Anda di halaman 1dari 20

“FIXED DRUG ERUPTION”

PEMBIMBING : dr. Satria Yanis, Sp.KK, FINSDV


DEFINISI

• Fixed Drug Eruptions (FDE) merupakan jenis dermatosis


obat yang memiliki karakteristik perulangan pada
jaringan kulit atau mukosa yang sama setelah
pemberian obat yang sama berulang kali. Lokasi
predileksi meliputi : bibir, kaki/tangan dan alat kelamin.
Lesi berbentuk bulat ataupun lonjong, berbatas tegas,
dengan diameter beberapa sentimeter.
EPIDEMIOLOGI
• Rentang usia pasien adalah 17 sampai 60 tahun dengan rata-rata ± deviasi standar 36.1
± 10.9 tahun. Interval waktu antara paparan obat dengan pengembangan FDE genital
berkisar antara 1 sampai 7 hari dengan rata-rata 2.85 ± 2.1 hari. Sebelas pasien (30.6%)
memiliki riwayat lesi yang sama sebelumnya. Delapan belas pasien (50%) memiliki
eritema di daerah genital serta 18 pasien (50%) memiliki eritema dan erosi di daerah
genital. Obat pencetus yang paling umum adalah cotrimoxazole pada 33 pasien
(91.7%), diikuti oleh aspirin, norfloxacin, dan erythromycin, masing-masing pada 1
pasien (2.8%). Di daerah genital, daerah yang paling sering terjangkit adalah glans
penis pada 22 pasien (61.1%), diikuti oleh batang penis pada 11 pasien (30.6%) dan
skrotum pada 2 pasien (5.6%). Satu pasien (2.8%) memiliki lesi pada batang penis dan
skrotum secara bersamaan. Terkait dengan terjangkitnya daerah kulit lain bersamaan
dengan munculnya lesi genital, 27 pasien (75%) tidak memiliki lesi di tempat lain, 5
pasien (13.9%) memiliki lesi pada lengan, 2 pasien (5.6%) memiliki lesi pada tungkai,
dan satu pasien (2.8%) memiliki lesi pada bibir secara bersamaan
ETIOLOGI

• Obat-obatan yang paling sering menyebabkan FDE


adalah kontrasepsi oral, barbiturat, fenolftalein,
fenasetin, salisilat, naproksen, nistatin, minosiklin,
sulfonamide, tetrasiklin, metronidazol, doriden,
sulindac, tolmetin, maolate, bleomysin, busulfan,
zidovudine, klorpromasin, hidantoin, cyclofosfamid,
klofasimin, antimalaria, prokarbasin, doksorubisin.
ETIOPATOGENESIS

• Reaksi kulit terhadap obat dapat terjadi melalui


mekanisme imunologik atau non imunologik. Yang
dimaksud dengan erupsi obat adalah alergi terhadap
obat yang terjadi melalui mekanisme imunologik.
• Hal ini terjadi pada pemberian obat kepada pasien yang
sudah mempunyai hipersesitivitas terhadap obat
tersebut.disebabkan oleh berat molekulnya yang
rendah, biasanya obat itu berperan pada mulanya
sebagai antigen yang tidak lengkap
MANIFESTASI KLINIS

• FDE dikarakteristik dengan 1 atau beberapa lesi eritematous. Lesi ini


seringkali timbul pada wajah dan daerah genital dan menyebabkan
terjadinya luka seperti luka bakar walaupun inflamasi akut sembuh secara
perlahan-lahan tapi hiperpegmentasi lokal akan menetap dengan
pemaparan obat yang berulang, lesi akan muncul kembali pada tempat
yang sama.3
• Lesi baru berbentuk bulat atau oval dan berbentuk plak dengan gambaran
eritematous dan bula pada kulit akan berubah berwarna ungu atau coklat.
• Lesi biasanya berkembang dalam waktu 30 menit - 8 jam setelah
pemberian obat, kadang-kadang lesi pada awalnya soliter tapi pada
pemberian obat yang berulang lesi baru dapat muncul lagi dan lesi lama
yang sudah ada dapat bertambah besar.
MANIFESTASI KLINIS

• Lesi lebih sering muncul pada anggota gerak daripada badan.


tangan, kaki, genitalia (glans penis) dan daerah perianal adalah
tempat favorit munculnya lesi. Lesi juga dapat muncul di sekeliling
mulut dan mata.
• Apabila terjadi penyembuhan timbul pengelupasan yang diikuti
dengan perubahan warna yang menetap pada daerah lesi dimana
warna berubah menjadi kecoklatan. Pigmentasi terjadi lebih lama
pada orang dengan kulit coklat.
MANIFESTASI KLINIS

• Beberapa gambaran karakteristik ke arah dugaan adanya FDE :


– Reaksi hanya terjadi setelah pajanan ulang dengan obat. Pada
penggunaan pertama kali, waktu reaksi berkisar antara 8-9 hari.
– Manifestasi erupsi obat tidak bergantung pada kegunaan farmakologik
dan kimiawi obat tersebut.
– Jumlah obat yang sangat sedikit dapat memacu reaksi yang berat
meskipun obat tersebut telah dipakai dalam jangka waktu lama.
– Obat yang sama dapat menyebabkan reaksi yang berbeda pada orang
yang sama pada waktu yang berlainan, sebaliknya berbagai obat dapat
menyebabkan reaksi atau manifestasi klinik yang sama.
Reaksi Inflamasi karena kombinasi dosis tetap

Lesi Bullosa di punggung kaki dari kaki kiri.

Lesi Bullosa di bagian dorsal kaki kanan.


Fixed Drug Eruption : Lingkaran plak
eritematosa dengan warna merah kehitaman
dibagian pusat dan hiperpigmentasi dengan
warna keabu-abuan.

Bullosa umum pada FDE : Daerah besar lecet


atau erosi yang melibatkan bagian abdomen,
paha dan glans penis
Lesi FDE pada siku

: Lesi FDE pada penis

Tampak Patch Mukosa FDE


DIAGNOSIS

• Anamnesis :
– Adanya hubungan antara timbulnya erupsi dengan penggunaan obat dan
diketahui mengenai :
• obat-obatan yang didapat
• kelainan timbul secara akut atau dapat juga beberapa hari sesudah masuknya
obat.
• rasa gatal yang dapat pula disertai demam yang biasanya subfebril.
• Kelainan Klinis :
– Adanya kelainan klinis berupa lesi yang selalu timbul pada tempat yang
sama akibat pemaparan obat. Penghentian obat yang diikuti penurunan
gejala klinis merupakan petunjuk kemungkinan erupsi disebabkan oleh
obat tersebut.
DIAGNOSIS

• Pemeriksaan Khusus :
• lapisan normal dari basket-woven cornified meskipun spongiosis atau hydrops dari
keratosit di basal atau zona spinosus (alasan adalah bahwa interval waktu antara onset
dari erupsi dan biopsi itu terlalu kecil untuk memungkinkan perubahan dalam
epidermis yang lebih rendah untuk mempengaruhi pada lapisan korneum),
• edema papila dermis,
• angiectases kapiler dan venula dalam dermis superfisial,
• banyak neutrofil di lumina dari venula yang berdilatasi,
• ekstravasasi eritrosit.
Sebaliknya, tanda-tanda kronis bertentangan dengan erupsi obat, yaitu,
• hiperplasia epitel,
• hiperkeratosis,
• bundel kolagen kasar di papila dermis yang elongasi,
• fibrosis dari papiler dan superfisialn retikularis dermis,
• banyak melanophages atau siderophages di superfisial dermis
Lesi Primer
1. Sebuah makula eritem atau plak, pada awalnya warna merah muda tetapi
dengan cepat menjadi dusky violet atau ungu coklat keemasan.
2. Vesikel atau bulla.
Lesi Sekunder
1. Erosi lembab sebagai bulla
2. Hyperpigmentation yang terus terjadi.
Distribusi
Microdistribution: Tidak Ada.
Macrodistribution: FDE terjadi pada kulit atau membran mukosa. Yang lebih
umum termasuk periorbital dan wilayah perioral wajah, alat kelamin, dan area
perianal.
Configuration
Plak biasanya berbentuk bulat atau bentuk lonjong
Differential Diagnosis dari Fixed Drug Eruption
•Acute Urticaria •Bullous Pemphigoid

•Dermatologic Manifestations of
Stevens-Johnson Syndrome and •Drug-Induced Bullous Disorders
•Drug-Induced Pemphigus •Eczema
Toxic Epidermal Necrolysis
PENATALAKSANAAN

a. Pengobatan kausal
– Dilaksanakan dengan menghindari obat tersangka (apabila obat tersangka
telah dapat dipastikan). Dianjurkan pula untuk menghindari obat yang
mempunyai struktur kimia mirip dengan obat tersangka (satu golongan).
b. Pengobatan sistemik
– Kortikosteroid
• Pemberian kortikosteroid sangat penting pada alergi obat sistemik. Dosis standar
untuk fixed drug eruption pada orang dewasa ialah 3 x 10 mg prednisone sehari.
Untuk lesi mukosa luas, umum, dan sangat menyakitkan, oral prednisone 1 mg / kg
berat badan diturunkan selama pemberian dari 2 minggu.
– Antihistamin
• Antihistamin yang bersifat sedatif dapat juga diberikan, jika terdapat rasa gatal.
Kecuali pada urtikaria, efeknya kurang bila dibandingkan dengan kortikosteroid
PENATALAKSANAAN

c. Pengobatan topikal
– Pengobatan topikal bergantung pada keadaan kelainan kulit, apakah kering atau
basah. Pada FDE, jika kelainan membasah dapat diberi kompres dan jika kering
dapat diberi krim kortikosteroid, misalnya krim hidrokortison 1% atau 2 ½ %. 1,3,4,7
– Identifikasi dari obat penyebab FDE dilakukan apabila hanya 1 obat yang digunakan
biasanya kita mencurigai beberapa obat sebagai petunjuk yang kita gunakan adalah
mengetahui kronologis pemberian obat-obatan tersebut. Hanya obat-obatan yang
baru digunakan (8-21 hari) yang dimasukkan dalam daftar yang dicurigai.
– Identifikasi yang jelas dari obat penyebab dan catatan tertulis tentang obat-obat
penyebab yang diberikan pada pasien oleh dokter merupakan langkah pencegahan
yang sangat penting.
– Pemberian obat spesifik (kortikosteroid, obat-obatan imunosupresif/ terapi anti
sitokin, immunoglobulin) seharusnya tidak diberikan sesuai standar pemberian obat
sebelum terdapat bukti efisiensi penggunaannya terhadap pasien, kadang-kadang
penggunaan obat-obatan tersebut dapat berbahaya bagi pasien. 9
PROGNOSIS

• Prognosis sangat baik dan penyembuhan tanpa


kemajuan berarti biasanya terjadi. Tidak ada kematian
akibat FDE yang pernah dilaporkan. Hanya
hiperpigmentasi residual yang merupakan efek paling
sering terjadi, itupun untuk jenis yang nonpigmenting.
PENCEGAHAN

• Pasien harus diberi konseling mengenai


pencegahan terhadap pengobatan dan
kemungkinan reaksi silang dari pengobatan
yang sama. Pasien harus memberitahukan
semua alergi obat yang pernah dialami saat
berkonsultasi dengan dokter.

Anda mungkin juga menyukai