Aida Umar
030.14.007
• Erupsi obat alergik (allergic drug eruption) adalah reaksi hipersensitivitas pada kulit
atau daerah mukokutan yang terjadi sebagai akibat pemberian obat yang biasanya
sistemik.
• Obat adalah zat yang dipakai untuk menegakkan diagnosis, profilaksis dan pengobatan.
Faktor Risiko
3. Usia terutama pada usia lebih dari 5. Disregulasi imun banyak terjadi
60 tahun, berkaitan akibat pada kondisi menyebabkan diregulasi
penggunaan obat seiring usia lebih imun (spt kehamilan, kegagalan
lanjut hepal, insufiensi renal, SLE)
Patogenesis
o Tipe I o Tipe II
o Peran IgE yang mempunyai afinitas o Terbentuk ikatan Ig G dan Ig M dengan
tinggi terhadap mastosit dan basophil. antigen melekat pada sel aktivasi
sistem komplemen antara obat dan
o Pajanan I tidak timbul reaksi
antibody sitotoksik reaksi berupa lisis
pajanan II obat dianggap antigen
sel – sel seperti trombosit maupun
merangsang pelepasan bermacam-
leukosit.
macam seperti histamin, serotonin,
bradikinin, heparin dan SRSA akan o Golongan obat yang sering
menimbulkan macam efek di kulit (co/ menyebabkan tipe II penisilin,
urtikaria). sefalosporin, streptomisin, klorpromazin,
sulfonamide, analgesik dan antipiretik
o Reaksi anafilaksis ditakutkan syok
anafilaktik.
Patogenesis (Mekanisme Imunologis)
Pustulosis
Erupsi Urtikaria dan Fixed Drug
Eksantematosa
Eksantemosa angiodema Eruption
Generalisata Akut
Sindrom
Serum sickness-
Eritroderma Hipersensitivitas Purpura
like reactions
Obat
95% erupsi yang Awal terjadi Mula pada daerah Muncul satu
Pemulihan
muncul dapat perubahan yang bersifat leher dan menyebar minggu setelah
perubahan warna
berbentuk eksantematosa pada ke bagian perifer pemakaian obat dan
kullit dari merah
morbiliformis kulit tanpa didahului tubuh secara simetris sembuh sendiri
terang ke warna
atau blister, pustul maupun dan hampir selalu dalam jangka waktu
coklat kemerahan,
makulopapuler. tanda sistemik disertai pruritus. 7 sampai 14 hari.
disertai deskuamasi
kulit.
Urtikaria Angiodema
Purpura
o Perdarahan di dalam kulit/mukosa berupa
bercak/pembengkakan berwarna merah
kebiruan yang tidak hilang bila ditekan
disertai rasa gatal.
o Erupsi simetris serta muncul disekitar
kaki (pergelangan kaki atau tungkai bagian
bawah dengan penyebaran keatas)
makula atau bercak kecil berbatas tegas
berwarna merah kecoklatan yang tidak
hilang dengan penekanan, dan disertai rasa
gatal.
o Penyebab propylthiouracil, hydralazine,
granulocyte colony-stimulating factor,
granulocyte-macrophage colony-stimulating
factor, allopurinol, cefaclor, minosiklin,
penicillamine, fenitoin, isotretinoin, dan
agen anti-TNF.
Pustulosis Eksantematosa Generalisata Akut
Kausal Umum
Sistemik Topikal
1. Kortikosteroid
• Lesi kering, seperti pada eritema atau
o Pemberian kortikosteroid masih urtikaria diberikan bedak (bedak
kontroversial salisilat 2%), dapat ditambah dengan
o EOA ringan 0,5 mg/kgBB/ hari. antipruritus, misalnya menthol ½-1%
o Prednison dengan dosis 1-2mg/Kg/hari
saat gejala berat. • Pada beberapa kasus lesi kering dapat
diberi krim kortikosteroid, (mis.
o Efek samping: perdarahan intestinal, hidrokortison 1% atau 2,5%).
risiko sepsis, dan peningkatan gula darah.
• Bila keadaan lesi kulit basah kompres,
2. Antihistamin
dapat diberikan kompres larutan asam
o Diberikan terutama pada EOA tipe urtikaria salisilat 1%.
dan angioedema. Sebagai pengobatan
simtomatis untuk rasa gatal yang berat
eritoderma atau eksantematosa
Prognosis