MANUAL CSL
SISTEM
KARDIOVASKULER
Penyusun
Tim Dosen Pengampu Sistem Kardiovaskuler
KATA PENGANTAR
yang memberi ijin untuk menggunakan buku ini, semoga bermanfaat untuk kita
semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
DAFTAR ISI
TATA TERTIB
Sebelum pelatihan
1. Membaca Penuntun Belajar (manual) Keterampilan Klinik
Sistem yang bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang
keterampilan yang akan dilakukan.
1. Bagi mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib umum tidak dapat
mengikuti setiap kegiatan akademik.
2. Bagi mahasiswa yang terlambat melakukan registrasi tidak berhak
memperoleh pelayanan akademik.
3. Bagi mahasiswa yang tidak mengajukan/merencanakan program
studinya (mengisi KRS) pada waktu yang telah ditentukan sesuai
kalender akademik tidak boleh mengikuti segala aktifitas
perkuliahan.
4. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir, tidak dapat mengikuti setiap
kegiatan.
5. Bila tidak memakai nametag tidak dapat mengikuti kegiatan
akademik.
6. Bila nametag hilang, mahasiswa akan mendapat denda sesuai
ketentuan yang berlaku dan wajib membuat surat keterangan dari
bagian umum.
KETERAMPILAN KLINIS
SISTEM KARDIOVASKULER
PENGANTAR
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 8
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan
FakultasSistem
Kedokteran dan kesehatan
Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 9
KETERAMPILAN
PENGERTIAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu melakukan anamnesis lengkap dan
pemeriksaan fisik kardiovaskuler normal maupun tidak normal secara berurutan.
SASARAN PEMBELAJARAN
INDIKASI
METODE PEMBELAJARAN
Inspeksi
Voussure Cardiaque
Merupakan penonjolan setempat yang lebar di daerah precordium, di antara
sternum dan apeks codis. Kadang-kadang memperlihatkan pulsasi jantung .
Adanya voussure Cardiaque, menunjukkan adanya :
- kelainan jantung organis
- kelainan jantung yang berlangsung sudah lama/terjadi sebelum penulangan
sempurna
- hipertrofi atau dilatasi ventrikel
Ictus
Pada orang dewasa normal yang agak kurus, seringkali tampak dengan mudah
pulsasi yang disebut ictus cordis pada sela iga V, linea medioclavicularis kiri.
Pulsasi ini letaknya sesuai dengan apeks jantung. Diameter pulsasi kira-kira 2 cm,
dengan punctum maksimum di tengah-tengah daerah tersebut. Pulsasi timbul pada
waktu sistolis ventrikel. Bila ictus kordis bergeser ke kiri dan melebar,
kemungkinan adanya pembesaran ventrikel kiri. Pada pericarditis adhesive, ictus
keluar terjadi pada waktu diastolis, dan pada waktu sistolis terjadi retraksi ke
dalam. Keadaan ini disebut ictus kordis negatif.
Pulpasi yang kuat pada sela iga III kiri disebabkan oleh dilatasi arteri pulmonalis.
Pulsasi pada supra sternal mungkin akibat kuatnya denyutan aorta. Pada
hipertrofi ventrikel kanan, pulsasi tampak pada sela iga IV di linea sternalis atau
daerah epigastrium. Perhatikan apakah ada pulsasi arteri intercostalis yang dapat
dilihat pada punggung. Keadaan ini didapatkan pada stenosis mitralis. Pulsasi
pada leher bagian bawah dekat scapula ditemukan pada coarctatio aorta.
Palpasi
Hal-hal yang ditemukan pada inspeksi harus dipalpasi untuk lebih memperjelas
mengenai lokalisasi punctum maksimum, apakah kuat angkat, frekuensi, kualitas
dari pulsasi yang teraba.
Pada mitral insufisiensi teraba pulsasi bersifat menggelombang disebut
”vantricular heaving”. Sedang pada stenosis mitralis terdapat pulsasi yang bersifat
pukulan-pukulan serentak disebut ”ventricular lift”.
Disamping adanya pulsasi perhatikan adanya getaran ”thrill” yang terasa pada
telapak tangan, akibat kelainan katup-katup jantung. Getaran ini sesuai dengan
bising jantung yang kuat pada waktu auskultasi. Tentukan pada fase apa getaran
itu terasa, demikian pula lokasinya.
