Anda di halaman 1dari 43

Keseimbangan Asam Basa

dalam Tatalaksana CPB

Dwi Sigit Shiamtafa


Notasi pH diciptakan oleh seorang ahli kimia dari
Denmark yaitu Soren Peter Sorensen pada 1909, yang
berarti: ‘potenz’ (power) of Hydrogen.
-- --

++ ++
-- --

++ ++
MENGAPA KESEIMBANGAN pH SANGAT PENTING ?

 Untuk menjaga kondisi keseimbangan dalam


tubuh
 Penting untuk aktivitas enzim
 Untuk menjaga stabilitas transmembrane sel
 Untuk memfasilitasi farmakodinamik dan
farmakokinetik obat dalam tubuh
Jadi bagaimana pada CPB?
Komposisi Flow O2
dan FiO2 sesuai

Keseimbangan Asam basa


Adakah Faktor Lain
yang mempengaruhi?

 Kondisi hemodinamik saat pre CPB (Stabil Vs Tidak Stabil)


 Pemilihan cairan kristaloid dan koloid priming yang tidak
isotonis dan balance electrolit.
 Penggunaan PRC sebagai blood priming dengan umur
yang lebih tua (> 5 hari)
 Jenis cairan yang digunakan untuk maintance pre, intra
CPB
 Prosedur dan penggunaan suhu
 Riwayat Penyakit
Sistem Buffer (di CPB)
Buffer Kimiawi
A. Sistem Bicharbonat
B. Hemoglobin
C. Plasma (Albumin, FFP)

H2O + CO2 H2CO3 H+ + HCO3-

Buffer Fisiologis
A. Paru – paru (Oksigen bleender)
B. Ginjal (Ultrafiltrasi, diuretic agent)
Metode
Intermitten
 Per 30-60 menit jika hemodinamik dan agd

normal trend
 Jika ada perbaikan bisa dilakulan 5-20 menit

pasca koreksi

Kontinue
 Real time

 Continue
Metode memeriksa pH Darah
 Arteri
Tarik dari manifold sample port arteri secara pasif
atau aktif
 Vena
Bisa dari manifold arteri dengan penarikan 10-20 cc
dari arah vena
Bisa dari port venous line langsung

Prinsipnya darah
harus fresh& Jaga Kesterilitasan
Tujuan dan Target
Arteri, untuk mengetahui :
 Peforma oxygenator menghantarkan O2 dan
membuang CO2
 Perhitungan Delivery Oksigen (DO2)
 Bagaimana modal komposisi gas darah yang akan
diberikan ke organ
 Hb, laktat, elektrolit
 Vena
• Nilai Mix Vein
• Perhitungan Konsumsi Oksigen (VO2)
• PCO2 Gap
Metode
 Alpha stat
Tanpa mengkoreksi unsur suhu ketika meriksa pada alat lab
Pemeriksaan pada lab akan menggunakan suhu normo jika kita
tidak menuliskan suhu darah ketika diambil

 pH stat
Mengoreksi unsur suhu

Nilai pH, pCO2 pada suhu 36-30 oC cenderung tidak signifikan


perbedaannya. Oleh karena itu pH stat dalam praktek
lapangannya banyak digunakan pada prosedur yang
menggunakan teknik DEEP HIPOTERMIA
Metode
EKSPEKTASI TARGET ASAM BASA

pH 7,35 - 45
pCO2 35 – 45
HCO3 22-24
BE 2-4
pO2 180-300
pCO2 40 – 50
Sat art 99-100 %
Sat Ven 99-100 %
Hb 9 gr/dL

Flow O2 ½ pump flow


FiO2 60-80%
CI 2,8
REALITASNYA TARGET ASAM BASA
(Tidak Real Time)

Menunggu 15-30 mnt


setelah On Bypass

Normal ?
Asidosis/Alkalosis?
Jarang Diperiksa Respiratorik/Metabolik?

Flow O2 ½ pump flow


FiO2 60-80%
CI 2,8
Interpretasi Asam Basa di CPB

Nilai Normal Nilai Normal


 Arteri  Vena/mix vein

pH 7,35-7,45 pH 7,35-7,50
pCO2 35 – 45 mmHg pCO2 35 – 50 mmHg
HCO3 22 - 26 HCO3 22 - 26
BE (-2) - 2 BE 0-4
pO2 180 – 300 mmHg pO2 35-50 mmHg
Sat art 99-100 % Sat art 70-75 %
Interpretasi Asam Basa di CPB
1. RESPIRATORIK ASIDOSIS
 Pengeluaran CO2 yang berkurang sehingga pCO2 naik dan pH turun.

Penatalaksanaan :
 Evaluasi adakah penggunaan CO2 Flushing di meja operasi
 Adanya riwayat Pemberian NaHCO3 karena NaHCO3 akan dimetabolisme
menjadi CO2
 Peningkatan produksi CO2
 Evaluasi sweep gas untuk dinaikan.

