 mg/kg/bb/hari.
Efek samping: perdarahan intestinal, risiko sepsis, dan peningkatan gula
darah.
-Antihistamin: diberikan pada erupsi obat tipe urtikaria dan angioderma.
Bisa juga tipe lain yang disertai rasa gatal yang berat seperti pada
eritroderma atau eksantematosa

2. Topikal
Pemberian terapi topikal tidak spesifik, bergantung
pada kondisi dan luas lesi kulit sesuai dengan prinsip
dermatoterapi. Misalnya pasa SSJ/NET dapat
diberikan bahan keratoplasti asam salisilat.

3. Terapi sistemik lain


Penggunaan siklosporin, plasmaferesis, dan
imunoglobulin intravena (IVIg)
Prognosis
Tipe ringan baik bila obat penyebab dapat
diidentifikasi dan segera dihentikan.
Pada tipe berat, misalnya eritroderma dan
nekrolisis epidermal toksik prognosis dapat
menjadi buruk, disebabkan komplikasi yang
terjadi misalnya sepsis
Salah satu penyakit akibat drug eruption adalah
Sindrom Stevens-Johnson (SSJ) dan Nekrolisis
DRUG Epidermal Toksik (NET) yang merupakan reaksi
mukokutan akut yang mengancam nyawa, ditandai
ERUPTION dengan nekrosis epidermis yang luas sehingga
(SSJ & NET) terlepas.
Epidemiologi

Terjadi pada
semua usia
Insidens SSJ
sebanyak 1-6 Peningkatan
kasus/juta resiko pada usia
penduduk/tahun. diatas 40 tahun
Angka kematian SSJ
adalah 5%-12%. Perempuan lebih
sering terkena
dibandingkan laki-
Data dari ruang rawat inap laki dengan
RSCM menunjukan bahwa selama
Insidens NET sebanyak 0,4-1,2 tahun 2010-2013 terdapat 57
perbandingan 1,5:1
kasus/juta penduduk/tahun. kasus dengan rincian: SSJ 47,4%,
Angka kematian NET adalah overlap SSJ-NET 19,3% dan NET
33,3%
25%-35%
Etiologi
Sebagian besar SSJ-NET disebabkan oleh alergi obat. Obat-obat yang
sering menyebabkan SSJ-NET adalah:
-sulfonamide
-antikonvulsan
-aromatic
-allopurinol
-anti-inflamasi non-steroid
-nevirapin
Pada beberapa obat tertentu ,misalnya karbamazepin dan allopurinol,
faktor genetic yaitu system HLA berperan pada proses terjadinya SSJ-
NET. Infeksi juga dapat menjadi penyebab SSJ-NET namun tidak
sebanyak pada kasus eritema multiforme: misalnya infeksi virus dan
mycoplasma.
Gambaran klinis
Gejala SSJ-NET timbul dalam waktu 8 minggu
setelah pajanan obat

Sebelum terjadi lesi kulit, dapat timbul gejala non-


spesifik, misalnya demam, sakit kepala, batuk/plek
dan malaise selama 1-3 hari.
Lesi kulit tersebar secara simetris pada wajah,
badan dan bagian proksimal ekstremitas, berupa
makula eritematosa atau purpurik, dapat pula
dijumpai lesi target.
Dengan bertambahnya waktu, lesi kulit meluas dan
berkembang menjadi nekrotik. Sehingga terjadi bula
kendur dengan tanda nikolsky positif.
Klasifikasi

1 2 3

Sindrom Steven Johnson Sindron Steven Johnson TEN - Surface area of


- Surface area of dan TEN - Surface area of epidermal detachment
epidermal detachment epidermal detachment dibandingkan dengan
dibandingkan dengan dibandingkan dengan detached dermis yaitu
detached dermis yaitu detached dermis sebanyak >30%.
sebanyak <10%. iaitusebanyak 10%-30%.
Patofisiologi
Mekanisme pasti terjasinya SSJ-NET
belum sepenuhnya diketahui.

Tetapi pada lesi SSJ-NET terjadi hipersensitivitas akibat


sitotoksik, reaksi sitotoksik yang terjadi melibatkan sel NK
dan sel limfosit T CD8+ yang spesifik terhadap obat
penyebab, sehingga mengakibatkan apoptosis luas dan
menimbulkan manifestasi klinis.

Seperti:
Gejala non spesifik yaitu demam, sakit kepala, batuk dan malaise
selama 1-3 hari.
Lesi meluas secara simetris pada wajah, badan dan ekstremitas,
berupa makula eritematosa, dapat pula dijumpai lesi target. Lama
kelamaan lesi kulit meluas dan berkembang menjadi nekrotik.
Diagnosis klinis Pemeriksaan penunjang

1. Anamnesis yang teliti tentang


kronologis penjalanan penyakit, -pemeriksaan darah tepi lengkap,
disertai hubungan waktu yang jelas -analisis gas darah
dengan konsumsi obat tersangka; dan -kadar elektrolit
gambaran klinis lesi kulit dan mukosa. -albumin dan protein darah
-fungsi ginjal, fungsi hepar
2. Diagnosis SSJ ditegakkan bila -gula darah sewaktu, dan foto rontgen
epidermolisis hanya ditemukan pada < paru.
10% LPB, NET bila epideolisis >30% Selama perawatan, perlu diwaspadai
LPB dan overlap SS -NET bila tanda-tanda sepsis secara klinis dan
epidemolisis 10-30% LPB. dilakukan pemeriksaan laboratorium
untuk menunjang diagnosis sepsis.
Diagnosis banding

-staphylococcalscalded skin syndrome


-generalized bullous fixed drug eryption
-acute generalized exanthematous pustuloasis
-grait versus hast disease
-lupus eritematosus bulosa

Pada keadaan-keadaan ini


diperiukan anamnesis dan pemeniksaan
klinis yang cermat. Kadang-kadang
diperlukan pemeriksaan histopatologis
kulit untuk memastikan diagnosis.
Tatalaksana
SSJ-NET adalah penyakit yang mengancam nyawa
yang membutuhkan tatalaksana yang optimal berupa:
deteksi dini, penghentian segera obat tersangka,
serta perawatan suportif di rumah sakit.

Perawatan suportif mencakup:


Mempertahankan keseimbangan cairan, elektrolit, suhu lingkungan
yang optimal 28-30⁰c, nutrisi sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan asupan makanan, perawatan kulit secara asepik tanpa
debridement, perawatan mata dan mukosa mulut.
Pemberian korsikosteroid sistemik, Immonoglobulin Intravena (IVIg),
siklosporin A, siklofosfamid, plasmaferesis dan hemodialisis juga telah
digunakan di berbagai negara dengan hasil yang bervariasi.
Prognosis
Dalam perjalanan penyakitnya, SSJ-NET dapat mengalami penyulit yang mengancam
nyawa berupa sepsis dan multiple organ failure.
Prognosis SSJ-NET dapat diperkirakan berdasarkan SCORTEN

Angka Kematian Pasien SSJ-NET Berdasarkan Nilai SCORTEN

Nilai SCORTEN Angka kematian (%)


0-1 3,2
2 12,1
3 35,8
4 58,3
5 90

Pada pasien yang mengalami penyembuhan,


re-epitelisasi terjadi dalam waktu rerata 3 minggu.
Gejala sisa yang sering teriadi adalah skar pada
mata dan gangguan penglihatan. Kadang-kadang
teriadi skar pada kulit, gangguan pigmentasi dan
gangguan pertumbuhan kuku.
Sekian
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai