Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

EDUKASI PENTINGNYA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN


UPAYA MENINGKATKAN STATUS GIZI ANAK

DOSEN PEMBIMBING:
DEWI ARISANTI, S.KM, M.Kes.

OLEH :

KELOMPOK 2
1. MUH. ASRAR RAUF (P422082)
2. MUH. AFDAL MAULANA (P422083)
3. SHAFIRA SALSABILA WIJAYA (P422098)
4. MUTMAINNA AKMAL (P422086)
5. SITTI NURHALIPA PANDAWA (P422100)
6. SUNARTI (P422103)
7. DWITA USMAN (P422075)
8. INTAN ANUGRAH (P422078)
9. KIRANA PUTRI (P422079)

PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLITEKNIK KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul "EDUKASI PENTINGNYA 1000
HARI PERTAMA KEHIDUPAN UPAYA MENINGKATKAN STATUS GIZI
ANAK" ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Besar harapan kami semoga karya tulis ilmiah dengan judul "EDUKASI
PENTINGNYA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN UPAYA
MENINGKATKAN STATUS GIZI ANAK” ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami menyadari


bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik
dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah dengan judul "EDUKASI
PENTINGNYA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN UPAYA
MENINGKATKAN STATUS GIZI ANAK" ini.

Makassar, 02 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL........................................................................................................................I

KATA PENGANTAR..................................................................................................II

DAFTAR ISI................................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.............................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................2

C. TUJUAN..................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................................3

A. 1000 HARI PERTAMA KELAHIRAN (HPK).......................................................3

B. PENGETAHUAN TENTANG TAHAPAN 270 & 730 HPK.................................5

C. LANGKAH YANG DIPERLUKAN DALAM 1000 HPK.....................................5

D. PENTINGNYA 1000 HARI PERTAMA UNTUK KEHIDUPAN ANAK............6

E. CIRI-CIRI STUNTING, WASTING, DAN GIZI BURUK....................................8

F. CARA MENCEGAH STUNTING, WASTING DAN GIZI BURUK PADA


ANAK......................................................................................................................9

BAB III PENUTUP.....................................................................................................15

A. KESIMPULAN......................................................................................................15

B. SARAN..................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masa 1000 hari pertama kehidupan dimulai sejak masa kehamilan (270
hari) sampai dengan anak berusia 2 tahun (730 hari). Ini adalah masa kritis di
mana anak bertumbuh dan berkembang dengan sangat cepat dan signifikan. Masa
ini tidak bisa terulang dan tidak terjadi pada kelompok usia lain. Pada masa ini,
kesehatan ibu sejak kehamilan sangat berpengaruh pada kehidupan anak. Begitu
anak lahir, faktor lingkungan, nutrisi, serta hubungan antara anak dan orangtua
juga memengaruhi kesehatan dan kesejahteraannya. Selain disebut masa kritis,
Kementerian Kesehatan mendefinisikan 1000 HPK sebagai window of
opportunities atau periode emas. Artinya, masa 1000 HPK ini merupakan
kesempatan bagi orangtua untuk membangun dan menetapkan fondasi kesehatan
dan perkembangan anak yang optimal.
Fokus penanganan gizi pada 1000 HPK ini adalah untuk mencegah
terjadinya kekurangan gizi yang merupakan masalah utama kesehatan pada balita
karena dapat menghambat proses pertumbuhan dan perkembangannya serta
berkontribusi terhadap morbiditas dan mortalitas anak. Secara umum kekurangan
gizi pada anak dibagi menjadi stunting (tinggi badan kurang menurut usia),
wasting (berat badan kurang menurut tinggi badan), dan gizi buruk (berat badan
kurang menurut usia). Masalah-masalah gizi tersebut akan terjadi apabila pada zat
gizi tidak terpenuhi pada periode 1000 HPK (Black et al., 2011).
Fokus penanganan gizi pada 1000 HPK ini adalah untuk mencegah
terjadinya kekurangan gizi yang merupakan masalah utama kesehatan pada balita
karena dapat menghambat proses pertumbuhan dan perkembangannya serta
berkontribusi terhadap morbiditas dan mortalitas anak. Secara umum kekurangan
gizi pada anak dibagi menjadi stunting (tinggi badan kurang menurut usia),
wasting (berat badan kurang menurut tinggi badan), dan gizi buruk (berat badan
kurang menurut usia). Masalah-masalah gizi tersebut akan terjadi apabila pada zat
gizi tidak terpenuhi pada periode 1000 HPK (Black et al., 2011).

B. RUMUSAN MASALAH
 Apa itu 100 hari pertama kehidupan?
 Bagaimana pengetahuan tentang tahapan 270 & 730 HPK?
 Bagaimana Langkah yang diperlukan dalam 1000 HPK?
 Apa pentingnya 1000 HPK untuk kehidupan anak?
 Bagaimana ciri-ciri stunting, wasting, dan gizi buruk?
 Bagaimana cara mencegah stunting, wasting, dan gizi buruk pada anak?

C. TUJUAN
 Untuk mengetahui apa itu 1000 hari pertama kelahiran
 Untuk mengetahui pengetahuan tentang tahap 270 & 730 HPK
 Untuk mengetahui tentang langkah yang di perlukan dalam 1000 HPK
 Untuk mengetahui tentang pentingnya 1000 HPK untuk kehidupan anak
 Untuk mengetahui ciri-ciri stunting, wasting, dan gizi buruk
 Untuk mengetahui cara mencegah stunting, wasting, dan gizi buruk pada
anak
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. 1000 HARI PERTAMA KELAHIRAN (HPK)


Masalah kesehatan terkait status gizi pada anak masih menjadi
permasalahan di dunia, terutama di negara berkembang. Indonesia merupakan
salah satu negara berkembang yang memiliki masalah status gizi cukup tinggi.
Upaya untuk meningkatkan status gizi harus dimulai sedini mungkin, tepatnya
dimulai dari masa kehidupan janin. Di Indonesia upaya ini disebut dengan
Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan disingkat dengan 1000 HPK
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).
Periode 1000 HPK merupakan masa awal kehidupan saat masih berada
dalam kandungan hingga 2 tahun pertama kehidupan. Masa awal kehidupan
ini disebut juga dengan Periode Emas. 1000 HPK sangat penting karena
sangat berpengaruh terhadap kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak
sangat pesat, sehingga akan berdampak pada masa yang akan datang
(Sudargo, 2018).
Menurut Unicef, memberi dukungan yang tepat pada masa ini
membantu anak bertahan hidup serta meningkatkan kemampuannya untuk
tumbuh, belajar, dan bangkit dari kemiskinan.
Fokus penanganan gizi pada 1000 HPK ini adalah untuk mencegah
terjadinya kekurangan gizi yang merupakan masalah utama kesehatan pada
balita karena dapat menghambat proses pertumbuhan dan perkembangannya
serta berkontribusi terhadap morbiditas dan mortalitas anak.
Secara umum kekurangan gizi pada anak dibagi menjadi stunting
(tinggi badan kurang menurut usia), wasting (berat badan kurang menurut
tinggi badan), dan gizi buruk (berat badan kurang menurut usia). Masalah-
masalah gizi tersebut akan terjadi apabila pada zat gizi tidak terpenuhi pada
periode 1000 HPK (Black et al., 2011).
Stunting merupakan masalah gizi kronis akibat tidak terpenuhinya
asupan gizi dalam masa 1000 HPK sehingga terjadi gangguan pertumbuhan
pada anak. Seorang anak dianggap stunting apabila tinggi badan anak lebih
rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Keadaan stunting ini
ditunjukkan dengan nilai z-score tinggi badan menurut usia (indeks TB/U) < -
2 SD berdasarkan standar WHO HPK ( Azrimaidaliza, et al., 2019; Dewey,
2013; Lamid, 2018; Pem, 2015; WHO, 2010).
Wasting merupakan masalah gizi yang bersifat akut disebabkan oleh
kekurangan asupan gizi dalam waktu yang tidak lama. Wasting dapat
mengganggu 2 imunitas tubuh sehingga menyebabkan peningkatan keparahan,
durasi, dan kerentanan terhadap penyakit menular. Selain itu, wasting pada
1000 HPK dapat menyebabkan terganggunya perkembangan kognitif dan
kemampuan belajar, berkurangnya massa tubuh tidak berlemak, perawakan
dewasa yang pendek, terganggunya metabolisme glukosa, dan produktivitas
rendah. Keadaan wasting ditunjukkan dengan nilai z-score berat badan
menurut tinggi badan (indeks BB/TB) < -2 SD berdasarkan standar WHO
( Azrimaidaliza, et al., 2019; Dewey, 2013; Lamid, 2018; Pem, 2015; WHO,
2010)
Gizi buruk merupakan suatu keadaan dimana anak balita mengalami
gizi kurang atau gizi buruk. Gizi buruk merupakan kelainan gizi yang dapat
berakibat fatal bagi kesehatan balita. Apabila keadaan ini tidak diatasi akan
menimbulkan dampak yang buruk bagi balita. Gizi buruk akan menimbulkan
dampak hambatan bagi pertumbuhan anak. Seorang anak disebut gizi kurang
bila nilai z-score berat badan menurut umur (BB/U) antara -3 SD sampai
dengan -2 SD dan gizi buruk BB/U ≤ 3SD ( Black & et al, 2013; Wahyudi,
Sriyono, & Indarwati, 2015).
Faktor langsung yang mempengaruhi status gizi adalah penyakit
infeksi dan kurangnya asupan yang diserap oleh tubuh ketika masih dalam
kandungan sampai 3 setelah lahir. Sedangkan faktor lainnya yang bersifat
tidak langsung adalah kurangnya akses ke pelayanan kesehatan, kurangnya
akses air bersih dan sanitasi Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk
meningkatkan status gizi dengan perbaikan pola makan, pola asuh dan sanitasi
(Azrimaidaliza, Asri, Handesti, & Lisnayenti, 2017).
Status gizi pada 1000 HPK akan mempengaruhi kualitas kesehatan,
intelektual, dan produktivitas balita pada masa yang akan datang. Ibu dan bayi
memerlukan gizi yang cukup dan berkualitas untuk menjamin status gizi dan
status kesehatan (kemampuan motorik, sosial, dan kognitif), kemampuan
belajar dan produktivitas balita. Hasil penelitian Humaira (2016)
menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi
dengan perkembangan psikomotorik balita di wilayah kerja Puskesmas Lapai
(Humaira, Jurnalis, & Edison, 2016; USAID, 2014).

