Anda di halaman 1dari 67

Buku Pegangan Mahasiswa

MANUAL CSL

SISTEM
KARDIOVASKULER

Penyusun
Tim Dosen Pengampu Sistem Kardiovaskuler

Modul Tutorial dan Manual CSL ini untuk dipergunakan oleh


Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Jakarta
2016

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015_Oktober 2016


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

KATA PENGANTAR

Buku Manual CSL Sistem Kardiovaskuler ini dibuat untuk memudahkan

mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter dalam cara berpikir ilmiah,

sistematis, dan juga dalam keterampilan klinis.

Di dalamnya terdapat manual CSL meliputi Anamnesis, Pemeriksaan

Fisik, Perekaman EKG, Interpretasi EKG, dan Pengambilan dan Pengiriman

Darah untuk Biakan Bakteriologis.

Terima kasih kepada FK UNHAS khususnya Tim Sistem Kardiovaskuler

yang memberi ijin untuk menggunakan buku ini, semoga bermanfaat untuk kita

semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, Oktober 2016

Tim Pelaksana Sistem Kardiovaskuler UMJ

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 2


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………..……………………………………………….. 2


Daftar Isi ……………………………………………………………………….. 3
Tata Tertib …… ……………………………………………………………….. 4
Manual CSL
 Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik .......................................................... 10
 Keterampilan Melakukan Pemeriksaan dan Penilaian 48
Elektrokardiografi ...................................................................................
 Keterampilan Pengambilan dan Pengiriman Darah untuk Biakan 58
Bakteriologis ...........................................................................................

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 3


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

TATA TERTIB

I. Tata Tertib Umum

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ


harus mematuhi tata tertib seperti di bawah ini :
1. Berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan
sopan layaknya seorang dokter. Tidak diperkenankan memakai
pakaian ketat, berbahan jeans, baju kaos (dengan/tanpa kerah),
dan sandal.
2. Mahasiswa laki-laki wajib berambut pendek dan rapih.
3. Mahasiswi diwajibkan memakai jilbab dan busana muslimah di
setiap kegiatan berlangsung.
4. Tidak diperkenankan merokok di lingkungan PSPD FKK UMJ.
5. Menjaga ketertiban dan kebersihan di lingkungan PSPD FKK UMJ.
6. Melaksanakan registrasi administrasi dan akademik semester yang
akan berjalan.
7. Memakai papan nama resmi yang dikeluarkan dari PSPD FKK UMJ
di setiap kegiatan akademik kecuali perkuliahan. Jika papan nama
rusak atau dalam proses pembuatan, maka mahasiswa wajib
membawa surat keterangan dari bagian pendidikan.
8. Bila mahasiswa sakit :
a. Memberikan surat keterangan sakit ke bagian pendidikan,
atau surat keterangan dirawat bila dirawat.
b. Mencantumkan diagnosis klinis/ diagnosis kerja.
c. Di tanda tangani dokter yang memiliki SIP (Surat Ijin
Praktek).
d. Alamat klinik/ rumah sakit/ Puskesmas jelas.
e. Diterima selambat-lambatnya 3 hari kemudian.
f. Bila tidak memenuhi ketentuan tersebut diatas, dianggap
alpa (absen).

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 4


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

II. Tata Tertib CLINICAL SKILL LABORATORY (CSL)

Sebelum pelatihan
1. Membaca Penuntun Belajar (manual) Keterampilan Klinik
Sistem yang bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang
keterampilan yang akan dilakukan.

Pada saat pelatihan


1. Datang 10 menit sebelum CSL dimulai.
2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan CSL sesuai dengan jadwal
rotasi yang telah ditentukan.
3. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.
4. Mengenakan jas laboratorium yang bersih dan dikancing
rapih pada setiap kegiatan CSL. Bagi mahasiswi yang berjilbab,
jilbabnya harus dimasukkan ke bagian dalam jas laboratorium.
5. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi (kertas,
batang korek api, dan sebagainya) pada tempat sampah non
medis. Sampah yang telah tercemar (sampah medis), misalnya
kapas lidi yang telah dipakai, harus dimasukkan ke tempat sampah
medis yang mengandung bahan desinfektan untuk
didekontaminasi, dan sampah tajam dimasukan pada tempat
sampah tajam.
6. Berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan.
7. Memperlakukan model seperti memperlakukan manusia
atau bagian tubuh manusia.
8. Bekerja dengan hati-hati.
9. Tidak diperkenankan menghilangkan, mengambil atau
meminjam tanpa ijin setiap alat dan bahan yang ada pada ruang
CSL.
10. Setiap selesai kegiatan CSL mahasiswa harus merapihkan
kembali alat dan bahan yang telah digunakan.

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 5


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

11. Pengulangan CSL dapat dilaksanakan dengan ketentuan


sebagai berikut :
a. Membuat surat permohonan pengulangan CSL ke bagian
pendidikan tembusan ke bagian CSL dengan melampirkan
materi yang akan diulang dan jumlah peserta yang akan ikut
paling lambat 3 hari sebelum hari pelaksanaan.
b. Pengulangan CSL dilaksanakan pada saat tidak ada jadwal
perkuliahan dengan atau tanpa pendamping dari instruktur.
c. Pengulangan CSL dilaksanakan sampai maksimal pukul 21.00
WIB.

III. Sanksi Pelanggaran Tata Tertib Umum

1. Bagi mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib umum tidak dapat
mengikuti setiap kegiatan akademik.
2. Bagi mahasiswa yang terlambat melakukan registrasi tidak berhak
memperoleh pelayanan akademik.
3. Bagi mahasiswa yang tidak mengajukan/merencanakan program
studinya (mengisi KRS) pada waktu yang telah ditentukan sesuai
kalender akademik tidak boleh mengikuti segala aktifitas
perkuliahan.
4. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir, tidak dapat mengikuti setiap
kegiatan.
5. Bila tidak memakai nametag tidak dapat mengikuti kegiatan
akademik.
6. Bila nametag hilang, mahasiswa akan mendapat denda sesuai
ketentuan yang berlaku dan wajib membuat surat keterangan dari
bagian umum.

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 6


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

IV. Sanksi Pelanggaran Tata Tertib CSL

1. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan CSL pada materi


tertentu, maka mahasiswa tersebut tidak diperkenankan mengikuti
kegiatan CSL pada jadwal berikutnya untuk materi tertentu
tersebut.
2. Bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan CSL dan praktikum tidak
sesuai dengan jadwal rotasinya dianggap tidak hadir.
3. Bagi mahasiswa yang persentasi kehadiran CSLnya < 75 % dari
seluruh jumlah tatap muka CSL, maka mahasiswa tidak dapat
mengikuti ujian CSL.
4. Kerusakan alat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan
praktikum yang terjadi karena ulah mahasiswa, resikonya
ditanggung oleh mahasiswa yang bersangkutan.
5. Bagi mahasiswa yang menghilangkan, mengambil atau meminjam
tanpa ijin setiap alat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan
praktikum akan mendapatkan sanksi tegas sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 7


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

BUKU PANDUAN KERJA

KETERAMPILAN KLINIS
SISTEM KARDIOVASKULER

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Jakarta
2016

PENGANTAR
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 8
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

Buku Panduan Skills Lab. Blok Kardiovaskuler ini berisi 2 (dua)


ketrampilan utama yaitu Anamnesis keluhan utama yang berhubungan dengan
keluhan sistem kardiovaskuler, dimana penggalian riwayat penyakit sudah lebih
spesifik mengarah ke sistem kardiovaskuler. kemudian keterampilan pemeriksaan
fisik meliputi : pemeriksaan tekanan darah , nadi dan tekanan vena jugularis serta
pemeriksaan fisik jantung itu sendiri. Diharapkan setelah selesai mengikuti
kegiatan ketrampilan klinik ini, mahasiswa mampu melakukan anamnesis
lengkap dan pemeriksaan fisik kardiovaskuler normal maupun tidak normal secara
berurutan.
Buku panduan skills lab. Ini selain memuat panduan belajar masing-
BUKU PANDUAN KERJA
masing ketrampilan yang dilatihkan, juga memuat daftar tilik sebagai lembaran
penilaian dari koordinator/instruktur terhadap mahasiswa baik sebagai penilaian
akhir maupun dipakai membantu dalam menilai kemajuan tingkat ketrampilan
yang dilatihkan. Untuk mahasiswa, penilaian pada waktu latihan dapat dilakukan
KETERAMPILAN
oleh temannya sendiri melalui petunjuk buku panduan belajar dan juga dapat
menggunakan daftar tilik yang ada.
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN
Meskipun buku panduan ini belum di lengkapi ketrampilan medik
pemeriksaan fisik setiap keluhan/penyakit yang berhubungan dengan sistem
FISIS
kardiovaskuler, tetapi didalam operasionalnya pemeriksaan fisik normal akan
disertai dengan pengenalan dan penentuan variasi abnormal bunyi jantung dan
bunyi tambahan (bising).
Kedepan Buku Panduan Skills lab. Blok Kardiovaskuler akan dilengkapi
dengan ketrampilan medik pemeriksaan fisik masing-masing kelainan/penyakit
(minimal 4 ketrampilan medik).
Mengingat Buku Panduan Skills Lab. Blok Kardiovaskuler belum
sempurna, maka demi kemajuan dan kesempurnaan pendidikan ketrampilan klinik
ini, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
penyempurnaan buku ini, dan untuk itu kami ucapkan terima kasih.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam pembuatan dan penyusunan buku panduan ini.

Jakarta, Oktober 2016

Koordinator Skills Lab. Sistem Kardiovaskuler

Skills Lab. Sistem Kardiovaskuler

FakultasSistem
Kedokteran dan kesehatan
Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 9

Universitas Muhammadiyah Jakarta


2016
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

KETERAMPILAN

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 10


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

PEMERIKSAAN FISIK KARDIOVASKULER

PENGERTIAN

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya


kelainan-kelainan dari suatu sistem atau suatu organ bagian tubuh dengan cara
melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan
(auskultasi)
Umumnya pemeriksaan ini dilakukan secara berurutan (inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi). Khusus untuk pemeriksaan abdomen, sebaiknya
auskultasi dilakukan sebelum palpasi.
Sebelum kita melakukan pemeriksaan fisik, maka terlebih dahulu kita
harus melakukan komunikasi dokter(pemeriksa) dengan pasien (anamnesis).
Kegiatan ini penting sebagai awal dari pemeriksaan fisik dan dapat membantu
pemeriksa dalam mengarahkan diagnosis penyakit pada pasien. Begitu pentingnya
anamnesis ini, maka kadang-kadang belum kita lakukan pemeriksaan fisik maka
diagnosis sudah dapat diperkirakan.
Secara khusus pemeriksaan fisik kardiovaskuler dalam
pelaksanaannya tidak beda jauh dengan sistem lain yaitu secara berurutan
dilakukan pemeriksaan melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi)
dan mendengarkan (auskultasi).
Pemeriksaan fisik kardiovaskuler biasanya dimulai dengan
pemeriksaan tekanan darah dan denyut nadi . Kemudian diperiksa tekanan vena
jugularis, dan akhirnya baru pemeriksaan jantung.
Dalam pemeriksaan selanjutnya pada jantung disamping ditemukan
adanya hasil pemeriksaan normal, juga bisa kita dapati kelainan-kelainan hasil
pemeriksaan fisik yang meliputi antara lain : batas jantung yang melebar, adanya
berbagai variasi abnormal bunyi jantung dan bunyi tambahan berupa bising
(murmur).
Disamping anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka pemeriksaan
penunjang cukup membantu pemeriksa dalam menegakkan diagnosis.

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 11


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu melakukan anamnesis lengkap dan
pemeriksaan fisik kardiovaskuler normal maupun tidak normal secara berurutan.

SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu:


1. Mempersiapkan pasien dalam rangka pemeriksaan fisik
2. Melakukan komunisasi / anamnesis dengan pasien secara lengkap
3. Melakukan pemeriksaan Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi secara
terperinci
4. Melakukan pemeriksaan sesuai prosedur yang ada
5. Mengenal dan menentukan variasi abnormal bunyi jantung dan bunyi
tambahan (bising)

INDIKASI

Pemeriksaan fisik kardiovaskuler dilakukan untuk :


1. Kelengkapan dari rangkaian anamnesis yang dilakukan pada pasien
2. Mengetahui diagnosis penyakit dari seorang pasien
3. Membantu dokter dalam melakukan tindakan selanjutnya pada pasien
4. Mengetahui perkembangan serta kemajuan terapi pada pasien
5. Dipakai sebagai standar pelayanan dalam memberikan pelayanan
paripurna terhadap pasien.

MEDIA DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

a. Daftar panduan belajar untuk anamnesis


b. Daftar panduan belajar untuk pemeriksaan fisik kardiovaskuler
c. Stetoskop, lap, wastafel (air mengalir), probandus / manekin / Auscultation
trainer dan Smartscope / Amplifier speaker system / Dual head training
stetoscope
d. Status penderita pulpen, pensil.
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 12
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

METODE PEMBELAJARAN

1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar


2. Ceramah
3. Diskusi
4. Parsipasi aktif dalam skills lab. (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 13


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

DESKRIPSI KEGIATAN KETERAMPILAN ANAMNESIS

KEGIATAN WAKTU DESKRIPSI


1. Pengantar 5 menit Pengantar
1. Bermain 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
peran tanya 2. Dua orang dosen memberikan contoh
& jawab melakukan anamnesis secara umum (satu orang
sebagai dokter dan satu sebagai pasien).
Mahasiswa menyimak dan mengamati.
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk bertanya dan dosen (instruktur)
memberikan penjelasan tentang aspek-aspek
yang penting
4. Mahasiswa dapat memperhatikan dan
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti
dan dosen (instruktur) menanggapinya.
2. Praktek 100 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-pasangan.
bermain Seorang mentor diperlukan untuk mengamati 2
peran dengan pasangan
umpan balik 2. Setiap pasangan berpraktek, satu orang sebagai
dokter (pemeriksa) dan satu orang sebagai
pasien secara serentak
3. Mentor memberikan tema khusus atau keluhan
utama kepada pasien dan selanjutnya akan
ditanyakan oleh si pemeriksa (dokter)
4. Mentor berkeliling diantara mahasiwa dan
melakukan supervisi menggunakan ceklis
5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satu
kali
4.Curah pendapat/ 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi : Apa yang dirasakan
diskusi mudah ? Apa yang sulit ? Menanyakan
bagaimana perasaan mahasiswwa yang
berperan sebagai pasien. Apa yang dapat
dilakukan oleh dokter agar pasien merasa lebih
nyaman ?
2. Dosen (instruktur) menyimpulkan dengan
menjawab pertanyaan terakhir dan memperjelas
hal-hal yang masih belum dimengerti
Total waktu 150 menit

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 14


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

DESKRIPSI KEGIATAN PEMERIKSAAN FISIK

KEGIATAN WAKTU DESKRIPSI


1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
tanya jawab 2. Instruktur memberikan contoh melakukan
pemeriksaan fisik. Mahasiswa menyimak
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk bertanya dan dosen (instruktur)
memberikan penjelasan tentang aspek-aspek
yang penting
4. Mahasiswa dapat memperhatikan dan
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti
dan dosen (instruktur) menanggapinya

3.Praktek bermain 100 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-pasangan.


peran Seorang mentor diperlukan untuk mengamati 2
pasangan
2. Setiap pasangan berpraktek, satu orang sebagai
dokter (pemeriksa) dan satu orang sebagai
pasien secara serentak
3. Mentor memberikan tema khusus atau keluhan
utama kepada pasien dan selanjutnya akan
ditanyakan oleh si pemeriksa (dokter)
4. Mentor berkeliling diantara mahasiwa dan
melakukan supervisi menggunakan ceklis
5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satu
kali
4.Curah pendapat/ 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi : Apa yang dirasakan
diskusi mudah ? Apa yang sulit ? Menanyakan
bagaimana perasaan mahasiswwa yang
berperan sebagai pasien. Apa yang dapat
dilakukan oleh dokter agar pasien merasa lebih
nyaman ?
2. Dosen (instruktur) menyimpulkan dengan
menjawab pertanyaan terakhir dan memperjelas
hal-hal yang masih belum dimengerti
Total waktu 150 menit

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 15


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

PEMERIKSAAN FISIS JANTUNG

Pemeriksaan fisis jantung meliputi :


a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi

Inspeksi
Voussure Cardiaque
Merupakan penonjolan setempat yang lebar di daerah precordium, di antara
sternum dan apeks codis. Kadang-kadang memperlihatkan pulsasi jantung .
Adanya voussure Cardiaque, menunjukkan adanya :
- kelainan jantung organis
- kelainan jantung yang berlangsung sudah lama/terjadi sebelum penulangan
sempurna
- hipertrofi atau dilatasi ventrikel

Ictus
Pada orang dewasa normal yang agak kurus, seringkali tampak dengan mudah
pulsasi yang disebut ictus cordis pada sela iga V, linea medioclavicularis kiri.
Pulsasi ini letaknya sesuai dengan apeks jantung. Diameter pulsasi kira-kira 2 cm,
dengan punctum maksimum di tengah-tengah daerah tersebut. Pulsasi timbul pada
waktu sistolis ventrikel. Bila ictus kordis bergeser ke kiri dan melebar,
kemungkinan adanya pembesaran ventrikel kiri. Pada pericarditis adhesive, ictus
keluar terjadi pada waktu diastolis, dan pada waktu sistolis terjadi retraksi ke
dalam. Keadaan ini disebut ictus kordis negatif.
Pulpasi yang kuat pada sela iga III kiri disebabkan oleh dilatasi arteri pulmonalis.
Pulsasi pada supra sternal mungkin akibat kuatnya denyutan aorta. Pada
hipertrofi ventrikel kanan, pulsasi tampak pada sela iga IV di linea sternalis atau
daerah epigastrium. Perhatikan apakah ada pulsasi arteri intercostalis yang dapat
dilihat pada punggung. Keadaan ini didapatkan pada stenosis mitralis. Pulsasi
pada leher bagian bawah dekat scapula ditemukan pada coarctatio aorta.

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 16


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

Palpasi
Hal-hal yang ditemukan pada inspeksi harus dipalpasi untuk lebih memperjelas
mengenai lokalisasi punctum maksimum, apakah kuat angkat, frekuensi, kualitas
dari pulsasi yang teraba.
Pada mitral insufisiensi teraba pulsasi bersifat menggelombang disebut
”vantricular heaving”. Sedang pada stenosis mitralis terdapat pulsasi yang bersifat
pukulan-pukulan serentak disebut ”ventricular lift”.
Disamping adanya pulsasi perhatikan adanya getaran ”thrill” yang terasa pada
telapak tangan, akibat kelainan katup-katup jantung. Getaran ini sesuai dengan
bising jantung yang kuat pada waktu auskultasi. Tentukan pada fase apa getaran
itu terasa, demikian pula lokasinya.

Perkusi
Kegunaan perkusi adalah menentukan batas-batas jantung. Pada penderita
emfisema paru terdapat kesukaran perkusi batas-batas jantung. Selain perkusi
batas-batas jantung, juga harus diperkusi pembuluh darah besar di bagian basal
jantung.
Pada keadaan normal antara linea sternalis kiri dan kanan pada daerah manubrium
sterni terdapat pekak yang merupakan daerah aorta. Bila daerah ini melebar,
kemungkinan akibat aneurisma aorta.

Auskultasi Jantung
Pemeriksaan auskultasi jantung meliputi pemeriksaan :
- bunyi jantung
- bising jantung
- gesekan pericard

Bunyi Jantung
Untuk mendengar bunyi jantung diperhatikan :
1. lokalisasi dan asal bunyi jantung
2. menentukan bunyi jantung I dan II
3. intensitas bunyi dan kualitasnya
4. ada tidaknya bunyi jantung III dan bunyi jantung IV
5. irama dan frekuensi bunyi jantung
6. bunyi jantung lain yang menyertai bunyi jantung.

1. Lokalisasi dan asal bunyi jantung


Auskultasi bunyi jantung dilakukan pada tempat-tempat sebagai berikut :
- ictus cordis untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari katup mitral
- sela iga II kiri untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari katup
pulmonal.
- Sela iga III kanan untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari aorta
- Sela iga IV dan V di tepi kanan dan kiri sternum atau ujung sternum untuk
mendengar bunyi jantung yang berasal dari katup trikuspidal.

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 17


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

Tempat-tempat auskultasi di atas adalah tidak sesuai dengan tempat dan letak
anatomis dari katup-katup yang bersangkutan. Hal ini akibat penghantaran
bunyi jantung ke dinding dada.

2. Menentukan bunyi jantung I dan II


Pada orang sehat dapat didengar 2 macam bunyi jantung :
- bunyi jantung I, ditimbulkan oleh penutupan katup-katup mitral dan
trikuspidal. Bunyi ini adalah tanda mulainya fase sistole ventrikel.
- Bunyi jantung II, ditimbulkan oleh penutupan katup-katup aorta dan
pulmonal dan tanda dimulainya fase diastole ventrikel.
Bunyi jantung I di dengar bertepatan dengan terabanya pulsasi nadi pada
arteri carotis.

Intesitas dan Kualitas Bunyi


Intensitas bunyi jantung sangat dipengaruhi oleh keadaan-keadaan sebagai berikut
:
- tebalnya dinding dada
- adanya cairan dalam rongga pericard

Intensitas dari bunyi jantung harus ditentukan menurut pelannya atau kerasnya
bunyi yang terdengar. Bunyi jantung I pada umumnya lebih keras dari bunyi

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 18


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

jantung II di daerah apeks jantung, sedangkan di bagian basal bunyi jantung II


lebih besar daripada bunyi jantung I. Jadi bunyi jantung I di ictus (M I) lebih keras
dari M 2, sedang didaerah basal P 2 lebih besar dari P 1, A 2 lebih besar dari A 1.
Hal ini karena :
M1 : adalah merupakan bunyi jantung akibat penutupan mitral secara langsung.
M2 : adalah penutupan katup aorta dan pulmonal yang dirambatkan.
P1 : adalah bunyi M 1 yang dirambatkan
P2 : adalah bunyi jantung akibat penutupan katup pulmonal secara langsung
A1 : adalah penutupan mitral yang dirambatkan
A2 : adalah penutupan katub aorta secara langsung
A 2 lebih besar dari A 1.
Kesimpulan : pada ictus cordis terdengar bunyi jantung I secara langsung sedang
bunyi jantung II hanya dirambatkan (tidak langsung)
Sebaliknya pada daerah basis jantung bunyi jantung ke 2 merupakan bunyi
jantung langsung sedang bunyi I hanya dirambatkan

Beberapa gangguan intensitas bunyi jantung.


- Intensitas bunyi jantung melemah pada :
* orang gemuk
* emfisema paru
* efusi perikard
* payah jantung akibat infark myocarditis
- Intensitas bunyi jantung I mengeras pada:
* demam
* morbus basedow (grave’s disease)
* orang kurus (dada tipis)
- Intensitas bunyi jantung A 2 meningkat pada :
* hipertensi sistemik
* insufisiensi aorta
- Intensitas bunyi jantung A 2 melemah pada :
* stenose aorta
* emfisema paru
* orang gemuk
- Intensitas P 2 mengeras pada :
* Atrial Septal Defect (ASD)
* Ventricular Septal Defect (VSD)
* Patent Ductus Arteriosus (PDA)
* Hipertensi Pulmonal
- Intensitas P 2 menurun pada :
* Stenose pulmonal
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 19
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

* Tetralogy Fallot, biasanya P 2 menghilang

Intensitas bunyi jantung satu dengan yang lainnya (yang berikutnya) harus
dibandingkan. Bila intensitas bunyi jantung tidak sama dan berubah ubah pada
siklus-siklus berikutnya, hal ini merupakan keadaan myocard yang memburuk.
Perhatikan pula kualitas bunyi jantung
Pada keadaan splitting (bunyi jantung yang pecah), yaitu bunyi jantung I pecah
akibat penutupan katup mitral dan trikuspid tidak bersamaan. Hal ini mungkin
ditemukan pada keadaan normal.
Bunyi jantung ke 2 yang pecah, dalam keadaan normal ditemukan pada waktu
inspitasi di mana P 2 lebih lambat dari A 2. Pada keadaan dimana splitting bunyi
jantung tidak menghilang pada respirasi (fixed splitting), maka keadaan ini
biasanya patologis dan ditemukan pada ASD dan Right Bundle branch Block
(RBBB).

Ada tidaknya bunyi jantung III dan bunyi jantung IV


Bunyi jantung ke 3 dengan intensitas rendah kadang-kadang terdengar pada akhir
pengisian cepat ventrikel, bernada rendah, paling jelas pada daerah apeks jantung.
Dalam keadaan normal ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda. Dalam
keadaan patologis ditemukan pada kelainan jantung yang berat misalnya payah
jantung dan myocarditis. Bunyi jantung 1, 2 dan 3 memberi bunyi seperti derap
kuda, disebut sebagai protodiastolik gallop.

Bunyi jantung ke 4 terjadi karena distensi ventrikel yang dipaksakan akibat


kontraksi atrium, paling jelas terdengar di apeks cordis, normal pada anak-anak
dan pada orang dewasa didapatkan dalam keadaan patologis yaitu pada A – V
block dan hipertensi sistemik.
Irama yang terjadi oleh jantung ke 4 disebut presistolik gallop

Irama dan frekuensi bunyi jantung


Irama dan frekuensi bunyi jantung harus dibandingkan dengan frekuensi nadi.
Normal irama jantung adalah teratur dan bila tidak teratur disebut arrhytmia
cordis.
Frekuensi bunyi jantung harus ditentukan dalam semenit, kemudian dibandingkan
dengan frekuensi nadi. Bila frekuensi nadi dan bunyi jantung masing-masing lebih
dari 100 kali per menit disebut tachycardi dan bila frekuensi kurang dari 60 kali
per menit disebut bradycardia.
Kadang-kadang irama jantung berubah menurut respirasi. Pada waktu ekspirasi
lebih lambat, keadaan ini disebut sinus arrhytmia. Hal ini disebabkan perubahan
rangsang susunan saraf otonom pada S – A node sebagai pacu jantung.
Jika irama jantung sama sekali tidak teratur disebut fibrilasi. Adakalanya irama
jantung normal sekali-kali diselingi oleh suatu denyut jantung yang timbul lebih
cepat disebut extrasystole, yang disusul oleh fase diastole yang lebih panjang
(compensatoir pause). Opening snap, disebabkan oleh pembukaan katup mitral
pada stenosa aorta, atau stenosa pulmonal kadang-kadang didapatkan sistolik ....

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 20


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

dalam fase sistole segera setelah bunyi jantung I dan lebih jelas pada hypertensi
sistemik.

Bunyi jantung lain yang menyertai bunyi jantung.


Bising Jantung (cardiac murmur)
Disebabkan :
- aliran darah bertambah cepat
- penyempitan di daerah katup atau pembuluh darah
- getaran dalam aliran darah oleh pembuluh yang tidak rata
- aliran darah dari ruangan yang sempit ke ruangan yang besar
- aliran darah dari ruangan yang besar ke ruangan yang sempit.

Hal-hal yang harus diperhatikan bila terdengar bising ;


1. Lokalisasi Bising
Tiap-tiap bising mempunyai lokalisasi tertentu, dimana bising itu terdengar
paling keras (punctum maximum). Dengan menetukan punctum maximum
dan penyebaran bising, maka dapat diduga asal bising itu :
- punctum maximum di apeks cordis, berasal dari katup mitral
- punctum maximum di sela iga 2 kiri, berasal dari katup pulmonal
- punctum maximum di sela iga 2 kanan, berasal dari katup aorta
- punctum maximum pada batas sternum kiri, berasal dari ASD atau VSD.

2. Penjalaran Bising
Bising jantung masih terdengar di daerah yang berdekatan dengan lokasi
dimana bising itu terdengar maksimal, ke suatu arah tertentu, misalnya :
- Bising dari stenosa aorta menjalar ke daerah carotis
- Bising insufiensi aorta menjalar ke daerah batas sternum kiri.
- Bising dari insufisiensi mitral menjalar ke aksilia, punggung dan ke
seluruh precordium.
- Bising dari stenosis mitral tidak menjalar atau hanya terbatas
kesekitarnya.

3. Intensitas Bising
Levine membagi intensitas bising jantung dalam 6 tingkatan :
Tingkat I : bising yang sangat lemah, hanya terdengar dengan
konsentrasi.
Tingkat II : bising lemah, namun dapat terdengar segera waktu
auskultasi.
Tingkat III : sedang, intensitasnya antara tingkat II dan tingkat IV.
Tingkat IV : bising sangat keras, sehingga terdengar meskipun
stetoskp
belum menempel di dinding dada.

4. Jenis dari Bising


Jenis bising tergantung pada fase bising timbul :
Bising Sistole, terdengar dalam fase sistole (antara bunyi jantung 1 dan bunyi
jantung 2)

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 21


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

Dikenal 2 macam bising sistole :


- Bising sistole tipe ejection, timbul akibat aliran darah yang dipompakan
melalui bagian yang menyempit dan mengisi sebagian fase sistole.
Didapatkanpada stenosis aorta, punctum maximum di daerah aorta.
- Bising sistole tipe pansistole, timbul sebagai akibat aliran balik yang
melalui bagian jantung yang masih terbuka dan mengisi seluruh fase
systole. Misalnya pada insufisiensi mitral.

Bising Diastole, terdengar dalam fase diastole (antara bunyi jantung 2 dan
bunyi jantung 1), dikenal antara lain :
- Mid-diastole, terdengar pada pertengahan fase diastole misalnya pada
stenosis mitral.
- Early diastole, terdengar segara setelah bunyi jantung ke 2. misalnya pada
insufisiensi sorta.
- Pre-sistole, yang terdengar pada akhir fase diastole, tepat sebelum bunyi
jantung 1, misalnya pada stenosis mitral. Bising sistole dan diastole,
terdengar secara kontinyu baik waktu sistole maupun diastole. Misalnya
pada PDA

5. Apakah Bising Fisiologis atau Patologis


Bising fisiologis (fungsionil), perlu dibedakan dengan bising patalogis.
Beberapa sifat bising fungsionil :
- Jenis bising selalu sistole
- Intensitas bising lemah, tingkat I-II dan pendek,
- Pada umumnya terdengar paling keras pada daerah pulmonal, terutama
pada posisi telungkup dan ekspirasi penuh.
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 22
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

- Dipengaruhi oleh perubahan posisi.

Dengan demikian bising diastole, selalu merupakan bising patalogis, sedang


bising sistole, dapat merupakan merupakan bising patalogis atau hanya fungsionil.

Bising fungsionil dijumpai pada beberapa keadaan :


- demam
- anemia
- kehamilan
- kecemasan
- hipertiroidi
- beri-beri
- atherosclerosis.

6. Kualitas dari BIsing


Apakah bising yang terdengar itu bertambahkeras (crescendo) atau bertambah
lemah (descrescendo). Apakah bersifat meniup (blowing) atau menggenderang
(rumbling).

Gerakan Pericard
Gesekan pericard merupakan gesekan yang timbul akibat gesekan antara pericard
visceral dan parietal yang keduanya menebal atau permukaannya kasar akibat
proses peradangan (pericarditis fibrinosa). Gesekan ini terdengar pada waktu
sistole dan diastole dari jantung, namun kadang-kadang hanya terdengar waktu
sistole saja. Gesekan pericard kadang-kadang hanya terdengar pada satu saat saja
(beberapa jam) dan kemudian menghllang.
Gesekan pericard sering terdengar pada sela iga 4-5 kiri, di tepi daerah sternum.
Sering dikacaukan dengan bising jantung.

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 23


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN ANAMNESIS

(digunakan oleh Peserta)

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau
tidak sesuai urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan.
2. Mampu: Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan
urutannya, tetapi tidak efisisen
3. Mahir: Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan daan
efisien.
TS Tidak Sesuai: Langkah tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan keadaan.

NO LANGKAH KLINIK KASUS


A. ANAMNESIS KELUHAN UTAMA NYERI DADA 1 2 3
1 Ucapkan salam, lalu pemeriksa berdiri dan melakukan
jabat tangan
2. Persilahkan klien duduk berseberangan/berhadapan
3. Berikan respon yang baik dalam rangka membina
sambung rasa
4. Jaga suasana santai dan rileks. Berbicara dengan lafal
yang jelas dengan menggunakan bahasa yang
dipahami, dan menyebutkan nama pasien.
5. Tanyakan indentitas:nama, umur, alamat, pekerjaan
6. Tanyakan keluhan utama (nyeri dada) dan menggali
riwayat penyakit sekarang.
Tanyakan :
 Onset dan durasi nyeri
dada : timbul mendadak, kapan dan sudah berapa
lama
 Sifat nyeri dada : terus
menerus atau intermitten
 Penjalaran nyeri dada :
lengan/tangan, dagu, punggung, atau menetap
didada
 Tanyakan gejala lain
yang berhubungan :
- Jantung berdebar-debar, sesak napas,
batuk, berkeringat, rasa tentindih beban berat,
rasa tercekik, masuk angin
- Mual, muntah, nyeri perut/ulu hati
- Kejang, pusing, otot lemah /lumpuh,
nyeri pada ekstremitas, edema (bengkak)

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 24


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

- Pingsang, badan lemah/lelah

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 25


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

7. Tanyakan penyakit dahulu serupa dan yang berkaitan,


untuk menilai apakah penyakit sekarang ada
hubungannya yang lalu
8. Tanyakan penyakit keluarga dan lingkungan dengan :
 Tanyakan apakah ada anggota keluarga
yang menderita/pernah menderita penyakit
/ganguan yang sama
 Mengenai penyakit menular, tanyakan
seberapa dekat/sering bertemu dengan anggota
keluarga yang sakit
9. Tanyakan riwayat pengobatan dan alergi
10. Lakukan cek silang

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 26


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

DAFTAR TILIK
KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAMNESIS KELUHAN UTAMA
NYERI DADA

Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kotak yang sesuai.


Nilai : 0 bila tidak dilakukan
1 bila dilakukan tapi belum memuaskan
2 bila memuaskan

NO ASPEK YANG DINILAI NILAI


0 1 2
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri,
mempersilahkan duduk
2. Melakukan informed concent
3. Menanyakan identitas ; nama. Umur, alamat, pekerjaan
4. Menyebutkan nama pasien awal anamnesis dan mampu
menunjukkan empati
5. Menanyakan keluhan utama
6. Menggali riwayat penyakit sekarang
- Onset
- Dutasi
- Sifat (nyeri dada)
- Penjalaran (Nyeri dada)
7. Menanyakan keluhan tambahan
8. Menggali penyakit dahulu yang serupa dan berkaitan
9. Menggali penyakit keluarga dan lingkungan
10. Menggali riwayat pengobatan dan alergi
11. Melakukan cek silang
12. Mempu mancatat hasil anamnesis
Jumlah

Jumlah
Nilai = ------------------------ x 100% = ...............%
24

Komentar / Ringkasan : Tandatangan Instruktur ………………..

Rekomendasi : Tanggal : …………….

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 27


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

PENUNTUN PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN
MELAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK KARDIOVAKULER

(digunakan oleh Peserta)

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau
tidak sesuai urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan.
2. Mampu: Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan
urutannya, tetapi tidak efisisen
3. Mahir: Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan daan
efisien.
TS Tidak Sesuai: Langkah tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan keadaan.

NO. LANGKAH KLINIK KASUS


A. PENGUKURAN TEKANAN DARAH 1 2 3
1. Siapkan alat tensimeter /pengukur tekanan darah yang akan
digunakan
2. Mintalah izin kepada pasien /keluarga untuk diperiksa
3. Pemeriksa menempatkan diri di sebelah kanan pasien
4. Berikan penjelasan pemeriksaan sehubungan dengan
tindakan yang akan dilaksanakan
5. Menempatkan penderita dalam keadaan duduk / berbaring
dengan lengan rileks, sedikit menekuk pada siku dan bebas
dari tekanan oleh pakaian
6. Pasien disuruh rileks dan tenang
7. Menempatkan tensimeter dengan membuka aliran air
raksa, mengecek saluran pipa dan meletakkan manometer
vertikal
8. Gunakan stetoskop dengan corong bel yang terbuka
9. Pasanglah manset sedemikian rupa sehingga melingkari
lengan atas secara rapi dan tidak terlalu ketat (2 cm di atas
siku) dan sejajar jantung
10. Dapat meraba pulsasi arteri brachialis di fossa cubiti
sebelah medial
11. Dengan satu jari meraba pulsasi a. Brachialis dengan cepat
sampai 30 mmHg di atas hilangnya pulsasi / melaporkan
hasilnya
12. Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai pulsasi
arteri teraba kembali/melaporkan hasil sebagai tekanan
sistolik palpatoir

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 28


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

13. Ambil stetoskop dan pasang corong bel pada tempat


perabaan pulsasi
14. Pompa kembali manset sampai 30 mmHg di atas tekanan
sistolik palpatoir
15. Dengarkan melalui stetoskop, sambil menurunkan
perlahan-lahan / 3 mmHg per detik dan melaporkan saat
mana mendengar bising pertama / sebagai tekanan sistolik
16. Lanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara bising
yang terakhir sehingga setelah itu tidak terdengar bising
lagi / sebagai tekanan diastolik
17. Laporkan hasil tekanan sistolik dan diastolik
18. Lepas manset dan mengembalikannya
19. Alat tensimeter/pengukur tekanan darah disimpan selalu
dalam keadaan air raksa tertutup

B. PEMERIKSAAN DENYUT NADI 1 2 3


1. Pemeriksaan disuruh tenang
2. Letakkan lengan yang akan diperiksa dalam keadaan rileks
3. Gunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk meraba a.
radialis
3. Hitunglah frekuensi denyut nadi minimal 15 detik (bila
denyutan nadi teratur, tetapi bila tidak teratur maka
dihitung dalam 1 menit dan dicocokkan dengan denyut
jantung)
4. Laporkan hasil frekuensi nadi dalam satu menit

C. PEMERIKSAAN TEKANAN VENA JUGULARIS 1 2 3


1 Memperkenalkan diri dan menjelaskan pemeriksaan yang
akan dilakukan serta meminta ijin kepada pasien

2. Meminta pasien untuk tidur terlentang dengan sudut 300 –


450
3. Meletakkan kepala/ posisi leher dengan benar, pasien
diminta menolehkan wajah ke arah kiri. Letak kepala atau
posisi leher harus sedemikian rupa sehingga vena jugularis
eksterna dapat tervisualisasi dan terisi sampai kira-kira
pertengahan antara mandibula dan klavikula. Pada kondisi
gagal jantung kanan berat dengan vena jugularis terisi
penuh sampai ke mandibula, maka letak kepala pasien
harus lebih ditinggikan. Begitu pula sebaliknya, jika
dengan posisi 300 – 450 vena tidak terlihat, maka kepala/
leher penderita dapat diturunkan.

4. Menekan vena jugularis dengan 1 jari tangan kanan di


sebelah atas klavikula kanan

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 29


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

5. Menekan vena jugularis di sebelah atas dekat mandibula


dengan jari tangan kiri (tanpa melepaskan jari yang
menekan vena di atas klavikula)

6. Lepaskan jari yang menekan vena jugularis di atas


klavikula

7. Perhatikan di mana vena terisi saat pasien inspirasi biasa


(jangan meminta pasien untuk menarik nafas panjang/
dalam, biarkan pasien bernafas spontan seperti biasa)

8. membuat bidang datar melalui angulus ludovici sejajar


lantai

9. Menghitung tingginya tekanan vena

Catatan:
 Tidak boleh mengosongkan vena dengan mengurutnya
 Teknik pemeriksaan vena di atas tidak berlaku untuk anak-anak, atau pasien
dengan struma atau tumor daerah leher

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 30


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

D. PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG 1 2 3


Pendahuluan
1. Memperkenalkan diri dan menjelaskan pemeriksaan yang akan
dilakukan serta meminta ijin kepada pasien
2. Meminta pasien tidur terlentang dan membuka pakaian
Inspeksi
1. Inspeksi habitus, bentuk dada, dan kelainan yang ditemukan
2. Menentukan terlihat/ tidaknya iktus kordis
3. Menyebutkan dengan benar letak iktus kordis
Palpasi
1. Pasien diminta mengangkat lengan kiri lateral dekubitus
2. Melekatkan seluruh telapak tangan pada dinding thoraks dengan
tekanan yang lembut
3. Menyebutkan letak iktus kordis
4. Pada palpasi iktus kordis: adakah thrill, heaving, lifting, atau tapping
Perkusi
1. Melakukan perkusi dengan menggunakan jari tengah tangan kiri
sebagai plesimeter dengan arah plesimeter tegak lurus terhadap arah
perkusi
2. Menggunakan jari tengah tangan kanan untuk melakukan ketukan
perkusi dengan gerakan bertumpu pada gerakan sendi pergelangan
tangan
3. Melakukan ketukan perkusi dengan kekuatan yang sama untuk tiap
perkusi
Batas Jantung Kanan
1. Menentukan batas paru-hati pada linea mid klavikula kanan
2. Pada 2 jari di atas batas paru-hati, dilakukan perkusi kearah medial
dengan meletakkan jari plesimeter pada arah tegak lurus terhadap arah
gerak perkusi dengan gentle sampai terdengar perubahn suara dari
sonor menjadi redup
3. Menentukan batas jantung kanan dengan benar (normal antara linea
midsternum dan sternum kanan)
Batas Jantung Kiri
1. Menentukan batas paru-lambung pada linea aksilaris anterior kiri
2. Pada 2 jari di atas batas paru-lambung, dilakukan perkusi kearah
medial dengan meletakkan jari plesimeter pada arah tegak lurus
terhadap arah gerak perkusi dengan gentle sampai terdengar perubahan
suara dari sonor menjadi redup
3. Menentukan batas jantung kiri dengan benar (normal 1 jari medial dari
linea midklavikula kiri)
Pinggang Jantung
1. Melakukan perkusi pada linea parasternal kiri kearah bawah sampai
terdengar perubahan suara dari sonor menjadi redup
2. Menentukan pinggang jantung dengan benar (normal terdapat pada
ruang sela iga 3 kiri)
Auskultasi
1. Melakukan pemeriksaan auskultasi sambil membadingkan dengan
meraba pulsasi arteri
2. Auskultasi pada daerah sela iga 4-5 linea midklavikula kiri untuk
mendengarkan bunyi katup mitral
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 31
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

3. Auskultasi pada daerah sela iga 2 linea parasternalis kiri untuk


mendengarkan bunyi katup pulmonal
4. Auskultasi pada daerah sela iga 2 parasternalis kanan untuk
mendengarkan bunyi katup aorta
5. Auskultasi pada daerah sela iga 4-5 lineaparsternalis kanan untuk
mendengarkan bunyi katup trikuspid, dibandingkan antara waktu
inspirasi dan ekspirasi
Perhatikan
1. Melakukan pemeriksaan secara sistematis dan menyenangkan
2. Mengakhiri pemeriksaan dengan kata penutup

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 32


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

DAFTAR TILIK
KETERAMPILAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH, PEMERIKSAN
NADI DAN TEKANAN VENA JUGULARIS

Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kotak yang sesuai.


Nilai : 0 bila tidak dilakukan
1 bila dilakukan tapi belum memuaskan
2 bila memuaskan

NILAI
NO. ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
A. PENGUKURAN TEKANAN DARAH
1. Pemeriksa menempatkan diri di sebelah kanan pasien
2. Memberi penjelasan pemeriksaan
3. Meminta penderita dalam keadaan duduk / berbaring
dengan lengan rileks, sedikit menekuk pada siku dan bebas
dari tekanan oleh pakaian
4. Menempatkan tensimeter dengan membuka aliran air
raksa, mengecek saluran pipa dan meletakkan manometer
vertikal
5. Gunakan stetoskop dengan corong bel yang terbuka
6. Pasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari
lengan atas secara rapi dan tidak terlalu ketat (2 cm di atas
siku) dan sejajar jantung diperiksa dari pakainan
7. Dapat meraba pulsasi arteri brachialis di fossa cubiti
sebelah medial
8. Dengan satu jari meraba pulsasi a. Brachialis dengan cepat
sampai 30 mmHg di atas hilangnya pulsasi / melaporkan
hasilnya
9. Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai pulsasi
arteri teraba kembali/melaporkan hasil sebagai tekanan
sistolik palpatoir
10. Ambil stetoskop dan memasang corong bel pada tempat
perabaan pulsasi
11. Pompa kembali manset sampai 30 mmHg di atas tekanan
sistolik palpatoir
12. Dengarkan melalui stetoskop, sambil menurunkan
perlahan-lahan / 3 mmHg per detik dan melaporkan saat
mana mendengar bising pertama / sebagai tekanan sistolik
13. Lanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara bising
yang terakhir sehingga setelah itu tidak terdengar bising
lagi / sebagai tekanan diastolik
14. Laporkan hasil tekanan sistolik dan diastolik
15. Lepas manset dan mengembalikannya

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 33


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

B. PEMERIKSAAN NADI
1. Letakkan lengan yang akan diperiksa dalam keadaan rileks
2. Gunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk meraba a.
radialis
3. Hitung frekuensi denyut nadi minimal 15 detik
4. Laporkan hasil frekuensi nadi dalam satu menit
JUMLAH
C. PEMERIKSAAN TEKANAN VENA JUGULARIS
1 Posisikan penderita tidur tanpa bantal
2. Meminta penderita berbaring dengan kepala membuat
sudut 30 derajat,
3. Leher penderita harus diluruskan
4. Lakukan penekanan pada vena jugularis di bawah angulus
mandibula dan kemudian cari dan tentukan titik kolaps
5. Tentukan jaraknya berapa cm dari bidang yang melalui
angulus ludovici
6.
JUMLAH

a. Pengukuran Tekanan Darah

Jumlah
Nilai = ------------------------ x 100% = ...............%
30

b. Pemeriksaa Nadi
Jumlah
Nilai = ------------------------ x 100% = ...............%
8

c. Pemeriksaan tekanan vena jugularis


Jumlah
Nilai = ------------------------ x 100% = ...............%
12

Komentar / Ringkasan : Tandatangan Instruktur ………………..

Rekomendasi : Tanggal : …………….

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 34


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

BUKU ACUAN
PEMERIKSAAN EKG

Skills Lab. Sistem Kardiovaskuler

Fakultas Kedokteran dan kesehatan


Universitas Muhammadiyah Jakarta
2016

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 35


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

ELEKTROKARDIOGRAFI

1. Pendahuluan
Elektrokardiografi (EKG) adalah pemantulan aktivitas listrik dari
serat-serat otot jantung secara goresan. Dalam perjalanan abad ini, perekaman
EKG sebagai cara pemeriksaan tidak invasif, sudah tidak dapat lagi
dihilangkan dari klinik. Sejak di introduksinya galvanometer berkawat yang
diciptakan oleh EINTHOVEN dalam tahun 1903, galvanometer berkawat ini
merupakan suatu pemecahan rekor perangkat sangat peka dapat merekam
setiap perbedaan tegangan yang kecil sebesar milivolt.
Perbedaan tegangan ini terjadi pada luapan dan imbunnan dari serat-serat otot
jantung. Perbedaan tegangan ini dirambatkan ke permukaan tubuh dan
diteruskan ke sandapan-sandapan dan kawat ke perangkat penguat EKG.
Aktivitas listrik mendahului penguncupan sel otot.
Tidak ada perangkat pemeriksaan sederhana yang begitu banyak
mengajar pada kita mengenai fungsi otot jantung selain daripada EKG.
Dengan demikian masalah-masalah diagnostik penyakit jantung dapat
dipecahkan dan pada gilirannya pengobatan akan lebih sempurna.
Namun kita perlu diberi peringatan bahwa EKG itu walaupun memberikan
banyak masukkan, tetapi hal ini tak berarti tanpa salah. Keluhan dan
pemeriksaan klinik penderita tetap merupakan hal yang penting.
EKG seorang penderita dengan Angina Pectoris dan pengerasaan pembuluh
darah koroner dapat memberikan rekaman yang sama sekali normal oleh
karena itu EKG harus selalu dinilai dalam hubungannya dengan keluhan-
keluhan dan keadaan klinis penderita.
Pada waktu sekarang, EKG sebagai perangkat elektronis sederhana
sudah digunakan secara luas pada praktek-praktek dokter keluarga, rumah-
rumah perawatan, dalam perusahaan, pabrik-pabrik atau tempat-tempat
pekerjaan lainnya. Dengan demikian pemeriksaan EKG dapat secara mudah
dan langsung dilakukan pada penderita-penderita yang dicurigai menderita
penyakit jantung dan pembuluh darah yang banyak ditemukan dan banyak

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 36


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

menyebabkan kematian. Didalam bab ini akan dibicarakan beberapa aspek


penggunaan EKG umum dalam bidang kardiovaskuler.

1.1. Penggunaan Umum EKG


Pada umumnya pemeriksaan EKG berguna untuk mengetahui :
aritmia, fungsi alat pacu jantung, gangguan konduksi interventrikuler,
pembesaran ruangan-ruangan jantung, IMA, iskemik miokard, penyakit
perikard, gangguan elektrolit, pengaruh obat-obatan seperti digitalis, kinidin,
kinine, dan berbagai kelainan lain seperti penyakit jantung bawaan,
korpulmonale, emboli paru, mixedema.

1.1.1. Gambaran Elektrokardiografi Normal


Kertas EKG mempunyai garis-garis baik vertikal maupun
horisontal berjarak 1 mm. Garis yang lebih tebal mempunyai jarak 5
mm.
Mengenai “waktu” diukur sepanjang garis horisontal 1 mm =
0,04 detik atau 40 milidetik, 5 mm = 0,2 detik. “Voltage” listrik
diukur sepanjang garis vertikal dan dinyatakan dalam milimeter (10
mm = imV). Untuk praktisnya kecepatan pencatatan adalah 25
mm/detik.

1.1.2. Kompleks Elektrokardiografi Normal.


Huruf besar QRS menunjukkan gelombang-gelombang yang
relatif besar (5mm) ; huruf kecil (qrs) menunjukkan gelombang-
gelombang kecil (dibawah 5 mm).
Gelombang P (P wave) : defleksi yang dihasilkan oleh
depolarisasi atrium. Gelombang Q (q) atau Q wave : defleksi negatif
pertama yang dihasilkan oleh depolarisasi ventrikel dan mendahului
defleksi positif pertama (R).
Gelombang R (r) atau R wave : defleksi positif pertama dari
depolarisasi ventrikel.

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 37


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

Gelombang S (s) atau S wave : defleksi negatif pertama dari


depolarisasi ventrikel setelah defleksi positif pertama R. Gelombang
T (T wave) defleksi yang dihasilkan sesudah gelombang QRS oleh
repolarisasi ventrikel.
Gelombang U (U wave) : suatu defleksi (biasanya positif) terlihat
setelah gelombang T dan mendahului gelombang P berikutnya.
Biasanya terjadi repolarisasi lambat pada sistem konduksi
inverventrikuler (Purkinje).

1.1.3. Nilai Interval Normal


Nilai R - R : jarak antara 2 gelombang R berturut-turut. Bila
irama ventrikel teratur, interval antara 2 gelombang R berturut-turut
dibagi dalam 60 detik akan memberikan kecepatan jantung permenit
(heart rate). Bila irama ventrikel tidak terartur, jumlah gelombang R
pada suatu periode waktu (misalnya 10 detik) harus dihitung dan
hasilnya dinayatakan dalam jumlah permenit.
Contoh : bila 20 gelombang yang dihitung dalam suatu interval 10
detik, maka frekwensi jantung adalah 120 per menit.
Interval P-P : pada sinus ritme interval P-P akan sama dengan
interval R-R. Tetapi bila irama ventrikel tidak teratur atau bila
kecepatan atrium dan venrikel berbeda tetapi teratur, maka interval
P-P diukur dari titik yang sama pada 2 gelombang P berturut-turut
dan frekwensi atrial per menit dihitung seperti halnya frekwensi
ventrikel.
Interval P-R : Pengukuran interval ini untuk mengetahui
waktu konduksi atrio ventrikel. Termasuk disini waktu yang
diperlukan untuk depolarisasi atrium dan sebagian depolarisasi
atrium, tambah perlambatan eksitasi daripada nodus atrio ventrikuler.
Diukur mulai dari permulaan gelombang P sampai permulaan
kompleks QRS.
Sebenarnya lebih tepat interval ini disebut P-Q. Nilai normalnya :
0,12 - 0,20 detik.
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 38
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

Interval QRS : Interval ini adalah pengukuran seluruh waktu


depolarisasi ventrikel. Diukur dari permulaan gelombang Q (R bila
tidak terlihat Q) sampai akhir gelombang S. Batas atas nilai
normalnya adalah 0,1 detik. Kadang-kadang pada sandapan
prekordial V2 atau V3, interval ini mungkin 0,11 detik.
Interval Q-T : Interval ini diukur dari permulaan gelombang
Q sampai akhir gelombang T. Dengan ini diketahui lamanya sistole
elektrik. Interval Q-T normal tidak melebihi 0,42 detik pada pria dan
0,43 detik pada wanita.
Interval Q-U : pengukuran ini mulai dari awal gelombang Q
sampai akhir gelombang U. Tidak diketahui arti kliniknya.

1.1.4. Segmen Normal


Segmen P-R : adalah bagian dari akhir gelombang P sampai
permulaan kompleks QRS. Segmen ini normal adalah isoelektris.
RS-T junction (J) : adalah titik akhir dari kompleks QRS dan
mulai segmen RS-T. Segmen RS-T (segmen S-T), diukur mulai dari
J sampai permulaan gelombang T. Segmen ini biasanya isoelektris
tetapi dapat bervaraisi antara 0,5 sampai + 2 mm pada sandapam
prekordial. Elevasi dan depresinya dibandingkan dengan bagian garis
dasar (base line) antara akhir gelombang T dan permulaan
gelombang P (segmen T-P).

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 39


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

Gambar III.1 : Diagram dari kompleks, interval dan segmen


elektrokardiografi.

1.2. Kelainan kompleks pada beberapa penyakit.


Pada dasarnya bagi yang berpengalaman, tidaklah sulit
membedakan antara kompleks EKG normal dan yang ada kelainan. Tetapi
kadang-kadang ditemukan adanya gambaran EKG yang tidak khas dan
membingungkan kita. Oleh karena itu sebagai patokan, maka berikut ini
disajikan kelainan kompleks P-QRS-T pada beberapa penyakit.

1.2.1.Kelainan gelombang P.
Kelainan penampilan (amplitudo, lamanya, bentuknya)
gelombang P pada irama dan kecepatan yang normal. Misalnya P
mitrale yang ditandai dengan gelombang P yang tinggi, lebar dan
“not ched” pada sandapan I dan II : gelombang P lebar dan bifasik
pada VI dan V2. Gambaran ini menunjukkan adanya hipertrofi
atrium kiri terutama pada stenosis mitralis. Sedangkan P pulmonale
ditandai dengan adanya gelombang P yang tinggi, runcing pada
sandapan II dan III, dan mungkin disertai gelombang P tinggi dan
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 40
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

bifasik pada sandapan VI dan V2. Ditemukan pada korpulmonale


dan penyakit jantung kogenital.
Kelainan penampilan, irama dan kecepatan gelombang P
yang dapat berupa kelainan tunggal gelombang P misalnya “atrial
premature beat” yang bisa ditemukan pada penyakit jantung koroner
(PJK), intoksikasi digitalis. Selain itu dapat ditemukan kelainan
pada semua gelombang P disertai kelainan bentuk dan iramanya
misalnya fibrilasi atrium yang dapat disebabkan oleh penyakit
jantung rematik (PJR), pada infark miokard.
Kelainan gelombang P lainnya berupa tidak adanya suatu
gelombang P, kompleks QRS-T timbul lebih cepat dari pada
biasanya.
Misalnya “ AV nodal premature beat” pada PJK, intoksikasi
digitalis, dimana bentuk kompleks QRS normal, dan terdapat masa
istirahat kompensatoir. Kelainan lain berupa ekstrasistole ventrikel
pada PJK, intoksikasi digitalis.
Seluruh gelombang P tidak nampak, tetapi bentuk dan
lamanya kompleks QRS adalah normal. Misalnya irama nodal AV,
takikardi nodal AV, atrial takikardi yang timbul akibat intoksikasi
digitalis, infark miokard, penyakit jantung hipertensi (PJH).
Gelombang P seluruhnya tidak tampak dengan kelainan bentuk dan
lamanya kompleks QRS. Misalnya ventrikel takikardi, fibrilasi
atrium yang dapat timbul pada PJR. Penyakit jantung hipertensi
(PJH).

1.2.2. Kelainan interval P-R


1.2.2.1.Interval P-R panjang menunjukkan adanya keterlambatan
atau blok konduksi AV. Misalnya pada blok AV tingkat I
dimana tiap gelombang P diikuti P-R > 0,22 detik yang
bersifat tetap atau sementara, ditemukan pada miokarditis,
intoksikasi digitalis, PJK, idiopatik. Pada AV blok tingkat
II yaitu gelombang P dalam irama dan kecepatan normal,
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 41
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

tetapi tidak diikuti kompleks QRS, dan seringkali disertai


kelainan QRS, S - T dan T.
Interval P-R pada kompleks P-QRS-T mungkin normal atau
memanjang, tetapi tetap jaraknya. Blok jantung A-V2 : 1
atau 3 : 1., berarti terdapat 2 P dan hanya 1 QRS atau
3P&1QRS. Tipe lain dari blok jantung ini ialah fenomena
Wenkebach. Pada blok jantung tingkat III atau blok jantung
komplit irama dan kecepatan gelombang P normal, irama
kompleks QRS teratur tetapi lebih lambat (20-40 kali per
menit) dari gelombang P. jadi terdapat disosiasi komplit
antara atrium dan ventrikel. Gambaran diatas ini dapat
ditemukan pada PJK, intoksikasi digitalis, IMA.
1.2.2.2. Interval P-R memendek yaitu kurang dari 0,1 detik dengan
atau tanpa kelainan bentuk QRS. Ditemukan pada PJK
intoksikasi digitalis, sindroma WPW.

1.2.3. Kelainan gelombang Q.


Gelombang Q patologis yang lebar > 1 mm atau > 0,4 detik
dan dalamnya >2 mm (lebih 1/3 dari amplitudo QRS pada sandapan
yang sama) menunjukkan adanya miokard yang nekrosis. Adanya
gelombang Q di sandapan III dan aVR merupakan gambaran yang
normal.

1.2.4. Kelainan gelombang R dan gelombang S.


Dengan membandingkan gelombang R dan S disandapan I
dan III yaitu gelombang S di I dan R di III menunjukkan adanya
“right axis deviation”. Kelainan ini ditemukan pada hipertrofi
ventrikel kanan, stenosis mitral, penyakit jantung bawaan,
korpulmonale.
Sedangkan gelombang R di I dan S di III menunjukkan adanya “ left
axis deviati on”. Kelainan ini ditemukan pada hipertrofi ventrikel kiri
(LVH). Biasanya dengan menjumlahkan voltase (kriteria voltasi)
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 42
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

dari gelombang S di V1 dan R di V5 atau S V1 + R V6 > 35 mm


atau gelombang R>27 mm di V5 atau V6 menunjukkan adanya
LVH.

1.2.5. Kelainan kompleks QRS


1.2.5.1. Pada blok cabang berkas His dapat ditemukan adanya
kompleks QRS lebar dan atau “notched” dengan
gelombang P dan interval P-R normal. Ditemukan pada
PJK, PJR (Penyakit Jantung Rematik).
1.2.5.2. Kompleks QRS berfrekwensi lambat dengan atau tanpa
kelainan bentuk tetapi iramanya teratur yaitu pada sinus
bradikardi, blok jantung 2:1, 3:1, blok komplit terutama
pada PJK, PJR, penyakit jantung bawaan.
1.2.5.3.Kompleks QRS berfrekwensi cepat dengan atau tanpa
kelainan bentuk, yaitu pada sinus takikardi, atrial takikardi,
nodal takikardi, fibrilasi atrium, takikardi ventrikel.
Ditemukan pada PJK (Penyakit Jantung Koroner), PJH
(Penyakit Jantung Hipertensi), PJR (Penyakit Jantung
Rematik), infark miokard, intoksikasi digitalis.
1.2.5.4. Irama QRS tidak tetap.
Kadang-kadang kompleks QRS timbul lebih cepat dari
biasa, misalnya “ AV nodal premature beat”, “ventricular
premature beat”.
Ditemukan pada PJK dan intoksikasi digitalis.
Irama kompleks QRS sama sekali tidak teratur yaitu
pada fibrilasi atrium dimana sering ditemukan pada PJH,
PJR, infark miokard dan intoksikasi digitalis.

1.2.6. Kelainan segmen S-T.


Suatu kelainan berupa elevasi atau depresi segmen S-T yang ragu-
ragu, sebaiknya dianggap normal sampai terbukti benar-benar ada kelainan
pada suatu seri perekaman. Bukanlah suatu kelainan, apabila elevasi
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 43
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

segmen S-T tidak melebihi 1 mm atau depresi tidak melebihi 0,5 mm,
paling kurang pada sandapan standar. Secara klinik elevasi atau depresi
segmen S-T pada 3 sandapan standar, biasanya disertai deviasi yang sama
pada sandapan yang sesuai, menunjukkan adanya insufisiensi koroner.
Adanya elevasi segmen S-T merupakan petunjuk adanya infark miokard
akut atau perikarditis. Elevasi segmen S-T pada sandapan prekordial
menunjukkan adanya infark dinding anterior, sedangkan infark dinding
inferior dapat diketahui dengan adanya elevasi segmen S-T pada sandapan
II, III, dan aVF. Untuk perikarditis biasanya tidak dapat dipastikan
tempatnya dan akan tampak elevasi di hampir semua sandapan. Elevasi
segmen S-T pada V4R ditemukan pada infark ventrikel kanan

1.2.7. Kelainan gelombang T.


Adanya kelainan gelombang T menunjukkan adanya kelainan pada
ventrikel. Untuk itu dikemukakan beberapa patokan yaitu :
 Arahnya berlawanan dengan defleksi utama QRS pada setiap
sandapan.
 Amplitudo gelombang T > 1 mm pada sandapan I atau II
dengan gelombang R menyolok.
 Gelombang T terbalik dimana gelombang R menyolok.
 Lebih tinggi daripada perekaman sebelumnya atau lebih tinggi
8 mm pada sandapan I,II, III.
Oleh karena begitu banyak penyebab kelainan gelombang T, maka
dalam menginterpretasi kelainan ini sebaiknya berhati-hati dan
mempertimbangkan seluruh gambaran klinik. Suatu diagnosis khusus
tidak dapat dibuat atas dasar perubahan - perubahan yang tidak khas.
Adanya gelombang T terbalik, simetris, runcing, disertai segmen S-T
konveks keatas, menandakan adanya iskemi miokard.
Kadang-kadang gelombang T sangat tinggi pada insufisiensi koroner. Pada
keadaan dimana defleksi QRS positif pada sandapan I, sedangkan
gelombang T pada sandapan I terbalik atau lebih rendah dari gelombang T
di sandapan III menunjukkan adanya insufisiensi koroner. Gelombang T
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 44
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

yang tinggi dan tajam pada semua sandapan kecuali aVR dan aVL
menunjukkan adanya hiperkalemi. Gelombang T yang tinggi dan simentris
dengan depresi segmen S-T menunjukkan adanya infark dinding
posterior.

1.2.8. Kelainan gelombang U.


Adanya gelombang U defleksi keatas lebih tinggi dari gelombang
T pada sandapan yang sama terutama V1-V4 menunjukkan adanya
hipokalemi.

PRINSIP MEMBACA EKG

Untuk membaca EKG secara mudah dan tepat, sebaiknya setiap EKG
dibaca mengikuti urutan petunjuk di bawah ini
1. IRAMA
Pertama-tama tentukan irama sinus atau bukan. Apabila setiap kompleks
QRS didahului oleh sebuah gelombang P berarti irama sinus, kalau tidak, maka
berarti bukan irama sinus.
Bukan irama sinus dapat berupa suatu aritmia yang mungkin fibrilasi, blok
AV derajat dua atau tiga, irama jungsional, takikardia ventrikular, dan lain lain.
2. LAJU QRS (QRS RATE)
Pada irama sinus, laju QRS normal berkisar antara 60 - 100 kali/min,
kurang dari 60 kali disebut bradikardia sinus, lebih dari 100 kali disebut takikardia
sinus.
Laju QRS lebih dari 150 kali/min biasanya disebabkan oleh takikardia
supraventrikular (kompleks QRS sempit), atau takikardia ventrikular (kompleks
QRS lebar).
Pada blok AV derajat tiga, selain laju QRS selalu harus dicantumkan juga
laju gelombang P (atrial rate).

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 45


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

EKG normal selalu regular. Irama yang tidak regular ditemukan pada
fibrilasi atrium, atau pada keadaan mana banyak ditemukan ekstrasistol (atrium
maupun ventrikel), juga pada sick sinus syndrome.

3. AKSIS.
Aksis normal selalu terdapat antara -30° sampai +110°. Lebih dari -30°
disebut deviasi aksis kiri, lebih dari +110° disebut deviasi aksis kanan, dan bila
lebih dari +180° disebut aksis superior.
Kadang kadang aksis tidak dapat ditentukan, maka ditulis undeterminable,
misalnya pada EKG dimana defleksi positif dan negatif pada kompleks QRS di
semua sandapan sama besarnya.

4. INTERVAL -PR
Interval PR normal adalah kurang dari 0,2 detik. Lebih dari 0.2 detik
disebut blok AV derajat satu. Kurang dari 0,1 detik disertai adanya gelombang
delta menunjukkan Wolff-Parkinson- White syndrome.

5. MORFOLOGI
5.1. Gelombang P
Perhatikan apakah kontur gelombang P normal atau tidak. Apakah ada P-
pulmonal atau P-mitral.
5.2. Kompleks QRS
Adanya gelombang Q patologis menandakan old myocardial infarction
(tentukan bagian jantung mana yang mengalami infark melalui petunjuk sandapan
yang terlibat).
Bagaimana amplitudo gelombang R dan S di sandapan prekordial.
Gelombang R yang tinggi di sandapan V1 dan V2 menunjukkan hipertrofi
ventrikel kanan (atau infark dinding posterior). Gelombang R yang tinggi di
sandapan V5 dan V6 dengan gelombang S yang dalam di sandapan V1 dan V2
menunjukkan hipertofi ventrikel kiri.
Interval QRS yang lebih dari 0,1 detik harus dicari apakah ada right
bundle branch block, left bundle branch block atau ekstrasistol ventrikel.
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 46
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

5.3. segmen ST
Elevasi segmen ST menandakan infark miokard akut (tentukan bagian
mana dari jantung yang mengalami infark). Depresi segmen ST menandakan
iskemia.
5.4. Gelombang T
Gelombang T yang datar (flat 7) menandakan iskemia. Gelombang T
terbalik (T-inverted) menandakan iskemia atau mungkin suatu aneurisma.
Gelombang T yang runcing menandakan hiperkalemia.
5.5. Gelombang U
Gelombang U yang sangat tinggi (> gel. T) menunjukkan hipokalemi
Gelombang U yang terbalik menunjukkan iskemia miokard yang berat.

KESIMPULAN
Pemeriksaan EKG memegang peranan yang sangat penting dalam
membantu menegakkan diagnosis penyakit jantung. EKG disamping mampu
mendeteksi kelainan jantung secara pasti, juga keadaan (kelainan) diluar jantung,
mis. Adanya gangguan elektrolit terutama kalium dan kalsium.
Disamping kemampuannya dalam mendeteksi secara pasti dari
kelainan jantung tetapi EKG harus diakui mempunyai banyak kelemahan juga.
EKG tidak dapat mendeteksi keparahan dari penyakit jantung secara menyeluruh,
misalnya tingkat kerusakan otot jantung dari serangan IMA. EKG juga tidak dapat
mendeteksi gangguan hemodinamik akibat suatu penyakit jantung.
Dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung kita tidak dapat
hanya menggantungkan pemeriksaan EKG saja.

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 47


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

BUKU PANDUAN PESERTA


SKILLS LAB. SISTEM
KARDIOVASKULER

SERI 2
ELEKTROKARDIOGRAFI

Skills Lab. Sistem Kardiovaskuler


Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2016
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 48
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

PENGANTAR

Buku Panduan Skills Lab. Sistem Kardiovaskuler seri ke-2 ini berisi
ketrampilan Elektrokardiografi (EKG), dimana terdiri dari 2 (dua) ketrampilan
utama yaitu Pembuatan perekaman EKG, dimana persiapan alat dan pasien
sampai tehnik perekaman dan pembacaraan / interpretasi hasil perekaman EKG
mulai dari normal sampai patologis.
Diharapkan setelah selesai mengikuti kegiatan ketrampilan klinik ini,
mahasiswa mampu melakukan perekaman EKG yang benar dan pembacaan EKG
yang normal maupun yang patologis
Buku panduan skills lab. Ini selalin memuat panduan belajar masing-
masing ketrampilan yang dilatihkan, juga memuat daftar tilik sebagai lembaran
penilaian dari koordinator/instruktur terhadap mahasiswa baik sebagai penilaian
akhir maupun diapakai membantu dalam menilai kemajuan tingkat ketrampilan
yang dilatihkan. Untuk mahasiswa, penilaian pada waktu latihan dapat dilakukan
oleh temannya sendiri melalui petunjuk buku panduan belajar dan juga dapat
menggunakan daftar tilik yang ada.
Meskipun buku panduan ini belum terlalu lengkap, namun demikian sudah
dapat dipakai sebagai penuntun tentang elektrokardiografi. Kedepan Buku
Panduan Skills lab. Sistem Kardiovaskuler akan dilengkapi dengan variasi normal
dan abnormal gambar-gambar rekaman EKG.
Mengingat Buku Panduan Skills Lab. Sistem Kardiovaskuler belum
sempurna, maka demi kemajuan dan kesempurnaan pendidikan ketrampilan klinik
ini, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
penyempurnaan buku ini, dan untuk itu kami ucapkan terima kasih.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam pembuatan dan penyusunan buku panduan ini.

Jakarta, Maret 2005

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 49


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

Koordinator Skills Lab. Sistem Kardiovaskuler

PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI

Pengertian

Elektrokardiografi (EKG) merupakan pemeriksaan noninfasif paling sering


digunakan sebagai alat bantu diagnosis penyakit jantung. Alt ini sudah lama
ditemukan, murah dan aman digunakan tetapi peranannya sekarang belum dpat
digantikan oleh alat lain.
Berbagai keadaan jantung dapat dideteksi dengan tepat oleh alat ini, baik
kelainan berupa kelainan elektris (mis. Aritmia), kelainan anatomis (mis.
Hipertropi bilik dan serambi), maupun kelainan lain (mis. Perikarditis).
Untuk pemeriksaan secara rutin biasanya dilakukan pengambilan 12 sandapan
(lead) yaitu I, II, III, aVR, AVL, aVF, v1-6. Tetapi kadang-kadang dilakukan cara
lain untuk keperluan tertentu, mis. Monitor terus menerus (24 jam sehari) yang
digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan-perubahan di jantung penderita
dalam keadaan darurat (mis. Di ICCU dan bedah jantung). Untuk mengetahui
perubahan EKG pada kegiatan sehari-hari dilakukan rekaman secara terus menrus
dengan alat monitor holter. Serial EKG untuk jangka waktu tertentu dapat untuk
menegakkan diagnosis infark miokard akut secara pasti. Untuk lebih memastikan
apakah seseorang menderita penyakit jantung koroner atau tidak sering dilakukan
uji latih jantung.
Penemuan yang terbaru dari Ekokardigrafi yang jauh lebih canggih dan mahal
ternyata peranannya tidak dapat menggantikan alat EKG yang jauh lebih
sederhna. Dengan menggabungkan kedua alat terssebut maka hasilnya sangat
memuaskan.
Yang harus disadari adalah bahwa EKG merupakan suatu test laboratorium,
bukan merupakan alat diagnosis yang mutlak. Orang sakit jantung bisa
mempunyai gambaran EKG normal, sedang orang sehat dapat mempunyai
gambaran abnormal.
Indikasi :
Pemeriksaan Elektrokardiografi dilakukan untuk mengetahui :

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 50


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

1. Adanya kelainan-kelainan irama jantung


2. Adanya kelainan-kelainan miokard seperti infark
3. Adanya pengaruh obat-obat jantung terutama digitalis
4. Gangguan-gangguan elektrolit
5. Adanya perikarditis
6. Pembesaran jantung

Pemeriksaan Elektrokardiografi :

Tujuan pembelajaran :

Tujuan Umum :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Melakukan penyadapan aktifitas otot jantung secara runtut dan benar
2. Mengenal elektrokardiogram otot jantung normal dan intrpretasinya

Tujuan Khusus :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu:
a. Berhubungan dengan alat dan pasien :
1. Mempersiapkan pasien dan alat
2. Mletakkan elektroda pada tempat penekanan
3. Melaksanakan penyadapan
4. Membuat elektrokardiogram dan keterangannya
5. Merawat EKG setelah pemeriksaan
b. Berhubungan dengan pembacaan EKG :
1. Mengenal gelombang dan interpretasinya pada elektrokardiogram normal
2. Mengenal ganggugan irama jantung
3. Mengenal pembesaran jantung
4. Mengenal kelainan iskemik jantung

Media dan alat bantu pembelajaran :


1. Daftar panduan belajar untuk pemeriksaan EKG
2. Alat EKG beserta kelengkapannya , probandus / manekin
3. Kertas interpretasi EKG, pulpen, pensil.

Metode Pembelajaran
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Parsipasi aktif dalam skills lab. (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistim skor

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 51


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

DESKRIPSI KEGIATAN
KEGIATAN WAKTU DESKRIPSI
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran tanya & 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
jawab 2. Satu orang dosen (instruktor/co-
instruktur) memberikan contoh
bagaimana cara melakukan perekaman
EKG pada probandus/manikin.
Mahasiswa menyimak dan mengamati
3. Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya dan dosen
(instruktur) memberikan penjelasan
tentang aspek-aspek yang penting
4. Selanjuntya kegiatan dilanjutkan
dengan pemeriksaan EKG pada
manikin atau probandus
5. Mahasiswa dapat memperhatikan dan
menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti dan dosen (instruktur)
menanggapinya.
3. Praktek bermain peran 100 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-
dengan umpan balik pasangan. Seorang mentor diperlukan
untuk mengamati 2 pasangan
2. Setiap pasangan berpraktek, satu orang
sebagai dokter (pemeriksa) dan satu
orang sebagai pasien secara serentak
3. Mentor berkeliling diantara mahasiwa
dan melakukan supervisi menggunakan
ceklis
4. Setiap mahasiswa paling sedikit
berlatih satu kali
4.Curah pendapat/ 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi : Apa yang
diskusi dirasakan mudah ? Apa yang sulit ?
Menanyakan bagaimana perasaan
mahasiswa yang berperan sebagai
pasien. Apa yang dapat dilakukan oleh
dokter agar pasien merasa lebih
nyaman ?
2. Dosen (instruktur) menyimpulkan
dengan menjawab pertanyaan terakhir
dan memperjelas hal-hal yang masih
belum dimengerti
Total waktu 150 menit

PENUNTUN BELAJAR
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 52
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI

A. MELAKUKAN REKAMAN EKG

NO LANGKAH KLINIK KASUS


a. Melakukan persiapan alat antara lain : 1 2 3
1 Alat EKG lengkap dan siap pakai
2. Kapas alkohol dalam tempatnya
3. Kapas / kasa lembab

b. Mempersiapkan pasien
1. Pertama-tama pemeriksa melakukan penjelasan kepada
pasien/keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Menyuruh pasien untuk tidur terlentang datar

c. Urutan perekaman EKG


1. Melakukan cuci tangan
2. Membuka dan melonggarkan pakaian pasien bagian atas. Bila
pasiennya memakai jam tangan, gelang dan logam lain
dilepas.
3. Membersihkan kotoran dan lemak menggunakan kapas pada
daerah dada, kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai
dilokasi pemasangan manset elektroda
4. Mengoleskan jelly EKG pada permukaan elektroda. Bila tidak
ada jelly, gunakan kapas basah
5. Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan
dan kedua tungkai
6. Memasang arde
7. Menghidupkan monitor EKG
8. Menyambung kabel EKG pada kedua pergelangan tangan dan
kedua tungkai pasien, untuk rekam ekstremitas lead (lead I, II,
III, aVR, aVF, AVL) dengana cara sebagai berikut :
- Warna merah pada tangan kanan
- Warna hijau pada kaki kiri
- Warna hitam pada kaki kanan
- Warna kuning pada tangan kiri
9. Memasang elektroda dada untuk rekaman precordial lead :
 Sela iga ke 4 pada garis sternal kanan = V1
 Sela iga ke-4 pada garis sternal kiri = V2
 Terletak diantara V2 & V4 adalah = V3
 Ruang iga ke 5 pada garis tengah klavikula = V4
 Garis aksila depan sejajar dengan V4 = V5
 Garis aksila tengah sejajar dengan V4 = V6
 Garis aksila belakang sejajar dengan V4 = V7
 Batas kiri dari kolumna vertebra sejajar dengan
V4 = V9
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 53
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

 Lokasi sama dengan V3 tetapi pada sebelah kanan = V3R


 V7  V3R kadang diperlukan
Pada umumnya perekaman hanya 12 lead yaitu lead I, II, III,
aVR, aVF, aVL, V1-V6
10. Melakukan kalibrasi 10 mm dengan keadaan 25 mm/volt/detik
11. Membuat rekaman secara berurutan sesuai dengan pilihan lead
yang terdapat pada mesin EKG
12. Melakukan kalibrasi kembali setelah perekaman selesai
13. Memberi identitas pasien hasil rekaman : nama, umur, tanggal
dan jam rekaman serta nomor lead dan nama pembuat
rekaman EKG
14. Merapikan alat-alat
15. Melakukan cuci tangan kembali

B. INTERPRETASI HASIL REKAMAN EKG

NO LANGKAH KLINIK KASUS


1 2 3
1 Melihat hasil rekaman EKG dengan memperhatikan identitas
pasien
2. Menetukan apakah rekaman ini sudah sesuai dengan standar
dan layak di interpretasi
3. Melakukan penilaian secara sistematis yaitu :
a. Menentukan irama jantung dan pembuluh darah
b. Menetapkan frekuensi jantung
c. Menentukan Arah aksis (sumbu) elektris jantung
d. Menentukan bentuk gelombang P
e. Menentukan bentuk gelombang QRS
f. Menentukan posisi segment ST
g. Menentukan bentuk gelombang T
h. Menentukan bentuk gelombang U
4. Melakukan interpretasi EKG secara keseluruhan
5. Menyerahkan hasil rekaman EKG kepada yang
berkepentingan

DAFTAR TILIK
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 54
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

KETERAMPILAN PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI


MELAKUKAN REKAMAN EKG

NO ASPEK YANG DINILAI SkOR


0 1 2
1. Kriteria persiapan alat
- Alat EKG lengkap dan siap pakai
- Kapas alkohol dalam tempatnya
- Kapas / kasa lembab
2. Persiapan pasien
- Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
- Posisi pasien diatur terlentang datar
Kriteria pelaksanaan
3. Cuci tangan
4. Membuka dan melonggarkan pakaian pasien bagian atas. Bila
pasiennya memakai jam tangan, gelang dan logam lain
dilepas.
5. Membersihkan kotoran dan lemak menggunakan kapas pada
daerah dada, kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai
dilokasi pemasangan manset elektroda
6. Mengoleskan jelly EKG pada permukaan elektroda. Bila tidak
ada jelly, gunakan kapas basah
7. Memasang manset alektroda pada kedua pergelangan tangan
dan kedua tungkai
8. Memasang arde
9. Menghidupkan monitor EKG
10. Menyambung kabel EKG pada kedua pergelangan tangan dan
kedua tungkai pasien, untuk rekam ekstremitas lead (lead I, II,
III, aVR, aVF, AVL) dengana cara sebagai berikut :
- Warna merah pada tangan kanan
- Warna hijau pada kaki kiri
- Warna hitam pada kaki kanan
- Warna kuning pada tangan kiri
11. Memasang elektroda dada untuk rekaman precordial lead :
 Sela iga ke 4 pada garis sternal kanan = V1
 Sela iga ke-4 pada garis sternal kiri = V2
 Terletak diantara V2 & V4 adalah = V3
 Ruang iga ke 5 pada garis tengah klavikula = V4
 Garis aksila depan sejajar dengan V4 = V5
 Garis aksila tengah sejajar dengan V4 = V6
 Garis aksila belakang sejajar dengan V4 = V7
 Garis skapula belakang sejajar dengan V4 = V8

 Batas kiri dari kolumna vertebra sejajar dengan


V4 = V9
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 55
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

 Lokasi sama dengan V3 tetapi pada sebelah kanan = V3R


 V7  V3R kadang diperlukan
Pada umumnya perekaman hanya 12 lead yaitu lead I, II, III,
aVR, aVF, aVL, V1-V6
12. Melakukan kalibrasi 10 mm dengan keadaan 25 mm/volt/detik
13. Membuat rekaman secara berurutan sesuai dengan pilihan lead
yang terdapat pada mesin EKG
14. Melakukan kalibrasi kembali setelah perekaman selesai
15. Memberi identitas pasien hasil rekaman : nama, umur, tanggal
dan jam rekaman serta nomor lead dan nama pembuat
rekaman EKG
16. Merapikan alat-alat
17. Cuci tangan
JUMLAH

Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan, tetapi kurang benar
2 = Dilakukan dengan benar

Jumlah
Nilai = ------------------------ x 100% = ...............%
34

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 56


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

DAFTAR TILIK
INTERPRETASI HASIL REKAMAN EKG

NO ASPEK YANG DINILAI SCOR


0 1 2
1 Menentukan hasil rekaman EKG mengenai identitas pasien
dan layak untuk diinterpretasi
2. Menentukan irama jantung dan pembuluh darah
3. Menetapkan frekuensi jantung dan pembuluh darah
4. Menentukan Arah aksis (sumbu) elektris jantung
5. Menentukan bentuk gelombang P
6. Menentukan bentuk gelombang QRS
7. Menentukan posisi segment ST
8. Menentukan bentuk gelombang T
9. Menentukan bentuk gelombang U
10. Melakukan interpretasi EKG secara keseluruhan
11. Menyerahkan hasil rekaman EKG kepada yang
berkepentingan

Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan, tetapi kurang benar
2 = Dilakukan dengan benar

Jumlah
Nilai = ------------------------ x 100% = ...............%
22

Jakarta,, ..........................2009

Mengetahui :
Instruktur/Koordinator

......................................

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 57


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

BUKU PANDUAN KERJA

KETERAMPILAN PENGAMBILAN
DAN PENGIRIMAN DARAH
UNTUK BIAKAN BAKTERIOLOGIS

Diberikan pada Mahasiswa Semester Tiga


Fakultas Kedokteran

BLOK KARDIOVASKULER
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Univeristas Muhammadiyah Jakarta
2016
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 58
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

KETERAMPILAN
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN DARAH
UNTUK BIAKAN BAKTERIOLOGIS

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa mampu melakukan


pengambilan dan transport spesimen darah secara baik, benar dan efisien.

SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa :


1. Dapat melakukan persiapan penderita dengan benar
2. Dapat melakukan persiapan alat/bahan dengan benar
3. Dapat memberikan penjelasan pada penderita atau keluarganya tentang apa
yang akan dilakukan, alat yang dipakai, bagaimana melakukan, apa
manfaatnya, dan apa risiko yang mungkin terjadi.
4. Dapat menjelaskan kepada penderita atau keluarganya tentang keamanan dan
kerahasiaan tindakan serta hak-hak penderita, misalnya tentang hak penderita
untuk menolak tindakan yang akan dilakukan.
5. Dapat melakukan cuci tangan biasa dan asepsis dengan benar
6. Dapat memasang sarung tangan steril dengan benar, dan melepaskannya
setelah pekerjaan selesai.
7. Dapat menempatkan pasien posisi yang tepat
8. Dapat melakukan pengambilan darah dengan benar
9. Dapat melakukan pengiriman spesimen secara benar dan tepat

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 59


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN


 Air mengalir  Kapas steril  Baskom berisi larutan
 sabun cair  Alkohol 70% khlorin 0,5%
 larutan antiseptik  Betadine 2%  tempat sampah medis
 semprit steril  tempat sampah non-
 Handuk kecil atau tissue medis
 Tourniquet
 Sarung tangan steril  medium transport  Tempat sampah tajam
untuk darah  Formulir rujukan

INDIKASI

1. Sepsis
2. Infeksi kardiovaskuler
3. Infeksi invasif lainnya

DESKRIPSI KEGIATAN

KEGIATAN WAKTU DESKRIPSI


1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
tanya & jawab 2. Satu orang Tutor memberikan contoh
bagaimana cara melakukan pengambilan
darah vena pada manekin
3. Instruktur / dosen mengamati dan
memberikan pengarahan / contoh terkait yang
benar
4. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk bertanya dan dosen (instruktur)
memberikan penjelasan tentang aspek-aspek
yang penting
5. Mahasiswa dapat memperhatikan dan
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti
dan dosen (instruktur) menanggapinya.
3.Praktek bermain 100 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi pasangan-
peran dengan pasangan. Seorang mentor diperlukan
umpan balik untuk mengamati 2 pasangan mahasiswa..
2. Setiap pasangan berpraktek secara
bergantian, dan satu orang pengamat.
3. Mentor memberikan tema khusus atau
keluhan utama kepada pasien dan selanjutnya
akan ditanyakan oleh si pemeriksa (dokter)
4. Mentor berkeliling diantara mahasiwa dan
melakukan supervisi menggunakan ceklis
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 60
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih satu


kali
4.Curah pendapat/ 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi : Apa yang dirasakan
diskusi mudah ? Apa yang sulit ? Menanyakan
bagaimana perasaan mahasiswa saat
menusuk.
2. Dosen (instruktur) menyimpulkan dengan
menjawab pertanyaan terakhir dan
memperjelas hal-hal yang masih belum
dimengerti
Total waktu 150 menit

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 61


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

PENUNTUN PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN DARAH UNTUK
BIAKAN BAKTERIOLOGIS
(digunakan oleh Peserta)
Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak
sesuai urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan.
2. Mampu: Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya,
tetapi tidak efisisen
3. Mahir: Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan daan
efisien.
TS Tidak Sesuai: Langkah tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan keadaan.

PENUNTUN PEMBELAJARAN
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN DARAH UNTUK BIAKAN
BAKTERIOLOGIS
NO. LANGKAH / KEGIATAN KASUS
MENYIAPKAN PENDERITA 1 2 3
1. Sapalah klien atau keluarganya dengan ramah dan
perkenalkan diri anda, serta tanyakan keadaannya.
2. Berikan informasi umum pada klien atau keluarganya
tentang cara pengambilan darah, dan tujuan dan manfaat
untuk keadaan klien.
3. Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang
keamanan atas tindakan yang anda lakukan
4. Berikan jaminan pada klien atau keluarganya tentang
kerahasiaan yang diperlukan klien
5. Jelaskan pada klien tentang hak-hak klien atau keluarganya,
misalnya tentang hak untuk menolak tindakan pengambilan
darah tanpa mengurangi haknya akan pelayanan kesehatan..
6. Mintalah kesediaan klien untuk pengambilan darah
7. Persilahkan klien untuk naik daan tidur di tempat tidur
CUCI TANGAN BIASA 1 2 3
8. Lepaskan cincin, arloji, gelang dan lain-lain perhiasan di
pergelangan tangan dan jari. Simpan ditempat yang aman.
9. Gulung lengan baju sampai sebatas siku.
10. Basahi tangan dengan air mengalir, lalu kecilkan aliran air.
11. Tuangkan kira-kira 3 ml sabun cair, dan ratakan diseluruh
tangan.
12. Kedua telapak tangan saling digosokkan.
13. Gosokkan telapak tangan kanan pada punggung tangan
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 62
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

tangan kiri dan sebaliknya silih berganti


14. Gosoklah jari-jari, dengan memasukkan jari-jari tangan
kanan disela-sela jari-jari tangan kiri sambil menggosok.
Lakukan sebaliknya secara silih berganti..
15. Gosoklah kedua ibu jari dan area sekitarnya.
16. Bersihkan dan gosokkan ujung jari dan kuku jari kedua
tangan dengan menggosokkan pada telapak tangan yang
sebelahnya.lakukan pada tangana yang lain.
17. Gosoklah kedua pergelangan tangan silih ber-ganti.
18. Bilas kedua tangan dengan air mengalir.
19. Tutuplah keran tanpa menyentuh dengan tangan yang
sudah dicuci, yaitu dengan menggunakan siku, kertas
tissue atau lap bersih.
20. Keringkan tangan dengan lap bertsih atau tissue
21. Buangah tissue ke tempat sampah non-medis
MEMASANG SARUNG TANGAN STERIL 1 2 3
22. Mintalah bantuan teman untuk menyiapkan paket yang
berisi satu sarung tangan yang steril di atas area yang luas
dan kering untuk membuka paket sarung tangan.
23. Mintalah bantuan petugas lain untuk membuka pembungkus
paket sarung tangan yang terletak dengan bagian telapak
tangan menghadap ke atas.
24. Ambillah salah satu sarung tangan dengan memegang pada
sisi sebelah dalam lipatannya, yaitu bagian yang akan
bersentuhan dengan kulit tangan saat dipakai.
25. Posisikanlah tangan anda setinggi pinggang dan
menggantung ke lantai, sehingga bagian lubang jari-jari
tangannya terbuka. Masukkan tangan sambil menjaga agar
sarung tangan tetap tidak menyentuh permukaan.
26. Ambillah sarung tangan kedua dengan jalan menye-lipkan
jari-jari tangan yang sudah memakai sarung tangan ke
lipatan sarung tangan kedua, yaitu bagian yang tidak akan
bersentuhan dengan kulit tangan saat dipakai.
27. Pasanglah sarung tangan yang kedua dengan cara
memasukkan jari-jari tangan yang belum memakai sarung
tangan, kemudian luruskan lipatannya, dan atur posisi
sarung tangan sehingga terasa pas dan enak di tangan.
28. Angkatlah kedua tangan setinggi dada agar tidak
menyentuh bagian tubuh atau benda-benda disekitar
CARA MENGAMBIL DARAH 1 2 3
29. Mintalah bantuan teman untuk meletakkan lengan penderita
diatas meja dengan telapak tangan menghadap keatas.
30. Untuk membendung aliran darah, mintalah bantuan
mengikat lengan atas pasien dengan torniquet. Ikatan ini
jangan terlalu kencang.
31. Lakukanlah disinfeksi daerah vena cubiti mulai dari titik

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 63


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

pengambilan darah melingkar keluar, dengan diameter


sekitar 5 cm, mula-mula dengan alkohol 70%, kemudian
biarkan mengering. Setelah itu dengan bethadine 2% secara
melingkar dari dalam keluar. Biarkan mengering sampai
paling lama 1 menit.
32. Rabalah lokasi vena cubiti sebelum menusukkan jarum.
33. Tusukkan jarum dengan sisi miring menghadap ke atas dan
membentuk sudut ± 250 . Setelah jarum terasa masuk ke
pembuluh darah jarum diluruskan.
34. Semprit ditarik perlahan-lahan sehingga darah masuk
kedalam semprit. Isaplah kira-kira sampai 5-10 ml darah
penderita dewasa atau 2 sampai 5 ml darah penderita anak-
anak
35. Tourniquet dilonggarkan atau dilepaskan sampai didapat
sejumlah darah yang dikehendaki
36. Dengan meletakkan kapas steril pada tempat tusukan,
tariklah jarum keluar. Dan dibersihkan tempat tusukan
tersebut dengan alkohol 70% lalu diplester.
37. Masukkan darah ke dalam botol media yang telah
disediakan laboratorium sesuai dengan tujuan biakan
38. Tutup botol medium tersebut dengan rapat dan disegel serta
pemberian label pada medium tersebut
39. Spoeit didekontaminasi dengan mengisap dan membuang
cairan desinfektan beberapa kali, lalu tutup jarum spoeit
secara “ single handed recapping method”. Jarum dibuang
ke tempat sampah medis tajam, dan spoeitnya dibuang ke
tempat sampah medis kering
MEMBUKA SARUNG TANGAN 1 2 3
40. Masukkan tangan yang masih bersarung tangan ke dalam
baskom berisi larutan khlorin 0,5%, gosokkan kedua
tangan untuk membersihkan bercak-bercak darah yang
menempel pada sarung tangan.
41. Pegang salah satu sarung tangan pada lipatannya lalu tarik
kearah ujung jari-jari tangan sehingga bagian dalam dari
sarung tangan pertama terletak di sisi luar.
42. Jangan dibuka sampai terlepas sama sekali, biarkan
sebagian masih berada pada tangan sebelum melepas sarung
tangan yang kedua.
43. Biarkan sarung tangan yang pertama sampai di sekitar jari-
jari, lalu pegang sarung tangan yang kedua pada lipatannya
lalu tarik ke arah ujung jari hingga bagian dalam sarung
tangan terletak di sisi luar. Demikian dilakukan secara
bergantian.
44. Setelah hampir di ujung jari, maka secara bersamaan dan
dengan sangat berhati-hati kedua sarung tangan dilepas.
45. Lepaskanlah kedua sarung tangan ke dalam tempat sampah
medik.
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 64
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

CUCI TANGAN ASEPSIS 1 2 3


46. Lakukan cuci tangan biasa
47. Tuangkan kira-kira 5 ml larutan antiseptik pada telapak
tangan, kemudian sapukan keseluruh tangan, termasuk sela-
sela jari dan sampai pergelangan tangan
48. Keringkan tangan dengan mengangin-anginkan.
CARA MENGIRIKAN DARAH KE LABORATO- 1 2 3
RIUM
49. Tulislah surat pengantar pemeriksaan laboratorium yang
lengkap berisi:
a. Tanggal pengiriman
b. Tanggal dan jam pengambilan specimen
c. Data penderita (nama, umur, jenis kelamin,
alamat, nomor rekam medik)
d. Identitas pengirim
e. Jenis specimen: darah
f. Pemeriksaan laboratorium yang diminta
g. Transport media/pengawet yang digunakan
h. Keterangan klinis.
50. Tulislah pada label tabung darah:
- Data penderita
- Tanggal pengambian darah
51. Masukkanlah botol/tabung darah ke dalam tabung lain dan
segeralah kirim ke laboratorium dalam suhu kamar

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 65


Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

DAFTAR TILIK
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN DARAH UNTUK
BIAKAN BAKTERIOLOGIS

Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kotak yang sesuai.


Nilai :
 0 bila tidak dilakukan, 1 bila dilakukan tapi belum memuaskan
 2 bila memuaskan
NO. ASPEK YANG DINILAI NILAI
PERSIAPAN PENDERITA 0 1 2
1. Cara memberikan informed concent..
2. Cara menyiapkan penderita untuk pengambilan darah
CUCI TANGAN BIASA 0 1 2
3. Cara mencuci telapak tangan
4. Cara mencuci punggung tangan
5. Cara mencuci jari-jari dan sela jari
6. Cara mengosok ibu jari dan daerah sekitarnya
7. Cara membilas kedua tangan dan lengan
MEMASANG SARUNG TANGAN STERIL 0 1 2
8. Cara memasukkan sarung tangan
9. Cara memposisikan kedua tangan yang bersarung
agar tetap steril
CARA MENGAMBIL DARAH 0 1 2
10. Cara menyiapkan daerah tempat pengambilan darah
11. Cara disinfeksi daerah cubiti
12. Cara menusukkan jarum dan mengisap darah
13. Cara dekontaminasi dan membuang spoeit bekas
MEMBUKA SARUNG TANGAN 0 1 2
14. Cara dekontaminasi sarung tangan
15. Cara membuka sarung tangan
CUCI TANGAN ASEPSIS 0 1 2
16. Cara melakukan cuci tangan asepsis
CARA MENGIRIMKAN DARAH KE LABORA- 0 1 2
TORIUM
17. Cara membuat surat rujukan .
18. Cara transportasi darah kelaboratorium.

Komentar / Ringkasan : Tandatangan Koordinator/Instruktur


………………..
Rekomendasi : Tanggal : …………….

Nilai = Jumlah x 100 = ..............................


36
Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 66
Buku Pegangan Istruktur
Hanya untuk Dipinjamkan

Sistem Kardiovaskuler_Angkatan 2015 Oktober 2016 67

Anda mungkin juga menyukai