Anda di halaman 1dari 64

BUKU AJAR

Seri Clinical Skills and Reasoning 4.1


Penilaian Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak

Tim penyusun
Pakar
Dr. dr. Rahmini Shabariah, Sp.A
dr. Meita Dwi Utami, M.Sc, Sp.A
dr. Matahari Harumdini, Sp.A
dr. Adib Mahara, Sp.A
Penulis
dr. Oktarina, M.Sc

Program Studi Kedokteran


Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2024
VISI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FKK UMJ

Menghasilkan Dokter yang Kompetitif dan Unggul dalam Geriatri Komunitas


Berdasarkan Nilai-nilai Islam Tahun 2030

MISI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FKK UMJ

1. Menyelenggarakan bidang Pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat


yang kompetitif dan unggul dalam geriatric komunitas berdasarkan nilai – nilai
Islam dan Kemuhammadiyahan
2. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi secara maksimal
3. Membangun sumber daya manusia yang mengamalkan nilai – nilai Islam dan
Kemuhammadiyahan
4. Meningkatkan Kerjasama nasional dan internasional
5. Menyelenggarakan tata Kelola program studi yang professional berdasarkan
penjaminan mutu

i
KATA PENGANTAR

Buku ajar Clinical Skill dan Reasoning ini dibuat untuk memudahkan belajar tentang
Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Buku ini memuat materi anamnesis
riwayat terkait pertumbuhan dan perkembangan anak, pemeriksaan antropometri, dan
penilaian pertumbuhan serta perkembangan. Tujuan keterampilan ini adalah memonitor dan
memastikan perkembangan anak secara menyeluruh, serta untuk mendeteksi dini adanya
masalah atau keterlambatan dalam pertumbuhan atau perkembangan anak.
Buku ini hanya menyajikan tatacara atau langkah keterampilan dengan tambahan
informasi yang terbatas. Oleh karena itu, mahasiswa perlu membekali diri dengan
pengetahuan tentang tahapan pertumbuhan dan perkembangan normal sebelum mempelajari
keterampilan ini.
Harapan kami semoga buku ajar ini dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman
yang memadai dalam melakukan keterampilan klinik Penilaian Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak serta menjadi bekal untuk keterampilan tingkat lanjutnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

VISI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FKK UMJ..................................................................... i


MISI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FKK UMJ .................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................iii
TATA-TERTIB LABORATORIUM DAN SKILLS LABORATORY .............................................. iv
CAPAIAN PEMBELAJARAN ........................................................................................................ v
Capaian Pembelajaran .................................................................................................................. v
Strategi pembelajaran ................................................................................................................... v
ASUPAN KETRAMPILAN KLINIK .............................................................................................. 1
Indikasi......................................................................................................................................... 1
Tujuan .......................................................................................................................................... 1
Allo anamnesis dan anamnesis secara terpimpin pada pasien anak............................................... 1
Penilaian Pertumbuhan ................................................................................................................. 2
Pemeriksaan antropometri pada anak ....................................................................................... 2
Instrumen penilaian pertumbuhan dan menentukan status gizi ................................................. 3
Penentuan kebutuhan kalori ................................................................................................... 10
Penilaian Perkembangan Anak ................................................................................................... 12
Instrument penilaian perkembangan ....................................................................................... 12
Tehnik menyusui ........................................................................................................................ 18
Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui ................................................................ 18
Posisi Dan Perlekatan Ibu Dan Bayi ....................................................................................... 19
Penentuan Jadwal Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) ........................................................... 22
Pendokumentasian Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak ........................................ 25
PENUNTUN BELAJAR ................................................................................................................ 27
Anamnesis riwayat pertumbuhan dan perkembangan ................................................................. 27
Pemeriksaan Antropometri pada Anak ....................................................................................... 28
Menentukan Status Gizi Dengan Pertumbuhan WHO (Z Score) ............................................... 29
Menentukan Status Gizi menggunakan Kurva CDC-NCHS 2000 .............................................. 29
Penentuan Kebutuhan Kalori ...................................................................................................... 30
Penilaian Perkembangan Anak dengan KPSP ............................................................................ 31
Penilaian Perkembangan Anak dengan DDST/ Denver II .......................................................... 31
LATIHAN ...................................................................................................................................... 32
Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak....................................................................... 32
Referensi ........................................................................................................................................ 33
LAMPIRAN- LAMPIRAN ............................................................................................................ 34

iii
TATA-TERTIB LABORATORIUM DAN
SKILLS LABORATORY
Mahasiswa yang melakukan praktek di Laboratorium Fakultas Kedokteran UMJ, harus mematuhi
tata-tertib laboratorium, seperti di bawah ini.

A. Sebelum pelatihan/praktikum, mahasiswa diharuskan,


1. Membaca buku manual penuntun belajar keterampilan klinik sistem hematologi.
2. Menyediakan alat atau bahan sesuai dengan petunjuk pada buku Penuntun yang
bersangkutan.
B. Pada saat pelatihan, setiap mahasiswa:
1. Datang tepat waktu.
2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan praktikum/CSR
3. Diharuskan membuktikan jati dirinya selama latihan berlangsung (tidak boleh memakai
cadar/tutup muka).
4. Diharuskan berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan layaknya
seorang dokter. Selama kegiatan pembelajaran, semua mahasiswa tidak diperkenankan
memakai celana jins, baju kaos (T shirt), dan sandal. Mahasiswa pria yang berambut panjang
sampai menyentuh kerah baju, tidak diperkenankan mengikuti semua kegiatan pembelajaran
di Fak. Kedokteran UMJ.
5. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.
6. Diharuskan mengenakan jas laboratorium yang bersih pada setiap kegiatan CSR. Bagi
mahasiswi yang berjilbab, jilbabnya harus dimasukkan ke bagian dalam jas laboratorium.
7. Diharuskan memakai papan nama dengan tulisan besar dan jelas disertai dengan nomer
pokok mahasiswa. Nama bisa dengan nama pendek atau nama panggilan.
8. Tidak diperkenankan meletakkan di atas meja kerja, tas, buku dan lain-lain barang yang
tidak dibutuhkan dalam kegiatan latihan yang dilakukan.
9. Diharuskan berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan termasuk mengikuti kuis jika
ada.
10. Diharuskan mem perlakukan model seperti memperlakukan manusia atau bagian tubuh
manusia
11. Diharuskan bekerja dengan hati-hati, karena semua kerusakan yang terjadi karena ulah
mahasiswa, resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang bersangkutan. Misalnya model
yang rusak harus diganti melalui Fak. Kedokteran UMJ, yang dibiayai oleh mahasiswa yang
merusak. Dana pengganti sama dengan harga pembelian barang pengganti.
12. Tidak diperkenankan merokok di dalam ruangan belajar di Fak. Kedokteran dan Kesehatan
UMJ.

iv
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Capaian Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu melakukan allo anamnesis secara terpimpin untuk menggali
riwayat pertumbuhan dan perkembangan.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan antropometri pada anak
3. Mahasiswa mampu memilih instrument yang sesuai untuk penilaian pertumbuhan
dan perkembangan anak
4. Mahasiswa mampu menggunakan instrument untuk melakukan penilaian
pertumbuhan anak (Kurva Pertumbuhan WHO, Kurva CDC-NCHS, KPSP, dan
Denver II)
5. Mahasiswa mampu mendokumentasikan hasil penilaian pertumbuhan dan
perkembangan anak
6. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil penilaian pertumbuhan dan status gizi
7. Mahasiswa mampu menentukan BB ideal, kebutuhan energi, rekomendasi asupan
nutrisi untuk tumbuh kembang anak
8. Mahasiswa mampu menilai perkembangan anak, ada/tidaknya kelainan dan
menentukan tindak lanjut
Media dan alat bantu pembelajaran :
1. Demonstrasi sesuai daftar panduan belajar.
2. Diskusi.
3. Simulasi
4. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistem skor sebagai penilaian formatif

Strategi pembelajaran
Alih keterampilan klinik dilakukan dalam 2 kali pertemuan tatap muka dan 2 kali belajar
mandiri, dengan uraian sebagai berikut

Tatap muka 1 Tatap muka 2

oMempersiapkan oMengobservasi oBerlatih mandiri oMengklarifikasi


diri dengan cara demonstrasi oMemperbaiki diri pertanyaan dan
membaca manual oMelakukan sesuai hasil kesulitan yang
dan simulasi umpan balik ditemui
memanfaatkan oMengklarifikasi oMempersiapkan oMelakukan
media audiovisual pertanyaan dan pertanyaan untuk simulasi sebagai
oMengidentifikasi kesulitan yang dapat dibahas atau bentuk penilaian
kata sulit dan ditemui didiskusikan saat formatif pada
mendefinisikannya oMencari umpan tatap muka komponen tugas
oMempelajari balik secara individual
anatomi dan proaktif
penanda
pentingnya
oMempersiapkan
pertanyaan untuk
dapat dibahas atau
didiskusikan saat
tatap muka

v
ASUPAN KETRAMPILAN KLINIK

Indikasi
Penilaian pertumbuhan dan perkembangan anak dilakukan secara rutin tiap bulan hingga
usia 1 tahun, kemudian tiap 3 bulan sampai usia 3 tahun, dilanjutkan dengan 2 kali per tahun
sampai usia 5 tahun. Di atas usia 5 tahun dilakukan setiap tahun, kecuali bila diduga
terdapat kelainan atau penyimpangan.

Tujuan
Penilaian pertumbuhan dan perkembangan anak bertujuan untuk
a. Menilai pertumbuhan anak
b. Menjadi dasar untuk menentukan kebutuhan kalori dan asupan nutrisi
c. Menentukan perkembangan anak pada area personal-sosial, motorik halus-
adaptif, bahasa, dan keterampilan kognitif
d. Menilai kemampuan anak secara relatif terhadap rentang usia perkembangan
yang diharapkan
e. Mengidentifikasi secara dini masalah perkembangan anak sehingga mereka
dapat dirujuk untuk mendapatkan tatalaksana yang tepat

Allo anamnesis dan anamnesis secara terpimpin pada pasien anak


Anamnesis merupakan penggalian riwayat yang sangat penting untuk menegakkan
diagnosis. Hingga diperkirakan bahwa anamnesis berkontribusi terhadap 80% penegakan
diagnosis. Terutama pada pasien anak, anamnesis dapat memberikan informasi tentang sifat
dan beratnya penyakit.faktor risiko dari penyakit yang dideritanya. Namun, hambatan
langsung yang dihadapi pada pasien anak adakah keterbatasan informasi yang dapat
diberikan oleh pasien bila dilakukan dengan Auto anamnesis. Sehingga, allo anamnesis
perlu dilakukan dengan baik untuk mendapatkan informasi secara lengkap. Allo-anamnesis
atau hetero-anamnesis adalah pengumpulan informasi tentang pasien melalui wawancara
dengan orang yang dianggap mengerti tentang keadaan pasien, seperti orang tua, saudara,
teman, pengasuh, atau orang lain yang mendampingi pasien. Bahkan, allo anamnesis juga
dapat menghasilkan informasi yang tentang riwayat kesehatan pasien untuk melacak
perkembangan kondisi pasien serta memonitor efektivitas pengobatan.
Allo anamnesis penting dalam praktik klinik karena seringkali pasien tidak dapat
memberikan informasi yang lengkap atau akurat tentang riwayat kesehatannya sendiri. Hal
ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti ketidakmampuan pasien untuk mengingat
atau mengelompokkan informasi dengan benar, gangguan kognitif, atau kurangnya
kesadaran tentang masalah kesehatan tertentu. Namun, penting untuk diingat bahwa prinsip
allo anamnesis tetap harus didasarkan pada prinsip kerahasiaan, etika, dan kebijakan privasi
pasien. Informasi yang diperoleh melalui prinsip ini harus diperoleh dengan seizin pasien
atau keluarga dan digunakan hanya untuk tujuan klinis yang relevan.

Konsep alloanamnesis dan auto anamnesis tidak berbeda, yaitu menggali identitas pasien,
serta menerapkan The basic (fundamental) four dan Sacred Seven. The basic four meliputi
Riwayat Penyakit Sekarang/RPS (Present illness), Riwayat Penyakit Dahulu/RPD, Riwayat
Penyakit Keluarga/(RPK), dan Riwayat Psikososial (personal/social history). Sedangkan
1
Sacred Seven digunakan untuk menggali lebih dalam tentang Riwayat Penyakit Sekarang,
yang meliputi lokasi, onset, kronologi, kualitas, kuantitas, factor yang memperingan-
memperberat, dan gejala penyerta. (lebih lengkap baca Manual CSR 1 Anamnesis).

Pada pasien anak, terdapat komponen penting dalam anamnesis terpimpin sebagai berikut:
1. Riwayat kehamilan ibu, seperti keadaan kesehatan saat ibu hamil, kunjungan
antenatal yang dilakukan, imunisasi, obat-obatan yang diminum, Beberapa penyakit
dapat menimbulkan infeksi kongenital dan cacat bawaan seperti TORCH
(Toksoplasma, rubella, cytomegalovirus, Herpes simpleks, dan HIV)
2. Riwayat kelahiran, termasuk metode persalinan, tanda-tanda kesulitan janin,
masalah selama persalinan, skor Apgar, berat badan lahir, lingkar kepala, dan usia
kehamilan saat lahir.
3. Riwayat imunisasi, termasuk jenis dan tanggal imunisasi yang diberikan baik
imunisasi dasar maupun imunisasi ulangan.
4. Riwayat menyusui dan makanan, termasuk pola makan, nafsu makan, dan jenis
makanan yang dikonsumsi, seperti ASI eksklusif, MPASI, dll. Informasi ini untuk
menilai kecukupan kuantitas dan kualitas asupan nutrisinya
5. Riwayat pertumbuhan. Riwayat pertumbuhan dapat ditelaah dari hasil antropometri
yang terdapat pada Kartu Menuju Sehat (KMS)
6. Riwayat perkembangan digali untuk mengetahui apakah semua tahapan
perkembangan dilalui dengan baik tanpa ada penyimpangan (sesuaikan dengan
milestone perkembangan). Pemisahan antara ibu dengan anak, penitipan anak dalam
pengasuhan pihak lain, munculnya tanda pubertas, kelainan tingkah laku dan emosi,
serta penyakit kronis yang dapat menyebabkan kelainan perkembangan.
7. Riwayat keluarga, termasuk riwayat penyakit yang pernah dialami anak dan
keluarga dekat, riwayat sosio-ekonomi-budaya, konsanguinitas, penyakit yang
memiliki kecenderungan familial. Pedigree dapat membantu menganalisa risiko
yang terjadi terkait kondisi keluarga.
8. Anamnesis sistem, seperti sistem pernapasan, pencernaan, kardiovaskular, dan lain-
lain.

Penilaian Pertumbuhan
Pemeriksaan antropometri pada anak
Pemeriksaan antropometri yang perlu dilakukan pada anak meliputi pengukuran berat
badan, panjang/tinggi badan, lingkar lengan Atas (LILA), dan lingkar kepala. Prosedur
dapat dipelajari di dari Manual CSR 1.4.

2
Instrumen penilaian pertumbuhan dan menentukan status gizi
Kurva Pertumbuhan WHO
Adanya beberapa jenis kurva WHO untuk menentukan status gizi pada anak, yaitu:
1. Berat Badan menurut Usia (Berat Badan / Umur – BB/U)
2. Tinggi Badan menurut Usia (Tinggi Badan / Umur – TB/U)
3. Berat Badan menurut Panjang Badan (Usia 0-2 Tahun) (Berat Badan / Panjang
Badan – BB/PB)
4. Berat Badan menurut Tinggi Badan (Usia 2-5 Tahun) (Berat Badan / Tinggi Badan
– BB/TB)
5. Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk Usia (Indeks Massa Tubuh / Umur – IMT/U)
6. Lingkar Kepala menurut Usia (Lingkar Kepala / Umur – LL/U)
7. Lingkar Lengan Atas Lipatan Kulit Subskapular
Dalam menggunakan kurva WHO untuk menilai pertumbuhan anak, perlu diperhatikan
jenis kurva yang akan digunakan sesuai dengan usia dan jenis kelamin anak.