Perkusi
Kegunaan perkusi adalah menentukan batas-batas jantung. Pada penderita
emfisema paru terdapat kesukaran perkusi batas-batas jantung. Selain perkusi
batas-batas jantung, juga harus diperkusi pembuluh darah besar di bagian basal
jantung.
Pada keadaan normal antara linea sternalis kiri dan kanan pada daerah manubrium
sterni terdapat pekak yang merupakan daerah aorta. Bila daerah ini melebar,
kemungkinan akibat aneurisma aorta.
Auskultasi Jantung
Pemeriksaan auskultasi jantung meliputi pemeriksaan :
- bunyi jantung
- bising jantung
- gesekan pericard
Bunyi Jantung
Untuk mendengar bunyi jantung diperhatikan :
1. lokalisasi dan asal bunyi jantung
2. menentukan bunyi jantung I dan II
3. intensitas bunyi dan kualitasnya
4. ada tidaknya bunyi jantung III dan bunyi jantung IV
5. irama dan frekuensi bunyi jantung
6. bunyi jantung lain yang menyertai bunyi jantung.
Tempat-tempat auskultasi di atas adalah tidak sesuai dengan tempat dan letak
anatomis dari katup-katup yang bersangkutan. Hal ini akibat penghantaran
bunyi jantung ke dinding dada.
Intensitas dari bunyi jantung harus ditentukan menurut pelannya atau kerasnya
bunyi yang terdengar. Bunyi jantung I pada umumnya lebih keras dari bunyi
Intensitas bunyi jantung satu dengan yang lainnya (yang berikutnya) harus
dibandingkan. Bila intensitas bunyi jantung tidak sama dan berubah ubah pada
siklus-siklus berikutnya, hal ini merupakan keadaan myocard yang memburuk.
Perhatikan pula kualitas bunyi jantung
Pada keadaan splitting (bunyi jantung yang pecah), yaitu bunyi jantung I pecah
akibat penutupan katup mitral dan trikuspid tidak bersamaan. Hal ini mungkin
ditemukan pada keadaan normal.
Bunyi jantung ke 2 yang pecah, dalam keadaan normal ditemukan pada waktu
inspitasi di mana P 2 lebih lambat dari A 2. Pada keadaan dimana splitting bunyi
jantung tidak menghilang pada respirasi (fixed splitting), maka keadaan ini
biasanya patologis dan ditemukan pada ASD dan Right Bundle branch Block
(RBBB).
dalam fase sistole segera setelah bunyi jantung I dan lebih jelas pada hypertensi
sistemik.
2. Penjalaran Bising
Bising jantung masih terdengar di daerah yang berdekatan dengan lokasi
dimana bising itu terdengar maksimal, ke suatu arah tertentu, misalnya :
- Bising dari stenosa aorta menjalar ke daerah carotis
- Bising insufiensi aorta menjalar ke daerah batas sternum kiri.
- Bising dari insufisiensi mitral menjalar ke aksilia, punggung dan ke
seluruh precordium.
- Bising dari stenosis mitral tidak menjalar atau hanya terbatas
kesekitarnya.
3. Intensitas Bising
Levine membagi intensitas bising jantung dalam 6 tingkatan :
Tingkat I : bising yang sangat lemah, hanya terdengar dengan
konsentrasi.
Tingkat II : bising lemah, namun dapat terdengar segera waktu
auskultasi.
Tingkat III : sedang, intensitasnya antara tingkat II dan tingkat IV.
Tingkat IV : bising sangat keras, sehingga terdengar meskipun
stetoskp
belum menempel di dinding dada.
Bising Diastole, terdengar dalam fase diastole (antara bunyi jantung 2 dan
bunyi jantung 1), dikenal antara lain :
- Mid-diastole, terdengar pada pertengahan fase diastole misalnya pada
stenosis mitral.
- Early diastole, terdengar segara setelah bunyi jantung ke 2. misalnya pada
insufisiensi sorta.
