Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS

RHINITIS ALERGI

DisusunOleh:
dr.AyuNiendarPuspitaDewi

Pendamping:
dr.Moh.SaifurRohman

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIDERES


MAJALENGKA
2017
STATUS PASIEN
Nama : Tn. R
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 14 tahun
Alamat : Babakan Anyar
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Tgl pemeriksaan : 14 Juni 2017
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Flu sejak 2 bulan yang lalu
Anamnesa
Pasien datang ke poliklinik THT, d
engan keluhan flu sejak 2 bulan yang lalu disertai keluar cair
an dari kedua hidungnya, cairan berwarna bening. Jika pasien t
erkena debu atau cuaca yang dingin, pasien akan merasa bersin
yang berulang, keluar cairan dan hidung tersumbat.
Pasien tidak mengeluh gangguan pada telinga dan teng
gorokan atau nyeri menelan. Pasien tidak memiliki riwayat asma
dan alergi obat. Keluarga pun tidak memiliki gejala yang sama
dengan pasien.
Pasien pernah diobati sebelumnya ke dokter dan m
engalami perbaikan.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Baik, kooperatif.


Kesadaran : Komposmentis
Status Gizi : Cukup
Tanda vital
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,6 C
Status generalis
Kepala : Mata konjungtiva
anemis (-), sklera ikterik (-).
Leher : Tidak ada pembesaran KGB.
Dada : Cor dan pulmo dalam bata
s normal.
Abdomen : Dalam batas normal.
Ekstremitas : Dalam batas normal.
Status Lokalis Telinga

Auris
Bagian Kelainan
Dextra Sinistra
Kelainan kongenital Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Radang Tidak ada Tidak ada
Preaurikula Tumor Tidak ada Tidak ada
Trauma Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan tragus Tidak ada Tidak ada
Kelainan kongenital Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Radang Tidak ada Tidak ada
Aurikula Tumor Tidak ada Tidak ada
Trauma Tidak ada Tidak ada
Nyeri aurikula Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Hiperemis Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Retroaurikula Radang Tidak ada Tidak ada
Tumor Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Kelainan kongenital Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Kulit Tenang Tenang
Sekret Tidak ada Tidak ada

Serumen Tidak ada Tidak ada


Canalis Acustikus
Externa

Edema Tidak ada Tidak ada


Jaringan granulasi Tidak ada Tidak ada
Massa Tidak ada Tidak ada
Cholesteatoma Tidak ada Tidak ada
Warna Bening Bening
Intak Intak Intak
Reflek cahaya + +
Membrana
Timpani
Status Lokalis Hidung
Nasal
Pemeriksaan
Dextra Sinistra
Keadaan Luar Warna, bentuk dan Dalam batas normal Dalam batas normal
ukuran
Mukosa Normal Normal
Sekret Tidak terdapat sekret Tidak terdapat sekret

Concha inferior hipertrophy hipertrophy


Septum Tidak ada deviasi
Polip/tumor Tidak ada Tidak ada
Pasase udara + (normal) + (normal)
Rhinoskopi anterior
Mukosa Normal Normal

Sekret Tidak ada sekret Tidak ada sekret

Koana Terbuka Terbuka

Torus Tobarius Tenang Tenang

Rinoskopi
Posterior

Fossa Rossenmuller Tenang Tenang

Tuba eustachius Tenang Tenang

Post nasal drip Tidak ada Tidak ada


Status Lokalis Mulut & Orofaring
Bagian Kelainan Keterangan
Mukosa mulut Tenang
Lidah Bersih, basah, dan gerakan normal
Palatum molle Tenang
Mulut Gigi geligi Caries (-)
Uvula Simetris
Halitosis Tidak ada
Mukosa Tenang/tenang
Besar T0/T0
Tonsil Kripta : Tidak melebar/Tidak melebar
Detritus : -/-
Perlengketan -/-
Mukosa Normal
Granula -/-
Post nasal drip -/-
Faring
Maksilofasial
Bentuk : Dalam batas normal.
Parese N.Kranialis : Tidak ada paresis.
Nyeri tekan wajah : Negatif.
Leher
KGB : Tidak ada pembesaran.
Massa : (-)
Tiroid : normal
KK :tidak ada
Pemeriksaan Fisik:
Auris dextra

Dalam batas normal

Auris sinistra

Dalam batas normal

Nasal

Terdapat hipertropi dan hiperemis

Faring

Dalam batas normal


Diagnosis kerja
Rhinitis Alergi
USULAN PEMERIKSAAN
Tes alergi (skin prick test)
Transluminasi

Rontgen waters
PENATALAKSANAAN
Umum :
1. Menghindari kontak dengan alergen penyebab
2. Meningkatkan sistem imun tubuh dengan mengkonsumsi m
akanan yang bergizi
3. Jika pilek dan batuk segera berobat ke dokter
4. Kontrol rutin dan minum obat secara teratur
5. Sedapat mungkin membersihkan rumah dari debu, menghi
ndari pakaian yang digantung di kamar.
6. Jangan memasukkan hewan peliharaan ke dalam rumah
7. Cuci sprei, selimut, dan sarung bantal secara berkal
a dengan air hangat
Medikamentosa
Cefixime 2x100 mg PO
Lapifed 2x1 PO

Loratadine 2x1 PO

Metilprednisolon 2x1 PO
Prognosis
Quo ad Vitam : a
d bonam
Quo ad Functionam : ad bonam
Quo ad Sanationam : dubia ad malam
ANATOMI HIDUNG

EKSTERNAL

Terdiri dari 2 bagi


an :
a. Eksternal nos
e
b. Internal nose
(nasal cavity)
INTERNAL
Hidung terdiri dari bagian
:
Tulang kedua os nasale
, processus frontalis maxil
lae, pars nasalis ossis fron
talis.
Tulang rawan 2 cartilag
ines nasi laterales, 2 cartil
agines alares, 1 cartilagin
es septi nasi.
7/28/17
7/28/17
7/28/17
Arteri yang menyuplai area medial dan laterla wall dari
nasal cavity :
1. Etmoidal anterior a. ( cbg oftalmik a)
2. Etmoidal posterior a. ( cbg oftalmik a)
3. Spenopalatin a. ( cbg maksila a)
4. Greater palatine a. ( cbg maksila a)
5. Septal branch superior labial a ( cbg fasial a)
7/28/17
Persarafan
2/3 inferior membrane mukosa nerve nasopalatinus cabang maxilla
ry.
Bagian anterior nerve ethmoidalis anterior cabang
nerve nasociliaris yang merupakan cabang ophthalmic
a.
Dinding lateral cavitas nasi melalui rami nasals ner
vi maxillary, nerve palatines major, nerve ethmoida
lis anterior.
Rhinitis alergi
Definisi :
Rhinitis alergi adalah penyakit i
nflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada
pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi d
engan alergen yang sama, serta dilepaskannya suat
u mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan d
engan alergen yang spesifik tersebut ( Von Pirque
t, 1986)
Definisi menurut WHO ARIA

Kelainan pada hidung dengan gejala bersin-


bersin, rinorea, rasa gatal dan tersumbat set
elah mukosa terpapar alergen yang diperantai
oleh Ig E
EPIDEMIOLOGI
Jenis kelamin
anak-anak, laki-laki > perempuan

dewasa, laki-laki = perempuan

Umur

Anak-anak rata-rata umur 8-11 tahun

rinitis alergi muncul pada semua usia. Pada


80% kasus muncul pada umur 20 tahun.
Prevalensi rhinitis alergi dilaporkan lebih
dari 40% pada anak, menurun seiring usia
ETIOLOGI
Berdasarkan masuknya alergen dibagi atas:
1. Alergen inhalan: masuk bersamaan denga
n udara pernapasan.
2. Alergen ingestan: masuk melalui salura
n cerna melalui makanan.
3. Alergen injektan: masuk melalui suntik
an atau tusukan.
4. Alergen kontaktan: masuk melalui konta
k kulit/jaringan mukosa.
alergen
Alergen inhalan
Alergen yang masuk melalui dengan udara pe
rnapasan contoh debu tungau ( D. Pteronyssinu
s), kecoa, serpihan epitel binatang ( kucing,
anjing), rerumoutan dan jamur

Alergen Ingestan
Alergen yang masuk ke saluran cerna berup
a susu, coklat, ikan laut, udang, dan kacang-
kacangan.
Alergen Injektan
Alergen yang masuk melalui suntikan atau t
usukan misalnya penisilin atau sengatan lebah

Alergen Kontaktan
Alergen yang masuk melalui kontak kulit atau jar
ingan mukosa , misalnya bahan kosmetik, dan perhias
an.
Klasifikasi Rinitis alergi
1. Rinitis Alergi Musiman
2. Rinitis alergi sepanjang tahun

menurut WHO , ARIA


1. Intermitten ( kadang-kadang)

2. Persisten/ menetap

Menurut derajat keparahan :


1. Ringan

2. sedang-berat
Tingkat berat ringannya penyakit, rhiniti
s alergi dibagi menjadi :
v Ringan
Bila tidak ditemukan gangguan tidur, gang
guan aktivitas harian, bersantai, berolahrag
a, belajar, bekerja dan hal-hal lain yang me
ngganggu.

v Sedang-berat bila terdapat satu atau lebih g


angguan tersebut diatas.
DIAGNOSIS
Gejala rhinitis alergi yang khas ialah te
rdapatnya :
Serangan bersin berulang
Keluar ingus (rhinorhea) yang encer dan b
anyak
Hidung tersumbat
Hidung dan mata gatal
Kadang-kadang mengeluarkan air mata (lakr
imasi)
PEMERIKSAAN FISIK
Pada rinoskopi anterior tampak :
mukosa edema, basah,
berwarna pucat atau livid di sertai adanya
secret encer yang banyak.
Bila gejala persisten, mukosa inferior tamp
ak hipertrofi.
Gejala spesifik lain pada anak ialah :
Allergic shine.
Allergic salut.
Allergic crease.
Facies adenoid.
Cobblestone appearance
Geographic tongue
PEMERIKSAAN PENUNJANG
In vitro
Pemeriksaan IgE total (prist-paper radio im
munosorbent test).
IgE spesifik dengan RAST (Radio Immuno Sorb
ent Test) atau ELISA (Enzyme Linked Immuno
Sorbent Assay Test).
Eosinofil dalam jumlah banyak menunjukkan k
emungkinan alergi inhalan
Jika basofil (>5sel/lap) mungkin disebabkan
alergi makanan
Jika ditemukan sel PMN menunjukkan adanya i
nfeksi bakteri.
In vivo
uji intrakutan atau intradermal yang tungga
l atau berseri (Skin End-point Titration/SE
T), SET dilakukan untuk allergen inhalan
Untuk alergi makanan, dilakukan Provocative
Dilutional Food Test (IPDFT)
penatalaksanaan
Umum :
1. Menghindari kontak dengan alergen penyebab
2. Meningkatkan sistem imun tubuh dengan mengkonsumsi m
akanan yang bergizi
3. Jika pilek dan batuk segera berobat ke dokter
4. Kontrol rutin dan minum obat secara teratur
5. Sedapat mungkin membersihkan rumah dari debu, menghi
ndari pakaian yang digantung di kamar.
6. Jangan memasukkan hewan peliharaan ke dalam rumah
7. Cuci sprei, selimut, dan sarung bantal secara berkal
a dengan air hangat
medikamentosa
1. AntiHistamin
a) Generasi 1 ( klasik )
Difenhidramin/Klorfeniramin
Alpara 500 mg 3x1
b) Generasi 2 ( non sedatif )
Loratadine/fexofenadine/ Cetirizine
Cetirizine 10 mg 2x1
2. Dekongestan
Rhinofed 3x1/ oral ( maksimal 5 hari )
3. Suplemen
Vitamin B , Vitamin C
Immunoterapi
pembentukkan IgG blocking antibody dan pen
urunan IgE. Ada 2 metode imunoterapi yang umu
m dilakukan yaitu intradermal dan sublingual.
komplikasi
Komplikasi yang paling sering
1. Polip hidung
2. Otitis media efusi yang sering residif, te
rutama pada anak-anak
3. rinosinusitis
Alhamdulillah
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai