Anda di halaman 1dari 60

KIMIA KLINIK 2

GANGGUAN KESEIMBANGAN
ASAM dan BASA

PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
PENDAHULUAN

• Asam adalah senyawa yang dapat menghasilkan ion


hidrogen (H⁺), atau senyawa yang dapat
mendonorkan ion H⁺ → pH kecil

• Basa adalah zat yang dapat menerima ion H⁺ → pH


besar

• Buffer merupakan kombinasi asam lemah atau basa


lemah dan garamnya, adalah sistem yang tahan
terhadap perubahan pH.
Keseimbangan Asam Basa

• Merupakan pengaturan ion HIDROGEN (H⁺)


(Semakin banyak ion hidrogen, maka
semakin asam larutan, dan pH kecil)

• Untuk mengetahui asam atau basa suatu


larutan, adalah dengan mengukur pH
Keseimbangan Asam Basa
Sistem Buffer
• Garis pertahanan pertama tubuh terhadap perubahan
ekstrem dari konsentrasi H⁺, yang ada di semua cairan
tubuh

• Jenis buffer paling umum :


• Bikarbonat
• Non-bikarbonat (protein, fosfat)

• Organ yang berperan dalam pengaturan pH darah


• Paru-paru
• Ginjal
Sistem Buffer Bikarbonat
Sistem Buffer Bikarbonat
Persamaan Henderson-Hasselbalch
Sistem Buffer
Sistem Buffer
Sistem Buffer
Gangguan Asam-Basa

ASAM BASA
– Asidemia – Alkalemia
– Asidosis – Alkalosis
• Respiratory • Respiratory
CO2 CO2
• Metabolik • Metabolik
HCO3 HCO3
Gangguan Asam-Basa
• Untuk mempertahankan proses homeostasis tubuh
tetap normal, derajat keasaman (pH) tubuh harus
tetap normal (pH 7,4)

• Paru dan ginjal mrp organ penting untuk mengatur


pH darah

• Gangguan keseimbangan asam dan basa dapat


mempengaruhi fungsi organ penting bahkan dapat
mengancam jiwa
ANALISIS GAS DARAH
Blood Gas Analysis (BGA)
KEGUNAAN
Pemeriksaan analisis gas darah memberikan
informasi mengenai :

• Keseimbangan asam basa dalam darah


• Kemampuan ventilasi paru
• Status oksigenasi
• Penilaian keadaan klinis pasien yang berhubungan
dengan hasil perawatan maupun pengobatan
Pemeriksaan Analisis Gas Darah
• pH darah (7,35 -7,45) : derajat keasaman, mencerminkan
konsentrasi ion hidrogen dalam darah ; menunjukkan
keseimbangan asam dan basa dalam darah

• pCO2 ( 35 - 45 mmHg) : tekanan parsial karbondioksida,


mencerminkan kemampuan ventilasi tubuh untuk
mempertahamkan pH normal

• pO2 : tekanan parsial oksigen, merupakan jumlah Oksigen


yang terlarut dalam plasma.
Nilai normal : dewasa 80-100 mmHg
bayi : 60-70 mmHg
Pemeriksaan Analisis Gas Darah
• Kadar HCO3 ( 21-28 mEq/L) , jumlah bikarbonat,
mencerminkan kemampuan ginjal memelihara
keseimbangan asam basa

• Saturasi Oksigen (O2) adalah persentasi Jumlah oksigen


yang mampu dibawa oleh hemoglobin.
nilai normal : dewasa >95%
bayi 40-90%
• Base excess (BE) atau base deficit mencerminkan proses
metabolik non respiratorik berperan mempertahankan pH
Nilai normal : +2 s.d -2
Base excess > 2 : Alkalosis metabolik
base excess < 2 : Asidosis metabolik
Indikasi Pemeriksaan Analisis Gas Darah

Untuk menegakkan diagnosis penyakit :


• Penyakit paru obstruktif kronis
• Gangguan pernafasan
• Emboli paru
• Gangguan keseimbangan asam basa
(KETOASIDOSIS)

Untuk penanganan pasien :


• Gangguan pernafasan
• Pasien yang menggunakan ventilator
PRA-ANALITIK
• Persiapan pasien ;
perhatikan diagnosis utama dan keadaan umum
pasien, terutama kesadarannya.

• Data dasar yang harus ada ; (kadang disertakan


Bersama sampel)
✓ Kadar O2 yang diberikan kepada pasien
✓ Suhu tubuh
✓ Kadar Hb terakhir
Sampel yang Digunakan
• Darah Arteri

• Antikoagulan Lithium Heparin

• Pada syring tidak boleh ada udara

• Harus segera diperiksa (dalam 10 menit)


untuk meminimalkan efek metabolisme
eritrosit secara anaerobik

• Bila tertunda, maka spesimen harus ditempatkan


dalam es (harus diperiksa dalam 1 jam).
Cara pengumpulan spesimen untuk
Analisis Gas Darah

• Spesimen dapat diperoleh dari arteri


• Bila sulit memperoleh darah arteri, maka darah
kapiler dapat digunakan setelah dilakukan arterialisasi
(diperoleh dengan mengompres tumit dengan handuk
hangat 45°C selama 20 menit). terutama pada pasien
bayi
• Pada pasien bayi
Cara pengumpulan darah kapiler dengan tabung
kapiler khusus Heparinized-capillary tubes
Lokasi pengambilan
Darah untuk
pemeriksaan
Analisis gas darah
Penanganan & Transport
Pada termos berisi es; jika tidak maka:
• Sel darah dapat mengambil O2 dan menghasilkan CO2

• Dari mulai sampling hingga memeriksa, memerlukan


waktu 10-15 menit, hal ini telah terjadi kesalahan
penurunan nilai 27 – 40 mmHg (37ºC)

• Perubahan PO2 sekitar 2,7 mmHg/menit pada 37ºC


ANALISIS GAS DARAH
MENGGUNAKAN
BLOOD GAS ANALYZERS (BGA)
PRINSIP PENGUKURAN
BGA bekerja menggunakan 3 elektroda:
• Elektroda pO2
• Elektroda pCO2
• Elektroda pH

Prinsip : elektroda pada alat BGA akan dapat


mengukur jumlah O2, CO2 dan ion H⁺ (pH) dalam
darah
ANALITIK
JENIS ELEKTRODA
• Elektroda Clark mengukur kadar O2
• Elektroda Severinghaus mengukur kadar CO2
• Elektroda Sanz mengukur jumlah ion H⁺ (pH)

✓ Pengukuran pO2 adalah amperometrik, reduksi oksigen


menghasilkan arus yang sebanding dengan jumlah
oksigen yang ada dalam sampel,
✓ Pengukuran pCO2 dan pH adalah potensiometri, di
mana perubahan voltase menunjukkan aktivitas
masing-masing analit.
Pengukuran pO2
• Elektroda mengukur tekanan parsial gas O2 (pO2) dalam
darah

• Anoda : Ag/AgCl
• Katoda : platinum
• Elektroda direndam dalam
larutan elektrolit : sodium
klorida

• Ujung elektroda ditutup membrane permeable khusus


untuk gas O2
Prinsip Elektrode pO2

• O2 berdifusi melewati membrane permeable dan bereaksi dengan


larutan elektrolit
• Beda potensial antara elektroda gelas dengan elektroda referensi,
sebanding dengan jumlah oksigen (O2)
Pengukuran pH
• Prinsip : perbedaan potensial elektrik antara dua larutan
yang berbeda pH yang dipisahkan oleh membrane kaca
Jenis Elektroda :
• Elektroda kaca : Ag/AgCl
• Elektroda referensi : Calomel
atau Ag/AgCl

• Membran kaca bersifat semipermeable untuk ion H+


• H+ yang ada pada sampel berdifusi ke permukaan membran kaca
• Perbedaan Jumlah H+ pada permukaan membrane kaca dan di
larutan dalam membranemenghasilkan perbedaan potensial
Sistem elektrode pH

Perbedaan potensial pada elektroda kaca kemudian


dibandingkan dengan perbedaan potensial dari elektroda
referensi (pH yang sudah diketahui).
Pengukuran pCO2
• Elektroda mengukur tekanan parsial gas CO2 (pCO2) dalam
darah
• Modifikasi dari pengukuran pH dengan
membrane semipermeable untuk CO2
• CO2 dalam sampel berdifusi melewati
membrane semipermeable dan bereaksi
dengan buffer bikarbonat membentuk asam
karbonat
• Asam karbonat, berdisosiasi menjadi ion bikarbonat dan ion
hydrogen (H+)
• Ion H+ yang terbentuk diukur menggunakan elektroda pH
(elektroda kaca)
Elektroda PCO2
Elektroda pada BGA
Elektroda pada BGA
Elektroda pada BGA
PARAMETER YANG DIUKUR
• Parameter yang diperiksa langsung menggunakan
elektroda : pH, pO2, dan PCO2