- Pre-sistole, yang terdengar pada akhir fase diastole, tepat sebelum bunyi
jantung 1, misalnya pada stenosis mitral. Bising sistole dan diastole,
terdengar secara kontinyu baik waktu sistole maupun diastole. Misalnya
pada PDA
Gerakan Pericard
Gesekan pericard merupakan gesekan yang timbul akibat gesekan antara pericard
visceral dan parietal yang keduanya menebal atau permukaannya kasar akibat
proses peradangan (pericarditis fibrinosa). Gesekan ini terdengar pada waktu
sistole dan diastole dari jantung, namun kadang-kadang hanya terdengar waktu
sistole saja. Gesekan pericard kadang-kadang hanya terdengar pada satu saat saja
(beberapa jam) dan kemudian menghllang.
Gesekan pericard sering terdengar pada sela iga 4-5 kiri, di tepi daerah sternum.
Sering dikacaukan dengan bising jantung.
PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN ANAMNESIS
Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau
tidak sesuai urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan.
2. Mampu: Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan
urutannya, tetapi tidak efisisen
3. Mahir: Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan daan
efisien.
TS Tidak Sesuai: Langkah tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan keadaan.
DAFTAR TILIK
KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAMNESIS KELUHAN UTAMA
NYERI DADA
Jumlah
Nilai = ------------------------ x 100% = ...............%
24
PENUNTUN PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN
MELAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK KARDIOVAKULER
Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau
tidak sesuai urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan.
2. Mampu: Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan
urutannya, tetapi tidak efisisen
3. Mahir: Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan daan
efisien.
TS Tidak Sesuai: Langkah tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan keadaan.
Catatan:
Tidak boleh mengosongkan vena dengan mengurutnya
Teknik pemeriksaan vena di atas tidak berlaku untuk anak-anak, atau pasien
dengan struma atau tumor daerah leher
DAFTAR TILIK
KETERAMPILAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH, PEMERIKSAN
NADI DAN TEKANAN VENA JUGULARIS
NILAI
NO. ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
A. PENGUKURAN TEKANAN DARAH
1. Pemeriksa menempatkan diri di sebelah kanan pasien
2. Memberi penjelasan pemeriksaan
3. Meminta penderita dalam keadaan duduk / berbaring
dengan lengan rileks, sedikit menekuk pada siku dan bebas
dari tekanan oleh pakaian
4. Menempatkan tensimeter dengan membuka aliran air
raksa, mengecek saluran pipa dan meletakkan manometer
vertikal
5. Gunakan stetoskop dengan corong bel yang terbuka
6. Pasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari
lengan atas secara rapi dan tidak terlalu ketat (2 cm di atas
siku) dan sejajar jantung diperiksa dari pakainan
7. Dapat meraba pulsasi arteri brachialis di fossa cubiti
sebelah medial
8. Dengan satu jari meraba pulsasi a. Brachialis dengan cepat
sampai 30 mmHg di atas hilangnya pulsasi / melaporkan
hasilnya
9. Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai pulsasi
arteri teraba kembali/melaporkan hasil sebagai tekanan
sistolik palpatoir
10. Ambil stetoskop dan memasang corong bel pada tempat
perabaan pulsasi
11. Pompa kembali manset sampai 30 mmHg di atas tekanan
sistolik palpatoir
12. Dengarkan melalui stetoskop, sambil menurunkan
perlahan-lahan / 3 mmHg per detik dan melaporkan saat
mana mendengar bising pertama / sebagai tekanan sistolik
13. Lanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara bising
yang terakhir sehingga setelah itu tidak terdengar bising
lagi / sebagai tekanan diastolik
14. Laporkan hasil tekanan sistolik dan diastolik
15. Lepas manset dan mengembalikannya
B. PEMERIKSAAN NADI
1. Letakkan lengan yang akan diperiksa dalam keadaan rileks
2. Gunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk meraba a.
radialis
3. Hitung frekuensi denyut nadi minimal 15 detik
4. Laporkan hasil frekuensi nadi dalam satu menit
JUMLAH
C. PEMERIKSAAN TEKANAN VENA JUGULARIS
1 Posisikan penderita tidur tanpa bantal
2. Meminta penderita berbaring dengan kepala membuat
sudut 30 derajat,
3. Leher penderita harus diluruskan
4. Lakukan penekanan pada vena jugularis di bawah angulus
mandibula dan kemudian cari dan tentukan titik kolaps
5. Tentukan jaraknya berapa cm dari bidang yang melalui
angulus ludovici
6.
JUMLAH
Jumlah
Nilai = ------------------------ x 100% = ...............%
30
b. Pemeriksaa Nadi
Jumlah
Nilai = ------------------------ x 100% = ...............%
8
BUKU ACUAN
PEMERIKSAAN EKG
ELEKTROKARDIOGRAFI
1. Pendahuluan
Elektrokardiografi (EKG) adalah pemantulan aktivitas listrik dari
serat-serat otot jantung secara goresan. Dalam perjalanan abad ini, perekaman
EKG sebagai cara pemeriksaan tidak invasif, sudah tidak dapat lagi
dihilangkan dari klinik. Sejak di introduksinya galvanometer berkawat yang
diciptakan oleh EINTHOVEN dalam tahun 1903, galvanometer berkawat ini
merupakan suatu pemecahan rekor perangkat sangat peka dapat merekam
setiap perbedaan tegangan yang kecil sebesar milivolt.
Perbedaan tegangan ini terjadi pada luapan dan imbunnan dari serat-serat otot
jantung. Perbedaan tegangan ini dirambatkan ke permukaan tubuh dan
diteruskan ke sandapan-sandapan dan kawat ke perangkat penguat EKG.
Aktivitas listrik mendahului penguncupan sel otot.
Tidak ada perangkat pemeriksaan sederhana yang begitu banyak
mengajar pada kita mengenai fungsi otot jantung selain daripada EKG.
Dengan demikian masalah-masalah diagnostik penyakit jantung dapat
dipecahkan dan pada gilirannya pengobatan akan lebih sempurna.
Namun kita perlu diberi peringatan bahwa EKG itu walaupun memberikan
banyak masukkan, tetapi hal ini tak berarti tanpa salah. Keluhan dan
pemeriksaan klinik penderita tetap merupakan hal yang penting.
EKG seorang penderita dengan Angina Pectoris dan pengerasaan pembuluh
darah koroner dapat memberikan rekaman yang sama sekali normal oleh
karena itu EKG harus selalu dinilai dalam hubungannya dengan keluhan-
keluhan dan keadaan klinis penderita.
Pada waktu sekarang, EKG sebagai perangkat elektronis sederhana
sudah digunakan secara luas pada praktek-praktek dokter keluarga, rumah-
rumah perawatan, dalam perusahaan, pabrik-pabrik atau tempat-tempat
pekerjaan lainnya. Dengan demikian pemeriksaan EKG dapat secara mudah
dan langsung dilakukan pada penderita-penderita yang dicurigai menderita
penyakit jantung dan pembuluh darah yang banyak ditemukan dan banyak
1.2.1.Kelainan gelombang P.
Kelainan penampilan (amplitudo, lamanya, bentuknya)
gelombang P pada irama dan kecepatan yang normal. Misalnya P
mitrale yang ditandai dengan gelombang P yang tinggi, lebar dan
“not ched” pada sandapan I dan II : gelombang P lebar dan bifasik
pada VI dan V2. Gambaran ini menunjukkan adanya hipertrofi
atrium kiri terutama pada stenosis mitralis. Sedangkan P pulmonale
ditandai dengan adanya gelombang P yang tinggi, runcing pada
sandapan II dan III, dan mungkin disertai gelombang P tinggi dan
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 40
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan
segmen S-T tidak melebihi 1 mm atau depresi tidak melebihi 0,5 mm,
paling kurang pada sandapan standar. Secara klinik elevasi atau depresi
segmen S-T pada 3 sandapan standar, biasanya disertai deviasi yang sama
pada sandapan yang sesuai, menunjukkan adanya insufisiensi koroner.
Adanya elevasi segmen S-T merupakan petunjuk adanya infark miokard
akut atau perikarditis. Elevasi segmen S-T pada sandapan prekordial
menunjukkan adanya infark dinding anterior, sedangkan infark dinding
inferior dapat diketahui dengan adanya elevasi segmen S-T pada sandapan
II, III, dan aVF. Untuk perikarditis biasanya tidak dapat dipastikan
tempatnya dan akan tampak elevasi di hampir semua sandapan. Elevasi
segmen S-T pada V4R ditemukan pada infark ventrikel kanan
yang tinggi dan tajam pada semua sandapan kecuali aVR dan aVL
menunjukkan adanya hiperkalemi. Gelombang T yang tinggi dan simentris
dengan depresi segmen S-T menunjukkan adanya infark dinding
posterior.
Untuk membaca EKG secara mudah dan tepat, sebaiknya setiap EKG
dibaca mengikuti urutan petunjuk di bawah ini
1. IRAMA
Pertama-tama tentukan irama sinus atau bukan. Apabila setiap kompleks
QRS didahului oleh sebuah gelombang P berarti irama sinus, kalau tidak, maka
berarti bukan irama sinus.
Bukan irama sinus dapat berupa suatu aritmia yang mungkin fibrilasi, blok
AV derajat dua atau tiga, irama jungsional, takikardia ventrikular, dan lain lain.
2. LAJU QRS (QRS RATE)
Pada irama sinus, laju QRS normal berkisar antara 60 - 100 kali/min,
kurang dari 60 kali disebut bradikardia sinus, lebih dari 100 kali disebut takikardia
sinus.
Laju QRS lebih dari 150 kali/min biasanya disebabkan oleh takikardia
supraventrikular (kompleks QRS sempit), atau takikardia ventrikular (kompleks
QRS lebar).
Pada blok AV derajat tiga, selain laju QRS selalu harus dicantumkan juga
laju gelombang P (atrial rate).
EKG normal selalu regular. Irama yang tidak regular ditemukan pada
fibrilasi atrium, atau pada keadaan mana banyak ditemukan ekstrasistol (atrium
maupun ventrikel), juga pada sick sinus syndrome.
3. AKSIS.
Aksis normal selalu terdapat antara -30° sampai +110°. Lebih dari -30°
disebut deviasi aksis kiri, lebih dari +110° disebut deviasi aksis kanan, dan bila
lebih dari +180° disebut aksis superior.
Kadang kadang aksis tidak dapat ditentukan, maka ditulis undeterminable,
misalnya pada EKG dimana defleksi positif dan negatif pada kompleks QRS di
semua sandapan sama besarnya.
4. INTERVAL -PR
Interval PR normal adalah kurang dari 0,2 detik. Lebih dari 0.2 detik
disebut blok AV derajat satu. Kurang dari 0,1 detik disertai adanya gelombang
delta menunjukkan Wolff-Parkinson- White syndrome.
5. MORFOLOGI
5.1. Gelombang P
Perhatikan apakah kontur gelombang P normal atau tidak. Apakah ada P-
pulmonal atau P-mitral.
5.2. Kompleks QRS
Adanya gelombang Q patologis menandakan old myocardial infarction
(tentukan bagian jantung mana yang mengalami infark melalui petunjuk sandapan
yang terlibat).
Bagaimana amplitudo gelombang R dan S di sandapan prekordial.
Gelombang R yang tinggi di sandapan V1 dan V2 menunjukkan hipertrofi
ventrikel kanan (atau infark dinding posterior). Gelombang R yang tinggi di
sandapan V5 dan V6 dengan gelombang S yang dalam di sandapan V1 dan V2
menunjukkan hipertofi ventrikel kiri.
Interval QRS yang lebih dari 0,1 detik harus dicari apakah ada right
bundle branch block, left bundle branch block atau ekstrasistol ventrikel.
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 46
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan
5.3. segmen ST
Elevasi segmen ST menandakan infark miokard akut (tentukan bagian
mana dari jantung yang mengalami infark). Depresi segmen ST menandakan
iskemia.
5.4. Gelombang T
Gelombang T yang datar (flat 7) menandakan iskemia. Gelombang T
terbalik (T-inverted) menandakan iskemia atau mungkin suatu aneurisma.
Gelombang T yang runcing menandakan hiperkalemia.
5.5. Gelombang U
Gelombang U yang sangat tinggi (> gel. T) menunjukkan hipokalemi
Gelombang U yang terbalik menunjukkan iskemia miokard yang berat.
KESIMPULAN
Pemeriksaan EKG memegang peranan yang sangat penting dalam
membantu menegakkan diagnosis penyakit jantung. EKG disamping mampu
mendeteksi kelainan jantung secara pasti, juga keadaan (kelainan) diluar jantung,
mis. Adanya gangguan elektrolit terutama kalium dan kalsium.
Disamping kemampuannya dalam mendeteksi secara pasti dari
kelainan jantung tetapi EKG harus diakui mempunyai banyak kelemahan juga.
EKG tidak dapat mendeteksi keparahan dari penyakit jantung secara menyeluruh,
misalnya tingkat kerusakan otot jantung dari serangan IMA. EKG juga tidak dapat
mendeteksi gangguan hemodinamik akibat suatu penyakit jantung.
Dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung kita tidak dapat
hanya menggantungkan pemeriksaan EKG saja.
SERI 2
ELEKTROKARDIOGRAFI
PENGANTAR
Buku Panduan Skills Lab. Sistem Kardiovaskuler seri ke-2 ini berisi
ketrampilan Elektrokardiografi (EKG), dimana terdiri dari 2 (dua) ketrampilan
utama yaitu Pembuatan perekaman EKG, dimana persiapan alat dan pasien
sampai tehnik perekaman dan pembacaraan / interpretasi hasil perekaman EKG
mulai dari normal sampai patologis.
Diharapkan setelah selesai mengikuti kegiatan ketrampilan klinik ini,
mahasiswa mampu melakukan perekaman EKG yang benar dan pembacaan EKG
yang normal maupun yang patologis
Buku panduan skills lab. Ini selalin memuat panduan belajar masing-
masing ketrampilan yang dilatihkan, juga memuat daftar tilik sebagai lembaran
penilaian dari koordinator/instruktur terhadap mahasiswa baik sebagai penilaian
akhir maupun diapakai membantu dalam menilai kemajuan tingkat ketrampilan
yang dilatihkan. Untuk mahasiswa, penilaian pada waktu latihan dapat dilakukan
oleh temannya sendiri melalui petunjuk buku panduan belajar dan juga dapat
menggunakan daftar tilik yang ada.
Meskipun buku panduan ini belum terlalu lengkap, namun demikian sudah
dapat dipakai sebagai penuntun tentang elektrokardiografi. Kedepan Buku
Panduan Skills lab. Sistem Kardiovaskuler akan dilengkapi dengan variasi normal
dan abnormal gambar-gambar rekaman EKG.
Mengingat Buku Panduan Skills Lab. Sistem Kardiovaskuler belum
sempurna, maka demi kemajuan dan kesempurnaan pendidikan ketrampilan klinik
ini, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
penyempurnaan buku ini, dan untuk itu kami ucapkan terima kasih.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam pembuatan dan penyusunan buku panduan ini.
PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI
Pengertian
Pemeriksaan Elektrokardiografi :
Tujuan pembelajaran :
Tujuan Umum :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Melakukan penyadapan aktifitas otot jantung secara runtut dan benar
2. Mengenal elektrokardiogram otot jantung normal dan intrpretasinya
Tujuan Khusus :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu:
a. Berhubungan dengan alat dan pasien :
1. Mempersiapkan pasien dan alat
2. Mletakkan elektroda pada tempat penekanan
3. Melaksanakan penyadapan
4. Membuat elektrokardiogram dan keterangannya
5. Merawat EKG setelah pemeriksaan
b. Berhubungan dengan pembacaan EKG :
1. Mengenal gelombang dan interpretasinya pada elektrokardiogram normal
2. Mengenal ganggugan irama jantung
3. Mengenal pembesaran jantung
4. Mengenal kelainan iskemik jantung
Metode Pembelajaran
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Parsipasi aktif dalam skills lab. (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor
DESKRIPSI KEGIATAN
KEGIATAN WAKTU DESKRIPSI
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran tanya & 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
jawab 2. Satu orang dosen (instruktor/co-
instruktur) memberikan contoh
bagaimana cara melakukan perekaman
EKG pada probandus/manikin.
Mahasiswa menyimak dan mengamati
3. Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya dan dosen
(instruktur) memberikan penjelasan
tentang aspek-aspek yang penting
4. Selanjuntya kegiatan dilanjutkan
dengan pemeriksaan EKG pada
manikin atau probandus
5. Mahasiswa dapat memperhatikan dan
menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti dan dosen (instruktur)
menanggapinya.
3. Praktek bermain peran 100 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-
dengan umpan balik pasangan. Seorang mentor diperlukan
untuk mengamati 2 pasangan
2. Setiap pasangan berpraktek, satu orang
sebagai dokter (pemeriksa) dan satu
orang sebagai pasien secara serentak
3. Mentor berkeliling diantara mahasiwa
dan melakukan supervisi menggunakan
ceklis
4. Setiap mahasiswa paling sedikit
berlatih satu kali
4.Curah pendapat/ 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi : Apa yang
diskusi dirasakan mudah ? Apa yang sulit ?
Menanyakan bagaimana perasaan
mahasiswa yang berperan sebagai
pasien. Apa yang dapat dilakukan oleh
dokter agar pasien merasa lebih
nyaman ?
2. Dosen (instruktur) menyimpulkan
dengan menjawab pertanyaan terakhir
dan memperjelas hal-hal yang masih
belum dimengerti
Total waktu 150 menit
PENUNTUN BELAJAR
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 52
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan
PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI
b. Mempersiapkan pasien
1. Pertama-tama pemeriksa melakukan penjelasan kepada
pasien/keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Menyuruh pasien untuk tidur terlentang datar
DAFTAR TILIK
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 54
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan, tetapi kurang benar
2 = Dilakukan dengan benar
Jumlah
Nilai = ------------------------ x 100% = ...............%
34
DAFTAR TILIK
INTERPRETASI HASIL REKAMAN EKG
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan, tetapi kurang benar
2 = Dilakukan dengan benar
Jumlah
Nilai = ------------------------ x 100% = ...............%
22
Jakarta,, ..........................2009
Mengetahui :
Instruktur/Koordinator
......................................
KETERAMPILAN PENGAMBILAN
DAN PENGIRIMAN DARAH
UNTUK BIAKAN BAKTERIOLOGIS
BLOK KARDIOVASKULER
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Univeristas Muhammadiyah Jakarta
2016
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 58
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan
KETERAMPILAN
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN DARAH
UNTUK BIAKAN BAKTERIOLOGIS
TUJUAN PEMBELAJARAN
SASARAN PEMBELAJARAN
INDIKASI
1. Sepsis
2. Infeksi kardiovaskuler
3. Infeksi invasif lainnya
DESKRIPSI KEGIATAN
PENUNTUN PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN DARAH UNTUK
BIAKAN BAKTERIOLOGIS
(digunakan oleh Peserta)
Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak
sesuai urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan.
2. Mampu: Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya,
tetapi tidak efisisen
3. Mahir: Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan daan
efisien.
TS Tidak Sesuai: Langkah tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan keadaan.
PENUNTUN PEMBELAJARAN
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN DARAH UNTUK BIAKAN
BAKTERIOLOGIS
NO. LANGKAH / KEGIATAN KASUS
MENYIAPKAN PENDERITA 1 2 3
1. Sapalah klien atau keluarganya dengan ramah dan
perkenalkan diri anda, serta tanyakan keadaannya.
2. Berikan informasi umum pada klien atau keluarganya
tentang cara pengambilan darah, dan tujuan dan manfaat
untuk keadaan klien.
3. Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang
keamanan atas tindakan yang anda lakukan
4. Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang
kerahasiaan yang diperlukan klien
5. Jelaskan pada klien tentang hak-hak klien atau keluarganya,
misalnya tentang hak untuk menolak tindakan pengambilan
darah tanpa mengurangi haknya akan pelayanan kesehatan..
6. Mintalah kesediaan klien untuk pengambilan darah
7. Persilahkan klien untuk naik daan tidur di tempat tidur
CUCI TANGAN BIASA 1 2 3
8. Lepaskan cincin, arloji, gelang dan lain-lain perhiasan di
pergelangan tangan dan jari. Simpan ditempat yang aman.
9. Gulung lengan baju sampai sebatas siku.
10. Basahi tangan dengan air mengalir, lalu kecilkan aliran air.
11. Tuangkan kira-kira 3 ml sabun cair, dan ratakan diseluruh
tangan.
12. Kedua telapak tangan saling digosokkan.
13. Gosokkan telapak tangan kanan pada punggung tangan
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 62
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan
DAFTAR TILIK
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN DARAH UNTUK
BIAKAN BAKTERIOLOGIS