Anda di halaman 1dari 88

FOTO

3x4
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM


DAN
LAPORAN AKHIR MIKROBIOLOGI

DISUSUN OLEH:
TIM PENGAJAR MIKROBIOLOGI

NAMA MAHASISWA :
NIM :
KELOMPOK :
GELOMBANG :
KELAS :

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KATA PENGANTAR
MALANG
2020

ii
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

DOSEN PENGAMPU

Prof. Dr. Ir. Lilik Eka Radiati, MS., IPU.


Prof. Dr. Ir. Hendrawan Soetanto, M.Rur.Sc.
Prof. Dr. Ir. Djalal Rosyidi, MS., IPU.
Dr. Ir. Osfar Sjofjan, M.Sc., IPU.
Dr.drh.Rositawati, MS
Dr. Ir. Marjuki, M.Sc
Dr.Ir. Siti Nurul Kamaliyah, MP.
Dr. Ir. Mustakim, MP., IPM.
Dr.Ir. Abdul Manab, S.Pt., MP.
Dr. Herly Evanuarini, S.Pt., MP.
Dr. Dedes Amertaningtyas, S.Pt., MP.
Dr. Khotibul Umam A, S.Pt., Msi.
Ria Dewi Andriani, S.Pt., MP, M.Sc.
Mulia Winirsya Apriliani, S.Pt., MP.
Premy Puspitawati R, S.Pt., MP.

ASISTEN PENDAMPING

M. Bahrul Ulum Agryanti Kirana Angkat


Nadila Pratiwi Yudhistira Aryo Pamuncak

iii
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

PRAKATA

Buku petunjuk praktikum mikrobiologi dasar disusun dengan tujuan


untuk membantu mahasiswa S1 dalam mempelajari mikrobiologi. Materi
yang ada dalam buku penuntun ini telah disesuaikan dengan kebutuhan
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
Buku ini merupakan gambaran dari perkuliahan yang telah diberikan
secara umum, serta melengkapi pedoman teknis yang ditetapkan oleh
pengajar yang bersangkutan. Sedangkan untuk penguasaan lebih lanjut
diharapakan dapat mempelajari dari literatur yang ada.
Penyusun mengharapakan agar dengan buku ini mahasiswa dapat
lebih mudah menggunakan peralatan, bahan kimia yang diperlukan dan
melakukan pelatihan.

Malang, Oktober 2020

Penyusun

iv
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

DAFTAR ISI

Praktikum Mikrobiologi Dasar ....................................................... 1


1.Pendahuluan ............................................................................. 1
1.1. Tujuan Dan Kegunaan Praktikum ................................. 1
1.2. Tata Tertib Praktikum .................................................... 1
2. Ciri Praktek Mikrobiologi...................................................... 3
Pelatihan 1 Peralatan Praktikum Mikrobiologi ................................. 5
Pelatihan 2 Sterilisasi ...................................................................... 16
Pelatihan 3 Cara Pembuatan Media ................................................ 23
Pelatihan 4 Isolasi Dan Pembiakan Mikroba .................................. 30
Pelatihan 5Identifikasi Sel dan Koloni Bakteri ............................... 42
Pelatihan 6Identifikasi Sel dan Koloni Khamir .............................. 46
Pelatihan 7Identifikasi Sel dan Koloni Kapang .............................. 50
Pelatihan 8 Menentukan Jumlah Mikroorganisme (Enumerasi) ..... 56
Pelatihan 9 Pewarnaan Gram .......................................................... 64
Pelatihan 10 Protozoa Rumen ......................................................... 68
Pelatihan 11 Slide Culture (Teknik Biakan Kaca Objek) ............... 70
Tabel Hasil Pengamatan ................................................................. 72
Format Laporan Akhir Praktikum Mikrobiologi 2020.................... 82

v
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR

1.Pendahuluan
1.1. Tujuan dan kegunaan praktikum

Dalam textbook dibicarakan teori dan pengetahuan tentang


kehidupan dan aktifitas mikroba. Dalam praktikum dipelajari:
a. Konsep dasar mikrobiologi
b. Teknik dan prosedur mikrobiologi
Secara singkat dapat dikatakan bahwa textbook lebih dititikberatkan pada
knowledge (pengetahuan) sedangkan praktikum pada skill (ketrampilan)
dari mikrobiologi. Dasar dari praktikum adalah fakta – fakta dan dasar
penilaiannya (analisisinya) adalah kemampuan menginterpretasikan fakta –
fakta itu. Skill banyak dipakai pada riset, pekerjaan di pabrik, pengendalian
mutu dan aplikasi lainnya. Riset – riset yang mendalam terhadap suatau hal
akan menghasilkan teori – teori baru.
Dengan demikian dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
aplikasinya terdapat perkembangan berdasarkan hubungan causeand effect
antara teori (knowledge, science) dan praktek (skill, teknologi). Sehingga
dapat disimpulkan kedua hal tersebut sama penting bobotnya, oleh karena
itu praktikum perlu diperhatikan dan dilaksanakan dengan sungguh –
sungguh dan perlu dikembangkan mengikuti kebutuhan dan kepentingan
kita serta kemajuan teknologi.

1.2. Tata tertib praktikum

a. Praktikan wajib mengikuti serangkaian praktikum(briefing,


asistensi, praktikum, hingga UAP). Bagi praktikan yang tidak

1
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

melaksanakan serangkaian praktikum/berbuat curang maka


dinyatakan tidak lulus untuk praktikum mikrobiologi.
b. Praktikan wajib mengikuti rangkaian praktikum 3 hari berturut-
turut. Ijin absen hanya diperkenankan apabila sakit dan bukti
dengan surat keterangan dokter serta izin khusus yang berkaitan
dengan almamater dan dibuktikan oleh surat izin dari wakil
dekan 3 \ wakil rektor 3. Tidak dilaksanakan praktikum dan ujian
susulan kecuali permohonan absensi yang disetujui.
c. Pergantian gelombang praktikum paling lambat 3 hari sebelum
praktikum dimulai dan mencari pengganti serta sepengetahuan
asisten pendamping kelas atas persetujuan koordinator / wakil
koordinator asisten praktikum mikrobiologi.
d. Praktikan diwajibkan untuk datang 10 menit sebelum praktikum
dimulai. Sanksi keterlambatan akan diberikan ketika terlambat.
e. Praktikan diwajibkan mengerjakan tiket masuk yang telah
ditetapkan.
f. Praktikan diwajibkan mengenakan jas laboratorium saat berada di
laboratorium mikrobiologi dan yang berambut Panjang WAJIB
untuk diikat
g. Praktikan memakai sepatu dan membawa peralatan
individu/kelompok yang telah ditetapkan selama praktikum.
Sanksi pelanggaran akan diberikan.
h. Apabila praktikan merusakkan atau menghilangkan alat
laboratorium pada saat praktikum berlangsung, maka praktikan
wajib mengganti dengan barang dan merek yang sama dan bukan
uang maksimal 3 hari setelah kejadian. Apabila tidak mengganti
sampai pada waktu yang ditentukan maka nilai tidak keluar.

2
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

i. Praktikan dilarang bermain handphone saat praktikum,


dokumentasi menggunakan kamera.
j. Praktikan wajib membawa obat pribadi bagi yang sakit saat
berlangsungnya praktikum.
k. Praktikan dilarang berbicara kotor atau sejenisnya.
l. Praktikan dilarang membuang sampah sembarangan.
m. Praktikan dilarang membuat gaduh saat berlangsungnya
praktikum
n. Praktikan dilarang makan, minum, di dalam laboratorium
o. Praktikan dilarang merokok saat praktikum berlangsung
p. Praktikan dilarang mencontek praktikan lain saat pre-test maupun
post-test bila diketahui maka dianggap nilai 0.
q. Praktikan dilarang mengenakan perhiasan yang berlebihan dan
wajib menjaga keamanan barang pribadi.
r. Isi laporan tidak diperbolehkan sama dengan sesama praktikan
s. Praktikan wajib menaati peraturan dalam serangkaian kegiatan
praktikum mikrobiologi.
t. Aturan-aturan atau tata tertib yang belum tercantum akan
diputuskan kemudian.

2. Ciri praktikum mikrobiologi

Ciri utama praktikum mikrobiologi baik di laboratorium maupun di


lapangan ada 3 hal, yaitu :
- Praktek perlu dilakukan dalam keadaan bebas kontaminasi.
- Biaya relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan bidang ilmu lain.
- Data pengamatan seringkali tidak dapat diperoleh seketika, melainkan
masih menunggu sampai beberapa hari karena perlu diinkubasikan
dahulu agar respon percobaan terlihat.

3
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Guna memperoleh suasana bebas kontaminasi, maka dikenal suatu


prosedur baku yang perlu dilakukan pada setiap percobaan yaitu teknik
aseptik. Teknik aseptik adalah semua usaha dan prosedur yang perlu
dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi pada suatu macam
praktek (seperti pelatihan, percobaan, penelitian, dan sebagainya) dibidang
mikrobiologi.Prosedur yang termasuk dalam teknik aseptik antara lain:
- Sterilisasi media dan alat yang akan digunakan.
- Pengambilan sampel secara aseptik
- Penggunaan api bunsen dalam inokulasi mikroba.
- Pembersihan meja praktek dengan alkohol 70%.
- Ruang praktek yang bebas kontaminasi, contohnya pemakaian laminar
air flow.
- Dan lain sebagainya.

4
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

PELATIHAN 1
PERALATAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

1.1. Mikroskop
Mikrobiologi adalah suatu ilmu untuk mengenal makhluk hidup
yang mempunyai ukuran sedemikian kecil, sehingga setiap individu sel
tidak mungkin dapat terlihat oleh mata. Oleh karena itu, ilmu mengenai
mikrobiologi dimulai dengan penemuan suatu alat yakni mikroskop yang
dapat digunakan untuk melihat sel mikroba melalui suatu sistem lensa
pembesar. Mikroskop dibedakan menjadi beberapa jenis, tetapi mekanisme
kerja setiap mikroskop memiliki prinsip yang sama, yaitu terdiri dari suatu
sistem optikal atau sistem pembesaran dan sistem iluminasi yang
menyebabkan terlihatnya obyek. Bagian – bagian mikroskop dapat dilihat
pada Gambar 1a :

Gambar 1a. Mikroskop cahaya

5
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Gambar 1b. Mikroskop cahaya

• Jenis mikroskop
1. Mikroskop cahaya
2. Mikroskop darkfield
3. Mikroskop fase kontras
4. Mikroskop fluorescence
5. Mikroskop electron
6. Mikroskop confocal
• Tujuan
Mengenal bagian-bagian mikroskop dan cara penggunaannya.
• Alat dan bahan
1. Mikroskop 2. Slide kultur (kultur awetan)
• Prosedur penggunaan mikroskop
1. Periksalah bagian dan kebersihan mikroskop sebelum
menggunakannya. Bila ternyata ada bagian yang rusak, laporkan
pada staf pengajar atau laboran yang bertugas. Bila ada bagian
yang kotor, bersihkan terlebih dulu. Gunakan kertas lensa untuk

6
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

membersihkan lensa obyektif dan gunakan kain untuk


membersihkan bagian-bagian yang lain.
2. Biasakan melihat mikroskop dengan kedua mata terbuka. Bila
terasa susah, tutuplah salah satu mata dengan tangan tetapi
biarkan kedua mata terbuka. Letakkan object glass diatas meja
benda (stage) kemudian jepit dengan penjepit specimen. Jika meja
benda belum turun, turunkan dengan sekrup kasar. Cari bagian
dari objek glass yang terdapat preparat ulas (dicari dan dipastikan
memiliki gambar yang jelas) dengan memutar sekrup vertikal dan
horizontal.
3. Cahaya yang paling baik adalah cahaya matahari yang tidak
langsung. Bila keadaan tidak memungkinkan dapat digunakan
cahaya lampu. Cermin datar digunakan untuk melengkapi
penerangan apabila menggunakan cahaya matahari, sedangkan
cermin cekung digunakan untuk memusatkan cahaya lampu pada
specimen yang dilihat.
4. Kondensor dan difragma digunakan untuk mengatur intensitas dan
sudut penerangan. Melalui pengalaman, seseorang dapat belajar
untuk mengatur jumlah cahaya optimum.
5. Cara memfokuskan bayangan specimen, gunakanlah lensa
obyektif dengan pembesaran paling kecil terlebih dahulu (4x)
selanjutnya gunakan pembesaran yang dikehendaki (10x, 40x atau
97x).Memfokuskan suatu specimen dapat dilakukan dengan
mengatur jaraknya, lensa harus jauh dengan spesimen dengan
maksud menghindari kerusakan lensa obyektif. Berikut adalah
tabel yang menunjukan jarak antara spesimen dengan lensa
objektif jika fokus telah didapatkan

7
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Perbesaranobjektif 4X 10X 40X 60X


Jarak A(mm) 29 6,3 0,53 0,29

Catatan: Setelah mendapatkkan fokus pada perbesaran tetentu,


misal 40x, dan ingin memutar objektif ke perbesaran 100x, maka
meja benda tidak perlu diturunkan dan tidak perlu khawatir
bahwa lensa objektif akan menggesek cover glass karena terdapat
sisa jarak A yang lebih kecil antara cover glass dengan lensa
objektif (lihat tabel diatas).
6. Penggunaan lensa obyektif dengan pembesaran 97X diperlukan
minyak emersi pada specimen, tetesi minyak imersi 1 – 2 tetes.
Putarlah hingga lensa menyentuh minyak emersi dan lihatlah
melalui okuler specimen yang akan diamati. Semakin kecil nilai
daya pisah, akan semakin kuat kemampuan lensa untuk
memisahkan dua titik yang berdekatan pada preparat sehingga
struktur benda terlihat lebih jelas. Daya pisah dapat diperkuat
dengan memperbesarkan indeks bias atau menggunakan cahaya
yang memiliki panjang gelombang (λ) pendek.
7. Membersihkan minyak emersi pada lensa. Setelah menggunakan
mikroskop hendaknya dibersihkan menggunakan kertas lensa dan
kemudian bersihkan lagi dengan kertas lensa yang mengandung
xylol dan selanjutnya bersihkan lagi dengan kertas lensa.
8. Laporkan apa yang saudara lakukan. Ukuran specimen yang
diamati dapat diperoleh dengan mengalikan perbesaran lensa
okuler dengan lensa objektif. Misal: Okuler (10x) x Objektif (40x)
= 400x
9.

8
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

1.2. Inkubator (Incubator)


Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba
pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu
dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus
B5042 misalnya adalah 10-70˚C. Inkubator ada 2 jenis, inkubator aerob
untuk memeram mikroba aerob, sedangkan untuk memeram mikroba
anaerob menggunakan inkubator anaerob.
1.3. Hot plate stirrer dan Stirrer bar
Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk
menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang
terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat
proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan batang magnet hot
plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS® misalnya mampu
menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan sangat lambat
sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425 0C.
1.4. Colony counter
Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang
tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca
pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/kuadran
yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni yang
sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan petri dapat ditandai dan
dihitung otomatis dan dapat di-reset.
1.5. Biological Safety Cabinet
Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapat juga disebut Laminar
Air Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis
karena BSC mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara

9
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

sehingga menjadi steril dan aplikasi sinar ultraviolet (UV) beberapa


jam sebelum digunakan.
1.6. Mikropipet (Micropippete) dan Tip
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume
cukup kecil, biasanya kurang dari 1000μl. Banyak pilihan kapasitas
dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur volume
pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1μl sampai 20μl,
atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu
pilihan volume (fixedvolume pipette) misalnya mikropipet 5μl. Dalam
penggunaanmikropipet diperlukan tip.Cara penggunaan:
1. Sebelum digunakan,Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali
untuk memastikan lancarnya mikropipet.
2. Masukkan tip bersih ke dalam ujung mikropipet (nozzle).
3. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama (first stop), jangan
ditekan lebih ke dalam lagi.
4. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4mm.
5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari
Thumb Knob maka cairan akan masuk ke tip.
6. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan.
7. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua (second stop) atau
tekan semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari
ujung tip.
8. Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan
ditekan maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau
menggunakan alat tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar.

10
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

1.7. Cawan Petri (Petrie Dish)


Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi)
mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan
cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam
berbagai macam ukuran, diameter cawan biasa yakni 15cm yang dapat
menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter
9cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10ml.
1.8. Pipet Ukur (Measuring Pippete)
Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan
volume yang diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas
pipet ukur, diantaranya pipet berukuran 1ml, 5ml dan 10ml. Cara
penggunaan:
1. Cairan disedot menggunakan pipet ukur dengan bantuan filler
sampai volume yang diinginkan.
2. Volume yang dipindahkan dikeluarkan mengikuti skala (dilihat
bahwa skala harus sejajar denganmeniskus cekung cairan) dengan
menyamakan tekanan fillerdan tekanan udara sekitar.
1.9. Pipet tetes (Pasteur Pippete)
Fungsinya sama dengan pipet ukur, namun volume yang
dipindahkan tidak diketahui. Salah satu penerapannya adalah dalam
menambahkan HCl / NaOH saat mengatur pH media, penambahan
reagen pada uji biokimia, dll.
1.10. Tabung reaksi (Reaction Tube / Test Tube)
Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji
biokimiawi dan menumbuhkan mikroba. Tabung reaksi dapat diisi
media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas,
tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang

11
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut


fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring
(slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang
kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara
tidak terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan hindari jarak media
yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena dapat memperbesar
resiko kontaminasi. Untuk alasan efisiensi, media yang ditambahkan
berkisar 10-12 ml tiap tabung.
1.11. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)
Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan. Labu
Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan
bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba
dalam kultur cair, dll. Terdapat beberapa pilihan labu erlenmeyer
berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50
ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.
1.12. Gelas ukur (Graduated Cylinder)
Berguna untuk mengukur volume suatu cairan. Seperti labu
erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala
volumenya. Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya volume
tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan.
1.13. Batang L (L Rod)
Batang L bermanfaat untuk menyebarkan cairan di permukaan agar
bakteri yang tersuspensi dalam cairan tersebut tersebar merata. Alat ini
juga disebut spreader.
1.14. Mortar dan Pestle / Mortar dan penumbuk (Pastle)
Alat ini digunakan untuk menumbuk atau menghancurkan materi
cuplikan (misal daging, roti atau tanah) sebelum diproses lebih lanjut.

12
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

1.15. Beaker Glass


Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi.
Digunakan untuk preparasimedia, menampung akuades, dll.
1.16. Pembakar Bunsen (Bunsen Burner)
Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi steril
adalah pembakar bunsen. Api yang menyala dapat membuat aliran
udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan
kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Pada
sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk
memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas).
Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau metanol.
1.17. Glass Beads
Glass Beads adalah manik-manik gelas kecil yang digunakan untuk
meratakansuspensi biakan dengan menyebarkan beberapa butir di atas
permukaan agar dan digoyang merata. Glass beads digunakan pada
teknik spread plate yang fungsinya sama dengan batang L atau
Spreader.
1.18. Tabung Durham
Tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi namun
ukurannya lebih kecil dan berfungsi untuk menampung/menjebak gas
yang terbentuk akibat metabolisme pada bakteri yang diujikan.
Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi dan harus terendam
sempurna dalam media (jangan sampai ada sisa udara).
1.19. Jarum Inokulum
Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk
ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat
dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena

13
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

panas. Bentuk ujung jarum yakni lingkaran (loop) dan disebut ose atau
inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut
inoculating needle/transfer needle. Inoculating loop cocok untuk
melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle
cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab
inoculating). Jarum inokulum ini akan sangat bermanfaat saat
membelah agar untuk preprasi Heinrich’s Slide Culture.
1.20. Pinset
Pinset memiliki banyak fungsi diantaranya adalah untuk
mengambil benda dengan menjepit, misalnya saat memindahkan
cakram antibiotik.
1.21. pH Indikator Universal
Berguna untuk mengukur/mengetahui pH suatu larutan. Hal ini
sangat penting dalam pembuatan media karena pH pada media
berpengaruh terhadap petumbuhan mikroba. Kertas pH indikator
dicelupkan sampai tidak ada perubahan warna kemudian strip warna
dicocokkan dengan skala warna acuan.
1.22. Pipet Filler / Rubber Bulb
Filler adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang
pada pangkal pipet ukur. Karet sebagai bahan filler merupakan karet
yang resisten bahan kimia. Filler memiliki 3 saluran yang masing-
masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol A (aspirate)
berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction)
merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan
tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust) berfungsi untuk
mengeluarkan cairan dari pipet ukur.

14
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

1.23. Waterbath
Merupakan wadah yang berisi air yang fungsi utamanya
mempertahkan suhu air dengan pemanasan pada kisaran suhu 30°-
100° C. Pada saat saklar diposisi “on” maka arus listrik masuk ke
heater. Heater yang mendapat arus listrik akan menghasilkan panas
pada waterbath, suhu akan naik dan stabil sampai pada suhu yang telah
diatur di pengatur suhu.
1.24. Vortex Mixer
Vortex mixer digunakan untuk homogenisasi atau menyeragamkan
cairan, untuk pekerjaan di laboratorium mikrobiologi, vortex mixer
memiliki kegunaan spesifik yaitu untuk memisahkan mikroorganisme
yang masih dalam bentuk koloni memisah menjadi individu. Jumlah
cairan yang dapat dihomogenkan vortex mixer terbilang kecil, karena
hanya mampu menampung wadah kecil seperti tabung reaksi, tabung
sentrifuse, atau ependorf.

15
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

PELATIHAN 2
STERILISASI

Penyelidikan suatu spesies mikroba selalu didasarkan atas biakan


spesies tersebut. Oleh karena itu, untuk dapat memisahkan mikroba yang
satu dengan lainnya atau untuk memelihara suatu biakan murni perlu
digunakan alat dan media yang steril. Sterilisasi adalah suatu usaha untuk
membebaskan bahan atau alat dari semua bentuk kehidupan terutama
mikroba. Praktek sterilisasi alat-alat dan media dapat dikerjakan secara:
1. Mekanik: melakukan penyaringan terhadap bahan, contoh: alat
filter porselin, asbes, dll. Semua mikroba dapat dipisahkan kecuali
virus. Oleh karena itu setelah disaring perlu dipanaskan.
2. Kimia: menggunakan disinfektan.
3. Fisik: menggunakan panas, sinar ultraviolet, dll.
Apabila melakukan sterilisasi dengan menggunakan zat kimia
maka erat kaitannya dengan mikrobiosida dan mikrobiostatik. Mikrobiosida
ialah suatu zat yang dapat membunuh mikroba antara lain; bakterisida,
virusida dan fungisida. Mikrobiostatik adalah suatu zat yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroba antara lain: virustatik, fungistatik dan
bakteristatik.

Mekanisme Sterilisasi
1. Denaturasi, koagulasi dan hidrolisis, dengan cara ini dapat terjadi
penggumpalan protein mikroba akibat pemanasan, sehingga
kemungkinan besar protein dapat mengalami denaturasi.
2. Oksidasi, beberapa disinfektan dan mikrobiosida seperti KMnO4 dan
HCl mempunyai daya mengoksidasi yang sangat besar, dimana

16
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

senyawa-senyawa ini dapat membebaskan oksigen dan senyawa-


senyawa lain. Senyawa ini dapat mengoksidasi organik sel.
3. Perubahan permeabilitas dinding sel. Beberapa zat kimia dapat
mempengaruhi permeabilitas didnding sel dan membrane sitoplasma
sehingga dapat menimbulkan gangguan pada metabolisme mikroba.
4. Pembentukan ikatan kimia nonspesifik dan spesifik. Zat kimia seperti
formaldehid, fenol, dan iodine dapat menyebabkan ikatan-ikatan
langsung dengan bagian sel tertentu sehingga dapat menyebabkan
denaturasi atau koagulasi protoplasma, dan hal yang demikian dapat
mengakibatkan mikroba mati.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi antara lain:
1. Macam mikroba
2. Bentuk pertumbuhan mikroba
3. Waktu sterilisasi
4. Temperatur
5. Kepekaan mikroba atau ketahanan mikroba
6. pH medium

Sterilisasi alat-alat gelas dan logam


Mensterilisasi alat-alat gelas seperti tabung biakan (culture tube),
cawan petri, dllsebagai perlakuan pendahuluan dapat dicuci dengan air
bersih atau direndam dalam larutan bikromat selama 12 jam dengan susunan
kimia sbb: 60 g kalsium bikarbonat, 60 cc asam sulfat pekat dan 1000 cc
aquades. Kemudian dapat dilakukan sterilisasi dengan cara:
1. Sterilisasi dengan udara kering
Pada cara ini, alat-alat tersebut dimasukkan kedalam oven
(Gambar 2) dengan suhu 170-180oC selama 2 jam, maka alat tersebut
sudah steril. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari

17
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi. Perlu diperhatikan bahwa


lama sterilisasi tergantung jumlah alat dan ketahanan alat terhadap
panas.

Gambar 2.Oven sterilisator


2. Sterilisasi menggunakan uap panas bertekanan
Pada cara ini alat-alat gelas atau media dimasukkan kedalam
autoklaf (Gambar 3). Cara ini merupakan cara yang paling baik, jika
dibanding dengan cara yang lain. Cara yang demikian ini juga dapat
digunakan pada semua jenis alat yang tidak rusak karena
pemanasan dan tekanan tinggi serta dapat pula digunakan untuk
sterilisasi media. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi
atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121ºC (250ºF). Jadi tekanan
yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi 2
(15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang
dilakukan biasanya 15 menit untuk 121ºC.
Cara penggunaan autoklaf
1. Dipastikan autoklaf dalam keadaan mati, bersih dan siap
digunakan.
2. Dibuka penutup autoklaf
3. Dibuka/diangkat sarangan

18
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

4. Dituang aquadest hingga menutupi heater (posisi aquadest


sedikit dibawah sarangan).
5. Diletakkan kembali sarangan
6. Diletakkan alat dan bahan yang akan disterilisasi di atas
sarangan (alat dan bahan yang mempunyai luas permukaan
besar ada di bawah).
7. Ditutup autoklaf dan dikunci
8. Dirapatkan katup uap manual
9. Diatur pengatur tekanan 1,5 sampai 2 ATM
10. Dihubungkan kabel ke arus listrik
11. Diatur waktu 15-20 menit
12. Ditekan tombol on, lampu akan menyala berwarna merah
13. Autoklaf akan melakukan sterilisasi
14. Lampu indikator akan menyala berwarna merah dan hijau
15. Proses sterilisasi selesai, indikator lampu berwarna merah
16. Diangkat pengatur tekanan, dimatikan autoklaf.
17. Dilonggarkan katup uap manual, ditunggu suhunya turun
(agak dingin).
18. Dibuka pengunci autoklaf, dibuka tutup autoklaf,
19. Diambil alat dan bahan yang sudah disterilisasi.
20. Dibuang aquadest melalui kran.

19
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Gambar 3. Autoklaf
3. Sterilisasi dengan pemijaran
Pemijaran dengan membakar alat pada api secara
langsung, cara ini dilakukan hanya untuk sterilisasi jarum platina,
ose, pinset, batang L dsb (Gambar 4).

Gambar 4. Sterilisasi dengan pemijaran

4. Sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa


desinfektan antara lain alkohol.

20
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Sterilisasi Media
Ada beberapa macam cara sterilisasi media yang pada
dasarnyatergantung pada faktor-faktor sbb:
1.Jenis media 2.Bentuk media (padat/cair)
Sterilisasi media dengan cara:
1. Sterilisasi dengan penyaringan
Bahan yang peka terhadap panas misalnya serum, enzim, antibiotik
dan toxin dapat dilakukan sterilisasi dengan menggunakan filter
bakteri (Gambar 5). Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan
suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45
mikron) sehingga mikroba tertahan pada filter.
2. Menggunakan uap bertekanan
Tujuan : Sterilisasi peralatan untuk membebaskan suatu peralatan dan
bahan dari semua bentuk kehidupan terutama mikroba.
Bahan dan Alat
1. Pipet 3. Cawan Petri 5. Kapas
2. Kertas kraf 4. Benang kasur 6. Autoklaf
Prosedur
1. Bersihkan alat yang akan disteril.
2. Berikan kapas pada pangkal pipet, jangan terlalu dekat.
3. Kemudian beberapa pipet dijadikan satu dan pada bagian ujung
diberibantalan kapas dan selanjutnya dibungkus dengan kertas kraf
kemudian dilipat sedemikian rupa.
4. Cawan petri diletakkan terbalik diatas kertas kraf kemudian dilipat
sedemikian rupa.
5. Masukkan kedalam autoklaf.
6. Pertahankan pada suhu 1210C selama 15 menit.

21
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

7. Setelah sterilisasi selesai, matikanlah aliran listrik dan biarkan suhu


dan tekanan turun.
8. Alat siap dipakai untuk praktikum selanjutnya.

Gambar 5. Sterilisasi dengan penyaringan

22
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

PELATIHAN 3
CARA PEMBUATAN MEDIA

Media dapat didefinisikan sebagai bahan yang terdiri atas


campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk
menumbuhkan mikroba, media dapat digunakan pula untuk isolasi,
memperbanyak, pengujian sifat fisiologis dan perhitungan jumlah populasi
mikroba (Gambar 6).

Gambar 6. Media pertumbuhan mikroorganisme

Syarat-syarat pembuatan media :


1. Media harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan
oleh mikroba.
2. Media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan
dan pH yang sesuai.
3. Media tidak mengandung zat-zat penghambat.
4. Media harus steril.
Klasifikasi Media berdasar :
1. Susunan kimia
a. Media organik: media yang tersusun dari bahan-bahan organik.
b. Media anorganik: media yang tersusun dari bahan-bahan
anorganik.

23
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

c. Media sintetik: media yang susunannya dapat diketahui dengan


pasti atau dipakai untuk mengetahui kebutuhan makan atau unsur
dari mikroba.
d. Media nonsintetik: media yang susunan kimianya tidak dapat
diketahui dengan sempurna atau banyak dipakai untuk
menumbuhkan atau mempelajari taksonomi mikroba.
2. Komposisi
a. Medium sintesis: media yang komposisi zat kimianya diketahui
jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac
Conkey Agar.
b. Medium semi sintesis: media yang sebagian komposisinya
diketahui secara pasti, misalnya PDA (Potato Dextrose Agar) yang
mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan
ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang
komposisi senyawa penyusunnya. PCA (Plate Count Agar) dibuat
dengan melarutkan semua bahan casein enzymic hydrolisate, yeast
extract, dextrose, agar.
c. Medium non sintesis: media yang dibuat dengan komposisi yang
tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak
dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart
Infusion Agar, Pancreatic Extract.
3. Konsistensi
a. Media cair (liquid media): media berbentuk cair yang tidak
mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB
(Lactose Broth).

24
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

b. Media padat (solid media): media berbentuk padat yang berupa


media organik atau alamiah misalnya media wortel, kentang atau
anorganik (silica gel).
c. Media padat yang dapat dicairkan (semi solid media): media yang
dalam keadaan panas berbentuk cair kemudian menjadi padat bila
dingin, hal tersebut dikarenakan mengandung agar-agar atau
gelatin sehingga setelah dingin media menjadi padat.
4. Fungsi
a. Media diperkaya (enriched medium): suatu media yang ditambah
zat-zat tertentu seperti darah, serum, kuning telur,atau tumbuh-
tumbuhan sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba
heterotrof tertentu. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk
mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak
hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak,
tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood
Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dll.
b. Media selektif (selective medium): suatu media yang diberi zat
kimia tertentu yang bersifat selektif untuk menekan pertumbuhan
mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang
diinginkan, seperti kristal violet yang menghambat pertumbuhan
bakteri gram positif tetapi tidak menghambat bakteri gram negatif.
Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk
merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan
yang peka, Ampiciline. Salt broth yang ditambah NaCl 4%
digunakan untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran
terhadap garam.

25
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

c. Media diferensial (diferential medium): suatu media yang diberi zat


kimia tertentu untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya
berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial
atau perubahan tertentu yang mengakibatkan dapat diketahuinya
tipe–tipe mikrobanya seperti media agar darah yang dapat
membedakan bakteri hemolitik dan non – hemolitik, TSIA (Triple
Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria
berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna
media di sekeliling koloni.
d. Media untuk perhitungan jumlah mikroba media spesifik:
digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan.
Contoh: media untuk menghitung jumlah bakteri actinomycetes,
dsb.
e. Media khusus: suatu media untuk menentukan tipe pertumbuhan
dan kemampuan mikroba untuk mengadakan suatu perubahan
kimia tertentu.
f. Media pengencer: media untuk mengencerkan bahan supaya
memperoleh penghitungan jumlah mikroba yang tepat.
g. Media untuk isolasi: mengandung semua senyawa esensial untuk
pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.
h. Media untuk peremajaan kultur: media umum atau spesifik yang
digunakan untuk peremajaan kultur.
i. Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik: media ini
digunakan untuk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme
suatu mikroba. Contohnya adalah Koser’s Citrate medium yang
digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat
sebagai sumber karbon.

26
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

j. Media untuk karakterisasi bakteri: media yang digunakan untuk


mengetahui kemampuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang
indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya
perubahankimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth,
Arginine Agar.

Bahan-bahan media pertumbuhan


1. Bahan dasar
a. Air (H2O) sebagai pelarut.
b. Agar (dari rumput laut) sebagai pemadat media. Agar sulit
didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair
pada suhu 450C.
c. Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin
adalah polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen.
Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis mikroba yang mampu
menguraikannya dibanding agar.
d. Silica gel sebagai pemadat media bagi mikroorganisme autotrof
obligatyang mengandung natrium silikat.
2. Nutrisi atau zat makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk
metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P dan
unsur mikro seperti Fe, Mg serta unsur pelikan (trace element).
a. Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa
organik atau anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad
heterotrof memerlukan sumber karbon organik antara lain dari
karbohidrat, lemak, protein dan asam organik.

27
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

b. Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa


bernitrogen lain. Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber
N anorganik seperti urea.
c. Vitamin-vitamin.
3. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium
dengan tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa)
ditambahkan untuk indikator perubahan pH akibat produksi asam
organik hasil metabolisme. Antibiotik ditambahkan untuk
menghambat pertumbuhan mikroba nontarget atau kontaminan.
4. Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media
a. Agar.
Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk
dan terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah
sebagai pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh
Fraw&Walther Hesse untuk membuat media. Agar ditambahkan
dalam media dengan konsentrasi 1-2%. Jika dicampur dengan air
dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus diaduk
dan dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi
yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada
pH yang asam.
b. Peptone.
Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti
otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai.
Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara
memperolehnya.

28
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

c. Meat extract.
Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa,
plasenta dan daging sapi.
d. Yeast extract.
Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat
alcohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap &
vitamin (B complex).
e. Karbohidrat.
Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam
amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya
digunakan dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa,
manitol, dll.
Tujuan: pembuatan media pengencer dan media agar cawan.
Bahan dan alat:
1. Plate count agar 6. Cawan Petri 11. Gelas ukur
2. Kertas kraf 7. Karet gelang 12. Tabung reaksi
3. Autoklaf 8. Aquades 13. Neraca
4. Gelas pengaduk 9. Erlenmeyer 14. Pipet
5. Kapas 10. Pepton 15. Bunsen
Prosedur pembuatan media pengencer :
1. Timbanglah 1 gram peptone. Larutkan ke dalam 1 L aquades, yang
berarti diperoleh larutan peptone 0,1 %.
2. Larutan peptone tersebut dibagi menjadi beberapa bagian:
a. 45 ml larutan ke dalam erlenmeyer 150 ml.
b. 9 ml larutan ke dalm tabung reaksi 1,2.
c. 9 ml larutan ke dalm tabung reaksi 3,4.
d. 9 ml larutan ke dalam tabung reaksi 5, 6.

29
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

3. Tutuplah masing-masing tabung reaksi yang berisi media dengan


kapas sampai rapat, kemudian bungkus dengan kertas kraf dan
selanjutnya di sterilisasi menggunakan autoklaf dengan suhu 121oC
selama 15 menit dan tekanan 2 atm atau 20 menit dan tekanan 1,5 atm.
4. Larutan pepton steril didinginkan terlebih dulu sebelum digunakan.
Prosedur pembuatan media agar cawan :
1. Timbanglah Plate count agar sesuai kebutuhan.
2. PCA sebanyak 3 gram dilarutkan ke dalam 150 ml aquades dalam
erlenmeyer 250 ml.
3. Aduk sampai homogen lalu panaskan sampai larutan menjadi bening
dengan hotplate stirer.
4. Tutuplah dengan penutup rapat dan bungkus dengan kertas kraf pada
bagian yang disumbat.
5. Sterilkan dengan autoklaf dengan suhu 121oC selama 15 menit dan
tekanan 2 atm atau 20 menit dan tekanan 1,5 atm
6. PCA steril dalam erlenmeyer diletakkan di waterbath yang sudah
diatur shuhunya antara 50-60°C
7. Media yang berada dalam erlenmeyer, dalam keadaan panas tuangkan
ke dalam Cawan Petri masing-masing ± 10 ml.
8. Media dibiarkan hingga dingin dan membentuk gel, lalu dibalik. Siap
digunakan praktikum lebih lanjut.

30
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

PELATIHAN 4
ISOLASI DAN PEMBIAKAN MIKROBA

Pada keadaan sebenarnya (di alam bebas) dapat dikatakan tidak ada
bakteri atau mikroba lainnya yang hidup sendiri terlepas dari spesies lain.
Begitu pula dalam penangkapan mikroba akan diperoleh piaraan campuran
(Gambar 8).
Isolasi secara definitive adalah memisahkan suatu mikroba dari
lingkungannya, kemudian ditumbuhkan sebagai biakan murni pada media
buatan dengan metode aseptis (Gambar 8).
Saran-saran kerja aseptis :
1. Sebelum membuka ruangan atau bagian steril di dalam
tabung/cawan/erlenmeyer sebaiknya bagian mulut (bagian yang
memungkinkan kontaminan masuk) dibakar/dilewatkan api terlebih
dahulu.
2. Pinset, batang L, dll dapat disemprot dengan alkohol terlebih dahulu
lalu dibakar.
3. Ujung jarum inokulum yang sudah dipijarkan harus ditunggu dingin
dahulu atau dapat ditempelkan tutup cawan bagian dalam untuk
mempercepat transfer panas yang terjadi.
4. Usahakan bagian alat yang diharapkan dalam kondisi steril didekatkan
ke bagian api.
5. Jika kerja di Safety Cabinet tidak perlu memakai pembakar bunsen
tetapi jika di luar Safety Cabinet maka semakin banyak sumber api
maka semakin terjamin kondisi aseptisnya.

31
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Gambar 7. Pembiakan mikroba secara aseptis

Gambar 8. Pemisahan koloni mikroba melalui pengenceran

32
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Tujuan : Isolasi mikroba dari suatu bahan.


Bahan dan alat
1.Susu sapi 4. Media agar cawan
2.Daging 5. Aquades
3.Media peptone pengencer 6. Inkubator
Teknik Pengambilan Sampel
Sebelum melakukan isolasi terlebih dahulu dilakukan pengambilan
sampel. Berikut merupakan contoh prosedur pengambilan sampel.
1. Sampel daging
Sample daging/karkas segar dan beku dapat berupa sample
permukaan(swab/ulas, excision/tusuk, rinse technique/diiris) dan
sample jaringan(diiris pada jaringan yang diperlukan dengan
kedalaman 0.5 - 1 cm daripermukaan jaringan atau mengambil seluruh
jaringan). Sample permukaan digunakan untuk pengujian
mikrobiologis, sedangkan sample jaringan digunakan untuk pengujian
residu dan mikrobiologis.
2. Sampel susu sapi
Sampel diambil sekita 2-5 ml setiap puting dimulai dari puting
yang terdekat, tabung sampel posisi miring 35-600 dan tidak
menyentuh permukaan puting atau tangan. Sampel Susu harus
dipertahankan kondisinya dalam keadaan dingin dengan cara
menyimpan di lemari pendingin (refrigerator/freezer) sebelum diuji,
untuk sampel cair seperti susu dikocok terlebih dahulu agar homogen.

33
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Teknik Preparasi Suspensi


Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam akuades
steril. Tujuan dari teknik ini pada prinsipnya adalah melarutkan atau
melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah
penanganannya. Macam-macam preparsi bergantung kepada bentuk sampel:
a. Swab (ulas), dilakukan menggunakan cotton bud steril pada
sampel yang memiliki permukaan luas dan pada umumnya sulit
dipindahkan atau sesuatu pada benda tersebut. Contohnya adalah
meja, batu, batang kayu dll. Caranya dengan mengusapkan cotton
bud memutar sehingga seluruh permukaan kapas dari cotton bud
kontak dengan permukaan sampel. Swab akan lebih baik jika
cotton bud dicelupkan terlebih dahulu ke dalam larutan atraktan
semisal pepton water.
b. Rinse (bilas) ditujukan untuk melarutkan sel-sel mikroba yang
menempel pada permukaan substrat yang luas tapi relative
berukuran kecil, misalnya daun bunga dll. Rinse merupakan
prosedur kerja dengan mencelupkan sampel ke dalam akuades
dengan perbandingan 1 : 9 (w/v). Contohnya sampel daun diambil
dan ditimbang 5 g kemudian dibilas dengan akuades 45 ml yang
terdapat dalam beaker glass.
c. Maseration (pengancuran), sampel yang berbentuk padat dapat
ditumbuk dengan mortar dan pestle sehingga mikroba yang ada
dipermukaan atau di dalam dapat terlepas kemudian dilarutkan ke
dalam air. Contoh sampelnya antar alain bakso, biji, buah dll.
Perbandingan antar berat sampel dengan pengenceran pertama
adalah 1 : 9 (ω/ν). Untuk sampel dari tanah tak perlu dimaserasi.

34
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Isolasi Dengan Cara Pengenceran (Dilution)


1. Teknik Pengenceran Bertingkat
Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau
mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan
besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada
perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1:9
untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga
pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganismedari
pengenceran sebelumnya.
Cara Kerja :
a. Sampel yang mengandung bakteri dimasukan ke dalam tabung
pengenceran pertama (1/10 atau 10-1) secara aseptis (dari preparasi
suspensi). Perbandingan berat sampel dengan volume tabung
pertama adalah 1 : 9 dan ingat akuades yang digunakan jika
memakai teknik rinse dan swab sudah termasuk pengencer 10 -1.
Setelah sampel masuk lalu dilarutkan dengan mengocoknya.
b. Diambil 1 ml dari tabung 10-1 dengan pipet ukur kemudian
dipindahkan ke tabung 10-2 secara aseptis kemudian dikocok
dengan membenturkan tabung ke telapak tangan sampai homogen.
Pemindahan dilanjutkan hingga tabung pengenceran terakhir
dengan cara yang sama, hal yang perlu diingat bahwa pipet ukur
yang digunakan harus selalu diganti, artinya setiap tingkat
pengenceran digunakan pipet ukur steril yang berbeda/baru.
Prinsipnya bahwa pipet tidak perlu diganti jika memindahkan
cairan dari sumber yang sama.

35
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Gambar 9. Pengenceran Suspensi Bakteri


Teknik Penanaman
1. Teknik penanaman dari suspensi
Teknik penanaman ini merupakan lajutan dari pengenceran
bertingkat. Pengambilan suspensi dapat diambil dari pengenceran
mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni
tunggal) diambil beberapa tabung pengenceran terakhir.
a. Spread Plate (agar tabur ulas)
Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan
suspensi bakteri di permukaan agar diperoleh kultur murni.
Adapun prosedur kerja yang dapat dilakukanadalah sebagai
berikut:
• Ambil suspensi cairan senamyak 0,1 ml dengan pipet ukur
kemudian teteskan diatas permukaan agar yang telah memadat.
• Batang L atau batang drugal diambil kemudian disemprot
alkohol dan dibakar diatas bunsen beberapa saat, kemudian
didinginkan dan ditunggu beberapa detik.

36
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

• Kemudian disebarkan dengan menggosokannya pada


permukaan supaya tetesan suspensi merata, penyebaran akan
lebih efektif bila cawan ikut diputar.
• Hal yang perlu diingat bahwa batang L yang terlalu panas dapat
menyebabkan sel-sel mikroorganisme dapat mati karena panas.
b. Pour Plate (agar tuang)
Teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45˚C) untuk
dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu
kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Hal ini akan
menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar
saja melainkan sel terendam agar (di dalam agar) sehingga
terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar yang kaya O 2 dan ada
yang tumbuh di dalam agar yang tidak banyak begitu banyak
mengandung oksigen. Adapun prosedur kerja yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
• Siapkan cawan steril, tabung pengenceran yang akan ditanam
dan media padat yang masih cair (>45˚C)
• Teteskan 1 ml secara aseptis.suspensi sel kedalam cawan
kosong
• Tuangkan media yang masih cair ke cawan kemudian putar
cawan untuk menghomogenkan suspensi bakteri dan media,
kemudian diinkubasi.
Alasan diteteskannya bakteri sebanyak 0,1 ml untuk spread plate
dan 1 ml untuk pour plate karena spread plate ditujukan untuk
menumbuhkan dipermukaanya saja, sedangkan pour plate
membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penyebarannya
sehingga diberikan lebih banyak dari pada spread plate.

37
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Gambar 10. Metode Penanaman Pour Plate dan Spread Plate


2. Teknik Penanaman dengan Goresan (Streak)
Bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau
meremajakan kultur ke dalam medium baru.
a. Goresan Sinambung (Sinambung Streak)
• Sentuhkan inokulum loop pada koloni dan gores secara
kontinyu sampai setengah permukaan agar.
• Jangan pijarkan loop, lalu putar cawan 180oC lanjutkan goresan
sampai habis. Goresan sinambung umumnya digunakan bukan
untuk mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk
peremajaan ke cawan atau medium baru.

38
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

b. Goresan T (T Streak)
• Bagi cawan menjadi 3 bagian menggunakan spidol marker
• Inokulasi daerah 1 dengan streak zig-zag
• Panaskan jarum inokulan dan tunggu dingin, kemudian
lanjutkan streak zig-zag pada daerah 2 (streak pada gambar).
Cawan diputar untuk memperoleh goresan yang sempurna
• Lakukan hal yang sama pada daerah 3
c. Goresan Kuadran (QuadrantStreak)
Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan
yang berbeda yaitu dibagi empat. Daerah 1 merupakan goresan
awal sehingga masih mengandung banyak sel
mikroorganisma.Goresan selanjutnya dipotongkan atau
disilangkan dari goresan pertama sehingga jumlah semakin sedikit
dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal.
d. Goresan Radian
• Goresan dimulai dari bagian pinggir lempengan
• Pijarkan ose dan dinginkan kembali
• Putar lempengan agar 900 dan buat goresan terputus dimulai
dari bagian pinggir lempengan
• Putar lempengan agar 900 dan buat goresan terputus di atas
goresan sebelumnya

Prosedur Isolasi dan pembiakan mikroba (Gambar 11)


1. Persiapan sampel susu
a. Sampel susu tanpa pengenceran (suspensi sc)
b. Sampel sebanyak 1 ml susu tanpa pengenceran masukkan ke
dalam larutan pengencer 1, dikocok (suspensi A)

39
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

c. Ambillah sebanyak 1 ml suspensi A, masukkan ke dalam larutan


pengencer 2, dikocok (suspensi B)

Gambar 11. Metode pengenceran sampel

2. Persiapan sampel daging


a. Ambillah sebanyak 5 gram daging, masukkan ke dalam larutan
pengencer 1 (45 ml) (suspensi 2a).
b. Ambillah 1 ml suspensi 2a, masukkan ke dalam larutan
pengencer 2 (9ml) (suspensi 2b).
c. Ambillah 1 ml suspensi 2b, masukkan ke dalam larutan
pengencer 3 (9ml) (suspensi 2c)
3. Pemindahan dengan kawat inokulasi
Ujung kawat yang terbuat dari platina, baik yang lurus maupun yang
berkolong (diameter ± 3mm), terlebih dulu dipijarkan, kemudian
setelah dingin disentuhkan pada koloni atau bahan yang hendak
diketahui mikroba yang dikandung. Gunakan sampel susu tanpa
pengenceran, sedangkan sampel daging gunakan sampel suspensi 2a.
Mulut tabung tempat suspensi dipanaskan setelah sumbatnya diambil.
Setelah pengambilan inokulum, mulut tabung disumbat kembali.

40
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Ujung kawat yang membawa inokulum digesekkan pada media agar


cawan yang sudah tersedia (Gambar 12, 13 dan 14).

Gambar 12. Metode isolasi mikroba dengan streak

Goresan T Goresan Kuadran

Goresan Radian Goresan Sinambung


Gambar 13. Contoh beberapa jenis streak

41
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Gambar 14. Hasil isolasi mikroba menggunakan metode streak plate

4. Pemindahan dengan pipet


Suspensi yang mengandung mikroba pada suspensi 1b, 1c, 2a, 2b
diambil sebanyak 0,1 ml dengan pipet. Kemudian dicampur dengan
media yang dalam keadaan cair (Gambar 13). Selanjutnya dikenal
dengan istilah biakan adukan. Bisa juga penanaman dilakukan atau
pemindahan suspensi dengan pipet pada media agar yang sudah
memadat, yang dikenal “Streak Plate culture” (biakan gores).

Gambar 15. Inokulasi ke media di cawan petri

5. Inkubasilah media yang sudah mengandung inokulum pada suhu


370C selama 24 jam.
6. Amati sifat koloni yang terbentuk

42
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

PELATIHAN 5
IDENTIFIKASI SEL DAN KOLONI BAKTERI

A. SEL BAKTERI
Sifat sel bakteri berbeda-beda (menurut strain dan spesiesnya) bila
dideteksi di bawah mikroskop dengan menggunakan preparat hidup dan
preparat mati (awetan atau slide).
Tujuan :
Untuk mengenal sifat-sifat sel bakteri baik pathogen maupun non pathogen
yang terlihat dengan menggunakan mikroskop.
Bahan dan alat:
1. Koleksi kultur bakteri (hati-hati jika memakai bakteri pathogen).
2. Koleksi slide bakteri.
3. Metilen biru dan Gliserin (jika diperlukan).
4. Ose, bunsen, mikroskop, object glass, dan cover glass.
Prosedur :
• Preparat Hidup
1. Buat preparat basah (wet mount preparation) dari koleksi kultur
bakteri.
2. Periksa melalui mikroskop dengan pembesaran rendah (okuler
10x) dulu, lalu dengan pembesaran sedang (okuler 40x).
3. Amatilah sifat-sifat sel bakteri yang tampak di bawah mikroskop.
4. Gambar dengan jelas!
• Preparat Mati(Awetan)
1. Sediakan slide bakteri dari koleksi yang ada.
2. Periksa dan amati seperti pada prosedur diatas.

43
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Pengamatan
Sifat-sifat sel bakteri (Gambar 14) yang perlu diamati dan
dilaporkan adalah:
1. Bentuk sel (kokus, basil, spiral, kokobasil).
2. Susunan sel (diplokokus, tetrad, streptokokus, sarkina, stafilokokus,
diplobasil, streptobasil).
3. Spora (bentuk, posisi, sentral, terminal, spora menyebabkan sel
menggelembung , tidak menggelembung).
4. Gerakan (cepat, lambat).
5. Flagela (dari slide)
6. Ukuran (panjang, lebar, diameter dalam micron)
7. Gambar dan beri keterangan!
a. Bentuk sel bakteri b. Susunan sel bakteri.

Gambar 16. Sifat sel bakteri

44
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

B. KOLONI BAKTERI
Sel bakteri tumbuh normal pada medium standar. Setiap sel akan
tumbuh menjadi suatu koloni. Sifat-sifat koloni bakteri berbeda-beda
menurut strain dan spesiesnya. Kegiatan ini merupakan tindakan pertama
kali jika ingin mempelajari suatu jenis bakteri lebih lanjut, khususnya untuk
tujuan identifikasi. Setelah mendapatkan kultur murni maka biakan yang
diinginkan ditumbuhkan ke berbagai bentuk media untuk dikenali ciri
koloninya.
Tujuan :
Untuk memperoleh ketrampilan menumbuhkan koloni bakteri pada
medium standar (Nutrient Agar atau Plate Count Agar), serta mempelajari
sifat-sifat koloni bakteri.
Bahan dan alat :
1. Koloni kultur bakteri.
2. Nutrient Agardan Plate Count Agar.
3. Kaca pembesar, ose, bunsen burner, stereomikroskop.
Prosedur :
1. Buat media cawan Nutrient Agar dan sterilkan memakai otoklaf pada
temperatur 1210C selama 15 menit.
2. Transfer dengan cara streaking kultur bakteri dari koleksi ke cawan
Nutrient Agar, lalu inkubasikan pada temperatur 300C selama 3 hari.
3. Amati terbentuknya koloni dan sifat-sifat koloni tersebut pada hari ke
3 inkubasi.

45
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Pengamatan
Sifat-sifat koloni bakteri (Gambar 17) yang perlu diamati dan
dilaporkan adalah:
1. Bentuk koloni (bulat, tidak teratur, berfilamen, berakar, radial).
2. Tepi koloni (rata, berduri, berakar, bergelombang, berambut, dan
sebagainya).
3. Elevasi koloni (cembung, lempeng, pipih, gunung, bukit).
4. Kilap koloni (cemerlang, opak).
5. Tembus cahaya (transparan, translusen).
6. Permukaan (halus, kasar)
7. Warna (putih, krem, kuning, hitam, abu-abu, merah, hijau, coklat, dan
sebagainya).
8. Gambar dan beri keterangan! Koloni masing-masing spesies bakteri
dari koleksi yang ada yaitu :
a. Pandangan atas serta ukurannya (mm atau cm).
b. Pandangan samping.

Gambar 17. Morfologi koloni bakteri

46
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

PELATIHAN 6
IDENTIFIKASI SEL DAN KOLONI KHAMIR

21. SEL KHAMIR


Sifat sel khamir yang tampak di bawah mikroskop berbeda-beda
(tergantung strain dan spesiesnya) bila dideteksi memakai preparat hidup
dan preparat mati (preparat awetan).
Ciri-ciri khamir:
1. Uniseluler
2.Memiliki sedikit miselium atau miselium semu
3. Bereproduksi dengan tunas
4. Fakultatif anaerob
Contoh : Saccharomyces sp., Candida albicans

Tujuan :
Untuk mengenal sifat-sifat sel khamir yang terlihat dengan menggunakan
mikroskop.
Bahan dan alat :
1. Koleksi kultur khamir(hati-hati jika memakai kultur khamir patogen,
contohnya Candida albicans)
2. Koleksi slide khamir.
3. Metilen biru dan gliserin (bila diperlukan).
4. Ose, bunsen, mikroskop, object glass dan cover glass.
Prosedur :
• Preparat Hidup
1. Buat preparat basah dari koleksi kultur khamir
2. Periksa melalui mikroskop dengan pembesaran rendah (okuler
10x) dulu, lalu dengan pembesaran sedang (okuler 40x).
3. Amatilah sifat-sifat sel bakteri yang tampak di bawah mikroskop
4. Gambar dengan jelas!

47
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

• Preparat Slide (mati atau awetan)


1. Sediakan slide khamir dari koleksi yang ada.
2. Periksa dan amati seperti pada prosedur diatas.
Pengamatan
Sifat-sifat sel khamir yang perlu diamati dan dilaporkan adalah:
1. Bentuk sel (bulat, oval, memanjang, limau, buah pir, segitiga, silindris,
batang, dan sebagainya)
2. Kuncup atau bud (unipolar, bipolar, multi lateral)
3. Pseudohifa (terbentuk atau tidak)
4. Spora (terbentukatau tidak, jumlahnya berapa, bentuknya bulat, oval,
bulan sabit, saturnus, topi, dsb.)
5. Gambar dan beri keterangan:
a. Sel khamir b. Kuncup c. Pseudohifa
6. Apakah perbedaan antara sel khamir Saccharomyces dan Candida?

22. KOLONI KHAMIR


Sel khamir (Gambar 18) tumbuh normal pada medium standar.
Setiap sel khamir akan tumbuh menjadi satu koloni. Sifat-sifat koloni
khamir berbeda-beda menurut strain dan spesiesnya.

Yeast
• Fungi bersel tunggal
• Adaptasi ke cairan
– Water films
– Jaringan hewan
lembab

Candida
Saccharomyces

Gambar 18. Sel khamir

48
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Tujuan :
Untuk memperoleh ketrampilan menumbuhkan koloni khamir
pada medium standar (Malt Extract Agar atau Potato Dextrose Agar),
serta mempelajari sifat-sifat koloni khamir.
Bahan dan alat :
1. Koleksi kultur khamir.
2. Malt Extract Agar atau Potato Dextrose Agar.
3. Kaca pembesar, ose, bunsen burner, stereomikroskop
Prosedur :
1. Buat media cawan Malt Extract Agar atau Potato Dextrose Agar
dan sterilkan memakai autoklaf pada 1150 C selama 10 menit.
2. Transfer dengan cara streaking kultur khamir dari koleksi ke
cawan Malt Extract Agar atau Potato Dextrose Agar, lalu
inkubasikan pad temperatur 300C selama 3 hari.
3. Amati terbentuknya koloni dan sifat-sifat koloni tersebut pada
hari ke-3 inkubasi.
Pengamatan
Sifat-sifat koloni khamir (Gambar 19) yang perlu diamati dan
dilaporkan adalah:
1. Bentuk koloni (sirkel, tidak teratur).
2. Tepi koloni (rata, berduri, rhizoid, berombak, berambut, dan
sebagainya).
3. Elevasi koloni (cembung, lempeng, pipih, gunung, bukit).
4. Kilap koloni (cemerlang, opak).
5. Tembus cahaya (transparan, translusen).
6. Permukaan (halus, kasar)
7. Warna (putih, krem, merah, coklat).

49
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

8. Gambar dan beri keterangan! Koloni masing-masing spesies


khamir dari koleksi yang diperiksa pada:
a. Pandangan atas serta ukurannya (mm atau cm).
b. Pandangan samping.

Gambar 19. Koloni khamir

50
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

PELATIHAN 7
IDENTIFIKASI SEL DAN KOLONI KAPANG

A. SEL KAPANG

Sifat sel kapang dibawah mikroskop berbeda-beda (menurut strain


dan spesiesnya) bila dideteksi menggunakan preparat hidup dan preparat
mati (preparat awetan atau slide).
Ciri-ciri kapang:
1.Multiseluler
2.Memiliki banyak miselium (kumpulan hifa)
3. Bereproduksi dengan spora
4. Aerob
Contoh : Rhizopus sp., Aspergilus sp.

Gambar 20. Sel kapang

51
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

From Medical Microbiology, 1990, Murray, et al., p. 299, Fig. 28-1

Gambar 21. Hifa

Tujuan :

Untuk mengenal sifat-sifat sel kapang yang terlihat denganmenggunakan


mikroskop.

Bahan dan alat :


1. Koleksi kultur kapang (misalnya Mucor, Rhizopus, Aspergillus,
Penicillium).
2. Koleksi slide kapang.
3. Lactofuchsin dan gliserin (bila diperlukan).
4. Ose, bunsen, mikroskop, object glass, dan cover glass.
Prosedur :
• Preparat Hidup
1. Buat preparat basah dari koleksi kultur kapang.
2. Periksa melalui mikroskop dengan pembesaran rendah (okuler
10x) terlebih dahulu, lalu dengan pembesaran sedang (okuler
40x).
3. Amatilah sifat-sifat sel kapang, hifa dan miseliumnya yang
tampak di bawah mikroskop.

52
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

4. Gambar dengan jelas!


• Preparat Slide (mati atau awetan)
1. Sediakan slide kapang dari koleksi yang ada.
2. Periksa dan amati bagian vegetatif (sel, hifa, miselium) dan
bagian generatif (spora, askus, basidium dan sebagainya),
sklerotis, klamidiospora.
Pengamatan
Sifat-sifat bagian generatif dan vegetatif kapang yang perlu diamati
dan dilaporkan adalah:
1. Bentuk hifa (ada sekat atau tidak, stolon, rhizoid).
2. Sklerotia, klamidiospora.
3. Spora (sporaspongiospora, konidia, artrospora, oospora, zygospora,
askospora, basidiospora, masing-masing bentuknya).
4. Gambar dan beri keterangan :
a. Skema secara utuh dari bagian vegetatif dan generatif kapang
(Gambar 22) dari genera Mucor, Rhizopus, Aspergillus,
Penicillium, Fusarium, dan sebagainya.
b. Macam-macam kepala spora (spora head) dari Penicillium.
c. Sebutkan perbedaan sifat-sifat bagian generatif dan vegetatif dari
berbagai genera kapang (misalnya Mucor dan sebagainya).

Gambar 22. Skema utuh kapang

53
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

B. KOLONI KAPANG
Spora, hifa atau miselium kapang akan tumbuh normal pada medium
standar (Gambar 23). Satu spora, sepotong hifa, atau sepotong miselium
akan tumbuh menjadi suatu koloni kapang. Sifat-sifat koloni kapang
berbeda-beda menurut strain dan spesiesnya.

Modifikasi hifa
Hifa Fig 30.2 (don’t worry
about the terms)

• Tubular
• Dinding dari chitin
• Crosswalls dapat
membentuk
kompartments (
sel)
• Multinukleus
• Tumbuh di ujung

Pertumbuhan Hifa
Pertumbuhan Hifa dari spora
• Hifa tumbuh dari ujungnya
• Miselium = ekstensif, feeding web of hyphae

• Miselia merupakan bagian tubuh fungi yg aktif


secara ekologis
Germinasi
Dindningnya rigid Hanya ujung dindning yang plastis dan mulur spora
miselium

• Mycelia have a huge surface area


Video of time lapse growth in a Zygomycote, Phycomyces

Gambar 23. Pertumbuhan hifa

Gambar 24. Jenis kapang

54
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Tujuan :
Untuk memperoleh keterampilan menumbuhkan koloni kapang pada
medium standar (Malt Extract Agar atau Potato Dextrose Agar), serta
mempelajari sifat-sifat koloni dari berbagai spesies kapang.
Bahan dan alat :
1. Koleksi kultur kapang.
2. Malt Extract Agar atau Potato Dextrose Agar.
3. Kaca pembesar, ose jarum, bunsen, stereomikroskop.
Prosedur :
1. Buat media cawan Malt Extract Agar atau Potato Dextrose Agar dan
sterilkan memakai autoklaf pada 1150C selama 10 menit.
2. Transfer spora, sepotong hifa, atau sepotong miselium kapang dari
kulturyang tersedia dengan memakai cara aseptik dan memakai jarum.
3. Inkubasikan pada temperatur 300C selama 3 hari.
4. Amati setiap hari dari saat transfer dilakukan.
5. Amati terbentuknya koloni dam sifat-sifat koloni tersebut pada hari ke-
3 inkubasi.
Pengamatan
Sifat-sifat koloni kapang (Gambar 25) yang perlu diamati dan dilaporkan
adalah:
1. Bentuk koloni (sirkel, tidak teratur).
2. Tepi koloni (rata, rhizoid, berambut, dan sebagainya).
3. Elevasi koloni ( cembung, lempeng, pipih, gunung, bukit).
4. Kilap koloni (cemerlang, kusam).
5. Tembus cahaya (transparan, translusen).
6. Permukaan (beludru, halus, kasar).
7. Berlendir atau tidak.

55
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

8. Ada titik-titik air atau tidak.


9. Warna (beberapa warna dalam suatu koloni, hijau, hitam, putih,
kuning, coklat muda, coklat tua, merah, orange).
10. Gambar dan beri keterangan! Koloni masing-masing spesies kapang
yang diperiksa pada:
a. Pandangan atas serta ukurannya (mm atau cm).
b. Pandangan samping.

Gambar 25. Koloni kapang

56
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

PELATIHAN 8
MENENTUKAN JUMLAH MIKROORGANISME
(ENUMERASI)

1. Penghitungan Jumlah Bakteri Hidup (Tidak Langsung)


a.1. Plate Count (hitungan cawan)
Plate count / viable count didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel
mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni
setelah ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang
sesuai. Setelah diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan
merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam
suspensi tersebut.
Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari satu sel
mikroorganisme karenabeberapa mikroorganisme tertentu cenderung
membentuk kelompok atau berantai. Berdasarkan hal tersebut digunakan
istilah Coloni Forming Units (CFU’s) per ml. koloni yang tumbuh berasal
dari suspensi yang diperoleh menggunakan pengenceran bertingkat dari
sebuah sampel yang ingin diketahui jumlah bakterinya.
Syarat koloni yang ditentukan untuk dihitung adalah sebagai berikut :
• Satu koloni dihitung 1 koloni.
• Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni.
• Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni.
• Dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung
2 koloni.
• Koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas cawan)
tidah dihitung.
• Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung 1
koloni.

57
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Cara menghitung sel relatif / CFU’s per ml


CFU’s / ml = jumlah koloni X faktor pengenceran
Misal: penanaman dilakukan dari tabung pengenceran 10-6 dengan metode
Spread Plate dan Pour Plate.
Spread plate :
Koloni = 50 = 50 x 106 CFU’s / 0,1 ml
Fp = 1/10-6 = 50 000 000 CFU’s / 0,1 ml
SP = 0,1 ml = 500 000 000 CFU’s / ml= 5x108 CFU’s / ml
Pour plate :
Koloni = 50 = 50 x 106 CFU’s / 1 ml
Fp = 1/10 -6
= 50 000 000 CFU’s / 0,1 ml
SP = 1 ml = 5x107 CFU’s / ml

a.1.1. Standard Plate Count (SPC)


Koloni yang dipilih untuk dihitung menggunakan cara SPC
memiliki syarat khusus berdasarkan statistic untuk memperkecil kesalahan
dalam perhitungan. Perhitungan mengacu kepada standar atau peraturan
yang telah ditentukan. Syarat-syaratnya sebagai berikut :
• Pilih cawan yang ditumbuhi koloni dengan jumlah 30-300 koloni.
> 300 = TNTC (Too Numerous To Count) atau TBUD (Terlalu
Banyak Untuk Dihitung). < 30 = TFTC (Too Few To Count).
• Jumlah koloni yang dilaporkan terdiri dari 2 digit yaitu angka
satuan dan angka sepersepuluh yang dikalikan dengan kelipatan 10
(eksponensial), misal 2,3 X 104, bukan 2,34 X 104. Pembulatan
keatas dilakukan pada angka seperseratus yang sama atau lebih
besar dari lima, misal 2,35 X 104 menjadi 2,4 X 104atau 2,34 X 104
menjadi 2,3 X 104.

58
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

• Bila diperoleh perhitungan < 30 dari semua pengenceran, maka


hanya dari pengenceran terendah yang dilaporkan.
• Bila diperoleh perhitungan > 300 dari semua pengenceran, maka
hanya dari pengenceran tertinggi yang dilaporkan.
• Bila ada 2 cawan, masing-masing dari pengenceran rendah dan
tinggi yang berurutan dengan jumlah koloni 30-300 dan hasil bagi
dari jumlah koloni mengenceran tertinggi dan terendah ≤ 2, maka
jumlah yang dilaporkan adalah nilai rata-rata. Jika hasil bagi dari
pengenceran tertinggi dan terendah > 2 maka jumlah yang
dilaporkan adalah dari cawan dengan pengenceran terendah.
• Apabila setiap pengenceran digunakan 2 cawan petri (duplo), maka
jumlah angka yang digunakan adalah rata-rata dari kedua nilai
jumlah masing-masing setelah diperhitungkan.
a.1.2 Prosedur perhitungan jumlah bakteri dengan metode Plate
Count.
• Lakukan preparasi suspensi kepada sampel terlebih dahulu (swab,
maserasi dan rinse) (jika perlu).
• Masukkan sampel ke tabung berisi 9 ml akuades untuk
pengenceran pertama, selanjutnya diencerkan sampai tingkat
pengenceran (misalnya sampai 10-8) tertentu.
• Dari 3 pengenceran terakhir diplating (ditanam) ke media NA
(Nutrient Agar) atau PCA (Plate Count Agar) sebanyak dua kali
tiap pengenceran (duplo). Plating dapat secara Spread Plate atau
Pour Plate. Jika secara Spread Plate, dapat digunakan batang L
atau glass beads.
• Inkubasi pada suhu 30º C selama 1-2 x 24 jam.

59
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

• Setelah tumbuh, koloni dihitung dengan persyaratan yang telah


diuraikan di depan.
Penghitungan koloni pada cawan sebaiknya dibuat transek atau dibagi-
bagi jika koloni yang tumbuh terlalu banyak. Transek dibuat dengan
spidol/marker di bagian bawah cawan petri. Pola transek dapat dibuat
bervariasi, tergantung kebutuhan. Penghitungan akan lebih mudah bila
memakai Colony Counter. Jika penghitungan sudah selesai, maka cawan
petri beserta media agar dimasukkan plastik tahan panas, kemudian di
destruksi atau sterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121°C selama
15 menit.
a.2 Most Probable Number (MPN)
Pendekatan lain untuk enumerasi bakteri hidup adalah dengan
metode MPN. MPN didasarkan pada metode statistik (teori kemungkinan).
Metode MPN ini umumnya digunakan untuk menghitung jumlah bakteri
pada air khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri koliform yang
merupakan kontaminan utama sumber air minum. Ciri-ciri utamanya yaitu
bakteri gram negatif, batang pendek, tidak membentuk spora,
memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas yang dideteksi dalam waktu
24 jam inkubasi pada 37º C. Sampel ditumbuhkan pada seri tabung
sebanyak 3 atau 5 buah tabung untuk setiap kelompok. Apabila dipakai 3
tabung maka disebut seri 3, dan jika dipakai 5 tabung maka disebut 5 seri.
Media pada tabung adalah Lactose Broth yang diberi indikator perubahan
pH dan ditambah tabung durham. Pemberian sampel pada tiap seri tabung
berbeda-beda. Untuk sampel sebanyak 10 ml ditumbuhkan pada media
LBDS (Lactose Broth Double Stegth) yang memiliki komposisi beef extract
(3 gr), peptone (5 gr), lactose (10 gr) dan Bromthymol Blue (0,2 %) per
liternya. Untuk sampel 1 ml dan 0,1 ml dimasukkan pada media LBSS

60
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

(Lactose Broth Single Stegth) yang berkomposisi sama tapi hanya kadar
laktosa setengah dari LBDS yaitu 5 gr. Berdasar sifat coliform, maka
bakteri ini dapat memfermentasikan laktosa menjadi asam dan gas yang
dideteksi oleh berubahnya warna dan gas dalam tabung durham. Nilai MPN
ditentukan dengan kombinasi jumlah tabung positif (asam dan gas) tiap
serinya setelah diinkubasi.
Cara kerja :
• Sediakan 3 tabung berisi LBDS (9 ml tiap tabung) dan 6 tabung
berisi LBSS (9 ml tiap tabung) lengkap dengan tabung durham.
Atur kesembilan tabung menjadi 3 seri (seperti di gambar).
• Kocok botol yang berisi air sampel.
• Pindahkan suspensi air sample sebanyak 10 ml ke masing-masing
tabung seri pertama (3 tabung LBDS), secara aseptis.
• Pindahkan suspensi air sampel sebanyak 1 ml ke masing-masing
tabung seri kedua (3 tabung LBSS), secara aseptis.
• Pindahkan suspensi air sampel sebanyak 1 ml ke masing-masing
tabung seri ketiga (3 tabung LBSS), secara aseptis.
• Inkubasi semua tabung pada suhu 37º C selama 48 jam.
• Lihat tabung gas positif (asam dan gas ; harus ada keduanya), lalu
hitung tabung positif untuk tiap seri. Tulis kombinasi tabung
positif tiap seri (misal : 3 2 1). Kombinasi angka tersebut lalu
dicocokkan dengan tabel MPN untuk seri 3 sehingga diperoleh
jumlah mikroba sebenarnya.

B. Perhitungan jumlah bakteri secara keseluruhan (langsung)


Perhitungan secara langsung dapat dilakukan secara mikroskopis
yaitu dengan menghitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil.

61
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Alat yang digunakan adalah Petroff-Hauser Chamber atau


Haemocytometer. Jumlah cairan yang terdapat antara cover glass dan alat
ini mempunyai volume tertentu sehingga satuan isi yang terdapat dalam satu
bujur sangkar juga tertentu.
Ruang hitung terdiri dari 9 kotak besar dengan luas 1 mm². Satu
kotak besar di tengah, dibagi menjadi 25 kotak sedang dengan panjang 0,2
mm. Satu kotak sedang dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil. Dengan
demikian satu kotak besar tersebut berisi 400 kotak kecil. Tebal dari ruang
hitung ini adalah 0,1 mm. Sel bakteri yang tersuspensi akan memenuhi
volume ruang hitung tersebut sehingga jumlah bakteri per satuan volume
dapat diketahui.
Luas kotak sedang :
=pxl
= 0,2 x 0,2 = 0,04 mm2
Volume kotak sedang :
= pxlxt
= 0,04 mm2 x 0,1 mm
= 0,004 mm3
Karena 1 ml = 1cm2, maka:
= 0,004 mm3
= 0,000004 cm3
= 4x10-6 ml
Sel/ml = jumlah sel/4x10-6 ml
= (jumlah sel/4) x 106
= jumlah sel x (¼) x 106
= jumlah sel x 2,5 x 105
Kotak sedang :

62
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Jumlah sel/ml = jumlah sel x 2,5 x 105


Dengan perhitungan yang sama maka diperoleh rumus untuk
Kotak Besar :
Jumlah sel/ml = jumlah sel x 1 x 104
Kotak Kecil :
Jumlah sel/ml = jumlah sel x 4 x 106

Cara kerja (digunakan kotak sedang) :


• Bersihkan Petroff-Hauser Counting Chamber atau
Haemocytometer dengan alkohol 70% lalu keringkan dengan
tissue.
• Letakkan cover glass di atas alat hitung.
• Tambahkan 50 μl suspensi sel yeast (kira-kira 1 tetes) dengan
cara meneteskan pada parit kaca pada alat hitung. Suspensi sel
akan menyebar karena daya kapilaritas.
• Biarkan sejenak sehingga sel diam di tempat (tidak terkena aliran
air dari efek kapilaritas).
• Letakkan alat hitung pada meja benda kemudian cari fokusnya
pada perbesaran 40x10.
• Lakukan perhitungan secara kasar apakah diperlukan pengenceran
atau tidak. Jika dalam satu kotak sedang terdapat sel-sel yang
banyak dan bertumpuk maka perhitungan akan tidak akurat dan
diperlukan pengenceran dengan perbandingan 1:5 atau 1:10.

Hitung sampel, paling tidak sebanyak 5 kotak sedang (lebih banyak lebih
baik). Hasil perhitungan dirata-rata kemudian hasil rataan dimasukkan
rumus untuk kotak sedang. Jika dilakukan pengenceran maka jumlah sel/ml
dikalikan faktor pengenceran.

63
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

PELATIHAN 9
PEWARNAAN GRAM

Bakteri dan khamir dapat memberikan reaksi terhadap metode


pewarnaan gram, sedangkan kapang tidak. Prosedur pewarnaan gram pada
umumnya hanya diberlakukan terhadap bakteri saja karena erat
hubungannya dengan prosedur identifikasi. Bakteri gram positif mempunyai
kemampuan menahan zat warna kristal ungu sedangkan bakteri gram
negatif tidak, hal ini disebabkan oleh perbedaan sifat dinding sel bakteri
(Gambar 26 dan 27).

1884: Christian Gram: Publikasi pertama untuk metode


pewarnaan Gram)

Flagell
Membran sel Nucleoid Dinding sel

Gram +

Pili
Gram -
Granula
Kapsul
Membrane sel bag dalam Membran luar Gram, C. 1884. Ueber die isolirte
Farbung der Schizomyceten in
Ribosom Dinding sel SchnittÄund Trockenpraparaten.
Fortschritte der Medicin, Vol. 2,
pages 185-189.
Gambar 26. Morfologi dinding sel bakteri Gram + dan Gram -

64
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Dinding sel

Gambar 27. Struktur dinding sel bakteri Gram + dan Gram -


Tujuan :
Untuk membedakan reaksi gram positif, gram negatif dan gram variabel.
Bahan dan alat :
1. Koleksi kultur bakteri baik yang patogen maupun non patogen.
2. Object glass, ose, bunsen, zat warna kristal ungu/biru, safranin,iodium,
alkohol 95 %, mikroskop, penyangga kaca preparat, kertas hisap.
Prosedur (Gambar 28):
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dipijarkan kawat ose bulat pada bunsen
3. Diambil inokulan bakteri (dari streak plate)
4. Diletakkan di atas obyek glass
5. Dilakukan fiksasi
6. Diberi methilen blue 1 tetes
7. Ditunggu 1 menit
8. Dibilas dengan aquadest
9. Diberi iodine 1 tetes
10. Ditunggu 1 menit
11. Dibilas dengan aquadest
12. Diberi alkohol 95% 1 tetes

65
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

13. Ditunggu 30 detik


14. Dibilas dengan aquadest
15. Ditetesi safranin 1 tetes
16. Ditunggu 1 menit
17. Dibilas dengan aquadest
18. Diamati dibawah mikroskop

Gambar 26. Prosedur pewarnaan Gram

Gambar 28. Tata Cara Melakukan Pewarnaan Gram


Pengamatan
Periksa preparat yang telah diwarnai dengan prosedur gram itu
dibawah mikroskop (Gambar 27). Pakai pembesaran rendah. Bila
diperlukan pakai pembesaran sedang.
1. Bakteri gram positif akan tampak dengan warna biru keunguan (blue
purple in colour).
2. Bakteri gram negatif akan tampak dengan warna merah muda (pink
red in colour).
3. Bakteri gram variabel menunjukkan campuran warna biru ungu merah.
Karena sifat ini amat jarang terjadi maka sebaiknya bila didapatkan
pengamatan gram variabel perlu diulang beberapa kali agar yakin.
Perlu diperhatikan bahwa umur kultur yang diperiksa amat
menentukan hasil penilaian pengamatan. Bila umur kultur terlalu tua,
besar kemungkinan diperoleh gram variabel dan ini merupakan
penilaian yang salah.

66
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Pewarnaan Differensial
• Pewarnaan Gram
– Crystal violet: pewarna
utama
– Iodine: mordant
– Alcohol atau acetone- Staphylococcus aureus
alcohol: decolourizer
– Safranin: counterstain
– Gram positive: ungu
– Gram negative: merah-pink

Escherichia coli

Gambar 29. Hasil pewarnaan Gram

67
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

PELATIHAN 10
PROTOZOA RUMEN

Mikroba yang berperan dalam proses fermentasi rumen yaitu fungi,


bakteri dan protozoa. Protozoa merupakan salah satu mikroba yang hidup
secara anaerob di dalam rumen dan ikut mempengaruhi proses fermentasi.
Protozoa yang ada dalam rumen ternak ruminansia sebagian besar adalah
ciliata, meskipun ditemukan juga beberapa spesies flagellata yang termasuk
ke dalam kelas mastigofora. Ada 2 grup utama ciliata yaitu Oligotricha dan
Holotricha (Ogimoto dan Imai, 1981). Ciliata ini merupakan non pathogen
dan anaerobic microorganism. Pada kondisi rumen yang normal dapat
dijumpai ciliata sebanyak 105 -106/ml cairan rumen. Dari hasil serangkaian
studi, diperoleh informasi bahwa ciliata diduga mempunyai peranan sebagai
sumber protein dengan keseimbangan kandungan asam amino yang lebih
baik dibandingkan dengan bakteri sebagai pakan ternak ruminansia. Selain
ituciliata atau protozoa juga menelan partikel-partikel pati sehingga
memperlambat terjadinya fermentasi. Guna melangsungkan hidup, ciliata
memakan bakteri sebagai sumber protein untuk tubuhnya (Harison dan
Allan 1980 dalam Jusmaldi 2002)
A. Sistem Reproduksi dan Siklus Hidup Ciliata
Reproduksi pada protozoa dapat terjadi secara aseksual atau seksual.
Reproduksi aseksual ada tiga tipe yaitu pembelahan ganda (biner),
pembelahan multiple (skizogoni) dan tunas (budding). Pembelahan ganda
biasanya terdapat pada flagellata, amoeba dan ciliata. Pada pembelahan
multiple atau skizogoni, inti membelah berulang-ulang, sitoplasma
bergabung mengelilingi setiap inti, kemudian sitoplasma membelah.
Pertunasan adalah sel anak yang kecil secara individu memisahkan dari

68
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

sisiinduk dan kemudian tumbuh menjadi ukuran penuh. (Levine, 1990


dalam Ismail, 2006).
Reproduksi seksual ada dua tipe yaitu singami dan konjugasi.
Singami adalah persatuan dari dua gamet, sedangkan konjugasi adalah
penggabungan secara temporer dua individu yang berasal darisatu spesies
dengan maksud pertukaran materi inti.
B. Klasifikasi Ciliata
Menurut Hungate (1966) ciliata dapat dibagi menjadi dua kelompok
yaitu Holotricha (cilia ada di sekitar tubuhnya) dan Oligotricha (cilia hanya
ada di sekitar mulut). Kelompok Holotricha memiliki morfologi yang
sederhana meliputi spesies Isotricha dan Daystricha, sebaliknya kelompok
Oligotricha memiliki bentuk yang kompleks meliputi spesies Entodinium,
Epidinium, Diplodinium, dan Ophryoscolex.
Protozoa yang terdapat dalam rumen berasal dari dua famili dan
termasuk ciliata. Famili yang pertama adalah Isotrichidae termasuk dalam
golongan Holotricha, dari golongan ini dikenal dua genus, yaitu Isotricha
dan Dasytricha. Famili yang ke dua adalah Ophryoscolecidae dan termasuk
dalam Oligotrichs. Ophryoscolecidae terdiri dari genus Entodinium,
Eudiplodinium,Diplodinium, Epidinium dan Ophryoscolex. Golongan
Oligotrichs dapat memecah partikel makanan dan dapat memanfaatkan
karbohidrat sederhana maupun yang komplek termasuk selulosa, sedangkan
golongan Holotrichs tidak dapat mencerna partikel makanan maupun
selulosa (Soepraniondo, 1994).

69
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Gambar 30. Protozoa Rumen

70
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

PELATIHAN 11
SLIDE CULTURE (TEKNIK BIAKAN KACA OBJEK)

Tujuan Slide Culture


Mengetahui pertumbuhan mikroorganisme (kapang) pada aspek morfologi
sempurna.

Versi 1 (Versi PDA Padat)

Alat
1. Cawan petri
2. Kertas saring atau kapas
3. Object glass dan cover glass
4. Potato Dextrose Agar (PDA)
5. Kawat ose lurus (batang L)
6. Penyangga
Bahan
1. Hifa tempe (inokulan kapang)
2. Aquades
Prosedur
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diletakkan kertas saring di atas cawan petri
3. Diletakkan penyangga di atas kertas saring
4. Diletakkan obyek glass di atas penyangga
5. Diletakkan PDA padat berbentuk kubus (1x1x1 cm) di atas obyek
glass
6. Dipijarkan kawat ose lurus di atas bunsen
7. Diambil koloni kapang dan ditusukkan di keempat sisi PDA
padat
8. Ditutup dengan cover glass
9. Ditetesi kertas saring dengan aquadest hingga lembab
10. Diinkubasi selama 3 x 24 jam
11. Diamati pertumbuhan kapang

71
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

Versi 2 (Versi PDA Cair)

Alat
1. Cawan petri
2. Kertas saring atau kapas
3. Object glass dan cover glass
4. Potato Dextrose Agar (PDA)
5. Kawat ose bulat
6. Penyangga
Bahan
1. Hifa tempe (inokulan kapang)
2. Aquades
Prosedur
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Diletakkan kertas saring di atas cawan petrie
3. Diletakkan penyangga di atas kertas saring
4. Diletakkan obyek glass di atas penyangga
5. Diletakkan 1 tetes PDA cair di atas obyek glass
6. Dipijarkan kawat ose bulat diatas bunsen
7. Diambil koloni kapang dan diletakkan di atas PDA cair
8. Ditutup dengan cover glass
9. Ditetesi kertas saring dengan aquadest hingga lembab
10. Diinkubasi selama 3 x 24 jam
11. Diamati pertumbuhan kapang

Gambar 31. Metode Pembuatan Slide Culture (A : padat, B : cair)

72
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

TABEL HASIL PENGAMATAN PRAKTIKUM

MATERI I
STERILISASI

A. HASIL PENGAMATAN

GAMBAR AUTOKLAF NAMA BAGIAN AUTOKLAF

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.

TEKANAN UAP (ATM) :


SUHU (0C) :
WAKTU (MENIT) :

73
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

MATERI II
CARA PEMBUATAN MEDIA

A. HASIL PENGAMATAN
TAKARAN
NAMA MEDIA FUNGSI
(gram/liter)

74
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

MATERI III
ISOLASI DAN PEMBIAKAN MIKROBA

A. HASIL PENGAMATAN
HASIL:
SAMPEL METODE ISOLASI (+) Jelek,
(+ +) Baik,
(+ + +) Sangat Baik
Pour Plate 10-

Pour Plate 10-

Pour Plate 10-

Spread Plate 10-

Spread Plate 10-

Spread Plate 10-

Streak Plate

Agar Tegak Kapang

Agar Tegak Khamir

Agar Tegak Bakteri

Agar Miring Kapang

Agar Miring Khamir

75
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

MATERI IV
IDENTIFIKASISEL DAN KOLONI BAKTERI

A. BENTUK PERTUMBUHAN PADA AGAR TEGAK


GAMBAR PERTUMBUHAN KOLONI BAKTERI
(AGAR TEGAK)

Bentuk :

B. BENTUK PERTUMBUHAN PADA AGAR CAWAN


GAMBAR
KOLONI BAKTERI SIFAT KOLONI
KOLONI
BENTUK KOLONI

TEPI KOLONI

ELEVASI KOLONI

KILAP KOLONI

TEMBUS CAHAYA

PERMUKAAN

WARNA

UKURAN KOLONI

76
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

MATERI V
IDENTIFIKASI SEL DAN KOLONI KHAMIR

A. HASIL PENGAMATAN SEL KHAMIR


GAMBAR HASIL PENGAMATAN
SEL KHAMIR
PREPARAT NATIF

UMUR SEL:
…….jam

PEMBESARAN

BENTUK SEL

KUNCUP

PSEUDOHIFA

SPORA

B. HASIL PENGAMATAN KOLONI KHAMIR


• Bentuk Pertumbuhan pada Agar Tegak dan Agar Miring

GAMBAR PERTUMBUHAN KOLONI KHAMIR

AGAR TEGAK AGAR MIRING

Bentuk : Bentuk :

77
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

MATERI VI
IDENTIFIKASI SEL DAN KOLONI KAPANG

A. HASIL PENGAMATANSEL KAPANG


GAMBAR HASIL PENGAMATAN
SEL KHAMIR
PREPARAT ULAS

UMUR SEL:
…….jam

PEMBESARAN

BENTUK SEL

HIFA

SPORA

B. HASIL PENGAMATAN KOLONI KAPANG


• Bentuk Pertumbuhan pada Agar Tegak dan Agar Miring

GAMBAR PERTUMBUHAN KOLONI KAPANG

AGAR TEGAK AGAR MIRING

Bentuk : Bentuk :

78
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

MATERI VII
MENENTUKAN JUMLAH MIKROORGANISME (ENUMERASI)

A. HASIL PENGAMATAN
JUMLAH KOLONI PENGENCERAN KE- STANDARD
METODE
ISOLASI 10 -
10 -
10 - PLATE COUNT
(CFU/g atau CFU/ml)

Pour Plate

Spread Plate

SAMPEL :

WAKTU INKUBASI :

79
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

MATERI VIII
PEWARNAAN GRAM

A. HASIL PENGAMATAN

GAMBAR HASIL PENGAMATAN

PEMBESARAN : PEMBESARAN :

BAKTERI GRAM : BAKTERI GRAM :

80
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

MATERI IX
PROTOZOA RUMEN

A. HASIL PENGAMATAN

GAMBAR HASIL PENGAMATAN

PROTOZOA : PROTOZOA :

81
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

MATERI X
SLIDE CULTURE

A. HASIL PENGAMATAN

GAMBAR HASIL PENGAMATAN

PEMBESARAN : PEMBESARAN :

VERSI: VERSI:

WAKTU: WAKTU:

82
PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2020

83

Anda mungkin juga menyukai