B. PENGETAHUAN TENTANG TAHAPAN 270 & 730 HPK


Pengetahuan mengenai tahapan 270 HPK terdiri dari pengetahuan
tentang masa kehamilan, pemeriksaan kehamilan pada pelayanan kesehatan,
perawatan payudara, kebersihan tubuh dan pakaian, perawatan gigi, imunisasi
sebelum dan selama kehamilan serta nutrisi saat hamil (demonstrasi makanan
yang bergizi untuk remaja dan ibu hamil), melakukan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD), dan diteruskan dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.
Pengetahuan tahapan 730 hari kehidupan meliputi pengetahuan tentang
Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS Balita), imunisasi untuk bayi,
perkembangan anak usia 0 s/d 23 bulan, dan pemberian nutrisi usia 0-6 bulan
dan usia 7-24 bulan (Agustina & Desmawati, 2015; Sunarti, 2009).

C. LANGKAH YANG DIPERLUKAN DALAM 1000 HPK


Langkah yang diperlukan dalam 1000 HPK Pada 9 bulan kehamilan, Ada
beberapa langkah dan nutrisi yang harus mama perlukan :
1. Melakukan pemeriksaan rutin kandungan paling tidak 2 kali dalam
trisemester ke 3
2. Pastikan mengonsumsi tablet darah pada masa kehamilan

3. Mengonsumsi makanan dengan kandungan Asam Folat, Omega 3 DHA,


Zat Besi, Kalsium, dan Vitamin D

4. Menyiapkan ASI dengan mengedukasi diri tentang pengetahuan ASI


5. Merencanakan tempat persalinan.

6. Menyiapkan bekal mental untuk memiliki anak.

7. Perbanyak pengetahuan kehamilan dan anak

Selesai dengan masa kehamilan, selanjutnya adalah masa anak hingga usia
2 tahun. Beberapa Langkah yang perlu diberikan sebagai berikut:
1. Berikan ASI esklusif selama paling tidak 6 bulan
2. Agar lebih maksimal, berikan juga MPASI ketika umur anak lebih dari 6
bulan

3. Lakukan pencegahan penyakit dan imunisasi anak.

4. Pastikan anak makan makanan yang higienis dan sehat saat memasuki 2
tahun. Jangan lupa selalu selipkan sayuran di setiap makan anak. Penuhi
gizi lainnya dengan susu untuk usia 2 tahun

5. Rajin memberikan stimulus anak dengan berbagai cara, seperti


mengajaknya berbicara atau bermain tebak-tebakan nama hewan. Papa
mama bisa konsultasikan langsung cara stimulus anak dengan tepat di
Tania Kids Center.

