Anda di halaman 1dari 13

Exanthematous Drug Eruption

Pembimbing :
dr. Shinta Barnas, M.Kes,Sp.KK

BAGIAN ILMU KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI BAHTERAMAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
PENDAHULUAN

Erupsi obat exantematosamerupakan penyakit kulit yang diinduksi obat dengan


karakteristik makula eritem dan papul yang menyebar cepat dan konfluens serta
biasanya muncul pertama dari batang tubuh.

Penyakit ini di sebut juga dengan morbiliform atau maculopapular.


Exanthematous drug eruption merupakan penyakit yang di induksi oleh obat
dengan karakteristik makula eritem dan papul yang menyebar cepat dan
konfluens
PENDAHULUAN

Etiologi biasa pada penggunaan obat seperti penicillin, chepalosporin, golongan


antibiotik sulfonamid, atau antikunvulsan. Penicillin dan derivatnya merupakan
penyebab erupsi obat yang paling sering terjadi dengan berbagai macam variasi
klinis, termasuk tipe eksamentosa.
DEFINISI

Erupsi obat exantematosa merupakan reaksi alergi yang terjadi di kulit atau
mukokutan akibat pemberian obat (biasanya obat sistemik). 3 Yang dimaksud
dengan obat, ialah zat yang dipakai untuk menegakkan diagnosis, profilaksis,
dan pengobatan

6 Hal penting dalam 1. periode antara pemberian obat dan terjadinya ruam
mendiagnosis erupsi obat kulit.
2. lesi kulit membaik setelah obat diberhentikan.
3. kemerahan kulit harus terjadi lagi ketika obat diberikan
kembali.
4. jika obat yang dicurigai diberikan dalam bentuk
kombinasi, maka harus dalam kurun waktu pemakaian
yang lama.
5. penyakit kulit akibat faktor lain harus disingkirkan.
6. temuan jaringan yang cocok sesuai progresitifitas
penyakit.
EPIDEMIOLOGI

Erupsi obat exantematosa terjadi dengan angka prevalensi sekitar 2-3% pada
pasien rawat inap di rumah sakit. Diperkirakan bahwa 1 dari 1000 pasien yang
dirawat dirumah sakit memiliki penyakit kulit yang serius akibat rekasi obat
ETIOLOGI

Obat-obatan umum yang menyebabkan erupsi obat


exantematosa
Gangguan peradangan tertentu, seperti infeksi virus,
sangat meningkatkan kemungkinan timbulnya erupsi obat
exantematosa

darah, produk darah, dan kontras iodinasi intravaskular (IV).

Riwayat atopi berhubungan dengan reaksi tipe lambat atau


reaksi hipersensitivitas tipe 4

Predisposisi genetik merupakan faktor penting untuk erupsi


obat exantematosa
Patogenesis

Konsep hapten/prohapten :
Umumnya obat merupakan prohapten, yang artinya tidak bersifat reaktif, bila tidak
berikatan dengan protein.Sehingga obat di metabolisme oleh tubuh untuk dapat
membentuk ikatan kovalen, dan menjadi imunogenik sehingga mampu menstimulasi
respons imun

Konsep Pharmacological interaction


Pada patogenesis ini bahwa obat dapat membentuk ikatan spesifik secara langsug dan
reversibel dengan berbagai macam reseptor antigen spesifik dan berinteraksi sehingga
mampu menstimulasi respons imun.
Manifestasi Klinis
Klinis :
• erupsi generalisata dan simetris terdiri atas eritema, pruritus.
Kadang-kadang ada demam, malese dan nyeri sendi.
• Lesi biasanya timbul dalam 1-2minggu setelah dimulainya
terapi
• menghilang secara spontan setelah 1 atau 2 minggu, tetapi jika
agen penyebab kembali muncul, erupsi dapat muncul kembali
dalam waktu yang lebih singkat.
• Selama resolusi erupsi, sering terjadi deskuamasi, dan pada
orang dengan warna kulit lebih gelap, sering terjadi
hiperpigmentasi pasca inflamasi
Diagnosis

Anamnesis
• Obat-obat yang didapat jangan lupa menanyakan tentang jamu
• Kelainan yang timbul secara akut atau dapat juga beberapa hari
sesudah masuknya obat.
• Rasa gatal yang dapat disertai demam yang biasanya subfebril.
Pemfis
• Distribusi menyebar dan simetris,atau setempat.
• Bentuk kelainan yang timbul : eritema, urtikaria, purpura,
eksantema, papul, eritroderma,eritema nodosum.
Diagnosis Banding

MEASLESS

RUBELLA

SCARLET FEVER
TATALAKSANA

Sistemik
• Kortikosteroid
dosis standar untuk orang dewasa ialah 3x10mg prednisone sehari.
Pada erotroderma dosisnya ialah 3x10mg sampai 4x10mg sehari

• Antihistamin
Antihistamin seperti klorfeniramin maleat 3x4mg atau cetirizin
1x10mg.

Topikal
• bedak salisilat 2% ditambah dengan obat antipruritus,
misalnya mentol 0,5-1% untuk mengurangi rasa gatal.
• kompres dengan larutan asam salisilat 1%.
• krim hidrokortison 1% atau 2,5%.
• salap lanolin 10% yang dioleskan sebagian-sebagian.
PROGNOSIS

Pada dasarnya erupsi kulit karena obat akan menyembuh bila


obat penyebabnya dapat diketahui dan segera disingkirkan.
Akan tetapi pada beberapa bentuk, misalnya eritroderma dan
kelainan-kelainan berupa sindrom steven-jhonson,
prognosisnya dapat menjadi buruk bergantung pada luas kulit
yang terkena
Thank You

Anda mungkin juga menyukai