• Parameter yang dihitung menggunakan


Rumus/kalkulasi : Bikarbonat (HCO3), Base excess
(BE), total CO2, Oxygen content, dan saturasi
oksigen (sat O2/SO2)
PARAMETER YANG TERHITUNG
1. Bikarbonat (HCO3–) diukur menggunakan persamaan
Henderson-Hasselbalch, dengan data pH dan pCO2 yang
terukur.
PARAMETER YANG TERHITUNG
2. Total CO2 merupakan jumlah biarbonat, asam
karbonat dan CO2
Dihitung menggunakan persamaan
TCO2 = HCO3– + [0,0307 x pCO2]
PARAMETER YANG TERHITUNG

3. Base Excess : kelebihan basa yang menggambarkan


gangguan metabolik
Dihitung menggunakan suatu persamaan yang
menggunakan data pH, pCO2 dan hemoglobin pasien

BE = (1 − 0.014 × Hb) × (HCO3– − 24.8 + (1.43 × Hb +


7.7) × (pH − 7.4).
Memahami hasil BGA
• pH ; digunakan untuk mengetahui kadar
semua ion H+ dalam darah
• pCO2 ; untuk mengetahui status ventilasi
paru/respirasi
• PO2 ; untuk mengetahui status oksigenasi
Hasil BGA-perhitungan
• HCO3- ; mengetahui kadar bikarbonat dalam darah.
Bikarbonat adalah buffer yang penting untuk menilai
keseimbangan asam basa, karena gangguan
metabolik.
• BE ; mengetahui kadar kekurangan / kelebihan basa
dalam darah dan juga menilai aspek metabolik dari
keseimbangan asam basa
• Sa O2 ; mengetahui kadar saturasi Hemoglobin
dengan O2 dan juga mengukur oksigenasi arterial
Contoh Hasil Pemeriksaan BGA
• pH ;7,4
• pCO2 ; 40 mmHg
• pO2 ; 95 mmHg
• HCO3- ; 24 mEq/L
• BE ; 0
• SaO2 ; 97,5%
Faktor yang Mempengaruhi Hasil
• Perhatikan adakah gelembung udara (↑ pO2 dan ↓
pCO2)
• Ujung jarum ditusuk dengan karet (agar tidak ada gas
yang lolos keluar)
• Antikoagulan litium heparin yang berlebihan akan
mendilusi sampel. ↓ pCO2 dan ↓ HCO3⁻
• Suhu tubuh pasien harus ada, karena akan
mempengaruhi nilai PO2 dan PCO2
• Pengiriman spesimen tertunda
• Pemeriksaan spesimen tertunda
Faktor yang Mempengaruhi Hasil
• Pengiriman spesimen tanpa es

• Sampel darah kapiler.


terencerkan dengan cairan jaringan akibat pemijatan tumit
yang berlebihan. Spesimen darah kapiler terkontaminasi
dengan alkohol
• Perokok ; peningkatan kadar karboksihemoglobin akibat
penurunan nilai pO2
PENGARUH SUHU
• Nilai untuk pH, pCO2, dan pO2 bergantung
pada suhu.
• Instrumen BGA secara umum beroperasi pada
suhu 37°C
• Ketika suhu tubuh pasien berbeda dari 37°C,
maka data suhu tubuh perlu di masukkan
• Namun jika data suhu tubuh pasien tidak
tersedia, maka data yang di masukkan adalah
37°C
Interpretasi
• Gangguan yang disebabkan oleh disfungsi
ventilasi paru/pernafasan (perubahan pCO2)
disebut asidosis/alkalosis respiratorik primer
• Gangguan akibat perubahan jumlah
bikarbonat (HCO3-), berhubungan dengan
fungsi ginjal atau metabolisme disebut
gangguan asidosis/alkalosis metabolic
primer.
Interpretasi
• Dalam kondisi ketidakseimbangan asam basa,
maka tubuh akan melakukan kompensasi agar
pH darah tetap normal
• Pada kondisi kompensasi, nilai2 bisa menjadi
berubah dengan kondisi primer
Temuan Laboratorium pada Kompensasi
Kondisi Asidosis an Alkalosis
pH pCO2 Bikarbonat pO2
Asidosis Respiratori ↓ ↑ ↑ ↑
Alkalosis Respiratori ↑ ↓ ↓ ↓
Asidosis Metabolic ↓ ↓ ↓ ↓
Alkalosis Metabolik ↑ ↑ ↑ ↑

KETERANGAN :
↓ : Menurun/rendah
↑ : Meningkat/tinggi
Contoh pengoperasian alat
BLOOD GAS ANALYSIS , POCT (Point of
Care Testing)
Pengoperasian BGA, POCT
BGA untuk mengukur O2 dan CO
BGA, alat modern
Alat Analisis Gas Darah dan Elektrolit
dari Bayer
Alat Analisis Gas Darah dari AVL
ABL 330 Blood Gas Analyzer
BGA Aquipments ABL 500
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai