Disusun oleh:
apt. Ginanjar Putri Nastiti, M. Farm
Meilina Ratna Dianti, S. Kep., Ns., M. Kep
Fidia Rizkiah Inayatilah, SST., M. Keb
Riza Ambar Sari, M. Farm
NIM :
KELAS :
KELOMPOK :
NO HP :
Alhamdulillah, puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya modul praktikum mikrobiologi & parasitologi ini dapat diselesaikan. Modul
praktikum mikrobiologi & imunologi ini disusun dengan harapan dapat membantu para
mahasiswa (praktikan) untuk lebih mudah mempelajari mikrobiologi & imunologi serta
sekaligus dapat berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan praktikum mikrobiologi &
imunologi. Materi-materi praktikum di dalam modul praktikum ini disusun dengan
memperhatikan fasilitas yang tersedia di dalam laboratorium juga pengetahuan dan
keterampilan dalam bidang mikrobiologi & imunologi yang perlu dikuasai oleh tiap mahasiswa
(praktikan). Materi-materi praktikum dalam modul praktikum ini meliputi pengenalan terhadap
alat-alat pengujian, cara pembuatan media, teknik isolasi mikroba secara umum dan teknik-
teknik yang berhubungan dengan mikroba & bakteri serta uji potensi senyawa antimikroba
dengan beberapa teknik yang dilengkapi dengan gambar sehingga memudahkan mahasiswa
(praktikan). Semoga buku petunjuk praktikum mikrobiologi ini bermanfaat bagi pemakai dan
pembaca.
Semoga buku petunjuk praktikum mikrobiologi ini bermanfaat bagi pemakai dan
pembaca.
Tim Penyusun
1. Praktikan diharuskan telah memakai jas praktikum berwarna putih yang bersih (sebelum
memasuki laboratorium),nametag (Nama praktikan),alat pelindung berupa sarung
tangan (handscoon), dan masker (pada saat pengambilan dan penimbangan media,
inokulasi mikroba, isolasi mikroba dan perlakuan yang berhubungan dengan mikroba.
Pemakaian jas praktikum dan masker juga diwajibkan saat melakukan pengamatan hasil
di luar jam praktikum untuk menghindari kontaminasi dari bahan kimia maupun bakteri.
2. Praktikan (mahasiswa peserta praktikum) wajib hadir 5 menit sebelum acara praktikum
berlangsung. Keterlambatan lebih dari dari 5 menit tidak diperkenankan mengikuti
pretest. Praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum apabila keterlambatan
lebih dari 15 menit
3. Setiap praktikan harus mempelajari dan memahami teori dan prosedur kerja sebelum
praktek berlangsung. Sebelum praktikum dimulai, praktikan wajib mengumpulkan
laporan sementara yang merupakan prasyarat mengikuti acara praktikum pada hari itu.
Praktikan yang tidak mengumpulkan laporan sementara, tidak diperbolehkan mengikuti
praktikum pada hari itu.
4. Semua praktikan wajib bertanggung jawab terhadap kebersihan dan keamanan ruang
praktikum, serta alat-alat yang digunakan.
8. Dilarang membuang sisa atau bahan habis pakai dan pewarna sisa disembarang tempat.
Bahan-bahan tersebut harus dibuang di tempat khusus yang disediakan berdasarkan
golongan jenis sampah.
9. Laporkan segera jika terjadi kecelakaan kerja seperti kebakaran, biakan yang tumpah,
ada yang tertelan dll kepada asisten laboratorium atau pembimbing praktikum.
Halaman
Kata Pengantar …………………………………………………………………………………….. i
a. Halaman judul, yang berisi acara praktikum dan identitas praktikan (nama
dan NIM).
b. Halaman isi yang berisi acara dan topik, tujuan praktikum, tinjuan pustaka,
alat dan bahan, skema kerja, hasil pengamatan (berupa data yang telah
diolah dan (foto), pembahasan, kesimpulan, daftar pustaka, jawaban
pertanyaan dan lampiran (fotocopy pustaka yang digunakan).
Kompetensi:
Pendahuluan
1. Mikroskop Keterangan:
1. Lensa okuler, untuk memperbesar bayangan yang dibentuk lensa
objektif.
2. Revolving (pemutar lensa objektif), untuk memutar lensa objektif
sehingga mengubah pembesaran.
3. Tabung pengamatan/tabung okuler
4. Stage (meja badan), tempat meletakkan specimen.
5. Kondensor, untuk mengumpulkan cahaya agar tertuju ke lensa
objektif.
6. Lensa objektif, untuk memperbesar specimen
7. Brightness adjustmen knob (pengatur kekuatan lampu), untuk
memperbesar dan memperkecil cahaya lampu.
8. Tombol On-Off
9. Diopter adjustment ring (cincin pengatur diopter)
10. Interpupillar distance adjustment knob (pengatur jarak interpupilar)
11. Specimen holder (penjepit specimen)
12. Coarse focus knob (sekrup fokus kasar)
Untuk menaik turunkan meja benda secara kasar dan cepat
(mencari fokus)
13. Vertical feed knob (sekrup pengatur vertikal), untuk menaikkan atau
menurunkan object glass.
14. Horizontal feed knob (sekrup pengatur horisontal), untuk
menggeser ke kanan-kiri object glass.
15. Coarse focus knob (sekrup fokus kasar), menaik-turunkan meja
benda secara kasar dan cepat (untuk mencari fokus).
16. Fine focus knob ( sekrup fokus halus), menaik-turunkan meja benda
secara halus dan lambat.
17. Observation tube securing knob (sekrup pengencang tabung okuler)
18. Condensor adjustment knob (sekrup pengatur condenser) untuk
menaik turunkan kondensor.
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan
dalam mikrobiologi, menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada
umumnya 1,5 atm- 2 atm dengan suhu 121oC dan lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15-20
menit.
Cara penggunaan:
1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoclave, jika air dari batas
yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil
destilasi/steril untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
3. Tutup dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir
autoclave dan nyalakan.
4. Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi seluruh bagian autoclave, klep
pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15-20 menit
dimulai sejak tekanan mencapai 1,5-2 atm dan nyalakan timer.
5. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan turun hingga sama dengan tekanan
udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge/penunjuk tekanan menunjuk ke angka nol).
Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isinya dengan hati-hati.
Pada praktikum mikrobiologi dan parasitologi, alat ini digunakan untuk menimbang
bahan yang akan digunakan pada pembuatan media untuk bakteri, jamur atau media
tanam kultur jaringan dan mikrobiologi dalam praktikum dengan tingkat ketelitian yang
tinggi. Komposisi penyusun media yang tidak tepat akan berpengaruh terhadap
konsentrasi zat dalam media sehingga dapat menyebabkan terjadinya kekeliruan dalam
hasil praktikum.
Alat ini memiliki batas maksimal yaitu 1 mg, jika melewati batas tersebut maka ketelitian
perhitungan akan berkurang, tidak dapat menggunakan sumber tegangan listrik yang
besar, sehingga harus menggunakan stavolt. Jika tidak, maka benang dibawah pen akan
putus, harga yang mahal.
Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroba. Medium dapat dituang ke
cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam
berbagai macam uuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat
menampung media sebanyak 15-20ml, sedangkan cawan berdiameter 9cm kira-kira cukup
diisi media sebanyak 10 ml.
Tabung reaksi dalam praktikum mikrobiologi dan parasitologi, digunakan untuk uji-uji
biokimiawi dan tempat penumbuhan mikroba. Tabung reaksi dapat disisi media padat
maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastic atau
aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2
bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring
(slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu
luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan hindari
jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena memperbesar resiko kontaminasi.
Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi steril adalah Bunsen (a). Api
yang menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan
diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Untuk sterilisasi
jarum Ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah
bagian api yang berwarna biru (paling panas). Lampu Bunsen dapat menggunakan bahan
bakar gas, alkohol, spiritus.
PH indikator universal (b) berguna untuk mengetahui pH suatu larutan. Hal ini sangat
penting dalam pembuatan media karena pH pada medium berpengaruh terhadap
pertumbuhan mikroba. KertaspH indicator dicelupkan sampai tidak ada perubahan warna
kemudian strip warna dicocokkan dengan skala warna acuan.
Cara Pemakaian:
1. Sebelum digunakan, thumb knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan
lancarnya mikropipet.
2. Masukkan tip bersih ke dalam nozzle/ ujung mikropipet.
3. Tekan thumb knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke dalam
lagi.
4. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4mm.
5. Tahan pipet dalam posisi vertical kemudian lepasakan tekanan dari thumb knob maka
cairan akan masuk ke tip.
6. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan.
7. Tekan thumb knob sampai hambatan kedua atau tekan semaksimal mungkin maka semua
cairan akan keluar dari ujung tip.
8. Jika ingin melepas tip putar thumb knob searah jarum jam dan ditekan maka tip akan
terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang berfungsi
mendorong tip keluar.
KOMPETENSI
Mahasiswa dapat menyiapkan dan melakukan berbagai macam prosedur sterilisasi alat-alat dan
bahan yang digunakan dalam pemeriksaan secara mikrobiologi
Mahasiswa dapat menyiapkan dan membuat media baik padat maupun cair yang berhubungan
dengan pekerjaan mikrobiologi
PENDAHULUAN
Sterilisasi merupakan suatu proses menghilangkan mikroorganisme hidup. Proses sterilisasi
umumnya merupakan tahap akhir pengolahan sediaan atau produk yang harus terbebas dari
mikroba. Sterilisasi dapat dilakukan dengan menggunakan uap air, panas kering, gas, radiasi ion,
dan dengan cara penyaringan. Sterilisasi dengan cara panas merupakan fungsi dari kombinasi
waktu dan suhu yang digunakan. Bila suhu dinaikkan, waktu yang diperlukan menjadi lebih
pendek. Konstituen penting dari jasad hidup seperti protein dan asam nukleat akan
didenaturasi sesuai dengan kecepatan naiknya suhu di atas 50oC. Sterilisasi panas dan lembab
menggunakan uap air jenuh dengan tekanan Proses sterilisasi ini dilakukan pada suhu 121oC
selama 15 menit menggunakan autoklaf. Cara ini digunakan untuk alat dan sediaan berikut :
a. Larutan atau suspensi dengan pembawa air.
b. Kain pembalut untuk bedah. Dianjurkan dilakukan pada suhu 134oC selama 3 menit.
c. Penutup dari karet atau plastik. Bila disterilkan terpisah dari wadahnya.
d. Instrumen dari logam. Pemanasan segera diperlukan untuk melindungi terjadinya
engkaratan.
e. Aparatus dari Gelas dan Wadahnya. Bila tidak dapat dengan cara pemanasan kering, seperti
bagian yang terbuat dari karet.
f. Alat gelas lainnya seperti gelas Erlemeyer, gelas piala, pipet (ukur, volume) gelas ukur, labu
tentukur, cawan Petri. Sebelumnya harus dibungkus dengan kertas perkamen atau alufoil,
sedangkan labu Erlemeyer dan labu ukur atau labu tentukur harus ditutup dengan kapas
berlemak dan dilapisi alufoil. Untuk jenis pipet dapat disimpan dalam tabung logam tembaga
atau logam tahan karat yang bertutup.
g. Media untuk Pekerjaan Mikrobiologi
Setelah dilarutkan dalam air dan diatur pHnya, dimasukkan dalam labu Erlemeyer yang sesuai,
ditutup dengan kapas berlemak dan aluminium foil baru dilakukan sterilisasi.
Kompetensi: Mahasiswa mengetahui komposisi media dan cara membuat media Potato
Dextrose Agar (PDA), Potato Dekstrosa, Nutrien Agar (NA)
Pendahuluan
Media pertumbuhan mikroba adalah suatu bahan yang mengandung komponen atau nutrisi
yang diperlukan mikroba untuk pertumbuhannya. Mikroba memanfaatkan nutrisi media berupa
molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
pertumbuhan dapat dilakukan isolasi mikroba menjadi kultur murni. Media harus mengandung
unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O,
N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg, juga mengandung sumber karbon, protein dan vitamin.
Sumber karbon dan energi yang diperoleh antara lain dari karbohidrat, lemak, protein dan asam
organik. Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain,
vitamin.
Selain itu, media tumbuh mikroba juga dibedakan berdasar sifat fisik yaitu media padat,
setengah padat dan cair. Media padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga
setelah dingin media menjadi padat, media setengah padat yaitu media yang mengandung agar
0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, media cair yaitu media yang tidak mengandung agar,
contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth). Media tumbuh mikroba juga
dibedakan menjadi media sintesis yaitu media yang komposisinya diketahui jenis dan
takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar. Media semi sintesis yaitu
media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA. Media non sintesis
yaitu media komposisinya tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak
dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar.
Kompetensi: mahasiswa dapat memisahkan mikroba dari biakan campuran sehingga diperoleh
biakan murni
Pendahuluan
Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai
jenis. Di dalam laboratorium, populasi mikroba dapat diisolasi dari sumber / habitat seperti udara,
tanah, air, makanan dan lainnya. Hasil isolasi umumnya merupakan biakan mikroba campuran dan perlu
dimurnikan untuk memperoleh biakan murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi,
sifat fisiologi dan biokimiawinya. Isolasi dapat dilakukan menggunakan beberapa teknik berikut :
9 ml 9 ml 9 ml 9 ml 9 ml 9 ml 9 ml 9 ml
Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah
mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dari pengenceran pertama
dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroba dari
pengenceran sebelumnya. Cara kerjanya sebagai berikut :
Sampel yang mengandung bakteri dimasukan ke dalam tabung pengenceran pertama (1/10 atau
10-1 ) secara aseptis (dari preparasi suspensi). Perbandingan berat sampel dengan volume
tabung pertama adalah 1 : 9. Setelah sampel masuk lalu dilarutkan dengan mengocoknya
2. Teknik Penanaman
Teknik penanaman ini merupakan lanjutan dari pengenceran bertingkat dan umumnya
digunakan untuk isolasi bakteri. Pengambilan suspensi dapat diambil dari pengenceran
mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa
tabung pengenceran terakhir.
Tehnik ini adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi (terutama bakteri) di
permukaan media untuk memperoleh biakan murni. Adapun cara kerjanya sebagai berikut :
ambil 0,1 ml suspensi menggunakan mikropipet kemudian teteskan di atas permukaan
media yang telah memadat. Batang L diambil kemudian disemprot alkohol dan dibakar
diatas bunsen beberapa saat, kemudian didinginkan dan ditunggu beberapa detik. Suspensi
diratakan menggunakan batang L pada permukaan media supaya tetesan suspensi merata,
penyebaran akan lebih efektif bila cawan ikut diputar (b). Hal yang perlu diingat bahwa
batang L yang terlalu panas menyebabkan sel mikroba mati karena panas.
a b
Teknik ini memerlukan agar yang belum padat (±45oC) untuk dituang bersama suspensi
(terutama bakteri) ke dalam cawan petri kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat.
Hal ini akan menyebarkan pertumbuhan bakteri di permukaan dan di dalam agar media
sehingga terdapat sel yang tumbuh. Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut :
a b
Teknik goresan ini mempunyai banyak variasi dan tujuannya untuk memperoleh biakan
murni dari biakan campuran dan memperoleh koloni tunggal (terutama bakteri). Adapun
beberapa teknik goresan ini sebagai berikut:
Cara kerja: Sentuhkan inoculum loop pada koloni dan gores secara kontinyu sampai
setengah permukaan agar.
Jangan pijarkan loop, lalu putar cawan 180oC lanjutkan goresan sampai habis.
b.2. Goresan T
Cara kerja: bagi cawan menjadi 3 bagian menggunakan spidol marker. Inokulasi daerah 1
dengan streak zig-zag. Panaskan jarum inokulan dan tunggu dingin, kemudian lanjutkan
streak zig-zag pada daerah 2. Cawan diputar untuk memperoleh goresan yang sempurna.
2 3
Cara kerja: hamper sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu
dibagi empat. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel
mikroba. Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama sehingga
jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal.
1 2
4 3
3. Isolasi Mikroba
9 ml 9 ml 9 ml 9 ml 9 ml 9 ml 9 ml 9 ml
3. Masukkan sampel tanah ke dalam tabung pengenceran (1/10 atau 10-1) secara
aseptis. Perbandingan berat sampel dengan volume tabung pertama adalah 1:9.
Bakteri atau mikroba lainnya dapat dilihat dengan mikroskop cahaya tanpa
pewarnaan/pengecatan atau dengan pewarnaan/pengecatan.Pengamatan tanpa pengecatan lebih sukar
dan tidak dapat dipakai untuk melihat bagian-bagian sel dengan teliti karena sel bakteri atau mikroba
lainnya transparan atau semi transparan.Dengan pengecatan, dapat dilihat struktur sel mikroba lebih
seksama.Fungsi pengecatan adalah a).memberi warna pada sel atau bagian-bagiannya sehingga member
kontras dan tampak lebih jelas, b). dapat untuk menunjukkan bagian-bagian struktur sel, c).
membedakan mikroba satu dengan yang lain,dan d). menentukan pH dan potensial oksidasi reduksi
ekstraseluler dan intraseluler (Jutono dkk., 1980).
Pengecatan bakteri umumnya menggunakan lebih dari satu tingkat pengecatan. Hasil
pengecatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti : fiksasi, substrat, dekolorisator dan sebagainya.
Dalam pembuatan pulasan bakteri yang siap diwarnai, perlu dilakukan fiksasi terlebih dahulu yang
bertujuan antara lain : a). mencegah mengkerutnya globula-globula protein sel, b). merubah afnitas cat,
c). mencegah terjadinya otolisis sel, d). dapat membunuh mikroba secara cepat dengan tidak
menyebabkan perubahan-perubahan bentuk atau strukturnya, e). melekatkan bakteri di atas gelas
benda dan f). membuat sel-sel lebih kuat/keras.
Cara fiksasi yang paling banyak digunakan dalam pengecatan bakteri adalah dengan membuat
lapisan suspensi/pulasan bakteri di atas gelas benda, kemudian dikeringanginkan dan dilalukan
beberapa kali di atas nyala lampu spiritus (Jutono dkk., 1980).
Alat dan bahan:
1. Gelas benda
2. Jarum Ose
3. Lampu Bunsen
4. Label preparat
5. Aquades steril
6. Kultur murni bakteri
7. Penjepit gelas benda
I. PENGECATAN GRAM
A. TUJUAN: Melihat bentuk sel, rangkaian sel, sifat gram (gram negatif dan gram positif)
B. DASAR TEORI
Pengecatan ini dikembangkan pertama kali oleh Christian Gram (1884) dan termasuk
pengecatan differensial, karena dapat membedakan bakteri yang bersifat gram positif dan gram
negatif.
Dari segi pewarnaan perbedaan antara bakteri Gram positif dan Gram negatifdapat
diamati dengan jelas. Bakteri Gram positif mengikat cat utama (crystal violet) dengan kuat
sehingga tidak dapat dilunturkan oleh cat peluntur dan tidak diwarnai lagi oleh cat lawan
(safranin), hal ini disebabkan karena sifat dinding sel dan sitoplasmanya, yang mempunyai
afinitas kuat terhadap kompleks crystal violet dan iodine (jodium). Bakteri Gram negatif tidak
mengikat cat utama secara kuat, sehingga dapat dilunturkan oleh peluntur dan dapat diwarnai
oleh cat lawan.
Perbedaan sifat bakteri Gram positif dan gram negatif tidak mutlak tegas dan spesifik,
tetapi masih tergantung pada beberapa faktor yang dapat menyebabkan variasi dalam
pengecatan Gram.
C. PROSEDUR KERJA
Cara kerja:
1. Buatlah pulasan bakteri di atas objek gelas, keringkan dan fiksasi dengan api.
2. Teteskan cat crystal violet (Gram A) dan diamkan 30-60 detik.
5. Cuci dengan air mengalir, kemudian di decolorisasi (diberi laritan peluntur) dengan alkohol
(Gram C) (kira-kira 20 detik,hati-hati jangan sampai berlebihan yang mengakibatkan kesalahan
hasil).
6. Cuci kembali dengan air mengalir, tambahkan larutan safranin (Gram D) selama 10-20 detik.
7. Cuci kembali dengan air mengalir, angin-anginkan dan amati di bawah mikroskop dengan
perbesaran kuat (1000x) menggunakan minyak immersi.
8. Gambar hasil-hasil pengecatan bakteri dengan diberi keterangan mengenai warna sel bakteri
yang menunjukkan sifat gram dan bentuk sel.
A. TUJUAN:
Mengetahui Mengetahui ada tidaknya potensi antibakteri dari suatu senyawa antimikroba,
misalnya antibiotik, secara difusi sumuran dan difusi paper disk.
B.DASARTEORI:
Ujipotensi antimikroba dapat dilakukan dengan 2 macammetode,yaitu Difusi dan Dilusi.
Cara pengujian potensi (daya atau kekuatan ) senyawa amnntimikroba ada bermacam-
macam,tergantung pada sifat danbentuksediaan senyawa antimikroba.Pada umumnya
digunakancara pengenceran, cylinder diffusion plate method,paper diskdiffusion method dan
agar dilution plate method.
Pada metode difusi secara paper disk, kertas disk yang mengandung antibiotik
diletakkan di atas permukaan media agar yang telah ditanam mikroba uji, setelah itu hasilnya
dibaca. Penghambatan pertumbuhan mikroba oleh antibiotik terlihat sebagai zona jernih di
sekitar pertumbuhan mikroba. Metode difusi secara sumuran dilakukan dengan membuat
sumuran dengan diameter tertentu pada media agar yang telah ditanami mikroba uji. Sumuran
dibuat tegak lurus terhadap permukaan media. Antibiotik diinokulasikan ke dalam sumuran ini
dan diinkubasikan, setelah itu hasilnya dibaca seperti pada difusi secara paper disk. Luasnya
zona jernih merupakan petunjuk kepekaan mikroba terhadap antibiotik.
Selain itu, luasnya zona jernih juga berkaitan dengan kecepatan berdifusi antibiotik
dalam media (Lay, 1994; Jawetz dkk, 1986)
Cara kerja:
a. Preparasi Senyawa Uji
Preparasi senyawa uji dilakukan sesuai petunjuk dalam kemasan, kemudian buatlah berbagai
variasi konsentrasi senyawa uji. Pada praktikum ini dibuat 4 variasi konsentrasi senyawa uji
(konsentrasi 25; 12,5; 6,25 dan 3,125 mg/ml (Perhatikan cara pembuatan konsentrasi senyawa
uji!) .
b. Preparasi Mikroba Uji
1. Siapkan kultur murni bakteri uji
2. Siapkan deret larutan standart Mac Farland
3. Buat sebanyak 2 tabung @10ml suspensi bakteriuji menggunakan media BPW dan
setarakan kekeruhannya dengan larutan standar Mac Farland II (konsentrasi mikroba
6.108 CFU/ml)
c. Pengujian potensi antibiotik secara difusi sumuran
1) Siapkan beberapa petri berisi 20ml media nutrient agar (NA) 15ml NA dan5 ml NA steril
Anonim, 1992, Cara Uji Cemaran Mikroba, SNI (Standar Nasional Indonesia), SNI 01-2897-
1992, Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta
Anonim, 1994, Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 661/MenKes/SK/VII/1994 Tentang
Persyaratan Obat Tradisional, Jakarta
Anonim, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tanaman Obat, Cetakan Pertama,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal POM, Direktorat
Pengawasan Obat Tradisional, Jakarta
Anonim, 2006, Metode Analisis PPOMN (MA Suplemen 2000 Revisi 2006), Mikrobiologi, Pusat
Pengujian Obat dan Makanan Nasional, Jakarta Atlas, R. M., 1997, Principles of
Microbiology, Wm. C. Brown Publishers. Iow