Skenario 5
STEP 1
STEP 2
1. Bagian kulit apa saja yang menyebabkan kulit menjadi kendur dan kering?
2. Bagaimana cara otot menghasilkan gerak?
3. Bagaimana struktur tulang?
4. Bagaimana peran kalsium dan vitamin D?
5. Apa akibat dari kekurangan kalsium dan vitamin D?
2
STEP 3
1. – Epidermis
– Dermis
– Hypodermis
2. – Dengan mekanisme kontraksi otot
– Dengan bantuan energi yang dihasilkan
– Didukung oleh 3 sifat
3. – Lapisan tulang dari luar tulang sampai kedalam tulang
a. Periosteum
b. Tulang kompak
c. Tulang spons
d. Endosteum
e. Sumsum tulang
– Jenis-jenis sel pada tulang
a. Osteoblast
b. Osteosit
c. Osteoklas
4. – Adanya kalsium ekstraseluler
– Vitamin D menjaga homostasis kalsium
– Mencegah osteoporosis, melenturkan otot
– Mencegah kram, rematik, sakit pinggang
– Sebagai elektrosit untuk transmisi impuls saraf
5. – Menyebabkan tulang menjadi rapuh
– Nyeri otot persendian
– Kekebalan tubuh berkurang
STEP 4
1. Epidermis
- Stratum granulosum: terdiri atas 3-9 lapisan poligonal gepeng yang mengalami
diferensiasi, sitoplasma berisikan basofilik intens disebut granulkeratobialin.
- Stratum spinosum: lapisan epidermis paling tebal, terdiri atas sel-sel kuboid
ditengah, nukleus dan sitoplasma aktif.
Dermis
Jaringan ikat
2. Sel mast: berperan dalam perbaikan jaringan dan sebagai respon inflamotorik
1. suatu potensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai keujungnya
sampai serabut otot.
3. asetilkolin bekerja pada daerah setempat pada membran serabut otot untuk
membuka banyak kanal kation berpintu “asetilkolin” melalui molekul protein
yang terapung pada membran.
5. potensial aksi akan berjalan disepanjang membran serabut otot dengan cara yang
sama seperti potensial aksi berjalan disepanjang membran serat saraf.
6. potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membrane otot, dan banyak aliran
listrik potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot. Disini, potensial aksi
menyebabkan retikulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium,
yang telah tersimpan didalam retikulum ini.
7. ion kalsium menginisiasi kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin,
yang menyebabkan kedua filamen tersebut bergeser satu sama lain, dan
menghasilkan proses kontraksi.
8. setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali kedalam retikulum
sarkoplasma oleh pompa membran ca++ dan ion ini tetap disimpan dalam
retikulum sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi; pengeluaran ion
kalsium dari miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.
- periosteum
- tulang kompak
- tulang spons
5
- endosteum
- sum-sum tulang
- osteoblas
- osteosit
- osteoklas
MIND MAP
Struktur,
sifat, fungsi Tulang Otot
Keratin
Kontrak
Matriks si otot
ekstraseluler
Melanin
Jaringan ikat
kolagen, jaringan
ikat elastin
7
STEP 5
1. Struktur, sifat, dan fungsi jaringan ikat kolagen, elastin, dan matriks ekstraseluler,
melanin, keratin
STEP 6
Belajar Mandiri
STEP 7
b. Elastin
Serat elastin tidak seperti kolagen. Elastin sangat lentur dan dapat
terentang satu setengah kali panjang normalnya tanpa putus. Saat
rentangan dilepaskan serat elastin kembali ke bentuk normalnya, Serat
ini biasanya ramping, panjang, dan bercabang pada jaringan ikat, tetapi
dapat membentuk berkas kasar pada ligamen dan lembaran berpori. 3
Memiliki serat elastin kasar yang bercabang dengan sedikit serat
kolagen yang membentuk jalinan. Fibroblas tersebut tidak merata
diseluruh rung interstisial. Serat elastin terletak paralel fenestrated
membranes (lembaran berfenestra). Fenestra membranes bisa
didapatkan di pembuluh darah besar, ligamentum, flava pada kolumna
vertebralis dan ligamen susoensorrum penis.1
c. Matriks ektstraseluler
Yang terdiri atas substansi dasar dan serat, memberikan tahanan
terhadap kompresi dan peregangan. Matriks ekstraseluler (ECM) yaitu
suatu kompleks makromolekul yang tidak hidup yang diproduksi oleh
sel dan dikeluarkan ke ruang ekstraseluler.
Beberapa jaringan,seperti epitel,membentuk lembaran sel dengan hanya
sedikit matriks ekstaseluler. Sebaliknya jaringan ikat, tersusun atas
sebagian besar matriks ekstraseluler dengan sedikit sel tersebar
diseluruh matriks. Meskipun pada awalnya diduga bahwa matriks
ekstraseluler sekedar membentuk unsur kerangka pada jaringan yang
ditempatinya,sekarang diketahui matriks ekstraseluler juga dapat1:
1. Memodifikasi morfologi dan fungsi sel
2. Mengatur kelangsungan hidup sel
3. Mempengaruhi perkembangan sel
4. Mengatur perpindahan sel
5. Mengarahkan aktivitas mitosis sel
10
1. Glikosamonoglikan
Adalah polisakarida panjang tidak fleksibel dan tidak bercabang,
tersusun atas serangkaian unit disakarida berulang. Salah satu di antara
dua disakarida berulang selalu merupakan gula amino (N-
asetilglukosamin atau N-asetilgalaktosamin), sedangkan yang lainnya
biasanya berupa sebuah asam uronat (iduronat atau glukoronat). Oleh
karena gula ini juga mempunyai gugus karboksil yang menjulur darinya,
maka gula ini bermuatan negatif sehingga menarik kation seperti
natrium (Na+).2
2. Proteoglikan
Adalah sekumpulan makromolekul masing-masing tersusun atas sebuah
inti protein yang berikatan secara kovalen dengan sejumlah
glikosaminoglikan. Proteoglikan mempunyai banyak fungsi.
Volumenya besar sehingga dapat menahan kompresi serta
memperlambat pergerakan cepet mikroorganisme dan sel metastasis,
dengan cara yang sama, dapat memfasilutasi pergerakan normal sel
dengan memungkinan sebagian proteoglikan, seperti sindekan, tidak
dilepaskan ke ECM (matriks ekstraseluler) melainkan menempel pada
membran sel.2
3. Glikoprotein
Glikoprotein perekat sel mempunyai tempat berikatan untuk beberapa
komponen matriks ekstraseluler juga molekul interrin membran sel yang
memfasilitasi pelekatan sel dengan matriks ekstraseluler. Kemampuan
sel untuk melekat pada unsur-unsur matriks ekstraseluler sebagian besar
diperantarai oleh glikoprotein perekat sel. Markromolekul besar ini
mempunyai beberapa domain, setidaknya salah satu diantaranya
biasanya berikatan dengan protein permukaan sel yang disebut integrin,
11
d. Melanin
Warna ditentukan berbagai faktor, dan yang terpenting adalah
kandungan melanin dan korten dalam keratinosit dan sejumlah
pembuluh darah dalam dermis. Melanosit berasal dari krista neutral
yang bermigrasin ke stratum basal yang berkembang dan ditempat ini
akhirnya menetap untuk setiap lima atau enam keratinosit basal (600-
13
2. Struktur Tulang
a) Tulang Panjang ditemukan di tungkai. Tulang berelongasi dan bentuk
silindris. Fungsi tulang ini adalah untuk menahan berat tubuh dan berperan
dalam pergerakan. 4
b) Tulang Pendek adalah tulang pergelangan tangan (karpal) dan tulang
pergelangan kaki (tarsal). Tulang tersebut berstruktur kuboidal atau bujur,
dan biasanya ditemukan berkelompok untuk memberikan kekuatan dan
kekompakkan pada area yang pergerakkannya terbatas. 4
c) Tulang Pipih ada pada tulang tengkorak, iga dan tulang dada. Struktur
tulang yang mirip lempeng ini memberikan suatu permukaan yang luas
untuk perlekatan otot dan memberikan perlindungan. 4
d) Tulang Irreguler adalah tulang yang bentuknya tidak berarturan.
Strukturnya itu tulang cancellus yang ditutupi lapisan tulang kompak yang
tipis. 4
14
Jaringan Tulang
Jaringan tulang, seperti kartilago tersusun dari saraf dan sel serat dan matriks,
tapi jaringan ini lebih kuat daripada kartilago karena matriksnya terkandung
kalsium anorganik dan garam fosfat yang memberikan kekerasan dan
kemampuan untuk menopang berat tubuh. 4
1. Jenis sel
a. Osteoblast, menyintesis unsur unsur organik tulang. Sel ini bertanggung
jawab untuk pembentukan tulang tulang baru selama pertumbuhan,
perbaikan, dan membentuk kembali tulang. 4
b. Osteosit, adalah sel matang yang mengisi lakuna dalam matriks. 4
c. Osteoklas adalah sel sel yang bertanggung jawab untuk menghancurkan
dan membentuk tulang. 4
2. Jenis jaringan tulang
3. Peran Vitamin D dan Kalsium dalam Otot Rangka, Polos dan Tulang
a. Peran vitamin D pada tulang yaitu meningkatkan kepekaan tulang
terhadap PTH. Karena itu, vitamin D dan PTH saling bergantung secara
erat. PTH pada dasarnya bertanggung jawab mengontrol homeostasis
Ca2+ karena efek vitamin D terlalu lambat untuk berperan secara
signifikan dalam regulasi menit ke menit konsentrasi Ca2+. Selain itu
vitamin D juga untuk meningkatkan resorpsi tulang (bila diperlukan)
sehingga kalsium dilepaskan.5
b. Peran vitamin D dalam otot yaitu pada konsentrasi darah yang lebih
tinggi dari pada yang diperlukan untuk melindungi tulang dan tampak
menambah kekuatan otot.6
c. Peran kalsium dalam tulang yaitu untuk memberikan bentuk atau struktur
pada tulang dan gigi. Kalsium ada dalam bentuk kristal kalsium posfat.6
d. Peran kalsium pada otot rangka yaitu kalsium berikatan dengan troponin
pada filamen tipis, pengikatan kalsium ke troponin menyebabkan
troponin berubah bentuk, secara fisik memindahkannya menjauh dari
posisi menghambatnya ini membuka tempat ikatan aktin untuk jembatan
silang miosin.7
e. Peran kalsium pada otot polos yaitu kalsium berikatan pada myosin di
filament tebal, secara kimiawimenyebabkan fosforilasi jembatan silang
miosin sehingga jembatan tersebut dapat berikatan dengan aktin.
Calmodulin berperan sebagai second messenger dalam pengaktifan gen
(mengontrol ekspresi gen) mRNA yang dihasilkan oleh 4-5 gen, salah
satu gen menyandikan calmodulin, dan dua gen lainnya menyandikan
dua protein yang berkerabat dekat. Calmodulin dapat mengaktifkan gen
untuk duplikasi (memproduksi dirinya sendiri). Calmodulin juga
merupakan activator kuat berbagai berbagai enzim penting dalam
berbagai fungsi sel. Jadi protein calmodulin setelah berafinitas dengan
Ca++ akan berubah menjadi bentuk aktif sebagai regulator berbagai
enzim dalam sel. Aktivasi makin jelas, karena konsentarsi yang terbesar
17
terdapat pada daerah meristem dan ujung akar yang aktif berkembang
dari pada jaringan dewasa. Peran calmodulin sebagai regulator enzim,
misalnya Ca++ATP-ase, NAD-kinase, enzim fosforilasi (kinase dan
fosfatase) dan sebagai regulator enzim lainnya.
18
3. Ca2+berikatan dengan
troponin pada filament tipis
aktin.
6. Jembatan silang myosin
mendorong filament tipis
aktin kearah sarkomer.
4. pengikatan Ca2+ menyebabkan Terjadi kontraksi.
troponin pindah posisi, sehingga
membuka tempat ikatan pada
aktin untuk membentuk jembatan
silang cross bridge.
Kontraksi
21
Daftar Pustaka
1. Mescher LA. Histologi Junquera Teks dan Atlas. Edisi 11. EGC. Jakarta: 2012.
2. Weil AP, Kennelly JP, Botham MK, Bender AD, Rodwell WV. Biokimia Harper.
30rd rev ed. EGC. Jakarta: 2017.
3. Sugito W., Martoprawiro, Isworo G., Robertus T., Isnani A., Jeanne A., DKK.
Penuntun Praktikum Histologi Dasar. Dian Rakyat. 2013.
4. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC. 2003.
5. L. Sherwood. Introduction to Human Physiology. Edisi 8. China: 2013.
6. Appleton, Vanbergen, O’neill, murphy. Sistem Endokrin, Metabolisme dan
Nutrisi. Edisi 1. Elsevier. 2015.
7. Guyton dan Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Elsevier. Indonesia:
2017.