6. Lakukan pengasuhan positif. Pengasuhan positif adalah pengasuhan yang


didasarkan oleh perasaan atau kasih sayang. Seperti memberikan apresiasi,
harmonisasi, dan lainnya yang berkaitan dengan hubungan hangat.

7. Berikan dukungan kepada anak atas perkembangannya. Menjadi bagian


support system untuk anak adalah impian setiap anak untuk berkembang.

8. Atur skala prioritas papa mama untuk segala alur rumah tangga, jadikan
anak sebagai salah satu prioritas yang wajib. Memberikan perhatian dan
selalu menjadi bagian tumbuh kembangnya akan membuat anak semakin
baik untuk tumbuh dan berkembang.

9. Itulah pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan.

D. PENTINGNYA 1000 HARI PERTAMA UNTUK KEHIDUPAN ANAK


Ada beberapa alasan mengapa 1000 HPK sangat penting untuk
keberlangsungan hidup anak hingga ia dewasa. Berikut adalah beberapa alasan
tersebut.
1. Otak anak berkembang secara signifikan
Masa 1000 hari pertama kehidupan merupakan masa kritis bagi
perkembangan otak anak. Pada masa ini, otak anak berkembang lebih pesat dan
plastisitas otak anak pun berada pada tingkat tertinggi dibandingkan waktu lain
dalam kehidupannya. Perkembangan otak yang pesat ini dimulai sejak akhir
trimester kehamilan hingga dua tahun kehidupan awal seorang anak.
Perlu diketahui bahwa bayi yang baru lahir sudah mempunyai sekitar 100
miliar sel otak yang terus berkembang dengan sangat pesat pada awal-awal
kehidupan. Dalam 1000 hari pertama kehidupan, lebih dari 1 juta koneksi saraf
baru pada otak anak pun terbentuk setiap detik. Jalur sensorik, seperti penglihatan
dan pendengaran, merupakan hal pertama yang berkembang di otak. Selanjutnya,
diikuti dengan perkembangan kemampuan bahasa dan fungsi kognitif. Dalam
proses perkembangannya tersebut, otak terbentuk dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Ini termasuk kecukupan nutrisi pada ibu hamil dan anak, kondisi
lingkungan rumah, kesehatan mental ibu, serta stimulasi untuk perkembangan
otak anak.
Lingkungan yang mendukung dapat memberi dampak positif pada
perkembangan bahasa anak dan fungsi kognitif lainnya hingga memengaruhi
perilaku dan kecerdasan. Sementara lingkungan yang tidak mendukung dapat
mengganggu perkembangan otak anak secara permanen, seperti menyebabkan
kemampuan kognitif anak yang rendah atau gangguan perilaku pada anak. Tak
hanya itu, hal ini juga dapat memengaruhi kekebalan tubuh dan menyebabkan
berbagai masalah kesehatan pada anak di kemudian hari, seperti:
 Diabetes pada anak,
 Penyakit jantung,
 Obesitas pada anak,
 Stroke, dan
 Hipertensi pada anak.

2. Tinggi badan anak bertambah dengan cepat


Tak hanya perkembangan otak, perkembangan fisik anak pun melaju
dengan cepat pada periode ini. Bisa dibandingkan berapa sentimeter tinggi badan
anak yang sudah bertambah dari lahir sampai usia 2 tahun. Bahkan, menurut Kids
Health, tinggi anak usia 2 tahun sudah mencapai sekitar setengah dari tinggi
mereka saat dewasa nantinya. Oleh karena itu, pada 1000 hari pertama kehidupan
ini, berat dan panjang atau tinggi badan anak akan selalu dipantau selama
pemeriksaan kesehatan.
Namun, faktor lingkungan yang tidak mendukung pun dapat menyebabkan
kenaikan tinggi badan anak yang tak optimal. Badan anak mungkin tidak setinggi
teman seusianya karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup. Anak pun
dikhawatirkan memiliki tubuh pendek atau stunting hingga dewasa kelak. Pada
anak bertubuh pendek, mungkin tidak perlu khawatir karena masih bisa
bertumbuh tinggi seperti teman-teman seusianya saat faktor lingkungannya
diperbaiki. Misalnya, dengan memberikan nutrisi yang lebih baik. Namun, bila
terjadi stunting, kondisi ini bisa dialami anak hingga ia dewasa nantinya. Bahkan,
anak perempuan yang stunting berisiko melahirkan seorang anak yang stunting
pula saat ia dewasa nanti. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk
memikirkan berat dan tinggi badan anak pada 1000 hari pertama kehidupannya
ini.

E. CIRI-CIRI STUNTING, WASTING, DAN GIZI BURUK


1. Ciri-ciri stunting:
Adapun ciri-ciri stunting adalah sebagai berikut:
 Tinggi dan berat badan lebih kecil dibandingkan dengan anak seusianya.
 Anak rentan mengalami gangguan pada tulang.
 Mengalami gangguan tumbuh kembang.
 Rentan mengalami gangguan kesehatan.
 Terlihat lemas terus menerus.
 Kurang aktif.
2. Ciri-ciri wasting:
Menurut WHO, indikator untuk menilai kemungkinan kondisi ini
pada anak yakni berat badan menurun dengan cepat sedangkan tinggi
badan (BB/TB) tetap bertambah. Anak dikatakan mengalami kondisi ini
ketika hasil pengukuran indikator BB/TB berada di -3 sampai dengan di
bawah -2 standar deviasi (SD). Lebih dari itu, anak juga bisa mengalami
wasting akut (severe acute malnutrition) ketika indikator BB/TB
menunjukkan angka di bawah -3 SD. Bisa dikatakan, wasting akut adalah
kondisi penurunan berat badan yang sudah lebih parah ketimbang kondisi
yang biasa.
3. Ciri-ciri gizi buruk:
Adapun ciri-ciri kurang gizi adalah sebagai berikut:
 Penurunan berat badan sehingga indeks massa tubuh menjadi kurang
dari 18.5 m2 per kg.
 Penurunan nafsu makanan
 Gangguan menstruasi
 Perubahan kebiasan makan
 Kehilangan lemak dan massa otot
 Pipi cekung dan mata cekung
 Perut kembung
 Rambut dan kulit kering
 Penyembuhan luka yang tertunda
 Kelelahan
 Sulit berkonsentrasi
 Sifat lekas marah
 Depresi dan kecemasan
 Mata kering, rabun senja, peningkatan risiko infeksi karena
kekurangan Vitamin A
 Jika kekurangan Yodium maka menyebabkan pembesaran kelenjar
tiroid (gondok), penurunan produksi hormon tiroid, masalah
pertumbuhan dan perkembangan.

F. CARA MENCEGAH STUNTING, WASTING DAN GIZI BURUK


PADA ANAK
1. Pencegahan Stunting:
a) Pencegahan Stunting pada anak sejak masa kehamilan:
Pencegahan stunting pada ibu hamil masih terus menjadi prioritas bagi
pemerintah. Pasalnya, mencegah stunting pada anak perlu dilakukan sejak
masa kehamilan. Anak yang mengalami masalah pertumbuhan sejak di dalam
kandungan akan berisiko mengalami stunting pada saat balita kelak.
Sunting adalah gangguan tumbuh kembang yang menyebabkan anak
memiliki postur tubuh pendek atau jauh dari rata-rata anak lain di usianya.
Stunting mulai terjadi ketika janin masih dalam kandungan disebabkan oleh
asupan makanan ibu selama kehamilan yang kurang bergizi. Akibatnya, gizi
yang didapat anak dalam kandungan tidak mencukupi. Kekurangan gizi akan
menghambat pertumbuhan bayi dan bisa terus berlanjut setelah kelahiran.
Tanda-tanda stunting biasanya baru akan terlihat saat anak lahir dan
memasuki usia dua tahun. Di samping kurangnya asupan gizi saat dalam
kandungan, stunting juga bisa terjadi akibat kurangnya asupan gizi saat anak
masih di bawah usia 2 tahun. Sayangnya, efek stunting tidak bisa
dikembalikan seperti semula jika sudah terjadi. Oleh sebab itu sangat penting
untuk melakukan upaya pencegahan stunting pada anak sejak ibu sedang
hamil.
Cara pencegahan Stunting pada anak sejak masa kehamilan:
 Penuhi Nutrisi Selama Kehamilan.
 Penuhi Nutrisi Si Kecil dengan Optimal.
 Mempraktikkan Kebersihan yang Benar.
 Mengatasi Anak yang Susah Makan.
 Konsultasi dengan Tim Pelayanan Kesehatan.
b) Pencegahan Stunting pada ibu hamil:
 Penuhi kebutuhan gizi selama hamil
Untuk mencegah stunting pada anak, Ibu perlu memenuhi kebutuhan gizi
sejak kehamilan, yaitu:
 Folat atau asam folat sebanyak 400 – 1000 mikrogram (mcg).
 Kalsium sebanyak 1200 miligram per hari.
 Vitamin D sebanyak 15 mcg per hari.
 Protein sebanyak 61-90 gram per hari.
 Zat besi sebanyak 9-18 mg per hari.
Di samping konsumsi makanan yang sehat selama hamil, Ibu hamil
juga perlu banyak minum air putih untuk mencegah tubuh kekurangan cairan.
Selain itu, air putih dapat melancarkan peredaran darah dan menjaga volume
cairan ketuban dalam rahim.

 Konsumsi suplemen prenatal


Beberapa zat dalam suplemen yang penting sebagai pencegahan
stunting pada ibu hamil yaitu suplemen asam folat, kalsium, dan zat besi.
Asam folat penting untuk pembentukan otak dan sistem saraf bayi, sedangkan
zat besi berguna untuk mencegah anemia (kurang darah) saat hamil. Selain itu,
suplemen kalsium juga penting dalam membentuk tulang janin, apalagi
kebutuhan akan zat ini sangat tinggi sehingga bisa jadi tidak terpenuhi hanya
dari makanan saja.

 Hindari penyakit infeksi


Menghindari penyakit infeksi merupakan hal penting lainnya yang
perlu diperhatikan dalam mencegah stunting pada anak sejak kehamilan. Ini
karena beberapa penyakit infeksi pada ibu hamil dapat berdampak pada janin
dalam kandungan. Melansir National Health Service, beberapa infeksi virus
dan bakteri yang perlu diwaspadai seperti toxoplasma, herpes, hepatitis B dan
hepatitis C, rubella, dan virus Zika. Oleh sebab itu, sebagai upaya pencegahan
stunting pada ibu hamil, sebisa mungkin hindari infeksi virus tersebut dengan
cara-cara berikut.
 Mencuci tangan dengan air dan sabun sampai bersih sebelum makan,
setelah berkebun, dan setelah membersihkan kotoran hewan.

 Memasak daging, ayam, ikan, dan sayuran sampai benar-benar


matang.
 Hindari konsumsi makanan mentah atau kurang matang seperti sate
dan sayur lalapan.
 Hindari minum susu yang mentah saat hamil.
 Lakukan vaksinasi sebelum hamil agar tubuh kebal terhadap infeksi
virus yang berbahaya.
 Hindari berkunjung ke daerah yang rawan penyakit menular.

 Berhenti merokok dan minum alkohol


Salah satu cara terbaik untuk mencegah stunting pada anak adalah
berhenti merokok, minum alkohol, dan narkoba sejak sebelum kehamilan atau
setidaknya selama masa kehamilan. Tidak ada jumlah yang aman untuk
alkohol atau merokok saat masa kehamilan. Keduanya dapat membahayakan
kesehatan bayi. Berhenti merokok juga termasuk rokok elektrik (vape) dan
menghindari asap rokok dari orang lain (perokok pasif).

 Istirahat yang cukup


Melansir Birmingham Health Hub, tidur selama 7 sampai 9 jam sangat
penting untuk mendukung kesehatan ibu dan janin. Posisi tidur saat hamil
yang dianjurkan yaitu menyamping menghadap ke sebelah kiri. Hal ini
berguna untuk menjaga peredaran darah. Lakukan upaya-upaya agar tidur
Anda lebih berkualitas saat hamil, seperti menghindari stres dan melakukan
relaksasi sebelum tidur.

 Rutin beraktivitas fisik


Lakukan aktivitas fisik yang sederhana sesuai kemampuan dan
petunjuk dokter. Hal ini bisa dilakukan dengan berjalan kaki, senam, yoga,
pilates, dan sebagainya. Aktivitas fisik dapat memperlancar peredaran darah
dan cairan tubuh sehingga mencegah keluhan-keluhan saat hamil seperti kaki
bengkak dan sebagainya. Selain itu, bila peredaran darah lancar, aliran nutrisi
menuju rahim juga akan semakin baik sehingga janin dapat berkembang
dengan sehat.