Cara menggunakan instrumen


1 Tentukan umur, panjang badan (anak di bawah 2 tahun) atau tinggi badan
(anak di atas 2 tahun), dan berat badan anak
2 Tentukan kurva WHO sesuai usia anak dan jenis kelamin (laki-laki
warna biru, perempuan warna merah)
a. weight/age,
b. height/age,
c. weight/ height or length,
d. head circumferens/age
3 Menandai titik berat badan terhadap umur (BB/U) pada kurva weight for
age
a. Lihat garis horizontal yang ada di bawah yang menunjukkan
titik umur, kemudian dari titik usia anak tarik garis vertikal ke
arah atas hingga berpotongan dengan garis yang ditarik pada
langkah b di kurva BB/U
b. Lihat garis vertikal yang berada di sebelah kiri yang
menunjukkan titik BB actual anak , kemudian dari titik BB tarik
garis horizontal kearah kanan hingga berpotongan dengan garis
yang ditarik pada langkah a di kurva BB/U
c. lihat letak titik potong (<-3,-2 hingga -3, -2 hingga -1, -1 hingga
0, 0 hingga 1, 1 hingga 2, 2 hingga3, atau >3)
d. lihat status gizi anak berdasarkan ketentuan di Tabel Indikator
Penentuan Status Gizi
3
4 Menandai titik tinggi badan terhadap umur (TB/U) pada kurva height for
age
a. Lihat garis horizontal yang ada di bawah yang menunjukkan
titik umur, kemudian dari titik usia anak tarik garis vertikal ke
arah atas hingga berpotongan dengan garis yang ditarik pada
langkah b di kurva TB/U
b. Lihat garis vertikal yang berada di sebelah kiri yang
menunjukkan titik TB actual anak , kemudian dari titik TB tarik
garis horizontal kearah kanan hingga berpotongan dengan garis
yang ditarik pada langkah a di kurva TB/U
c. Lihat titik potong nya ada di mana (<-3,-2 hingga -3, -2 hingga
-1, -1 hingga 0, 0 hingga 1, 1 hingga 2, 2 hingga3, atau >3)
d. lihat status gizi anak berdasarkan ketentuan di Tabel Indikator
Penentuan Status Gizi
5 Menentukan titik berat badan atau BB terhadap tinggi badan anak
(BB/TB) gunakan weight for height
a. Lihat garis horizontal yang menunjukkan titik TB actual anak
kemudian dari titik TB tarik garis vertikal ke arah atas hingga
berpotongan dengan garis yang ditarik pada langkah b di kurva
BB/TB
b. Lihat garis vertikal yang berada di sebelah kiri yang
menunjukkan titik BB actual anak, kemudian dari titik BB tarik
garis horizontal kearah kanan hingga berpotongan dengan garis
yang ditarik pada langkah a di kurva BB/TB
c. Lihat letak titik potong (<-3,-2 hingga -3, -2 hingga -1, -1
hingga 0, 0 hingga 1, 1 hingga 2, 2 hingga3, atau >3)
d. Lihat status gizi anak berdasarkan ketentuan di Tabel
Indikator Penentuan Status Gizi
6 Jika titik perpotongan pada no 5 BB/TB di atas +3 maka perhitungan
status gizi selanjutnya menggunakan kurva IMT for age atau BMI for
age
a. Hitung rumus IMT = BB (kg) / (TB (cm) x TB(cm) )
b. Lihat garis horizontal yang menunjukkan titik usia anak
kemudian dari titik usia tarik garis vertikal ke arah atas hingga
berpotongan dengan garis yang ditarik pada langkah b di kurva
BMI/U
c. Lihat garis vertikal yang berada di sebelah kiri yang
menunjukkan titik BMI kemudian dari titik BMI anak tarik
garis horizontal kearah kanan hingga berpotongan dengan garis
yang ditarik pada langkah a di kurva BMI/U
d. lihat titik potongnya ada di mana ( <-3,-2-3, -2-1, -1-0, 0-1, 1-
2,2-3,>3)
e. Lihat status gizi anak IMT/U berdasarkan ketentuan di Tabel
Indikator Penentuan Status Gizi
Cara Menginterpretasikan Kurva Pertumbuhan WHO
1. Garis 0 pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan median, atau rata-rata
2. Garis yang lain dinamakan garis z-score. Pada kurva pertumbuhan WHO garis
ini diberi angka positif (1, 2, 3) atau negatif (-1, -2, -3). Titik temu yang berada
jauh dari garis median menggambarkan masalah pertumbuhan.
3. Titik temu yang berada antara garis z-score -2 dan -3 diartikan di bawah - 2.
4. Titik temu yang berada antara garis z-score 2 dan 3 diartikan di atas 2.
4
5. Untuk menginterpretasikan arti titik temu ini pada kurva pertumbuhan WHO
dapat menggunakan tabel berikut ini.

Tabel Indikator Penentuan Status Gizi

1. Sangat Tinggi . anak dalam kelompok ini berperawakan tubuh tinggi. Hal ini tidak
masih normal. Singkirkan kelainan hormonal sebagai penyebab perawakan tinggi.
2. Gizi lebih .anak dalam kelompok ini mungkin memiliki masalah pertumbuhan tapi
lebih baik jika diukur menggunakan perbandingan berat badan terhadap panjang /
tinggi atau IMT terhadap umur.
3. Risiko gemuk ,titik plot yang berada di atas angka 1 menunjukan berisiko gizi lebih.
Jika makin mengarah ke garis Z-skor 2 resiko gizi lebih makin meningkat.
4. Pendek , sangat pendek . mungkin untuk anak dengan perawakan pendek atau sangat
pendek memiliki gizi lebih.
5. Gizi buruk hal ini merujuk pada gizi sangat kurang dalam modul pelatihan IMCI
(Integrated Management of Childhood Illness in-service training. WHO, Geneva,
1997

Tabel Grafik penilaian gizi lebih berdasarkan kelompok usia


Usia Grafik IMT yang dipakai
0-5 tahun WHO 2006
Untuk status gizi lebih dan obesitas lihat
ketentuan di bawah ini
>2-18 tahun CDC 2000

Penentuan status gizi menggunakan cut off Z score WHO 2006 untuk usia 0-5 tahun dan
persentase berat badan ideal sesuai kriteria Waterlow untuk anak di atas usia 5 tahun

Tabel Grafik penilaian gizi lebih berdasarkan kelompok usia


BB/TB
Status gizi BB/TB WHO 2006 IMT CDC 2000
(% median)
Obesitas >120 > +3 > P95
Overweight/gizi lebih >110 > +2 hingga +3 SD P 85-95
Normal >90 +2 SD hingga -2 SD
Gizi kurang 70-90 < -2 SD hingga -3 SD
Gizi buruk <70 < -3 SD

5
Tabel Dasar pemilihan penggunaan grafik IMT sesuai usia
Usia Grafik IMT yang dipakai Alasan
0-2 tahun WHO 2006 Grafik IMT (CDC 2000) tidak tersedia
untuk klasifikasi usia < 2 tahun
>2-18 tahun CDC 2000 Dengan menggunakan grafik IMT CDC
2000 persentil 95, deteksi dini obesitas
dapat ditegakkan

Kurva CDC-NCHS
Kurva CDC NCHS adalah kurva pertumbuhan yang dikembangkan oleh National Center
for Health Statistics (NCHS) di Amerika Serikat. Kurva CDC NCHS ini mencakup grafik
pertumbuhan untuk berat badan menurut usia, tinggi badan menurut usia, dan indeks massa
tubuh (BMI) untuk usia 2-20 tahun. Kurva CDC NCHS ini berbeda dengan kurva WHO
yang merupakan standar global untuk menilai pertumbuhan dan status gizi anak. Kurva
CDC NCHS lebih sesuai untuk digunakan di Amerika Serikat, sedangkan kurva WHO lebih
sesuai untuk digunakan di negara-negara lain.
Cara menggunakan Kurva CDC-NCHS
1. Menyiapkan kurva CDC –NCHS 2000 berat badan (BB/U) , tinggi badan (TB/U),
Lingkaran Kepala (LK/U) dan (BB/TB) berdasarkan umur dan jenis kelamin (laki-
laki warna biru ) (perempuan warna merah)
2. Tentukan nama, umur / tanggal lahir, jenis kelamin , BB,TB , LK anak
3. Menandai titik BB terhadap umur pada kurva CDC NCHS 2000 (kurva BB adalah
kurva yang bagian bawah)
a. Lihat garis horizontal yang menunjukkan umur, letakan titik umur anak
pada garis tersebut .
b. kemudian dari titik umur tarik garis vertikal ke atas hingga berpotongan
dengan garis pada langkah d di kurva BB
c. Lihat garis vertical di bagian kiri bawah atau garis vertical kanan atas
yang menunjukkan titik BB anak pada garis tersebut ,
d. kemudian dari titik BB tarik garis horizontal ke arah kanan atau ke arah
kiri menuju kurva BB hingga berpotongan dengan garis vertical
dilangkah b pada kurva BB
e. lihat titik potongnya ada di persentil berapa (< P5, P5, P5- P10,P10,P10-
P25, P25, P25-P50,P50, P50- P75,P75, P75- P90, P90, P90-P95, P95,
>P95)

6
4. Menentukan BB berdasarkan usia anak (BB/U)
a. Lihat garis horizontal yang menunjukkan umur, letakan titik umur anak
pada garis tersebut .
b. kemudian dari titik umur tarik garis vertikal ke atas hingga berpotongan
dengan garis paling tengah (P50) pada kurva BB
c. kemudian dari titik potong di garis P50 tersebut tarik garis horizontal ke
arah kiri atau kearah kanan hingga berpotongan di titik potong garis
vertical yang menunjukkan nilai BB ( titik ini adalah BB sesuai usianya)
d. Hitung BB/U = BB aktual / BB di P50 x 100% = %
e. Interpretasi status gizi berdasarkan standar Harvard yang sudah
dimodifikasi
5. Menandai titik TB terhadap umur pada kurva CDC NCHS 2000 (kurva TB adalah
kurva yang bagian atas)
a. Lihat garis horizontal yang menunjukkan umur, letakan titik umur anak
pada garis tersebut .
b. kemudian dari titik umur tarik garis vertikal ke atas hingga berpotongan
dengan garis pada langkah d di kurva TB
c. Lihat garis vertical di bagian kiri atas atau garis vertical di bagian kanan
atas yang menunjukkan titik TB anak pada garis tersebut ,
d. kemudian dari titik TB tarik garis horizontal kearah kanan atau ke arah
kiri menuju kurva TB hingga berpotongan dengan garis vertical
dilangkah b pada kurva TB
e. lihat titik potong nya ada di persentil berapa (< P5, P5, P5-P10,P10,P10-
P25, P25, P25-P50,P50, P50- P75,P75, P75- P90, P90, P90-P95, P95,
>P95)

7
6. Menentukan TB berdasarkan usia anak (TB/U)
a. Lihat garis horizontal yang menunjukkan umur, letakan titik umur anak
pada garis tersebut
b. kemudian dari titik umur tarik garis vertikal ke atas hingga berpotongan
dengan garis paling tengah (P50) pada kurva TB
c. kemudian dari titik potong di garis P50 tersebut tarik garis horizontal ke
arah kiri hingga berpotongan di titik potong garis vertical yang
menunjukkan nilai TB ( titik ini adalah TB sesuai usianya)
d. Hitung TB/U = TB aktual / TB di P50 x 100% =……%
e. Interpretasi status gizi berdasarkan standar Harvard yang sudah
dimodifikasi
7. Menandai titik berat badan ideal yaitu BB terhadap tinggi badan (BB/TB) kurva
CDC NCHS atau BB yang sesuai TB nya
a. lihat garis vertical di sebelah kiri / kanan atas yang menunjukkan TB anak
b. dari titik TB anak tarik garis horizontal menuju kurva TB hingga
berpotongan dengan garis paling tengah (garis P50) ,
c. dari titik potong di garis P50 kurva TB tarik garis vertical ke arah bawah
menuju garis paling tengah ( garis P 50) kurva BB hingga berpotongan.
d. Titik potong ini adalah BB ideal anak sesuai TB nya ( lihat angka BB nya
di sebelah kanan atau kiri ) atau

8
e. tarik garis horizontal ke arah kanan atau kiri hingga memotong garis
vertikal yang menunjukkan angka berat badan ( ini berat badan ideal
berdasarkan tinggi badan anak )
f. Hitung BB/TB = BB aktual / (…… ) x 100% = …..%
g. Interpretasi status gizi berdasarkan standar Harvard yang sudah
dimodifikasi

Cara menginterpretasikan status gizi berdasarkan klasifikasi dari standar Harvard yang
sudah dimodifikasi
Berikut ini adalah Klasifikasi Standar Harvard yang Sudah Dimodifikasi
1. BB/U
a. Gizi baik (BB/U > 80%)
b. Gizi kurang (BB/U 60,1-80%)
c. Gizi buruk (BB/U < 60%)
2. TB/U
a. Normal (TB/U > 90%)
b. Pendek (TB/U 70,1-90%)
c. Sangat pendek (TB/U < 70%)
3. BB/TB
a. Gizi baik (BB/TB >90%)
b. Gizi kurang (BB/TB 70,1-90%)
c. Gizi buruk (BB/TB ≤ 70%)

9
Penentuan kebutuhan kalori
Penentuan kebutuhan kalori dilakukan menggunakan prinsip

BB-ideal x Kebutuhan kalori menurut tinggi

Berikut adalah langkah untuk menentukan kebutuhan tersebut:

1 Tentukan BB ideal berdasarkan TB anak actual pada kurva BB/TB CDC NCHS
(Lihat Langkah tersebut di atas pada poin 7d atau 7e )
a. Lihat garis vertical di sebelah kiri / kanan atas yang menunjukkan TB
anak
b. Dari titik TB anak tarik garis horizontal menuju kurva TB hingga
berpotongan dengan garis paling tengah (garis P50) ,
c. Dari titik potong di garis P50 kurva TB tarik garis vertical ke arah bawah
menuju garis paling tengah ( garis P 50) kurva BB hingga berpotongan.
d. Titik potong ini adalah BB ideal anak sesuai TB nya ( lihat angka BB nya
di sebelah kanan atau kiri ) atau
e. Tarik garis horizontal ke arah kanan atau kiri hingga memotong garis
vertikal yang menunjukkan angka berat badan (ini berat badan ideal
berdasarkan tinggi badan anak)
2 Tentukan rekomendasi asupan nutrisi atau Recommended Dietary Allowance
(RDA) berdasarkan usia yang akan digunakan (tidak selalu “sesuai usia
anak” sama dengan “usia anak”, namun bisa juga berbeda dengan “usia anak”)
liat langkah di bawah
a. Lihat garis vertical di sebelah kiri / kanan atas yang menunjukkan TB
anak
b. Dari titik TB anak tersebut, tarik garis horizontal menuju kurva TB
hingga berpotongan dengan garis paling tengah (garis P50)
c. Dari titik potong di garis P50 kurva TB tarik garis vertical ke arah bawah
menuju garis paling tengah ( garis P 50) kurva BB hingga berpotongan.
d. Lanjutkan terus garis vertical yang sudah berpotongan dengan garis P50
kurva BB di langkah c hingga ke garis horizontal paling bawah yang
menunjukkan titik usia

10
3 Tentukan RDA berdasarkan usia sesuai TB aktual anak (langkah 2d)
menggunakan table berikut:

Usia ENERGI
Prematur 120-150 kcal/kg/hari
0-12 bulan 110-120 kcal/kg/hari
Contoh 2d pada
1-3 tahun 100-110 kcal/kg/hari
usia 23 bulan
3-7 tahun 100 kcal/kg/hari
7-12 tahun 75-90 kcal/kg/hari
12-18 tahun 60-75 kcal/kg/hari

Usia PROTEIN
Bayi: 1,6-2,2 gram/kg/hari
Anak 1-10 1,0-2 gram/kg/hari
Anak >10 0,85-0,95 gram/kg/hari

4 Tentukan Kebutuhan kalori Anak dengan rumus


BB ideal (….. kg) x RDA ( kalori berdasar usia TB actual anak )
Sebagai contoh:
- BB ideal 12,5 kg
- Usia TB actual 23 bulan
- RDA berdasarkan usia TB actual adalah100-110 kcal/kg/hari
Maka,

12,5 kg x 100kcal/kg/hari = 1250 kalori

11
atau
12,5 kg x 110 = 1375 kalori
5 Hitung Kebutuhan kalori berdasarkan persentasi
a. KH 50-60%
b. Lemak 25-35%
c. Protein 10-15%
Jika contoh pada poin 4 dilanjutkan, maka diperoleh hasil sebagai berikut
- Kebutuhan KH. 1250-1375 x 50-60% = 625 - 825 kal
- Kebutuhan Lemak 1250-1375 x 25-35% = 312 - 481 kal
- Kebutuhan Protein 1250-1375 x 10-15% = 125 - 206 kal

Penilaian Perkembangan Anak


Penghitungan umur
Penghitungan umur pada deteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan menentukan
hari, bulan, dan tahun. Pertama, pemeriksa mencari informasi tentang tanggal lahir anak.
Jika perlu ‘meminjam’ ketika melakukan perhitungan, 1 bulan yang dipinjam setara dengan
30 hari pada kolom ‘hari’ dan 1 tahun setara dengan 12 bulan pada kolom ‘bulan’. Cara
menghitung umur anak adalah sebagai berikut:

Instrument penilaian perkembangan


KPSP
KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) adalah instrumen yang digunakan untuk
menilai perkembangan anak pada usia 0-72 bulan. KPSP digunakan untuk mengetahui
apakah perkembangan anak normal atau ada penyimpangan, dan dapat membantu dalam
mengidentifikasi masalah perkembangan anak sejak dini. Terdapat beberapa jenis formular
KPSP, yaitu:
1. Formulir KPSP 1: digunakan untuk menilai perkembangan anak pada usia 0-1 bulan.
2. Formulir KPSP 2: digunakan untuk menilai perkembangan anak pada usia 2-4 bulan.
3. Formulir KPSP 3: digunakan untuk menilai perkembangan anak pada usia 5-8 bulan.
4. Formulir KPSP 4: digunakan untuk menilai perkembangan anak pada usia 9-12
bulan.
5. Formulir KPSP 5: digunakan untuk menilai perkembangan anak pada usia 13-18
bulan.
6. Formulir KPSP 6: digunakan untuk menilai perkembangan anak pada usia 19-24
bulan.
7. Formulir KPSP 7: digunakan untuk menilai perkembangan anak pada usia 25-30
bulan.
8. Formulir KPSP 8: digunakan untuk menilai perkembangan anak pada usia 31-36
bulan.
9. Formulir KPSP 9: digunakan untuk menilai perkembangan anak pada usia 37-48
bulan.
10. Formulir KPSP 10: digunakan untuk menilai perkembangan anak pada usia 49-60
bulan.
11. Formulir KPSP 11: digunakan untuk menilai perkembangan anak pada usia 61-72
bulan.

12
Instrumen ini terdiri dari formulir yang berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan
perkembangan anak, yang digunakan untuk mendeteksi adanya penyimpangan
perkembangan anak agar dapat dilakukan intervensi segera. Setiap formulir KPSP memiliki
pertanyaan yang berbeda-beda, yang disesuaikan dengan perkembangan anak pada usia
tersebut. Dengan demikian, sebelum melakukan penilaian maka penilai harus memilih
formular yang sesuai dengan usia anak.
Penting diingat bahwa formulir KPSP hanya digunakan sebagai alat skrining awal untuk
mendeteksi dini adanya penyimpangan perkembangan anak, dan bukan sebagai alat
diagnostik yang akurat. Jika terdapat indikasi adanya penyimpangan perkembangan, maka
perlu dilakukan rujukan kepada dokter ahli untuk pemeriksaan lebih lanjut dan
penanganannya.

KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu:


- Pertanyaan yang dijawab oleh ibu atau pengasuh anak
Misal "Apakah anak dapat mempertemukan 2 kubus kecil yang ia pegang?"
- Perintah kepada ibu atau pengasuh anak atau petugas melaksanakan tugas
yang tertulis pada KPSP
Misal “Coba berdirikan anak”

Untuk menggunakan KPSP, perlu dilakukan penghitungan umur dengan menentukan hari,
bulan, dan tahun. Cara menghitung umur anak adalah sebagai berikut:

Tanggal pemeriksaan : 2023 tahun 6 bulan 21 hari


Tanggal lahir anak : 2022 tahun 3 bulan 10 hari
Kurangi untuk mendapat umur anak : 1 tahun 3 bulan 11 hari

Kemudian, umur kehamilan diperhitungkan untuk menentukan penyesuaian jika anak


berusia kurang dari 2 tahun. Jika anak lahid dalam umur kehamilan kurang dari 38 minggu
(kurang dari 2 minggu sebelum tanggal perkiraan atau HPL), maka dilakukan penyesuaian
prematuritas dengan cara umur anak dikurangi jumlah minggu tersebut (acuan: 40 minggu
sebagai umur cukup bulan). Contoh: Bayi lahir dengan umur kehamilan 36 minggu, maka
koreksi:
40 – 36 minggu = 4 minggu.

Tanggal pemeriksaan : 2023 tahun 6 bulan 21 hari


Tanggal lahir anak : 2022 tahun 3 bulan 10 hari -
Kurangi untuk mendapat umur anak : 1 tahun 3 bulan 11 hari

Prematur : 1 bulan 0 hari -

Penyesuaian : 1 tahun 2 bulan 11 hari

13
Cara menggunakan KPSP
1 Hitung umur anak
2 Siapkan formulir KPSP yang berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan
perkembangan yang telah dicapai anak. (Jika usia anak lebih dari 16 hari
dibulatkan 1 bulan). Sebagai contoh: Bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan
menjadi 4 bulan maka menggunakan KPSP kelompok umur 3 bulan, sedangkan
jika bayi umur 8 bulan 20 hari, dibulatkan menjadi 9 bulan memerlukan KPSP
kelompok umur 9 bulan
3 Pilih KPSP rutin yang sesuai umur anak 6, 9, 18, 24, 36, 48, 60, dan 72 bulan
a. Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali
pada umur skrining yang terdekat usia berikutnya untuk pemeriksaan rutin.
b. Apabila orang tua datang karena anaknya mempunyai masalah tumbuh
kembang sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan
14
menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih muda. Bila
hasil sesuai, maka dianjurkan kembali sesuai dengan waktu pemeriksaan
umurnya
2 Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena
itu pastikan ibu atau pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya
3 Lakukan penilaian dengan menanyakan kalimat yang tertulis pada formular
KPSP satu persatu secara berurutan.
4 Memberikan pertanyaan berikutnya setelah ibu atau pengasuh anak menjawab
pertanyaan sebelumnya
5 Lakukan penilaian (Ya atau Tidak) pada setiap item yang dinilai (penilaian tidak
perlu dirinci jumlahnya dan jenis keterlambatannya pada aspek gerak kasar,
halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).
a. Jawaban ‘Ya’, bila ibu atau pengasuh menjawab anak bisa atau pernah atau
sering atau kadang-kadang melakukannya.
b. Jawaban ‘Tidak’, bila ibu atau pengasuh menjawab anak belum pernah
melakukan atau tidak pernah atau ibu atau pengasuh anak tidak tahu
Interpretasi nilai KPSP
- Jika jawaban Ya sebanyak < 6 atau kurang  kemungkinan ada
penyimpangan (P), maka dilakukan rujukan dengan menuliskan jenis dan
jumlah penyimpangan perkembangan
- Jika jawaban Ya sebanyak 7-8  perkembangan anak meragukan (M),
tindakan selanjutnya adalah edukasi untuk melakukan stimulasi pada anak
setiap saat dan sesering mungkin, mengajarkan ibu untuk melakukan
intervensi dini, serta mengulang pemeriksaan setelah 2 minggu
- Jika jawaban Ya sebanyak 10  perkembangan anak sesuai (S) dengan
tahap perkembangannya. Tindakan selanjutnya adalah memberikan pujian
kepada ibu karena pengasuhan yang baik, edukasi untuk memberikan
stimulasi sesuai usia, serta pemantauan berkala
Denver Developmental Screening Test (DDST) II/ Denver II
Tabel Denver adalah instrumen perkembangan yang digunakan untuk menilai
perkembangan anak dari lahir hingga usia 6 tahun..Tabel Denver II adalah alat yang paling
banyak digunakan untuk menskrining perkembangan pada anak. Tabel ini terdiri atas 125
macam item perkembangan yang sesuai dengan usia anak yang terbagi menjadi empat area
yang dinilai, yaitu: perilaku sosial, motorik halus, motoric kasar, dan bahasa. Selain itu,
tabel Denver II juga mengandung kotak tes perilaku untuk membandingkan perilaku anak
selama tes dengan perilaku pada keseharian.
Denver II harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional yang terlatih sebagai skrining
untuk mengidentifikasi perkembangan anak yang mungkin memerlukan intervensi lebih
lanjut dan bukan digunakan sebagai alat diagnostik yang berdiri sendiri,

15
16
Dalam membaca deskripsi tabel Denver II di atas, terdapat neraca umur berupa kotak
dengan kombinasi warna putih dan hijau pada angka yang bervariasi 50, 75, dan 90. Bagian
berwarna putih menunjukkan persentase populasi anak yang mampu melakukan satu item,
sebaliknya bagian berwarna hijau menggambarkan persentase populasi anak yang belum
mampu melakukan satu item.

Persentase tersebut memiliki pengertian sebagai berikut

1. Kombinasi warna terletak pada 50%  berarti bahwa 50% anak mampu
melakukan item tersebut.
2. Kombinasi warna terletak pada 75%  Ini artinya 75% anak lain telah bisa
melakukan item yang dinilai pada umur tersebut.
3. Kombinasi warna terletak pada 90 %  Hal ini berarti 90% anak lain telah bisa
melakukan item yang dinilai pada umur tersebut.

Berikut adalah langkah umum yang dilakukan pada penilaian perkembangan menggunakan
Tabel Denver II
1. Persiapan: memastikan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk anak.
2. Pelaksanaan: melakukan tes kepada anak sesuai dengan kelompok usia mereka, dan
amati serta catat respon anak.
3. Pemberian skor: mengevaluasi respon anak dan memberikan yang sesuai untuk
setiap item.
4. Interpretasi: membandingkan skor anak dengan acuan yang ditetapkan untuk
kelompok usia yang sesuai dengan tujuan mengidentifikasi area yang berpotensi
menjadi perhatian dalam perkembangannya.

Cara menggunakan Tabel Denver II


1. Tetapkan usia anak, dengan patokan sebagai berikut
a. 1 bulan = 30-31 hari
b. 1 tahun = 12 bulan
c. <15 hari, usia dibulatkan ke bawah.
d. >15 hari, usia dibulatkan keatas.
e. Pada riwayat prematur, maka dilakukan pengurangan umur. (misal
premature 6 minggu maka dikurangi 1 bulan 2 minggu.)
Catatan: Apabila anak lahir maju atau mundur 2 minggu tidak perlu
dilakukan penyesuaian umur
f. Cara menghitung umur adalah sebagai berikut
i. Tulis tanggal, bulan, dan tahun dilaksanakan tes.
ii. Kurangi dengan cara bersususun dengan tanggal, bulan, tahun
kelahiran anak.
iii. Jika jumlah hari yang dikurangi lebih besar maka ambil jumlah hari
yang sesuai dengan bulan yang didepannnya (misal Oktober 31 hari,
November 30 hari)
iv. Hasilnya adalah umur anak dalam tahun, bulan dan hari.
2. Buat garis lurus (vertikal) pada kolom usia anak.
3. Melakukan penilaian semua item pada setiap area (personal sosial, motoric halus,
motoric kasar, dan verbal), mulai dari sebelah kiri garis usia (min 3 item),
kemudian pada item yang berpotongan dengann garis usia, dan terakhir pada
sebelah kanan garis usia (min 3 item).
4. Berikan skor pada setiap item, yaitu
17
a. Lulus/ "pass"(P) jika anak berhasil melakukan suatu item,
b. Gagal/ "fail" (F) jika anak gagal melakukan suatu item,
c. Menolak/ "refuse"(R) jika anak menolak melakukan suatu item, atau
d. Tidak ada kesempatan/ “No opportunity”(N.O) jika anak tidak memiliki
kesempatan untuk melakukan suatu item karena larangan dari pengasuh atau
alasan lain

Interpretasi penilaian perkembangan menggunakan tabel Denver II


Interpretasi meliputi (1) penilaian per item dan (2) kesimpulan dengan penjelasan di
bawah ini:
1 Penilaian per item
a. Advance (Lebih) jika anak lulus pada uji coba item yang berada di kanan
garis umur dan ketika anak menguasai kemampuan anak yang lebih tua dari
umurnya.
b. Normal/ OKjika anak
i. gagal/menolak pada item di kanan garis umur,
ii. lulus atau gagal atau menolak pada item dalam garis umur terletak
diantara 25-75%.
c. Caution (perhatian) jika anak gagal/menolak pada item dalam garis umur
yang berada diantara 75-90%. Tuliskan “C” disebelah kanan kotak.
d. Delayed (keterlambatan) jika anak gagal/menolak pada item yang berada di
sebelah kiri garis umur.
Hitung jumlah "delayed" dan “caution” pada setiap area serta keseluruhan
penilaian.
2 Kesimpulan dari penilaian Denver II dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Klasifikasi Caution Delayed Tindakan


Normal Maksimal 1 0 Lakukan ulang pemeriksaan
pada kontrol berikutnya
Suspect 2 atau lebih 1 atau lebih Lakukan uji ulang 1-2 minggu
karena Fail bukan karena Fail bukan kemudian untuk
karena Refuse karena Refuse menghilangkan rasa takut,
sakit, dan lelah

Jika tetap  rujuk


Untestable 2 atau lebih “Caution” 1 atau lebih skor Lakukan uji ulang 1-2 minggu
“delayed” (terlambat) kemudian

karena Refuse, bukan karena Refuse, bukan Jika tetap  rujuk


karena Fail karena Fail

Tehnik menyusui
Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
1. Menetapkan Kebijakan Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu yang secara rutin
dikomunikasikan kepada semua petugas.
2. Melakukan pelatihan bagi petugas untuk menerapkan kebijakan tersebut.
3. Memberikan penjelasan kepada ibu hamil tentang manfaat menyusui dan
talaksananya dimulai sejak masa
4. kehamilan, masa bayi lahir, sampai umur 2 tahun.
18
Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 60 menit setelah melahirkan diruang
bersalin.
5. Membantu ibu untuk memahami cara menyusui yang benar dan cara
mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis.
6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru
lahir.
7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam
sehari.
8. Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan terhadaplama
dan frekuensi menyusui
9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI.
10. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI di masyarakatdanmerujuk
ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari Rumah Sakit/Rumah
Bersalin/Sarana Pelayanan Kesehatan.
Posisi Dan Perlekatan Ibu Dan Bayi
A. Memposisikan dan melekatkan Bayi
Jika setiap langkah dilakukan dengan benar, maka akan mencegah puting lecet dan
menjaga pasokan ASI mencukupi.
1. Pertama-tama posisikan ibu senyaman mungkin.
2. Sandarkan punggung ibu, bilaperlu memakai bantalan, pakai bangku kecil
untuk penyangga kaki, agar kaki ibu tidak tergantung selama menyusui.
3. Kepala bayi diletakkan pada sepertiga atas lengan bawah di sisi payudara
yangsama.
4. Bayi berbaring miring menghadap ke ibu, sehingga perut anda menempel pada
perut bayi, dan dada ibu menempel pada dada bayi serta wajah bayi
menghadap payudara.
5. Tubuh bayi berbaring dalam 1 garis lurus sehingga telinga, bahu, dan panggul
berada pada 1 garis lurus.
6. Hidung bayi menghadap ke puting
7. Sangga seluruh tubuh bayi dengan baik. Bila bayi masih kecil, menyangga
bisa dilakukan dengan 1 lengan, dan bila bayi besar biasanya disangga dengan 2
lenganatau bila perlu dibantu dengan bantal besar atau handuk besar yang
digulung, yangdiletakkan di pangkuan.
8. Pegang payudara oleh tangan ibu yang lain. Ibu jari di bagian atas payudara,
kurang lebih 1 jari di atas areola atas, sedangkan 4 jari yang lainnya
menyangga payudara di bagian bawah, sehingga payudara terangkat dan
puting mengarah ke atas.
9. Dekatkan bayi ke ibu
10. Rangsang bayi agar membuka mulutnya dengan menyentuhkan puting pada
bibirnya.
11. Tunggu bayi membuka mulutnya selebar mungkin. Saat itu masukkan
payudara sebanyak mungkin ke dalam mulut bayi, sehingga makin banyak
saluran ASI yangmasuk ke dalam mulut bayi dan ujung puting berada pada
langit-langit lunak bayi.Isapan bayi dapat dirasakan oleh ibu.

19
Gambar 1 Perbedaan melekatnya mulut bayi
(A) mulut bayi melekat ke puting saja, (B)mulut bayi melekat ke payudara mencegah putting lecet

Gambar 2 Posisi menyusui yang benar.


Tubuh bayi berbaring dalam 1 garis lurus sehingga telinga, bahu, dan panggul berada pada 1 garis lurus

B. Memposisikan ibu
Berikut adalah beberapa pilihan posisi ibu saat menyusui

Gambar 3 Posisi ibu saat menyusui

20
a) Posisi Menyusui setelah operasi Caesar (Side Lying atau Laid Back )Berbaring
dalam posisi di samping.
Menjaga agar hidung bayi tetap di depan puting ibu, dan bayi tidak perlu
menolehkan lehernya untuk mencapai payudara.
b) Posisi Cradle
Lengan bawah bayi berada di samping ibu.Jaga agar kepala bayi tidak terlalujauh
masuk ke dalam siku ibu, sehingga sulit untuk bayi tetap melekat.
c) Posisi lengan silang (Cross arm position)
Bermanfaat untuk bayi kecil atau sakit.Ibu dapat mengkontrol kepala dan tubuh
bayi,
d) Posisi di bawah lengan (Underarm position)
Berguna bagi bayi kembar untuk mengalirkan seluruh daerah payudara.
Memungkinkan ibu untuk melihat perlekatan dengan baik. Jaga agar leher bayi
tidak tertekuk

C. Perlekatan Ibu dan Bayi


Beberapa tanda penting yang menunjukkan bahwa bayi melekat dengan baik saat
menyusui :
- Bayi menyusu dengan baik akan mengisap dengan pelan, berirama, tidak
tergesa-gesa, dan tidak terdengar bunyi berdecak. Yang terdengar adalah
suara bayi menelan.
- Pipi bayi tidak kempot terlihat memerah asi menggembung, dan ibu tidak
merasa nyeri.

- Dagu bayi menyentuh payudara ibu,


- Bibir bawah bayi terpuntir keluar

21
- Mulut bayi terbuka lebar
- Aerola bagian bawah lebih banyak yang masuk ke dalam mulut bayi
dibanding areola bagian atas.
D. Frekuensi Menyusui
a. Makin sering ibu menyusui makin banyak produksi ASI.
b. Bayi ASI biasanya menyusu tiap 2-3 jam, lebih sering dibanding bayi susu
formula, karena ASI lebih mudah dicerna.
c. Lamanya menyusu ditentukan oleh kebutuhan bayi.
d. Bayi menyusu pada satu sisi payudara sampai dia berhenti, kemudian istirahat
sebentar, sambil bayi disendawakan atau digendong.
e. Selanjutnya ganti ke payudara sisi yang lainnya, bila ibu atau bayinya masih
menginginkan.
f. Untuk minum berikutnya, dapat diganti urutan payudaranya. Mulailah dari
payudara yang terkahir diminum.
g. Bayi memiliki kebiasaan pola menyusu yang berbeda-beda,. Susui bayi sesuai
dengan keinginan bayi.(ad libitum)
h. Kenali tanda-tanda bayi lapar, karena menangis tidak selalu berarti lapar.
Sebagian besar ibu memerlukan sekitar 6 minggu sampai pasokan ASI nya
lancar.
i. Usahakan istirahat di sela waktu menyusui. Makanlah secara teratur dengan
menu gizi seimbang.

E. Kecukupan ASI
Sebagian besar bayi akan mencapai kembali berat lahirnya dalam 2 minggu. Bayi
yang mendapatkan ASI cukup, akan sering berganti popok karena bayi akan sering
buang air kecil (6-8 kali sehari) dan buang air besar.
Kecukupan ASI secara objektif dapat dilihat dengan pertambahan berat dan tinggi
badan sesuai pertambahan usia

Penentuan Jadwal Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)


Pemberian MP-ASI harus memenuhi syarat berikut:
1. Tepat waktu (Timely): saat kebutuhan energi tidak tercukupi oleh ASI
2. Adekuat (Adequate): MP-ASI harus mengandung cukup energi, protein dan
mikronutrien
3. Aman (Safe): Pengolahan, penyimpanan, penyiapannya
4. Tepat cara pemberian (Properly): MP-ASI saat bayi menunjukkan tanda siap
menerima
5. Tanda bayi siap menerima MP ASI siap fisik dan siap psikologis jangan
diberikan sebelum usia 4- 6 bulan (bayi sehat usia di bawah 4-6 bulan biasanya
bayi belum siap fisik dan psikologis)
Sebelum menentukan jadwal MP-ASI, perlu ditentukan terlebih dulu kebutuhan kalori KH
Lemak dan Protein sesuai langkah yang telah diuraikan di atas. Kemudian, tentukan
frekuensi dan tekstur makanan yang akan diberikan sesuai diagram di bawah ini.

22
Gambar 4 Frekuensi dan tekstur makanan

Gambar 5 Kebutuhan energi pada anak

Tabel 1. Tabel Kebutuhan energi harian dari ASI dan MPASI menurut usia

Usia Kkal/hari Sumber ASI Sumber MP ASI


(bulan)
23
Rerata Kisaran Rerata Kisaran
6-8 784 413 217-609 269 73-469
9-11 949 379 157-601 451 229-673
12-23 1170 346 90-602 746 490-1002

Gambar 6 Contoh jadwal MP ASI

WHO merekomendasikan 5 kelompok makanan yang penting untuktumbuh kembang


anak.
1. Sumber karbohidrat (serealia seperti padi, jagung, gandum,pasta, dan kentang)
2. Protein hewani (daging/ayam/ikan).
3. Protein nabati (kacang-kacangan).
4. Produk susu dan turunannya (susu, keju, yoghurt, dan lain-lain).
5. Sayur dan buah.

5 kriteria menu MPASI 6 bulan berdasarkan WHO, yaitu:


 Mengandung karbohidrat sebagai sumber energi, protein, dan nutrisi mikro
(utamanya zat besi, seng, kalsium, vitamin A,vitamin C, dan asam folat).
 Tidak diberi penambah rasa berlebihan (gula dan garam). Untuk bayi 6-12 bulan,
garam dibutuhkan sebanyak 0,9 gr per hari atau setara dengan seujung sendok teh.
Sedangkan penambahan gula diperbolehkan sampai maksimal 5 gr per 100 kkal.

24
 Mudah dimakan anak, artinya tekstur makanan menyesuaikan kemampuan
oromotor.
 Disukai anak.
 Bahan makanan lokal dan mudah didapat

Pendokumentasian Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan


Anak
Penilaian pertumbuhan didokumentasikan dalam Buku KIA seperti gambar berikut:

25
26
PENUNTUN BELAJAR
Anamnesis riwayat pertumbuhan dan perkembangan
LANGKAH Berikan skor
0/1/2
1. Identitas pasien dan orang tua
2. Riwayat kehamilan ibu, seperti keadaan kesehatan saat ibu hamil,
kunjungan antenatal yang dilakukan, imunisasi, obat-obatan yang
diminum, Beberapa penyakit dapat menimbulkan infeksi kongenital
dan cacat bawaan seperti TORCH (Toksoplasma, rubella,
cytomegalovirus, Herpes simpleks, dan HIV)
3. Riwayat kelahiran, termasuk metode persalinan, tanda-tanda
kesulitan janin, masalah selama persalinan, skor Apgar, berat badan
lahir, lingkar kepala, dan usia kehamilan saat lahir.
4. Riwayat imunisasi, termasuk jenis dan tanggal imunisasi yang
diberikan baik imunisasi dasar maupun imunisasi ulangan.
5. Riwayat menyusui dan makanan, termasuk pola makan, nafsu
makan, dan jenis makanan yang dikonsumsi, seperti ASI eksklusif,
MPASI, dll. Informasi ini untuk menilai kecukupan kuantitas dan
kualitas asupan nutrisinya
6. Riwayat pertumbuhan. Riwayat pertumbuhan dapat ditelaah dari
hasil antropometri yang terdapat pada Kartu Menuju Sehat (KMS)
7. Riwayat perkembangan digali untuk mengetahui apakah semua
tahapan perkembangan dilalui dengan baik tanpa ada penyimpangan
(sesuaikan dengan milestone perkembangan). Pemisahan antara ibu
dengan anak, penitipan anak dalam pengasuhan pihak lain,
munculnya tanda pubertas, kelainan tingkah laku dan emosi, serta
penyakit kronis yang dapat menyebabkan kelainan perkembangan.
8. Riwayat keluarga, termasuk riwayat penyakit yang pernah dialami
anak dan keluarga dekat, riwayat sosio-ekonomi-budaya,
konsanguinitas, penyakit yang memiliki kecenderungan familial.
Pedigree dapat membantu menganalisa risiko yang terjadi terkait
kondisi keluarga.
9. Anamnesis sistem, seperti sistem pernapasan, pencernaan,
kardiovaskular, dan lain-lain.
Keterangan: 0=tidak dilakukan, 1=dilakukan tapi tidak sempurna, 2=dilakukan secara sempurna

27
Pemeriksaan Antropometri pada Anak
LANGKAH Berikan skor
0/1/2
A. Pengukuran berat badan
1. Memilih alat yang sesuai dengan usia anak (<2 tahun/belum bisa
berdiri gunakan baby scale, > 2 tahun gunakan detecto)
2. Persiapan alat (pastikan jarum timbangan ke angka 0)
3. Persiapan anak (melepas pakaian/ atau pakaian minimal serta
melepas asesoris yang mempengaruhi pengukuran)
4. Pelaksanaan pengukuran (baca dan catat)
B. Pengukuran tinggi badan
1. Memilih alat yang sesuai dengan usia anak (<2 tahun/belum bisa
berdiri gunakan papan pengukur panjang badan, > 2 tahun
gunakan microtoise)
2. Persiapan alat (pastikan alat berfungsi dengan baik)
3. Persiapan anak (melepas semua asesoris yang mempengaruhi
pengukuran, memposisikan bagian belakang kepala, punggung,
pantat dan tumit menempel secara tepat pada papan
pengukur/microtoise)
4. Pelaksanaan pengukuran (baca dan catat)
C. Pengukuran lingkar kepala
1. Persiapan pita pengukur, pastikan tidak kusut atau terlipat-lipat,
angka terbaca
2. Persiapkan pasien dengan cara membebaskan medan
pengukuran dari berbagai macam asesoris yang mempengaruhi
pengukuran seperti penutup kepala atau asesoris lainnya
3. Lingkarkan alat pengukur atau pita ukur pada lingkar terbesar
hingga bertemu lagi antar pita ukur (glabella, alis mata, dan
protuberansia oksipitalis)
D. Pengukuran lingkar lengan atas
1. Persiapan pita pengukur, pastikan tidak kusut atau terlipat-lipat,
angka terbaca
2. Menentukan lengan yang akan diukur (tidak aktif)
3. Persiapkan lengan kiri pasien dengan cara membebaskan medan
pengukuran dari berbagai macam gangguan seperti lengan
pakaian atau asesoris lainnya
4. Ukur jarak acromion-radiale tangan pada posisi lengan ditekuk
900 dan beri tanda pada titik tengah acromion-radiale sebagai
titik pengukuran
5. Luruskan lengan dan dalam posisi relaks lilitkan pita pengukur
melewati titik pengukuran
6. Tarikan pita pengukur harus cukup erat, tidak menekan dan
posisi lurus segaris. Baca hasil pada ketelitian 0,1 cm.
Keterangan: 0=tidak dilakukan, 1=dilakukan tapi tidak sempurna, 2=dilakukan secara sempurna

28
Menentukan Status Gizi Dengan Pertumbuhan WHO (Z Score)
LANGKAH Berikan skor
0/1/2
1 Tentukan umur, panjang badan (anak di bawah 2 tahun) atau tinggi badan
(anak di atas 2 tahun), dan berat badan anak
2 Tentukan kurva WHO sesuai usia anak dan jenis kelamin
3 Menandai titik berat badan terhadap umur (BB/U) pada kurva weight for
age.
4 Menentukan letak titik potong BB dan umur (<-3,-2 hingga -3, -2 hingga
-1, -1 hingga 0, 0 hingga 1, 1 hingga 2, 2 hingga3, atau >3)
5 Menentukan status gizi berdasarkan BB/U merujuk pada Tabel indicator
Penentuan Status Gizi
6 Menandai titik tinggi badan terhadap umur (TB/U) pada kurva height for
age
7 Menentukan letak titik potong (<-3,-2 hingga -3, -2 hingga -1, -1 hingga
0, 0 hingga 1, 1 hingga 2, 2 hingga3, atau >3)
8 Menentukan status gizi berdasarkan TB/U merujuk pada Tabel indicator
Penentuan Status Gizi
9 Menentukan titik berat badan atau BB terhadap tinggi badan anak
(BB/TB) gunakan weight for height
10 Menandai titik berat badan ideal atau BB terhadap tinggi badan anak
(BB/TB) gunakan weight for height
11 Menentukan status gizi berdasarkan BB/TB merujuk pada Tabel
indicator Penentuan Status Gizi
12 Jika titik perpotongan BB/TB TB di atas +3 maka perhitungan status gizi
selanjutnya menggunakan kurva IMT for age atau BMI for age
13 Hitung IMT dan menentukan titik IMT/U

14 Menentukan status gizi berdasarkan IMT/U merujuk pada Tabel


indicator Penentuan Status Gizi
Keterangan: 0=tidak dilakukan, 1=dilakukan tapi tidak sempurna, 2=dilakukan secara sempurna

Menentukan Status Gizi menggunakan Kurva CDC-NCHS 2000


LANGKAH Berikan skor
0/1/2
1 Menyiapkan kurva CDC –NCHS 2000 berat badan (BB/U) , tinggi badan
(TB/U), Lingkaran Kepala (LK/U) dan (BB/TB) berdasarkan umur dan
jenis kelamin
2 Tentukan nama, umur / tanggal lahir, jenis kelamin , BB,TB , LK anak

3 Menandai titik BB terhadap umur pada kurva CDC NCHS 2000 (kurva
BB adalah kurva yang bagian bawah)
4 Tentukan lihat titik potongnya ada di persentil berapa (< P5, P5, P5-
P10,P10,P10- P25, P25, P25-P50,P50, P50- P75,P75, P75- P90, P90,
P90-P95, P95, >P95)
5 Menentukan BB berdasarkan usia anak (BB/U)

29
6 Hitung BB/U = BB aktual / BB di P50 x 100% = %

7 Interpretasi status gizi berdasarkan BB/U mengacu pada standar Harvard


yang sudah dimodifikasi
8 Menandai titik TB terhadap umur pada kurva CDC NCHS 2000 (kurva
TB adalah kurva yang bagian atas)
9 Tentukan titik potong nya ada di persentil berapa (< P5, P5, P5-
P10,P10,P10- P25, P25, P25-P50,P50, P50- P75,P75, P75- P90, P90,
P90-P95, P95, >P95)
10 Menentukan TB berdasarkan usia anak (TB/U)

11 Hitung TB/U = TB aktual / TB di P50 x 100% =……%

12 Interpretasi status gizi berdasarkan standar Harvard yang sudah


dimodifikasi
13 Menandai titik berat badan ideal yaitu BB terhadap tinggi badan
(BB/TB) kurva CDC NCHS atau BB yang sesuai TB nya
14 Hitung BB/TB = BB aktual / (…… ) x 100% = …%

15 Interpretasi status gizi berdasarkan standar Harvard yang sudah


dimodifikasi
Keterangan: 0=tidak dilakukan, 1=dilakukan tapi tidak sempurna, 2=dilakukan secara sempurna

Penentuan Kebutuhan Kalori


LANGKAH Berikan skor
0/1/2
1 Tentukan BB ideal berdasarkan TB anak actual pada kurva BB/TB CDC
NCHS
2 Menentukan usia yang akan digunakan

3 Menentukan rekomendasi asupan nutrisi atau Recommended Dietary


Allowance (RDA) berdasarkan usia yang akan digunakan
4 Tentukan kebutuhan kalori Anak dengan rumus
BB ideal (….. kg) x RDA ( kalori berdasar usia TB actual anak )
5 Hitung Kebutuhan kalori berdasarkan persentase (KH 50-60%, Lemak
25-35%, dan Protein 10-15%)
Keterangan: 0=tidak dilakukan, 1=dilakukan tapi tidak sempurna, 2=dilakukan secara sempurna

30
Penilaian Perkembangan Anak dengan KPSP
LANGKAH Berikan skor
0/1/2
1 Menentukan umur anak dengan/tanpa penyesuaian
(Jika usia anak lebih dari 16 hari dibulatkan 1 bulan)
2 Mempersiapkan formulir KPSP yang berisi 9-10 pertanyaan tentang
kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak sesuai usia anak.
a. Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu
datang kembali pada umur skrining yang terdekat usia
berikutnya untuk pemeriksaan rutin.
b. Apabila orang tua datang karena anaknya mempunyai
masalah tumbuh kembang sedangkan umur anak bukan umur
skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur
skrining terdekat yang lebih muda
3 Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab,
oleh karena itu pastikan ibu atau pengasuh anak mengerti apa yang
ditanyakan kepadanya
4 Lakukan penilaian dengan menanyakan kalimat yang tertulis pada
formular KPSP
5 Memberikan pertanyaan berikutnya setelah ibu atau pengasuh anak
menjawab pertanyaan sebelumnya
6 Lakukan penilaian (Ya atau Tidak) pada setiap item yang dinilai

7 Melakukan interpretasi skor KPSP dan menentukan tindak lanjut

Keterangan: 0=tidak dilakukan, 1=dilakukan tapi tidak sempurna, 2=dilakukan secara sempurna

Penilaian Perkembangan Anak dengan DDST/ Denver II


LANGKAH Berikan skor
0/1/2
1 Menentukan usia anak (lihat Cara menggunakan Tabel Denver II)

2 Membuat garis usia untuk menentukan item penilaian

3 Melakukan penilaian item pada sebelah kiri garis usia

4 Melakukan penilaian item yang berpotongan dengan garis usia

5 Melakukan penilaian item pada sebelah kanan garis usia

6 Memberikan skor pada setiap item

7 Melakukan interpretasi dengan penilaian per item (advance/normal/


caution/delayed)
8 Menghitung jumlah pass, fail, dan caution

9 Menyimpulkan hasil penilaian Denver II (Normal/suspect/Untestable)

Keterangan: 0=tidak dilakukan, 1=dilakukan tapi tidak sempurna, 2=dilakukan secara sempurna

31
LATIHAN

Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Kasus 1
Anak laki-laki usia 12 bulan PB 75 cm , BB 9,5 kg LK 46 cm , Anak aktif , mudah
tersenyum dan tertarik dengan sekitarnya , bila digendong orang lain akan teriak dan
menangis kuat, anak sudah bisa bicara papa , mama dan dada, suka sekali main cilukba,
sudah bisa duduk sejak usia 6 bulan, sekarang pandai merangkak dan berusaha berdiri
dan berjalan berpegangan, anak akan mengambil mainan yang disukainya, bila makan
suka memegang biscuit atau sendok sendiri , kadang bertepuk tangan sambil tertawa
tawa.
Kasus 2
Anak laki-laki berusia 2 tahun BB 14 kg TB 89 cm LK 48 cm, anak suka naik tangga ,
suka bermain bola , anak bicara hanya ngoceh ngoceh sendiri, jarang tersenyum atau
mengucapkan kata mama atau papa, bila diajak bermain cenderung menghindar untuk
berteman, anak senang menyusun kubus dan mobil mobilan berderet deret, bila ingin
sesuatu anak akan menarik tangan ibunya menuju keinginannya dan tidak menyebutkan
keinginannya. Anak tampak aktif dan selalu berjalan tidak henti.

32
Referensi
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,
Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan
Dasar.
2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2011). Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit
Metabolik.
3. Wahidiyat, I., & Sastroasmoro, S. (2014). Pemeriksaan Klinis pada Bayi dan Anak (3rd
ed.). Sagung Seto.
4. World Health Organization. (n.d.). Child growth standards. Retrieved February 27, 2024,
from https://www.who.int/tools/child-growth-standards/standards

33
LAMPIRAN- LAMPIRAN

34
35

Anda mungkin juga menyukai