SISTEM
ENDOKRIN DAN METABOLISME
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-
Nya maka buku manual Modul Tutorial PBL, Journal Reading dan Alih Keterampilan
Klinik (CSL) ini dapat disusun. Tidak lupa kita sampaikan salam dan shalawat kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya
hingga akhir zaman.
Buku ini dibuat dan disusun untuk mempermudah para mahasiswa dalam
melaksanakan pembelajaran yang harus dilakukan, khususnya di sistem Endokrin dan
Metabolisme, sehingga dapat berpikir ilmiah dan sistematis.Terdapat 3 modul tutorial
yang terdiri dari beberapa kasus skenario Sistem Endokrin dan Metabolisme yang
merupakan kasus-kasus penting dan wajib dapat ditatalaksana dengan baik oleh
seorang dokter umum. Selain itu terdapat pula Manual Alih Keterampilan Klinik dan
panduan pelaksanaan Journal reading pada Sistem Endokrin dan Metabolisme.
Harapan kami, semoga buku manual ini bermanfaat bagi para mahasiswa peserta
Sistem Endokrin dan Metabolisme sehingga dapat berhasil mempelajarinya dan
mendapatkan nilai yang terbaik. Terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terwujudnya buku manual ini. Mohon maaf apabila masih terdapat
kekurangan dalam penyusunan buku manual ini, saran membangun sangat kami
harapkan guna perbaikan di masa mendatang.
DAFTAR ISI
MODUL PBL
MODUL I DIABETES MELITUS............................................................. 18
Sub – Modul I BANYAK KENCING, BANYAK MINUM 19
Sub – Modul II PENURUNAN KESADARAN 36
MODUL II KEGEMUKAN 50
MODUL III BANYAK MAKAN TAPI BERAT BADAN MENURUN 64
Mahasiswa Program Studi Kedokteran FKK UMJ harus mematuhi tata tertib
seperti di bawah ini :
1. Berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan layaknya
seorang dokter. Tidak diperkenankan memakai pakaian ketat, berbahan
jeans, baju kaos (dengan/tanpa kerah), dan sandal.
2. Mahasiswa laki-laki wajib berambut pendek dan rapih.
3. Mahasiswi diwajibkan memakai jilbab dan busana muslimah di setiap kegiatan
berlangsung.
4. Tidak diperkenankan merokok di lingkungan Prodi Kedokteran FKK UMJ.
5. Menjaga ketertiban dan kebersihan di lingkungan Prodi Kedokteran FKK
UMJ.
6. Melaksanakan registrasi administrasi dan akademik semester yang akan
berjalan.
7. Memakai papan nama resmi yang dikeluarkan dari Prodi Kedokteran FKK
UMJ di setiap kegiatan akademik kecuali perkuliahan. Jika papan nama rusak
atau dalam proses pembuatan, maka mahasiswa wajib membawa surat
keterangan dari bagian pendidikan.
8. Mahasiswa yang tidak hadir di kegiatan akademik karena sakit wajib
memberitahu bagian pendidikan saat itu dan selanjutnya membawa lampiran
keterangan bukti diagnosis dari dokter (diterima paling lambat 3 hari setelah
tanggal sakit).
Mahasiswa Program Studi Kedokteran FKK UMJ harus mematuhi tata tertib
diskusi tutorial seperti dibawah ini :
15. Laporan hasil diskusi tutorial dalam bentuk paper dikumpulkan ke bagian
pendidikan maksimal 1 hari sebelum rapat pleno dilaksanakan. Perbaikan
laporan diskusi tutorial paling lambat 7 (tujuh) hari setelah rapat pleno. Jika
belum mengumpulkan, tidak dapat mengikuti ujian teori sistem.
16. Setiap kelompok wajib menyerahkan paper kelompoknya kepada kelompok
lain maksimal 1 hari sebelum rapat pleno dilaksanakan.
17. Hal – hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan ditentukan
kemudian.
Tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam tata tertib ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Mahasiswa Program Studi Kedokteran FKK UMJ harus mematuhi tata tertib rapat
pleno seperti dibawah ini :
Tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam tata tertib ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Format penulisan:
1. Diketik dengan menggunakan Microsoft Word, tipe huruf Times New Roman,
ukuran 12, spasi tunggal.
2. Diprint pada kertas HVS 70-80 gram, ukuran A4.
3. Halaman judul berisi Judul Modul, kelompok dan nama anggota kelompok
serta NPM (nomor pokok mahasiswa) masing-masing, nama Tutor, Program
Studi, Universitas, Tempat/kota dan Tahun.
4. Halaman diberi nomor halaman di bagian kanan bawah.
5. Pembahasan rangkuman harus mencantumkan rujukan pustaka yang
digunakan (pada setiap akhir paragraf)
6. Daftar pustaka ditulis dengan sistem Harvard atau Vancouver.
7. Jumlah daftar pustaka yang dipakai minimal lima (5) terdiri atas tiga (3)
berbahasa Indonesia dan dua (2) bahasa Inggris.
8. Sumber pustaka rujukan dapat berupa buku teks, buku saku, artikel dalam
jurnal ilmiah dan informasi digital (internet).
Susunan Laporan:
Terdiri dari:
1. Kata Pengantar
2. Daftar Isi
3. Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan, kegiatan yang dilakukan dan
keluarannya (secara singkat)
4. Laporan lengkap langkah demi langkah (langkah 1 sampai dengan 7)
5. Rangkuman Pembahasan sesuai dengan sasaran belajar (TIK)
6. Simpulan
7. Daftar Pustaka
Penilaian:
Dilakukan berdasarkan:
1. Cara Penulisan Laporan
a. Sesuai format : 70-80
b. Tidak sesuai format : 50-69
2. Materi ( Isi ) Laporan
a. Isi lengkap sesuai TIU/TIK : 70-80
b. Isi lengkap tetapi tidak sesuai TIU/TIK : 60-69
c. Isi tidak lengkap : 50-59
Sebelum pelatihan
1. Membaca Penuntun Belajar (manual) Keterampilan Klinik Sistem yang
bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang keterampilan yang akan
dilakukan.
Pada saat pelatihan
1. Datang 10 menit sebelum CSL dimulai.
2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan CSL sesuai dengan jadwal rotasi yang telah
ditentukan.
3. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.
4. Mengenakan jas laboratorium yang bersih dan dikancing rapih pada setiap
kegiatan CSL. Bagi mahasiswi yang berjilbab, jilbabnya harus dimasukkan ke
bagian dalam jas laboratorium.
5. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi (kertas, batang korek api,
dan sebagainya) pada tempat sampah non medis. Sampah yang telah tercemar
(sampah medis), misalnya kapas lidi yang telah dipakai, harus dimasukkan ke
tempat sampah medis yang mengandung bahan desinfektan untuk
didekontaminasi, dan sampah tajam dimasukan pada tempat sampah tajam.
6. Berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan.
7. Memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau bagian tubuh
manusia.
8. Bekerja dengan hati-hati.
9. Tidak diperkenankan menghilangkan, mengambil atau meminjam tanpa ijin
setiap alat dan bahan yang ada pada ruang CSL.
10. Setiap selesai kegiatan CSL mahasiswa harus merapihkan kembali alat dan
bahan yang telah digunakan.
11. Pengulangan CSL dapat dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Membuat surat permohonan pengulangan CSL ke bagian pendidikan
tembusan ke bagian CSL dengan melampirkan materi yang akan diulang
dan jumlah peserta yang akan ikut paling lambat 3 hari sebelum hari
pelaksanaan.
SANKSI
1. Bagi mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib umum tidak dapat mengikuti
setiap kegiatan akademik.
2. Bagi mahasiswa yang terlambat melakukan registrasi tidak berhak
memperoleh pelayanan akademik.
3. Bagi mahasiswa yang tidak mengajukan/merencanakan program studinya
(mengisi KRS) pada waktu yang telah ditentukan sesuai kalender akademik
tidak boleh mengikuti segala aktifitas perkuliahan.
4. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir, tidak dapat mengikuti setiap kegiatan.
1. Bagi mahasiswa yang tidak hadir pleno akan mendapatkan sanksi tegas yang
diatur kemudian.
1. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan CSL pada materi tertentu,
maka mahasiswa tersebut tidak diperkenankan mengikuti kegiatan CSL pada
jadwal berikutnya untuk materi tertentu tersebut.
2. Bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan CSL dan praktikum tidak sesuai
dengan jadwal rotasinya dianggap tidak hadir.
3. Bagi mahasiswa yang persentasi kehadiran CSLnya < 75 % dari seluruh
jumlah tatap muka CSL, maka mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian CSL.
4. Kerusakan alat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum yang
terjadi karena ulah mahasiswa, resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang
bersangkutan.
5. Bagi mahasiswa yang menghilangkan, mengambil atau meminjam tanpa ijin
setiap alat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum akan
mendapatkan sanksi tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku.
6. Bagi mahasiswa yang persentase kehadiran praktikumnya < 75 % dari
seluruh jumlah tatap muka praktikum tidak dapat mengikuti ujian praktikum.
JOURNAL READING
Format penulisan:
a. Ditulis tangan pada kertas folio, tulisan tangan HARUS dapat terbaca
dengan jelas. Tulisan yang tidak dapat terbaca tidak akan dinilai.
b. Halaman cover berisi Judul Artikel, nama penyusun serta NPM (nomor
pokok mahasiswa) masing-masing, nama dosen pembimbing, Program Studi,
Universitas, Tempat/kota dan Tahun.
c. Isi resume:
1. Pendahuluan
2. Pembahasan: Ringkasan dari keseluruhan isi artikel yang ditambahkan
hasil analisa singkat penulis (mahasiswa) terhadap keseluruhan isi
artikel (Pendahuluan, Metode, Hasil, Pembahasan, Kesimpulan)
3. Kesimpulan: kesan yang didapat setelah membaca artikel secara
keseluruhan.
d. Halaman diberi nomor halaman di bagian kanan bawah.
e. Banyaknya halaman paling sedikit 2 halaman, tidak termasuk halaman cover.
MODUL
DIABETES MELITUS
SUB MODUL
BANYAK KENCING DAN BANYAK MINUM
Tim Penyusun:
Kontributor :
PENDAHULUAN
Modul Diabetes Melitus ini diberikan pada mahasiswa yang
mengambil Sistem Endokrin dan Metabolisme di semester empat.
Modul ini terdiri dari dua sub-modul dimana sub-modul 1 (Banyak
kencing dan banyak minum) terdiri dari dua skenario kasus yang sering
dijumpai dalam praktek sehari-hari dan berada pada Tingkat Kemampuan 4A,
sehingga diharapkan setelah mempelajari modul ini, para mahasiswa akan
mampu untuk mengenali, menjelaskan, mendiagnosis, melakukan
penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas pasien dengan penyakit Diabetes
Melitus tipe 1 dan tipe 2 secara holistik dan memenuhi standar pelayanan
kesehatan yang baku.
Sub Modul 2 (Penurunan Kesadaran) terdiri dari satu skenario kasus
yang sering dijumpai dalam praktek sehari-hari dan berada pada Tingkat
Kemampuan 3B , sehingga diharapkan setelah mempelajari modul ini, para
mahasiswa akan mampu untuk mengenali, menjelaskan, mendiagnosis,
melakukan penatalaksanaan awal dan merujuk pasien dengan penyakit
Endokrin dan Metabolisme yang termasuk ke dalam golongan penyakit Gawat
Darurat dan memenuhi standar pelayanan kesehatan yang baku.
Sebelum menggunakan buku ini, tutor dan mahasiswa harus membaca
Tujuan Instruksional Umum dan Khusus yang harus dicapai oleh mahasiswa,
sehingga diharapkan diskusi lebih terarah untuk mencapai kompetensi
minimal yang diharapkan. Bahan untuk diskusi bisa diperoleh dari bahan
bacaan yang tercantum pada akhir setiap unit.
Penyusun mengharapkan, modul ini akan menjadi modal utama bagi
para calon dokter umum dalam pengelolaan penderita. Oleh karena dalam
strategi pelayanan kesehatan pada masa yang akan datang, seyogyanya
pelayanan pasien diabetes melitus dapat diintegrasikan kedalam pelayanan
kesehatan primer, dimana peran dokter umum sangat penting. Hanya pasien-
pasien diabetes melitus dengan penyulit tertentu yang akan dikonsultasikan
secara periodik kepada para dokter spesialis yang jumlahnya masih sangat
terbatas.
Jakarta, 18 Februari 2013,
Tim Penyusun
Sub-Modul 1
BANYAK KENCING DAN BANYAK MINUM
SKENARIO
Kasus 1:
Seorang perempuan berusia 10 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
sering kencing sejak 1 minggu yang lalu. Pasien sering terbangun di malam
hari untuk kencing, sering lapar dan sering haus. Baju dan celana terasa
longgar sejak 2 bulan terakhir. Tidak ada demam, batuk dan pilek.
Kasus 2:
Seorang perempuan berusia 40 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan
gatal di sekitar lipat paha dan anus sejak 1 bulan yang lalu. Selain itu pasien
juga mengaku sudah berusaha untuk menurunkan berat badan tapi gagal
karena pasien tidak tahan lapar. Kedua tungkai sering terasa baal terutama
ketika duduk. Sebagai guru, pasien jarang makan di rumah dan lebih sering
makan di luar. Pada pemeriksaan antropometri didapatkan berat badan 70 kg,
tinggi badan 158 cm, lingkar pinggang 91 cm. Pengukuran tekanan darah
120/80 mmHg.
1. Pra tutorial
1. Mempelajari dengan seksama modul ini . Mengikuti kegiatan penjelasan
tutorial oleh Koordinator/Sekretaris Sistem.
2. Mengumpulkan literatur ataupun referensi (textbook, slide, e-book,
artikel ilmiah) yang dapat digunakan dan menunjang proses tutorial.
2. Tutorial pertemuan 1
1. Setelah membaca skenario, mahasiswa berdiskusi dalam satu kelompok
diskusi yang terdiri dari 10 - 12 orang yang dipimpin oleh seorang ketua
kelompok dan sekretaris yang dipilih oleh kelompok mahasiswa itu sendiri.
Diskusi ini sebaiknya dipimpin secara mandiri oleh ketua kelompok terpilih
dan dinamika kelompok sepenuhnya ditentukan oleh kelompok. Tutor hanya
bersifat memfasilitasi kedinamisan diskusi kelompok.
2. Modul untuk mahasiswa hanya mencantumkan Tujuan Instruksional Umum
saja dan mahasiswa pada saat pertemuan I diharapkan dapat merumuskan
Tujuan Instruksional Khusus yang diinginkan (dengan arahan tutor yang
bertugas)
3. Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat,
mahasiswa diharapkan memecahkan “masalah” yang terdapat dalam skenario
ini dengan mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah (seven jumps). Untuk
tutorial I, langkah penyelesaian masalah yang dilakukan adalah langkah 1-5,
sebagai berikut:
1. Klarifikasi semua istilah asing/kata sulit
2. Tentukan masalah (aspek atau konsep) pada skenario yang tidak
dimengerti. Buat pertanyaan tentang hal tersebut.
3. Dengan menggunakan pengetahuan masing-masing dan dengan
dukungan literatur / referensi yang ada, jawablah atau jelaskanlah
masalah tersebut.
4. Cobalah membuat dan menyusun penjelasan tersebut secara sistematik,
lakukan analisis dan sintesis.
STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Diskusi kelompok yang diarahkan oleh tutor.
2. Diskusi kelompok mandiri tanpa tutor.
3. Konsultasi pada para narasumber untuk memperoleh pengertian yang lebih
mendalam.
4. Kuliah khusus dalam kelas.
5. Aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku
ajar, majalah, slide, tape atau video, dan internet.
LEMBAR KERJA
3. Kata/kalimat kunci
5. Jawaban pertanyaan
7. Informasi Tambahan
Sub Modul 2
PENURUNAN KESADARAN
Kontributor :
PENDAHULUAN
SKENARIO
LEMBAR KERJA
2. Kata/kalimat kunci
4. Jawaban pertanyaan
6. Informasi Tambahan
MODUL
KEGEMUKAN
Kontributor :
PENDAHULUAN
Tim Penyusun
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah selesai mempelajari modul ini, para mahasiswa diharapkan dapat
menjelaskan bermacam-macam penyakit dengan gejala peningkatan berat
badan secara abnormal, etiologi, patomekanisme, cara penegakan diagnosis,
pemeriksaan penunjang untuk mengetahui penyebab peningkatan berat
badan, penatalaksanaan dan komplikasi dari penyakit-penyakit yang
menyebabkan peningkatan berat badan, khususnya dalam bidang
endokrinologi dan metabolisme.
KASUS
SKENARIO
Seorang perempuan berusia 30 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan
berat badan meningkat karena nafsu makan yang meningkat sejak beberap
bulan terakhir ini. Dari hasil anamnesis diketahui bahwa pasien sudah
menikah 3 tahun tapi belum mempunyai anak. Menstruasi tidak teratur.
Pasien dan suaminya mempunyai kebiasaan sering makan di restoran cepat
saji.Pasien mengaku bahwa Ibu dan 2 saudara perempuannya juga gemuk.
Pasien mengaku tidak merokok dan jarang berolahraga.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan TB 160 cm, BB 80 kg, TD 150/95 mmHg.
Pemeriksaan fisis lain dalam batas normal.
LEMBAR KERJA
3. Kata/kalimat kunci
5. Jawaban pertanyaan
7. Informasi Tambahan
MODUL
Kontributor :
PENDAHULUAN
Modul “Banyak Makan tapi Berat Badan Menurun” ini diberikan pada
mahasiswa yang mengambil Sistem Endokrin dan Metabolisme di semester
empat.
Modul ini terdiri dari satu skenario kasus yang sering dijumpai dalam
praktek sehari-hari dan berada pada Tingkat Kemampuan 3B, sehingga
diharapkan setelah mempelajari modul ini, para mahasiswa akan mampu
untuk mengenali, menjelaskan, mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan
awal dan merujuk (Tingkat Kemampuan 3) pasien dengan gejala banyak
makan tapi berat badan menurun pada modul ini secara holistik dan
memenuhi standar pelayanan kesehatan yang baku.
Sebelum menggunakan buku ini, tutor dan mahasiswa harus membaca
Tujuan Instruksional Umum dan Tujuan Instruksional Khusus yang harus
dicapai oleh mahasiswa, sehingga diharapkan diskusi lebih terarah untuk
mencapai kompetensi minimal yang diharapkan. Peran tutor dalam
mengarahkan tutorial sangat penting. Bahan untuk diskusi bisa diperoleh dari
bahan bacaan yang tercantum pada akhir setiap unit. Kemungkinan seorang
ahli dapat memberikan kuliah dalam pertemuan konsultasi antara kelompok
mahasiswa peserta diskusi dengan ahli yang bersangkutan yang bisa diatur
dengan dosen yang bersangkutan.
Penyusun mengharapkan, modul ini akan menjadi modal utama bagi
para calon dokter umum dalam pengelolaan penderita . Oleh karena dalam
strategi pelayanan kesehatan pada masa yang akan datang, seyogyanya
pelayanan pasien dapat diintegrasikan kedalam pelayanan kesehatan primer,
dimana peran dokter umum sangat penting. Hanya pasien-pasien dengan
penyulit tertentu yang akan dikonsultasikan secara periodik kepada para
dokter spesialis yang jumlahnya masih sangat terbatas.
SKENARIO
LEMBAR KERJA
3. Kata/kalimat kunci
5. Jawaban pertanyaan
7. Informasi Tambahan
SISTEM
ENDOKRIN DAN METABOLISME
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-
Nya maka buku manual Alih Ketrampilan Klinik ini dapat disusun. Tidak lupa kita
sampaikan shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Buku Manual CSL ini dibuat dan disusun oleh tim dosen Program Studi Kedokteran
FKK UMJ yang merupakan revisi dari Manual CSL yang sebelumnya disusun oleh
Tim Sistem Endokrin dan Metabolisme FK Unhas. Manual keterampilan klinik ini
mengacu kepada Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) tahun 2012 dan
pelaksanaan ujian OSCE Nasional. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa yang
telah melewati Sistem Endokrin telah diperkenalkan kepada sistem ujian keterampilan
klinik yang saat ini diperlakukan terhadap mahasiswa tingkat akhir sebelum mereka
menjadi seorang dokter.
Akhirnya kami menyampaikan terima kasih kepada Pimpinan dan seluruh dosen
Program Studi Kedokteran FKK UMJ yang telah memberikan dukungan sehingga
buku manual ini dapat terwujud. Harapan kami semoga buku manual ini bermanfaat
bagi para seluruh mahasiswa terutama yang sedang mengambil Sistem Endokrin dan
Metabolisme.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
KETERAMPILAN
ANAMNESIS PENYAKIT
PADA SISTEM ENDOKRIN DAN
METABOLISME
Tim Penyusun:
Dr. Kartono Ichwani
Dr. Lailan Safina Nasution, M.Si.Med
Dr. Tirta Prawita Sari, M.Sc, Sp.GK
Dr. Nur Aini Djunet, M.Gizi
Adapun Daftar Penyakit pada Sistem Endokrin dan Metabolik berdasarkan SKDI
2012 adalah sebagai berikut:
TUJUAN PEMBELAJARAN
DESKRIPSI KEGIATAN
2. Informed consent:
- Berikan informasi umum pada pasien atau keluarganya
tentang anamnesis yang akan anda lakukan, tujuan dan
manfaat anamnesis tersebut untuk keadaan pasien.
- Berikan jaminan pada pasien dan keluarganya tentang
kerahasiaan semua informasi yang didapatkan pada
anamnesis tersebut
- Jelaskan tentang hak-hak pasien atau keluarganya,
misalnya tentang hak untuk menolak menjawab
pertanyaan yang dianggapnya tidak perlu dijawabnya.
- Menanyakan kesediaan pasien.
Identitas Pasien
3. Tanyakanlah data pribadi pasien: nama, umur, alamat, pekerjaan.
Untuk heteroanamnesis tanyakan hubungan pasien dengan
pengantar
Riwayat Penyakit Sekarang
12. Jelaskanlah pada pasien bahwa fase ini hanyalah fase awal dari
serangkaian pemeriksaan untuk dapat mengetahui penyakit yang
diderita pasien, dan masih diperlukan pemeriksaan fisis untuk
mempertajam diagnosis.
Membuat resume dari hasil anamnesis
13. Buatlah resume/kesimpulan dari hasil anamnesis, terutama
mencantumkan hal-hal penting yang mengarah ke penegakan
diagnosis
14. Membuat beberapa kemungkinan diagnosis sementara (Diagnosis
Banding)
15. Membuat satu diagnosis utama (Diagnosis Kerja)
16. Membuat rencana penatalaksanaan selanjutnya dan rencana
pemeriksaan penunjang
No. Register :
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
Tanggal/jam :
Keluhan Utama :
Keluhan Tambahan :
Riwayat Psikososial :
Riwayat Pengobatan :
Resume :
Diagnosis Anamnesis :
KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN KELENJAR TIROID
Tim Penyusun:
Dr. Kartono Ichwani
Dr. Lailan Safina Nasution, M.Si.Med
Dr. Tirta Prawita Sari, M.Sc, Sp.GK
Dr. Nur Aini Djunet, M.Gizi
KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN KELENJAR TIROID
PENGERTIAN
TUJUAN
INDIKASI
pada penderita GAKIN
pada ibu hamil dan anak sekolah di daerah rawan defisiensi Iodium
pada penderita yang mengalami pembesaran kelenjar di daerah leher
METODE PEMBELAJARAN :
Demonstrasi kompetensi sesuai dengan penuntun belajar
ACUAN
Kelenjar tiroid seseorang terletak di leher bawah kearah distal
(leher depan bagian bawah). Untuk mengetahui mana yang kelenjar
dan mana yang bukan bisa dilihat pada gerakan menelan. Pada
gerakan “menelan” kelenjar akan ikut terangkat ke atas.
Berbentuk seperti kupu-kupu,
Terdiri dari dua lobus (kanan dan kiri) yang dihubungkan oleh isthmus.
Isthmus menutupi cincin trakhea 2 dan 3,
kapsul fibrosus menggantungkan kelenjar ini pada fascia pre tracheal
sehingga pada saat “menelan” kelenjar tiroid terangkat ke arah kranial.
TINGKAT TANDA-TANDA
Tingkat 0 Kelenjar tiroid tidak teraba (tidak ada pembesaran kelenjar tiroid).
(Normal)
Tingkat I Kelenjar tiroid teraba dan terlihat hanya jika kepala tengadah
maksimum.
Tingkat II Pembesaran kelenjar tiroid terlihat dengan mudah pada posisi kepala
normal.
Tingkat III Pembesaran kelenjar tiroid tampak nyata dari jarak jauh (5-6 meter).
TINGKAT TANDA-TANDA
Tingkat 0 Kelenjar tiroid tidak teraba (tidak ada pembesaran kelenjar tiroid).
(Normal)
Tingkat IA Kelenjar tiroid tidak teraba, dan jika teraba, ukurannya tidak lebih
besar dari ukuran kelenjar tiroid yang normal.
Tingkat IB Kelenjar tiroid teraba pada posisi leher yang normal dan ukurannya
lebih besar dari ukuran normal; tetapi kelenjar tiroid tidak teraba
jika posisi leher tengadah maksimum.
Tingkat II pembesaran kelenjar tiroid terlihat dengan mudah pada posisi kepala
normal dari jarak 1 meter.
Tingkat III pembesaran kelenjar tiroid tampak nyata dari jarak jauh (5-6 meter).
TINGKAT TANDA-TANDA
Tingkat 0 Kelenjar tiroid tidak teraba dan tidak terlihat.
(Normal)
Tingkat I Kelenjar tiroid teraba tetapi tidak terlihat pada posisi leher yang
normal (tidak terlihat pembesaran kelenjar tiroid). Jika nodul teraba
dan ukurannya tidak lebih besar dari ukuran normal harus
dikategorikan pada kelompok ini.
Tingkat II pembesaran kelenjar tiroid terlihat dengan jelas ketika pasien
menelan pada posisi leher normal.
Keterangan:
2. Informed consent :
- Berikan informasi umum pada pasien atau keluarganya
tentang pemeriksaan yang akan anda lakukan, tujuan,
cara melakukan, manfaat pemeriksaan tiroid untuk klien
- Berikan jaminan pada pasien tentang kerahasiaan semua
informasi yang didapatkan dari pemeriksaan
- Jelaskan tentang hak pasien ntuk menolak pemeriksaan
- Menanyakan kesediaan pasien.
8. Palpasi :
- Berdirilah di belakang klien, lalu letakkanlah kedua jari
telunjuk dan jari tengah pada masing-masing lobus kelenjar
tiroid yang letaknya beberapa sentimeter di bawah jakun.
- Rabalah (palpasi) daerah kelenjar tiroid. Perabaan (palpasi)
jangan dilakukan dengan tekanan terlalu keras atau terlalu
lemah. Tekanan terlalu keras akan mengakibatkan kelenjar
masuk atau pindah ke bagian belakang leher, sehingga
pembesaran tidak teraba. Perabaan terlalu lemah akan
mengurangi kepekaan perabaan.
- Jika kelenjar tiroid dapat teraba, walaupun ukurannya tidak
membesar, dikatakan ada pembesaran kelenjar tiroid tingkat I.
KETERAMPILAN
Penentuan Status Gizi berdasarkan
Indeks Massa Tubuh (IMT)
dan
Perhitungan Kebutuhan Energi
pada Pasien DM
Tim Penyusun:
Dr. Kartono Ichwani
Dr. Lailan Safina Nasution, M.Si.Med
Dr. Tirta Prawita Sari, M.Sc, Sp.GK
Dr. Nur Aini Djunet, M.Gizi
ANTROPOMETRI
(A) (B)
Gambar 1. (A) Upright balance beam scale; (B) Bed scale
TUJUAN PEMBELAJARAN:
KETERAMPILAN
PENENTUAN STATUS GIZI BERDASARKAN INDEKS MASSA
TUBUH (IMT)
dan
PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI PADA PASIEN DM
2. Informed consent :
- Berikan informasi umum pada pasien atau keluarganya
tentang pemeriksaan yang akan anda lakukan, tujuan,
cara melakukan dan manfaatnya untuk klien
- Berikan jaminan pada pasien tentang kerahasiaan semua
informasi yang didapatkan dari pemeriksaan
- Jelaskan tentang hak pasien ntuk menolak pemeriksaan
- Menanyakan kesediaan pasien.
nol.
5. - Pasien berdiri di tengah pita pengukur dengan posisi tegak, di
mana garis antara tepi atas aurikula dengan orbita sejajar
dengan lantai.
- Pasien diminta untuk inspirasi.
- Turunkan balok pengukur.
- Pemeriksa membaca angka yang tertera pada pita pengukur.
Pastikan posisi mata pemeriksa sejajar balok pengukur.
Catatlah hasilnya pada lembaran status pasien.
C. PENGUKURAN LINGKAR PINGGANG
6. Pasien berdiri tegak menghadap pemeriksa dengan posisi
abdomen relaks, lengan menggantung bebas di sisi tubuh.
BB (kg)
IMT =
[TB (m)]2
10.
Menentukan status gizi dan risiko komorbid subyek pengukuran
berdasarkan kriteria Asia- Pasifik sebagai berikut:
Risiko komorbid
Klasifikasi IMT (kg/m2) Lingkar perut
< 90 cm (pria)
< 80 cm (wanita)
BB kurang < 18,5 rata-rata
Normal 18,5 – 22,9 meningkat
BB lebih
Berisiko 23 – 24,9 sedang
obesitas tk. I 25 – 29,9 berat
obesitas tk.2 ≥ 30 sangat berat
Keterangan:
BB = Berat Badan (dalam Kg)
TB = Tinggi Badan (dalam cm)
U = Umur (dalam tahun)
Catatan:
Faktor Aktifitas (untuk pasien rawat jalan):
Jenis Kelamin
Aktifitas
Laki-laki Perempuan
Sangat ringan 1,3 1,3
Ringan 1,65 1,55
Sedang 1,76 1,70
Berat 2,10 2,00
KETERAMPILAN
KONSELING PADA PASIEN DM
Tim Penyusun:
Dr. Kartono Ichwani
Dr. Lailan Safina Nasution, M.Si.Med
Dr. Tirta Prawita Sari, M.Sc, Sp.GK
Dr. Nur Aini Djunet, M.Gizi
3. Perencanaan Makan :
Menganjurkan pasien untuk mengikuti pola makan gizi
seimbang, dengan prinsip 3J :
1. Jumlah Kalori : mengikuti kebutuhan energi dan
komposisi zat gizi makro yang dianjurkan dan sesuai
kebutuhan kalori/hari (55% karbohidrat, 15-20% protein,
25-30% lemak), vitamin, mineral, serat dalam jumlah
cukup.
2. Jenis Makanan : memilih jenis makanan yang sehat, yaitu
jenis karbohidrat kompleks dan serat, menghindari/
mengurangi jenis karbohidrat sederhana, memilih jenis
lemak baik dan menghindari/ mengurangi jenis lemak
jenuh dan lemak trans, lebih mengutamakan jenis protein
nabati daripada protein hewani.
3. Jadwal Makan : 3x makanan utama dan 3x makanan
selingan
4. Aktifitas Fisik/Olahraga Teratur (FITT)
Menganjurkan pasien untuk meningkatkan aktivitas fisik dan
berolahraga secara teratur dengan prinsip :
a. Frekwensi : 3-5 kali per minggu
b. Intensitas : ringan dan sedang yaitu 60%-70% MHR
(Max. Heart Rate)
c. Time/Waktu : 30-60 menit per kali latihan
d. Type/Jenis olah raga : jalan, jogging, berenang, senam,
bersepeda.
6. Intervensi Medikamentosa :
- Obat
- Insulin