2. RESPIRATORIK ALKALOSIS
 Pembuangan CO2 yang terlalu banyak

Penatalaksanaan
 Evaluasi sweep gas

Rumus perubahan Flow O2 :


Contoh :
Pasien 15 Thn, Art Pump Flow : CI 3 L/mnt,
MAP 50 mmHg
 O2 Bleender : 1 L/mnt, FiO2 70%

 Suhu : 34 °C

 pH 7,30;pCO2 49;pO2 250; HCO3 21, BE -1

Intervensinya??
B. ASIDOSIS METABOLIK
Asidosis metabolik dapat terjadi karena
1. ↑ produksi asam dalam darah
(Asidosis laktat, ketoasidosis)
2. Low Perfusion
3. Kehilangan bikarbonat
(asidosis renal tubuler, filtrasi dalam jumlah yang banyak, urin yang
banyak)
3. Retensi ion H+
terjadi pada keadaan gagal ginjal.

PENATALAKSANAAN
 Ditujukan pada urutan awal penyebab umum utamanya
 Apakah arterial pump flow optimal selama CPB
 MAP hendaknya dijaga kestabilannya tanpa banyak
menggunakan vasopressor
 Mempertahankan Hb pada nilai optimalnya
 Apakah adakah gangguan pada level glukosa
 Adakah imbalance electrolit (Na, Cl, K)
 Cek AGD lebih ketat kembali
Contoh :
Pasien 15 Thn, Art Pump Flow : CI 2,4 L/mnt,
MAP 50 mmHg, Hb 8 gr/dL
 O2 Bleender : 1 L/mnt, FiO2 70%

 Suhu : 34 °C

 pH 7,30; pCO2 33; pO2 250; HCO3 18, BE -


5

Intervensinya?
 Jika masih Asidosis Metabolik :
 Apakah diikuti kenaikan laktat?
 Pengecekan AGD Vena?
 Kolaborasi koreksi bikarbonat dengan
melihat nilai Na dan pCO2 sebelumnya
 Kolaborasi mencari penyebab lainnya
dengan tim anestesi
B. ALKALOSIS METABOLIK

 Ginjal mengalami gangguan untuk dapat mengekskresi HCO3


 Pemberian masif bicharbonat

PENATALAKSANAAN
Th/ Alkalosis Metabolik:
 Koreksi jarang diperlukan
 Dimulai pada alkalosis metab sedang:

Sedang  HCO3- 32-40 mmol/L


K 2,5-3,5 mmol/L
Berat  HCO3- 40-42 mmol/L
K 2,0-2,5 mmol/L

 Dikoreksi dengan larutan isotonis yang pHnya < 7 contoh RL


 Hipokalemi dikoreksi dengan KCl
SATURASI “MIXED VEIN”
 SmvO2 > 80% (PvO2 > 44 mmHg) :
1. DO2 ↑ :
Cardiac output ↑, shunting ki → ka, FiO2 ↑,
sepsis, salah contoh darah.

2. Kebutuhan oksigen ↓ :
Hipotermia, cukup tersedasi
 SmvO2 = 60-80% (PvO2 = 31-44
mmHg):
1. DO2 normal :
Cardiac output normal SaO2 normal

2. Kebutuhan oksigen normal :


metabolisme jaringan normal
 SmvO2 < 60% (PvO2 < 31 mmHg) :
1. DO2 ↓ :
Anemia, hipovolemia, hipoksemia, gangguan
ventilasi-perfusi.

2. Kebutuhan oksigen ↑ :
Febris, nyeri, aktifitas ↑, peningkatan suhu
Resume

Tentukan spesifisitas gangguan tsb.


Cari penyebab dan kelola gangguan
penyebab tsb.
Intermitent pemeriksaan AGD “off line”
Dengan monitoring pada “in line devices”
?
ASIDOSIS ≡ MEYLON !?
Pemantauan Activated Clotting Time
Jalur Koagulasi
Antikoagulan : Heparin
• Heparin ditemukan oleh McLean pada 1916
• Heparin akan keluar via urin dan ultrafiltrasi
• Akan dipengaruhi oleh suhu dan kandungan AT III

Hirsh J, et all. Heparin and Low-Molecular-Weight Heparin.


Chest.119;1.January,2001
Produksi Heparin

 Isolated from liver extract (hepatic)


 Porcine intestinal mucosa
 Bovine lung
Cara Kerja Heparin
Cara Kerja Heparin
Timing Pemeriksaan
Heparin dose & Re-dose
Heparin pada priming
 5000 - 10.000 unit/L

Heparin pada pasien


 300 – 400 unit/kg

 Jika kurang diberikan kembali 100 unit/kg

Intra CPB
 50 – 150 unit/kg

 Memakai kurva respon heparin


ACT > 1000
 Di tingkatkan pembuangannya melalui
urin dan ultrafiltrasi
 Cek berkala progress penurunan efek
heparinnya
Excellent it’s not about
to be the best
It is about doing your
best !!
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai