PERTEMUAN 2
23
LO SKENARIO 1 BLOK 23
1. Interpretasi trigger 2 dan AGD?
2. Surviving sepsis campaign dan sepsis bundle?
3. Early goal directed therapy?
4. Kriteria pasien perawatan ICU?
5. Pencegahan dan tatalaksana sepsis di pelayanan primer?
6. Primary survey dan secondary survey?
7. Pneumonia dan sepsis?
TRIGGER
Laboratorium Analisa Gas Darah Arteri
• Hb/AL/AE/AT/HT • pH 7,21
• 11,5 / 24,6 / 4,49 / 200 / 34,9 • pCO2 30
• Na/K/Cl 136,5/3,43/104,7 • pO2 90
• GDS 128 mg/dl • HCO3 20
• Alb 2,5 g/dl • BE -6,4
• Ur/Cr 13/1,4 • SpO2 80%
• Bil 1,5 mg/dl • FiO2 0,3
• PPT 21, Control PPT 14,7 det
• INR 1,86 Ro Thorax : Pneumonia Dex, Cor dbn
• aPTT 38,8, Control aPTT 32,0 Swab Tenggorok : COVID-19 (-)
• Laktat >2 Dx : Sepsis ec Pneumonia bakterial
RO THORAX PA
Tanda
Terkompensasi
(sebagian/sepe
nuhnya)
ditandai dgn
ARAH panah
yang SAMA
Antara PaCO2
dengan HCO3
Step 1
Step 3 Lihat
kompensasi
(uncompensate
Lihat Step 2 d arah tanda
panah PaCO2
pH Lihat kausa
(respiratori
dan HCO3 tidak
searah; partially
(<7,3 k
PaCO2;
compensated
PaCO2 dan
5
= asam
atau
metabolik
HCO3 searah
naik.turun, pH
masih abnormal,
HCO3),
atau Gunakan
fully PaCO2
dan HCO3
>7,45 ROME searah
naik.turun, pH
= sudah normal)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gambaran Radiologis
• Foto thorax (PA/Lateral)
merupakan pemeriksaan
penunjang utama untuk
menegakkan Dx
• Gambaran radiologis
dapat berupa infiltrate,
gambaran hiperopaq
inhomogen, serta
konsolidasi dengan “air
bronchogram”
a. Pemeriksaan darah
- Peningkatan jumlah leukosit biasanya lebih
dari 10.000/ul kadang-kadang mencapai
30.000/ul
- Pada hitungan jenis leukosit terdapat
pergeseran ke kiri netrofil lebih dominan
- Peningkatan LED (laju endap darah).
b. Pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi
LABORATORIUM Untuk menentukan diagnosis etiologi. Kultur
darah dapat positif pada 20-25% penderita yang
tidak diobati.
c. Analisis gas darah
hipoksemia dan hiperkarbia, pada stadium
lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik RR
meningkat
THE SEPSIS SIX
DO2 = CaO2 x CO
CaO2 = Hb x SpO2
1. Untuk mengurangi disfungsi organ dan kegagalan multi organ dengan cara
meningkatkan perfusi organ dan transport oksigen ke jaringan perifer
2. Dari rumus DO2 = CaO2 x CO , terapi cairan dapat meningkatkan cardiac output
dengan cara meningkatkan venous return ke jantung
3. Peningkatan CO akan meningkatkan MAP (MAP = CO x SVR)
4. Resusitasi cairan dapat meningkatkan CO, BP, dan dapat menurunkan Hct
STEP 5 : MEASURE LACTATE
CRT meningkat
Akral hangat
Laktat menurun
EGDT
PENATALAKSANAAN
• Menggunakan protokol Early Goal-Directed Therapy (EGDT)
• Metode ini menilai dan memperhitungkan kesesuaian antara
kontraktilitas, preload dan afterload terhadap keseimbangan
antara oksigen delivery (DO2) dengan kebutuhan oksigen
jaringan (oxygen comsumption)
• Nilai yg digunakan utk memastikan tercapainya keseimbangan
ini (resusitation end-point) saturasi oksigen Mixed-Vein
(SvO2), konsentrasi laktat, dan pH
Protokol EGDT
• Cairan kristaloid 500 ml diberikan bolus tiap 30 mnt hingga
tercapai CVP 8-12 mmHg
• Bila MAP < 65 mmHg , berikan vasopresor sampai > ,sama
dengan 65 mmHg, pertahankan MAP antara 65-90 mmHg
• Bila saturasi O2 vena sentral < 70%, diperlukan transfusi PRC
untuk mencapai HCT > , sama dengan 30%
• Bila nilai CVP, MAP dan Hct telah optimal, tetapi saturasi O2
masih < 70%, dapat diberikan inotropik yaitu dobutamin
dengan dosis titrasi
• Untuk mengurangi kebutuhan O2 jaringan pd pasien yg telah
diusahakan optimal hemodinamiknya namun tidak sesuai yg
diharapkan, diberikan bantuan O2 melalui ventilasi mekanik
dan sedasi
Septic Shock Tx
• O2
• Antibiotics
• Fluids
• Vasopressor
– Indication: persistent
hypotension* once adequate
intravascular volume
expansion has been achieved
– DOC: NOREPINEPHRINE
*systolic blood pressure <90 mmHg or MAP<65 mmHg
KRITERIA PERAWATAN ICU
• Suatu ICU mampu menggabungkan teknologi tinggi dan keahlian khusus dalam
bidang kedokteran dan perawatan gawat darurat yang dibutuhkan untuk
merawat pasien sakit kritis
• Pasien kritis merupakan pasien yang mengalami disfungsi atau kegagalan organ
tunggal atau ganda yang mengancam kehidupannya
KRITERIA MASUK ICU
Pasien bedah atau non bedah yang berpotensi menjadi kritis atau pasien kritis
yang kemungkinan reversible
• Gagal napas/impending gagal napas
• Syok semua penyebab
• Sepsis
• Post operasi besar/berat/lama
• Post resusitasi jantung paru (Return of Spontaneous Circulation – ROSC)
• Kardiovaskuler respirasi tidak stabil
• Critical ill lain dengan prognosis reversible
Pasien masuk ICU harus transportable
INDIKASI MASUK ICU
Hemodinamik Stabil
• HR <100 x/menit
• TD normal
• Non inotropic
• Akral hangat
KRITERIA PINDAH BANGSAL
Stabil Cairan
• Produksi urin >1 cc/kgBB/jam
• Elektrolit dalam batas normal
• CVP dalam batas normal (8-12 cmH2O) Metabolisme
• Suhu badan normal
Neuromuskular • GDS normal
• GCS >10 (pasien neurology) • Insulin tidak dengan kontinyu
• Tidak ada kejang intravena
Trauma, Primary
Survey
Anamnesis
Px
Penunjang
PNEUMONIA
• Definisi : Suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme
(bakteri, virus, jamur, parasite)
Patogen yang paling sering:
1. Streptococcus pneumoniae
2. Haemophilus influenzae
3. Staphylococcus aureus
4. Klebsiella pneumoniae
5. Pseudomonas aeruginosa
• Peradangan paru yang disebabkan oleh non mikroorganisme (bahan
kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-obatan, dll) disebut
Pneumonitis
ETIOLOGI
Pneumonia Bakterial / tipikal
• Dapat terjadi pada semua usia. Beberapa bakteri mempunyai tendensi
menyerang sesorang yang peka, misalnya Klebsiella pada penderita alkoholik,
Staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenza.
Pneumonia atipikal
• Disebabkan oleh Mycoplasma, Legionella, dan Chlamydia
Pneumonia virus
Pneumonia Jamur
• Sering merupakan infeksi sekunder
• Predileksi terutama pada penderita dengan imunokompromis
KLASIFIKASI PNEUMONIA
Berdasarkan klinis dan epidemiologis
Nosocomial Infection
• Hospital-acquired Pneumonia (HAP)
• Pneumonia yang terjadi > 48 jam setelah masuk RS
• Ventilator-associated Pneumonia (VAP)
• Pneumonia yang terjadi > 48 jam setelah di intubasi
• Health care-associated Pneumonia (HCAP)
• Pneumonia yang terjadi dalam 90 hari kedepan setelah dirawat di RS > 48 jam
Definisi HCAP menurut IDSA 2005
• Rawat inap selama 2 hari atau lebih dalam 90 hari pasca onset infeksi
• Perawatan dirumah atau membutuhkan peralatan kesehatan jangka
Panjang
• Terapi intravena (termasuk antibiotic) dalam 30 hari
• Dialisis kronis dalam 30 hari
• Rawat luka dirumah
KLASIFIKASI PNEUMONIA
Berdasarkan predileksi infeksi
Bronkopneumonia
• Ditandai dengan bercak-bercak infiltrate tersebar pada seluruh lapang
paru, sering pada dewasa dan dewasa muda
Pneumonia Lobaris
• Ditandai dengan bercak yang terbatas pada lobus paru (tersering:
lobus bagian bawah). Dapat terjadi pada semua usia
Pneumonia Interstisial
• Ditandai dengan bukti radiologis fibrosis terutama di lobus bawah
dan subpleural. Sering pada laki-laki >60 tahun, riwayat merokok
GAMBARAN KLINIS
Anamnesis
• Biasanya ditandai dengan demam (Anak: demam + RR > 40 x/menit)
• Demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat > 40OC
• Batuk dengan dahak mucoid atau purulent, kadang-kadang disertai darah, sesak
napas, dan nyeri dada
Berdasarkan Sputum
• Coklat karat : Streptococcus pneumoniae, S. aureus
• Hijau : Pseudomonas aeruginosa, H. influenza
• Merah jelly : Klebsiella sp.
• Berbau (foul-smelling): bakteri anaerob
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
• Bagian yang sakit tertinggal saat bernapas
Palpasi
• Vocal fremitus dapat mengeras
Perkusi
• Redup
Auskultasi
• Terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin disertai ronkhi basah
halus, yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar pada stadium resolusi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gambaran Radiologis
• Foto thorax (PA/Lateral)
merupakan pemeriksaan
penunjang utama untuk
menegakkan Dx
• Gambaran radiologis
dapat berupa infiltrate,
gambaran hiperopaq
inhomogen, serta
konsolidasi dengan “air
bronchogram”
Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab
pneumonia, hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi:
• Pneumonia lobaris
Steptococcus pneumoniae
• infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia
Pseudomonas aeruginosa
• konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat
mengenai beberapa lobus.
Klebsiela pneumonia
a. Pemeriksaan darah
- Peningkatan jumlah leukosit biasanya lebih
dari 10.000/ul kadang-kadang mencapai
30.000/ul
- Pada hitungan jenis leukosit terdapat
pergeseran ke kiri netrofil lebih dominan
- Peningkatan LED (laju endap darah).
b. Pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi
LABORATORIUM Untuk menentukan diagnosis etiologi. Kultur
darah dapat positif pada 20-25% penderita yang
tidak diobati.
c. Analisis gas darah
hipoksemia dan hiperkarbia, pada stadium
lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik RR
meningkat
Diagnosis Pneumonia Komunitas ditegakkan jika:
Foto thorax terdapat infiltrate baru atau infiltrate progresif DITAMBAH
dengan 2 atau lebih gejala dibawah ini:
• Batuk-batuk bertambah
• Perubahan karakteristik dahak/purulent
• Suhu tubuh >38OC aksila / riwayat demam
• Pemeriksaan fisik: ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas
bronkial dan ronkhi basah halus/kasar
• Leukosit >10.000 mm3 atau <4500 mm3
Penentuan pasien di rawat inap atau
tidak menggunakan system scoring :
PSI/PORT dan CURB-65
PORT bisa untuk menentukan keparahan
Pneumonia
2. CURB-65 Total Mortality
Score %
Risk Level Suggested
Site-of-Care
0 0,6 Low Outpatient
Clinical Factor Points 1 2,7 Low Outpatient
C Confussion 1 Short
Blood urea nitrogen 2 6,8 Moderate Inpatient /
U (BUN) > 20 mg/dl 1 Supervised
Respiratory rate > 30 Outpatient
R x/min 1 Moderate to
3 14,0 High Inpatient
BP < 90 mmHg / < 60
B 1 Inpatient /
mmHg 4 or 5 27,8 High
65 Age > 65 1 ICU
KRITERIA PNEUMONIA BERAT
Kriteria Mayor:
• Membutuhkan ventilasi mekanik
• Infiltrat bertambah >50%
• Membutuhkan vasopressor > 4 jam (syok septik)
Indikasi ICU CAP:
• Cr > 2 mg/dl atau peningkatan > 2 mg/dl, pada 1 dari 2 gejala
penderita riwayat penyakit ginjal, atau gagal ginjal
yang butuh dialisis mayor tertentu
(bold hijau)
Kriteria Minor:
•
2 dari 3 gejala
Frekwensi napas >30 x/menit
• PaO2/FIO2 < 250 mmHg minor tertentu
•
•
Foto thorax paru menunjukkan kelainan bilateral (bold hijau)
Foto thorax paru melibatkan> 2 lobus
• TD Sistolik < 90 mmHg
• TD Diastolik <60 mmHg
PENATALAKSANAAN
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif. Pemberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data
mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya (kultur), akan tetapi karena
beberapa alasan yaitu :
1. penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2. bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai
penyebab pneumonia.
3. hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara
empiris.
Penderita rawat jalan Penderita rawat inap di Penderita rawat inap di
ruang rawat biasa Ruang Rawat Intensif
Pengobatan suportif / Pengobatan suportif / Pengobatan suportif /
simptomatik simptomatik simptomatik
Istirahat di tempat tidur Pemberian terapi oksigen Pemberian terapi oksigen
Minum secukupnya untuk Pemasangan infus untuk Pemasangan infus untuk
mengatasi dehidrasi rehidrasi dan koreksi kalori rehidrasi dan koreksi kalori
Bila panas tinggi perlu dan elektrolit dan elektrolit
dikompres atau minum Pemberian obat Pemberian obat
obat penurun panas simptomatik antara lain simptomatik antara lain
Bila perlu dapat diberikan antipiretik, mukolitik antipiretik, mukolitik
mukolitik dan ekspektoran Pengobatan antibiotik harus Pengobatan antibiotik
Pemberian antibiotik harus diberikan kurang dari 8 jam kurang dari 8 jam
diberikan kurang dari 8 jam Bila ada indikasi penderita
dipasang ventilator mekanik
TERIMA KASIH