 Rutin memeriksakan kehamilan


Stunting yang sudah terjadi tidak bisa dikembalikan lagi. Oleh sebab
itu, stunting perlu di cegah pada anak sejak kehamilan. Untuk mengantisipasi
risiko kekurangan nutrisi saat hamil yang menjadi penyebab utama stunting,
ibu hamil perlu mengecek kondisi kehamilan ke dokter secara rutin. Dokter
akan melakukan berbagai pemeriksaan seperti USG kandungan, menghitung
detak jantung janin, tekanan darah, berat badan, dan sebagainya. Tujuannya
untuk memastikan janin berkembang dengan baik sesuai usia kehamilan dan
zat-zat apa yang mungkin perlu ditambah asupannya. Bila dokter mencurigai
adanya infeksi kehamilan, ia mungkin akan menyarankan pemeriksaan darah
saat hamil.

 Konsumsi asam folat sejak berencana hamil


Pencegahan stunting bisa juga dilakukan pada ibu sejak berencana
hamil. Sebaiknya merencanakan kehamilan saat kondisi tubuh dalam keadaan
sehat dan bebas dari penyakit. Selain itu, untuk mendukung kecukupan nutrisi
tubuh, sebaiknya mengonsumsi asam folat sejak berencana hamil. Sumber
asam folat bisa diperoleh dari sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, dan
buah-buahan sitrus (seperti lemon dan jeruk). Bila perlu, konsumsi juga
suplemen asam folat.

2. Pencegahan Wasting
 Penuhi kebutuhan zat gizi ibu hamil
 Periksa ibu hamil (Ante Natal Care)
 Pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan
 Pemberian ASI + MPASI pada usia > 6 bulan
 Pemenuhan gizi bayi dan anak
 Pantau pertumbuhan balita di posyandu
 Imunisasi untuk mencegah penyakit infeksi
 Penyediaan air bersih dan sanitasi
 Jaga kebersihan lingkungan
 Jika perlu berikan susu formula khusus

3. Pencegahan Gizi Buruk


 Tubuh anak tampak sangat kurus
 Wajah keriput
 Kulit kering
 Perut tampak buncit
 Sering lemas dan tidak aktif bermain
 Gangguan tumbuh kembang
 Rambut mudah rontok dan tampak kusam
 Pembengkakan (edema) di tungkai
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Masa 1000 hari pertama kehidupan dimulai sejak masa kehamilan (270
hari) sampai dengan anak berusia 2 tahun (730 hari).Ini adalah masa kritis di
mana anak bertumbuh dan berkembang dengan sangat cepat dan signifikan. Masa
ini tidak bisa terulang dan tidak terjadi pada kelompok usia lain.
Pada masa ini, kesehatan ibu sejak kehamilan sangat berpengaruh pada
kehidupan anak. Begitu anak lahir, faktor lingkungan, nutrisi, serta hubungan
antara anak dan orangtua juga memengaruhi kesehatan dan kesejahteraannya.
Selain disebut masa kritis, Kementerian Kesehatan mendefinisikan 1000 HPK
sebagai window of opportunities atau periode emas. Artinya, masa 1000 HPK ini
merupakan kesempatan bagi orangtua untuk membangun dan menetapkan fondasi
kesehatan dan perkembangan anak yang optimal.

B. SARAN
Memberi perhatian khusus kepada ibu hamil hingga anak berusia 2 tahun,
terutama kebutuhan pangan, kesehatan, dan gizinya.
DAFTAR PUSTAKA

Sari, E. N., Khotimah, S., Astuti, S. A., & Sukmawati. (2021). Edukasi
Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan Dalam Upaya Meningkatkan
Status Gizi Anak Untuk Pencegahan Wasting. JURNAL ALTIFANI, 352-
358.
https://hellosehat.com/parenting/bayi/bayi-1-tahun-pertama/1000-hari-pertama-
kehidupan/
https://fk.ui.ac.id/infosehat/pentingnya-nutrisi-1000-hari-pertama-anak-untuk-
mencegah-stunting/
https://www.tribunnews.com/kesehatan/2023/03/06/inilah-pentingnya-cegah-
stunting-pada-1000-hari-pertama-kehidupan?page=all
https://www.alodokter.com/gizi-buruk
https://www.academia.edu/85924714/
Wasting_diagnosis_tatalaksana_dan_pencegahan
https://www.researchgate.net/publication/
363240932_Pencegahan_dan_Asuhan_Gizi_Anak_Balita_Wasting_di_Wilaya
h_Kerja_Puskesmas_Taman_Bacaan_Palembang

Anda mungkin juga menyukai