Kerusakan jaringan
CD 8 + menetap di epidermis
Antigen
Manifestasi klinis
Lesi baru berbentuk bulat atau oval dan
berbentuk plak dengan gambaran
eritematous dan bula pada kulit akan
berubah berwarna ungu atau coklat.
Karakteristik ke arah dugaan adanya
FDE
Reaksi terjadi setelah pajanan ulang dengan
obat (8-9 hari)
Tidak bergantung pada kegunaan
farmakologik dan kimiawi obat.
Jumlah obat yang sangat sedikit dapat
memacu reaksi yang berat.
Obat yang sama dapat menyebabkan reaksi
pemaparan obat.
Penghentian obat yang diikuti dengan
1. Kortikosteroid
2. Antihistamin
Pengobatan topical
1. Jika basah dapat di kompres dengan NaCl
0,9 %
2. Jika kering dapat diberikan krim
kortikosteroid misalnya krim okortison 1%
atau 2,5%.
Prognosis
Pada dasarnya FDE akan menyembuh bila
penyebabnya dapat diketahui dan segera
disingkirkan. Akan tetapi beberapa bentuk,
misalnya eritroderma dan kelainan-kelainan
berupa sindrom Lyell dan sindrom Steven
Johnson, prognosis dapat menjadi buruk
bergantung pada luas kulit yang terkena.
Komplikasi
Hiperpigmentasi adalah komplikasi yang
paling mungkin dari FDE. Potensi untuk
infeksi ada dalam kasus lesi multipel erosi.
Erupsi generaliata telah dilaporkan setelah
pengujian provokasi topikal dan oral.
Kesimpulan
Hiperpigmentasi adalah komplikasi yang
paling mungkin dari FDE. Potensi untuk
infeksi ada dalam kasus lesi multipel erosi.
Erupsi generaliata telah dilaporkan setelah
pengujian provokasi topikal dan oral.
Kesimpulan
Fixed drug eruption (FDE) adalah reaksi alergi
pada kulit yang terjadi akibat pemakaian jenis
obat-obatan tertentu yang biasanya
dikarakteristik dengan 1 atau beberapa lesi
eritematous berulang pada tempat yang sama
dan tiap pemakaian obat akan menambah
jumlah dari lokasi lesi. Pengobatan dibagi
dalam pengobatan kausal dengan menghindari
obat tersangka, pengobatan sistemik dengan
kortikosteroid dan antihistamin, serta
pengobatan topikal.
Daftar pustaka
Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi
ketiga. Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1999:139-142
DermNet Editorial Board. Fixed Drug Eruption. Available from URL:
www.dermnetnz.org/reaction/fixed-drug-eruption.html. Last updated :
September 30, 2004.
Freedberg Irwin, Eisen Arthur, Wolff Klaus et al. Dermatology in General
Medicine, 5th edition Vol. 1. McGrow Hill Companies, Inc. United States of
America,1999:1633-41
Seobaryo R, Suherman S. Erupsi Obat Alergik. Dalam: Sularsito Sri,dkk.
Erupsi Obat Alergik. Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI.1995:3-
7,63-4
Thiers B. Disorders of Hyperpigmentation. In: Dermatologics Clinics. W.B
Saunders Company.2000:95-7
Arnold H, Odom R, James W. Contact Dermatitis in Drug Eruption. In:
Diseases of The Skin. 8th edition. W.B Saunders Company.1990
Wolff K, Johnson RA, Suuemons D. Fitzpatrick’s
Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology.
5th ed. New York: McGraw – Hill; 2007
Lever Walter, Schaumberg G. Eruptions Due to
Drugs, In: Histopathology of The Skin. J.B
Lippincott Company.1983:259-61
Revuz Jean. Serious Drug Reactions. In : Abstracts
IX International Congress of Dermatology. May
19-22, 2004. Beijing China:5
Butler D. Fixed Drug Eruptions.
http://emedicine.medscape.com/article/1336702
-overview. 2014
Flowers. H.. Brodell. R.. Brents. M.. Wyatt. J. P. 2014.
Fixed Drug Eruptions: Presentation, Diagnosis, and
Management. South Med J.2014;107(11):724-727.
Patro, N., Panda, M., Jena, M., Mishra, S. 2013.
Multifocal Fixed Drug Eruptions: A Case Series. Int.
J. Pharm. Sci. Rev. Res., 23(1), Nov – Dec
2013;n13,63-66.
Mockenhaupt M. 2017. Epidemiology of cutaneous
adverse drug reactions. Allergol Select. Aug
4;1(1):96-108. doi: 10.5414/ALX01508E. PMID:
30402608; PMCID: PMC6039997