Transport oksigen
Oksigen tidak mudah larut dalam air, hanya 1,5 % dari oksigen yang larut dalam plasma
darah, kebanyakan di air. Skitar 98,5% dari darah, O 2 berikatan dengan Hb dalam sel darah
merah. Setiap 100 ml dari darah yang teroksigenasi mengandung = 20 ml dari O2 ,
menggunakan persentase :
Bagian heme dari Hb mengandung 4 atom Fe, setiap atom mampu berikatan dengan molekul
O2. Oksigen dan Hb berikatan dengan reaksi reverssible yang mudah dan membentuk
oxyhemoglobin :
Hb + O2 Hb - O2
98,5 % dari O2 yang berikatan dengan Hb terperangkap dalam RBC, maka hanya O 2 yang
dilarutkan (1,5 %) yang diffuse keluar dari jaringan kapiler ke dalam tissue cell.
Yang menentukan seberapa banyak O2 yang berikatan dengan Hb adalah P O 2 makin tinggi,
semakin banyak O2 yang bergabung dengan Hb. Ketika Hb menurun secara menyeluruh
diubah menjadi oxyhemoglobin ( Hb - O2), Hb dikatakan menjadi fully saturated ketika Hb
terdiri darei campuran Hb dan Hb- O 2 dan jika dikatakan partially saturated, percent
saturation dari Hb rata-rata saturasi Hb dengan O2 .
Ketika P O2 diantara 60 dan 100 mmHg, Hb = 90 % atau lebih saturated dengan O 2 . dengan
demikian darah yang mengangkut banyak O2 dari paru-paru meskipun ketika P O2 dari udara
alveolar serendah mungkin 60 mmHg. Hb P O2 curve menjelaskan mengapa orang dapat
melakukan dengan baik pada ketinggian atau ketika mereka memiliki cardio dan pulmonary
disease meskipun lebih dulu P O2 mungkin turun 60 mmHg.
Transport karbondioksida
Under normal resting condition, setiap 100 ml darah mengandung 53 ml dari CO2, dimana
yang di transport dalam darah dalam bentuk :
1. CO2 yang dilarutkan, persentase paling kecil 7 % terlarut dalam blood plasma,
proses pencapaian ke paru-paru diffuse ke dalam alveolar dari ekshalasi.
2. Carbamino compound
Persentase yang lumayan besar 23 %, digabung dengan amino group dan protein
dalam darah untuk membentuk carbamino compound. Karena kebanyakan protein
umumnya dalam darah adalah Hb, kebanyakan CO 2 ditransport dengan cara berikatan
dengan Hb. Tempat utama CO2 berikatan dengan terminal asam amino rantai 2 dan
2 . Hb yang berikatan dengan CO2 akan membentuk carbaminohemoglobin :
Hb + CO2 Hb- CO2
Membentuk carbaminohemoglobin (paling besar) oleh P CO2
3. Bicarbonate ions
Paling besar persentase CO2 70 % di transport dalam darah sebagai carbonate ions
(HCO3-) CO2 diffuse ke dalam sistemik kapiler dan masuk ke RBC, bereaksi dengan
air dibantu oleh kehadiran enzim carbonic anyhidrase (CA) untuk membentuk
carbonic acid, dimana dissociates ke dalam H+ dan HCO3-.
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-
Dengan demikian, darah mengangkut CO 2 dan HCO3- yang berakumulasi dalam
RBC. Beberapa HCO3- bergerak keluar dari plasma, gradient concentration turun.
Dalam exchange, CL- pindah dari plasma ke dalam RBC. Exchange dari ion negative
ini, dimana menjaga keseimbangan electrical diantara plasma darah dan RBC cytosol
yang dikenal dengan chloride shift.
Jumlah CO2 yang di transport dalam darah dipengaruhi oleh percent saturatiion dari
Hb dengan O2. Jumlah oxyhemoglobin (Hb-O2) turun, makin banyak kapasitas darah
yang membawa CO2,hubungan ini dikenal dengan haldane effect.
Manajemen PPOK Eksaserbasi Akut
Respiratoty support :
Berikan oxygen terapi untuk meningkatkan saturasi oksigen 88-90%. Bias diberikan ventilator
yang noninvasive atau invasive.
Dari hasil penelitian randomized control trial pada acukte respiratory failure, secara
konsisten menunjukkan hasil positif sukses dengan kecepatan 80-85%. NIV
menunjukkan memperbaiki respiratory acidosis (increase pH, dan decrease PaCO2),
menurunkan respiratory rate, keparahan breathlessness dan lamanya tinggal di rumah
sakit.
- Moderate to severe acidosis (pH 7.35) and/or hypercapnia (PaCO2 . 6.0 kPa, 45
mmHg)
- Extreme obesity
Pharmacological Therapy
Bronchodilator therapy
Corticosteroid
Oral atau intravena corticosteroid direkomendasikan sebagai penambah terhadap terapi
pada management exacerbasi COPD hospitalisasi. 30-40 mg oral prednisolone setiap
hsri selama 7-10 hari efektif dan aman. Pengobatan yang lama tidak menghasilkan
efficacy yang besar dan meningkatkan resiko efek samping.
Antibiotic
- Dengan peningkatan sputum purulent dan salah satu yang lain dari cardinal
symptom.
Antibiotic hanya efektif ketika pasien dengan dyspneea yang parah dan batuk dengan
peningkatan jumlah sputum serta berpurulent. Pilihan agen obat harus menunjukkan
pola sensitifitas antibiotic terhadap S. pneumonie, H.influenzae, dan M. catarrhalis.