Anda di halaman 1dari 13

HERNIA NUKLEUS

PULPOSUS
Oleh :
Revila Aulia 102119086
Rindy Antika 15310204
Zulfikar Khanif 12310504
DEFINISI :

Hernia Nukleus Pulposus (HNP) merupakan


suatu gangguan yang melibatkan ruptur
annulus fibrosus sehingga nukleus pulposis
menonjol (bulging) dan menekan kearah
kanalis spinalis.
Faktor risiko terjadinya HNP dibagi menjadi 2 (dua)
yaitu:
 Faktor risiko yang tidak dapat dirubah :
 Umur yang makin bertambah maka risiko akan semakin
tinggi.
 Laki-laki lebih banyak daripada wanita.
 Riwayat cedera punggung atau HNP sebelumnya

 Faktor yang dapat dirubah :


 Pekerjaan dan aktivitas
 Olahraga yang tidak teratur, memulai latihan setelah
lama tidak berlatih, latihan yang berat dalam waktu
lama.
 Merokok
 Obesitas
Bila herniasi terjadi ke arah :
1. Posterolateral, di samping nyeri pinggang,
juga akan memberikan gejala dan tanda-tanda
sesuai dengan radiks dan saraf yang terkena.

2. Posterosentral, mengakibatkan nyeri pinggang


oleh karena menekan ligamentum longitudinale
yang bersifat peka nyeri.
3. Hernia Nucleus Pulposus ke arah posterosentral di bawah
vertebrae L2 tidak akan melibatkan medula spinalis.

4. Kemungkinan yang terkena adalah cauda equina dengan


gejala dan tanda:
- rasa nyeri mulai dari pinggang, daerah perineum, tungkai
sampai kaki
-refleks lutut dan tumit menghilang yang sifatnya
unilateral atau asimetris.

5. Rasa nyerinya akan bertambah, bila ada kenaikan tekanan


intratekal maupun intradiskal misalnya pada saat mengejan,
batuk, bersin dan membungkuk.
1. Anamnesis :

 Lokasi dari nyeri.


 Penjalaran rasa nyeri.
 Posisi tubuh yang membuat pasien nyaman jika rasa
nyeri menyerang.
 Apakah ada riwayat trauma.
 Apakah ada proses bertambah beratnya nyeri
 Apakah pasien mengkonsumsi obat antinyeri, berapa
banyak yang diminum untuk menghilangkan nyeri.
 Apakah ada riwayat keganasan
2. Pemeriksaan Fisik

 Skoliosis
 Lipatan bokong sisi yang sakit lebih rendah dari
pada sisi yang sehat
 Tes-tes :
1. Tes LASEQUE ( Straight Leg Raising / SLR )
2. Tes laseque menyilang atau tes O’Connell
3. Tes untuk menaikkan tekanan intratekal :
a. Tes Naffziger
b. Tes Valsava
5. Tes Sensibilitas
1. EMG (Elektromiografi)

2. Foto lumbal

3. CT. Myelografi

4. Magnetic Resonance Imaging

5. Diskografi

6. Pungsi Lumbal
KONSERVATIF

1. Tirah baring 3-6 minggu


Idealnya tidur terlentang dengan alas datar dan
keras.
maksud jika anulus fibrosus masih utuh  gel
kembali
2. Simtomatis
- Analgetik
- muscle relaxant
- Kortikosteroid
3. Fisioterapi
Dengan pemanasan daerah nyeri
4. Traksi Pelvis atau Traksi Lumbal
5. Mobilisasi
 Jika pasien sudah mulai berdiri dan berjalan 
dianjurkan untuk memakai korset selama beberapa
hari/ minggu.

 Jika nyeri sudah hilang mulai diberikan latihan lumbo


sakral serta perubahan postur tubuh khususnya dalam
mengangkat beban, duduk, berdiri.
Indikasi :
 Tata laksana konservatif tidak membawa hasil

atau beberapa kali tatalaksana konservatif


selalu memberikan kekambuhan.
 Adanya kelumpuhan nyata, lebih-lebih yang

berkembang progresif
 Bila ada defisit neurologik terutama gangguan

miksi dan defekasi.


 Tergantung dari :
1. Penemuan causa yang jelas
2. Tata laksana yang tepat
 Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6
minggu dengan terapi konservatif
 Pada pasien yang di operasi 90% akan membaik
terutama nyeri tungkai. Tetapi kemungkinan
terjadinya kekambuhan adalah 5 % dan bisa
pada level diskus yang sama atau berbeda.

Anda mungkin juga menyukai