Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KASUS

ILMU KULIT DAN KELAMIN


ERUPSI OBAT

Oleh:
Roisa Feriani
201320401011096

Pembimbing:
dr. Sri Adila Nurainiwati, SpKK
KEPANITERAAN KLINIK RSUD JOMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
1 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
Pendahuluan
Laporan kasus

Nama : Ny. N A
Jenis kelamin: Perempuan
Umur : 28 th
Alamat : Jl. A R Saleh Gg I no 25 Jombang
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Dosen
Suku bangsa : Jawa
Tanggal pemeriksaan : 26 Maret 2014
No. RM : 22-13-34
Anamnesis

• Keluhan utama :
Gatal di seluruh tubuh
• Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSUD Jombang dengan
keluhan gatal – gatal di seluruh tubuh ± 10 hari setelah minum
obat herbal PC yang di belinya secara online. Gatal awalnya
muncul hanya di tangan dan kaki setelah 2 hari mengonsumsi obat
disertai demam selama sehari, gatal bertambah luas ke seluruh
tubuh setelah kira – kira hari ke 5. Gatal juga disertai dengan rasa
panas. Pasien menceritakan bahwa di brosur efek samping obat
tersebut memang terjadi gatal –gatal di seluruh tubuh selama
kurang lebih 3 hari. Tapi sudah 10 hari ini keluhan tidak hilang
dan bertambah berat. Pasien mengaku terakhir kali minum obat
baru kemarin sore. Gatal sudah diobati dengan bedak caladine, air
hangat + detol dan sabun asepso.
 Riwayat penyakit dahulu : Tidak pernah sakit seperti
ini sebelumnya
 Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada yang sakit
seperti ini
 Riwayat sosial : -
Pemeriksaan fisik
 Status generalis
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Compos mentis
 Hygiene : baik
 Gizi : Cukup
 Nadi dan RR :-
 Kepala : A(-), I(-), C(-), D(-)
 Leher : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Thorak : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Aksilla : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Ektremitas : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Status lokalis
Regio leher, thorak,
abdomen, ekstremitas,
punggung

Effloresensi : makula
eritematosa bentuk tidak
teratur batas tidak jelas
dengan papula menyebar
di seluruh tubuh
Pemeriksaan penunjang
 Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

Problem list
 Alergi obat
 Gatal – gatal disertai rasa panas
Resume
• Seorang wanita 28 th datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSUD
Jombang dengan keluhan gatal – gatal di seluruh tubuh ± 10 hari
setelah minum obat herbal PC yang di belinya secara online.
Gatal awalnya muncul hanya di tangan dan kaki setelah 2 hari
mengonsumsi obat disertai demam selama sehari, gatal
bertambah luas ke seluruh tubuh setelah kira – kira hari ke 5.
Gatal juga disertai dengan rasa panas. Pasien menceritakan
bahwa di brosur efek samping obat tersebut memang terjadi
gatal –gatal di seluruh tubuh selama kurang lebih 3 hari. Tapi
sudah 10 hari ini keluhan tidak hilang dan bertambah berat.
Pasien mengaku terakhir kali minum obat baru kemarin sore.
Gatal sudah diobati dengan bedak caladine, air hangat + detol
dan sabun asepso. Regio leher, thorak, abdomen, ekstremitas,
punggung. Effloresensi : makula eritematosa bentuk tidak teratur
batas tidak jelas dengan papula menyebar di seluruh tubuh.
Assesment
Erupsi obat alergik dengan erupsi makulapapular
Diagnosis banding
 Urtikaria
 Dermatitis kontak
 Fixed drug eruption
 Eritema multiforme
 Eritoderma
 Dermatitis numularis
Initial planning
Tinjauan pustaka
Definisi
 reaksi alergik
kulit atau daerah mukokutan
pemberian obat sistemik.
Etiologi
 Banyak obat yang dilaporkan dapat
menyebabkan E.O.A
 Penolpthalein, barbiturate, sulfonamide,
tetrasiklin, antipiretik pyrazolone dan obat anti
inflamasi non steroid
Epidemiologi
• Diperkirakan kejadian alergi obat adalah 2% dari total
pemakaian obat-obatan atau sebesar 15-20% dari
keseluruhan efek samping pemakaian obat-obatan
• Reaksi kulit yang timbul terhadap pemberian obat adalah
sekitar 2,7% dari 48.000 pasien yang dirawat pada
bagian penyakit dalam dari tahun 1974 sampai 1993.
Sekitar 3% seluruh pasien yang dirawat di rumah sakit
ternyata mengalami erupsi kulit setelah mengkonsumsi
obat-obatan
 Beberapa jenis erupsi obat yang sering timbul adalah:
 eksantem makulopapuler sebanyak 91,2%,
 urtikaria sebanyak 5,9%, dan
 vaskulitis sebanyak 1,4%
Faktor resiko
Patofisiologi

 Tidak diketahui
 Mekanisme imunologik :
Tipe I, tipe II, tipe III, tipe IV
 Mekanisme non-imunologik
Gejala klinis
a. Erupsi makulapapular atau
morbiliformis

erupsi generalisata dan simetris


terdiri atas eritema, selalu
ada gejala pruritus. Kadang
– kadang ada demam,
malese, dan nyeri sendi
b. Urtikaria dan angioedema

urtika, kadang – kadang dapat


disertai angioedema
timbul mendadak dan hilang
perlahan – lahan dalam
waktu 24 jam
dapat disertai demam, dan
gejala – gejala umum,
misalnya malese, nyeri
kepala dan vertigo
c. Fixed drug eruption
(FDE)

eritema dan vesikel


berbentuk bulat atau
lonjong dan biasanya
numular
di sekitar mulut, di daerah
bibir dan daerah penis
pada laki – laki,cukup
luas dan disertai eritema
dan rasa panas setempat
d. Eritroderma (dermatitis
eksfoliativa)

Eritroderma adalah
terdapatnya eritema
universal yang biasanya
disertai skuama.
e. Purpura

perdarahan di dalam kulit


berupa kemerahan yang
tidak hilang bila di tekan
simetris serta muncul di
sekitar kaki atau tungkai
bawah
Erupsi berupa bercak
sirkumskrip berwarna
merah kecoklatan dan
disertai rasa gatal
f. Vaskulitis

radang pembuluh darah


distribusinya simetris pada
ekstremitas bawah dan
daerah sakrum
biasanya disertai demam,
mialgia, dan anoreksia.
g. Reaksi fotoalergik

Gambaran klinis reaksi foto


alergi sama dengan
dermatitis kontak alergi,
lokalisasinya pada tempat
yang terpajan sinar
matahari
h. Pustulosis eksantematosa
generalisata akut

pustul miliar non folikular


yang eritematosa disertai
purpura dan lesi
menyerupai lesi target
penyakit ini sangat jarang
terjadi
i. eritema multiforme

Reaksi akut pada kulit dan


membrana mukosa,
ditandai khas target lesi
Daerah akral
Simetris
Lesi target (“iris lesi”) ~
merah kebiruan,
dikelilingi lingkaran
pucat, dikelilingi lagi
cincin merah
j. Epidermal nekrolisis

Reaksi mukokutaneus akut,


mengancam jiwa, khas
terdapat nekrosis yang
luas dan epidermolisis
Nekrolisis epidermal toksik

Steven johnson syndrome


Pemeriksaan penunjang
1. Uji tempel (patch
test)
2. Uji tusuk (prick/scratch test)
3. Uji provokasi (exposure test)

 Uji provokasi obat adalah pemberian kembali obat yang sudah


dihentikan beberapa waktu.
 Uji provokasi dikatakan positif bila reaksi yang timbul sama
dengan gejala dan tanda seperti pada pemberian obat
sebelumnya, pada saat dicurigai alergi obat.
 Bila tidak terjadi reaksi, atau reaksi yang timbul tidak sama dan
tidak berhubungan dengan gejala dan tanda alergi, maka uji
provokasi dikatakan negatif.
Diagnosis
Diagnosis Banding
 Urtikaria
 Dermatitis kontak
 Fixed drug eruption
 Eritema multiforme
 Eritoderma
 Dermatitis numularis
Terapi

1. Terapi umum
2. Terapi khusus
Prognosis
Pembahasan
Case Theory

Seorang wanita 28 th Wanita mempunyai risiko untuk


mengalami gangguan ini jauh lebih tinggi
jika dibandingkan dengan pria. Walaupun
demikian, belum ada satupun ahli yang
mampu menjelaskan mekanisme ini (Lee
A, 2006).
Case Theory
Gatal – gatal di seluruh tubuh ± 10 hari Erupsi makulapapular atau morbiliformis
setelah minum obat herbal PC yang di disebut juga erupsi eksantematosa dapat di
belinya secara online. Gatal awalnya induksi hampir semua obat. Seringkali
muncul hanya di tangan dan kaki setelah 2 terdapat erupsi generalisata dan simetris
hari mengonsumsi obat disertai demam terdiri atas eritema, selalu ada gejala
selama sehari, gatal bertambah luas ke pruritus. Kadang – kadang ada demam,
seluruh tubuh setelah kira – kira hari ke 5. malese, dan nyeri sendi (Hamzah M,
Gatal juga disertai dengan rasa panas 2013)
Onset terbagi menjadi 2 yaitu onset cepat
dan onset lambat. Onset cepat terjadi 2-3
hari setelah pemberian obat. Sedangkan
pada onset lambat terjadi sensitisasi
selama atau setelah penghentian obat
(Wolff K et al, 2007).
Case Theory
Pada pasien ini tidak dilakukan Untuk menegakkan diagnosis dapat
pemeriksaan penunjang karena dilakukan pemeriksaan uji tempel (patch
keterbatasan alat. test), uji tusuk (prick/scratch test), uji
provokasi (exposure test) (Mansjoer A et
al, 2002).
Case Theory
Pasien mendapat terapi berupa Terapi oral yang sudah diberikan sudah
•Cerini tab 1 x 1 sesuai dengan teori yang ada yaitu dengan
•Cortidex 3 x 1 pemberian kortikosteroid, antihistamin
•Sanmetidin 3 x 1. (Hamzah M, 2013). Sanmetidin diberikan
untuk mengurangi efek samping dari
cerini yaitu timbul gangguan pada saluran
pencernaan. Dimana simetidin digunakan
untuk pengobatan tukak peptikum
duodenum, tukak lambung, esofagitis
erosif dan hipersekresi. Simetidin
merupakan antagonis kompetitif histamin
pada reseptor H2 dari sel parietal sehingga
secara efektif dapat menghambat sekresi
asam lambung (Katzung, 2001).

seharusnya pasien mendapat terapi topikal


Pasien ini tidak mendapatkan terapi berupa bedak, contohnya bedak salisilat
topikal, 2% ditambah dengan obat antipruritus,
  misalnya mentol ½ - 1% untuk
mengurangi rasa gatal (Hamzah M, 2013).
Kesimpulan
Seorang wanita 28 th datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSUD
Jombang dengan keluhan gatal – gatal di seluruh tubuh ± 10
hari setelah minum obat herbal PC yang di belinya secara
online. Gatal awalnya muncul hanya di tangan dan kaki setelah
2 hari mengonsumsi obat disertai demam selama sehari, gatal
bertambah luas ke seluruh tubuh setelah kira – kira hari ke 5.
Gatal juga disertai dengan rasa panas. Pasien menceritakan
bahwa di brosur efek samping obat tersebut memang terjadi
gatal –gatal di seluruh tubuh selama kurang lebih 3 hari. Tapi
sudah 10 hari ini keluhan tidak hilang dan bertambah berat.
Pasien mengaku terakhir kali minum obat baru kemarin sore.
Gatal sudah diobati dengan bedak caladine, air hangat + detol
dan sabun asepso.
Regio leher, thorak, abdomen, ekstremitas, punggung.
Effloresensi : makula eritematosa bentuk tidak teratur
batas tidak jelas dengan papula menyebar di seluruh
tubuh. Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang untuk
planning diagnosis karena keterbatasan alat. Dan diberi
terapi Cerini tab 1 x 1, Cortidex 3 x 1, Sanmetidin 3 x 1.
Terima Kasih

47

Anda mungkin juga menyukai