Anda di halaman 1dari 15

ERUPSI OBAT TIPE MAKULAPAPULAR

LAPORAN KASUS
FADILAH AULIA RAHMA, S.KED
10542037712

pembimbing: dr. a. amal alamsyah Makmur, sp.kk, m.si

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
ANAMNESIS

• IDENTITAS PASIEN
• Seorang perempuan Ny.J Pasien
rawat inap RSKD dikonsul kepoli
NAMA : NY. J kulit dan kelamin dengan keluhan
gatal pada bagian wajah, lengan,
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN badan dan kedua tungkainya.
UMUR : 59 TAHUN Menurut informasi yang
didapatkan, gatal yang dirasakan
PEKERJAAN : TIDAK BEKERJA pasien memberat sejak 2 hari
TGL PERIKSA : 1 NOVEMBER 2019 yang lalu. Awalnya hanya dibagian
lengan, kemudian menyebar
kedaerah wajah, badan dan kedua
tungkai. Keluhan tersebut timbul
setelah minum obat
Ciprofloxacin, Metronidazole.
STATUS DERMATOLOGI

• LOKASI : FASCIALIS, EKSTREMITAS SUPERIOR,


EKTREMITAS INFERIOR DAN TRUNCUS ANTERIOR
• EFLORESENSI : TAMPAK MAKULA DAN PAPUL
ERITEM
DIAGNOSIS BANDING
FOLIKULITIS PITYROSPORUM

• Folikulitis adalah peradangan yang terjadi pada folikel


rambut atau tempat rambut tumbuh yang biasanya
disebabkan oleh infeksi bakteri..
• Gejala folikulitis: Muncul banyak benjolan kecil
berwarna merah atau seperti jerawat, di kulit tempat
rambut tumbuh. Benjolan terasa nyeri yang berisi
nanah, dapat membesar atau pecah. Gatal dan sensasi
terbakar pada kulit.
• Folikulitis disebabkan oleh infeksi
bakteri Staphylococcus aureus pada folikel rambut.
Sebenarnya bakteri ini terdapat di permukaan kulit,
dan tidak mengganggu kesehatan. Masalah baru timbul
jika bakteri ini masuk ke dalam folikel rambut akibat
permukaan kulit yang rusak, misalnya akibat mencukur.
Selain karena bakteri, folikulitis juga bisa disebabkan
DIAGNOSIS BANDING
MORBILI

• Campak adalah munculnya ruam kemerahan di seluruh


tubuh akibat infeksi virus. Campak merupakan
penyakit menular dan dapat menyebabkan komplikasi
serius, terutama pada bayi dan anak-anak. 
• Gejala:Batuk, pilek, dan demam. Kemudian sering
kali muncul bercak keputihan di mulut, diikuti
timbulnya ruam kemerahan di wajah. Seiring waktu,
ruam bisa menyebar ke hampir seluruh bagian tubuh.
• Penyebab: Campak disebabkan oleh virus, yang
menular melalui percikan air liur yang dikeluarkan
penderita saat batuk atau bersin. Penularan juga bisa
terjadi bila seseorang menyentuh hidung atau mulut,
setelah memegang benda yang terpercik air liur
penderita.
PENATALAKSANAAN kasus

• TOPIKAL
• R/ Desoksimetason cream

SISTEMIK
• R/ Cetirizine Tab 1x1
• R/ Methylprednisolone Tab 3x1
PEMBAHASAN
DEFINISI

• Erupsi obat alergi atau adverse cutaneous drug eruption


adalah reaksi hipersensitivitas terhadap obat dengan
manifestasi pada kulit yang dapat disertai maupujkjhn tidak
keterlibatan mukosa. Yang dimaksud dengan obat adalah
zat yang dipakai untuk menegakkan diagnosis, profilaksis,
dan pengobatan.
• Erupsi makulapapular adalah salah satu bentuk reaksi alergi
ringan pada kulit yang terjadi akibat pemberian obat yang
sifatnya sistemik
epidemiologi
Studi tentang ACDR misalnya oleh Boston
Collaborative Drug Surveillance Program.
Studi pertama yaitu penelitian di
Perancis mengalisis kejadian ACDR
setelah pemberian obat secara sistemik
atau pengaplikasian obat di rumah sakit
tertentu dalam jangka waktu 6 bulan.
Semua pasien diperiksa oleh dokter kulit,
dan penggunaan narkoba dievaluasi oleh
seorang farmakolog. Berdasarkan 48
pasien rawat inap di antaranya
terdiagnosis ACDR, prevalensi dari 3,6
per 1.000 pasien rawat inap terdiagnosis
ACDR.5
PATOGENESIS ERUPSI OBAT

• TIDAK DIKETAHUI
• NON IMUNOLOGIS
• IMUNOLOGIS
• Respon Imun: Reaksi
Hipersensitivitas
• mekanisme reaksi tipe III dan tipe
IV.
• Reaksi ini terjadi setelah beberapa
hari pemberian obat dan tidak
terjadi setelah pemberian dosis
pertama, hal ini menunjukkan
perlunya periode sensitisasi sebelum
reaksi terjadi. Beberapa erupsi
maculopapular diperantai oleh sel T
GAMBARAN KLINIS

• Erupsi makulapapular disebut juga erupsi eksantematosa atau


morbiliformis, merupakan bentuk EOA paling sering ditemukan,
timbul dalam 2-3 minggu setelah konsumsi obat. Biasanya lesi
eritematosa dimulai dari batang tubuh kemudian menyebar
keperifer secara simetris dan generalisata, dan hampir selalu
disertai pruritus
DIAGNOSIS

• Diagnosis reaksi hipersensitivitas


terhadap obat ditegakkan
berdasarkan anamnesis yang teliti.
• Adanya gejala klinis yang muncul
setelah penderita terpajan oleh
alergen atau faktor pencetusnya
dan identifikasi temuan fisik pada
pasien.
PENGOBATAN

• a. Kortikosteroid sistemik
• b. Antihistamin sistemik untuk mengurangi rasa gatal
• c. Pengobatan topikal
PENCEGAHAN

• Cara yang efektif untuk mencegah atau mengurangi terjadinya reaksi


hipersensitivitas terhadap obat yaitu memberikan obat sesuai
indikasinya.

• Pasien harus mengetahui obat-obat yang menyebabkan alergi padanya,


termasuk obat yang diberikan dalam bentuk campuran dengan obat yang
lain.

• hendaknya memberitahukan kepada dokter yang dikunjunginya perihal


obat yang pernah menyebabkan reaksi alergi
EDUKASI

• Prinsipnya adalah eliminasi obat terduga


• Pasien dan keluarga diberitahu untuk membuat catatan kecil di
dompetnya tentang alergi obat yang dideritanya.
• Memberitahukan bahwa kemungkinan pasien bisa sembuh dengan
adanya hiperpigmentasi pada lokasi lesi. Dan bila alergi berulang
terjadi kelainan yang sama, pada lokasi yang sama.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai