Disusun oleh:
Perhatian
Gejala dan tanda kedaruratan asam basa biasanya sangat bervariasi dan kurang
jelas/samar-samar.
Peran dokter EM adalah untuk mengenali adanya gangguan asam basa,
mendiagnosa penyebab yang mungkin dan menangani pasien dalam optimalisasi
resusitasi.
Selalu pertimbangkan gangguan asam basa/elektrolit pada pasien AMS
Level PaO2 100mmHg pada pasien yang menerima supplemental oksigen
mungkin tidak normal. Selalu kalkulasikan gradient oksigen alveolar-arterial (A-a
gradient).
Asidosis Metabolik
Definisi : pH < 7,35 dan [HCO3-] < 20 mmol/L
1. HAGMA : [HCO3-] < 20 mmol/L dan anion gap > 11 mmol/L
2. NAGMA (asidosis metabolik hiperkloremik) : [HCO3-] < 20 mmol/L dan
anion gap < 11 mmol/L
Penyebab : Penyebab HAGMA dapat diringkas dengan SULK atau
CATMUDPILES (tabel 1). Sedangkan penyebab NAGMA dapat diringkas
dengan USEDCARP (tabel 2).
Terapi asidosis metabolik : ditujukan untuk mengatasi keadaan yang mendasari :
1. KAD (hidrasi dan terapi insulin)
2. Syok (hidrasi, inotropik, terapi sepsis)
3. Gagal ginjal (dialysis)
4. penelanan methanol/etilenglikol (etanol)
Terapi bikarbonat: kontroversi
1. efek samping potensial meliputi gangguan elektrolit (conoth : hipokalemia,
hipokalsemia,) asidosis intraserebral dan intraselular paradoksikal, pasca terapi
alkalosis, overload cairan, hipernatremi/hiperosmolaritas. Lebih jauh lagi terapi
bikarbonat tidak menunjukkan perbaikan hasil.
2. keuntungan yang mungkin didapatkan perbaikan kontraktilitas miokard, respon
terhadap katekolamin dan status hemodinamik.
3. Patofisiologinya terapi bikarbonat mungkin lebih bermanfaat pada kasus
NAGMA daripada HAGMA. Karena pada NAGMA membutuhkan waktu
beberapa hari untuk penyembuhan ginjal maka ion bikarbonat akan bermakna.
Sedang pada HAGMA, terapi terhadap penyebab dasar menyebabkan perubahan
excess anion menjadi bikarbonat.
4. Pasien harus mampu untuk memventilasikan peningkatan CO2 sebelum terapi
bikarbonat diberikan.
5. Rekomendasi terbaru tidak menyarankan terapi bikarbonat secara rutin, kecuali
pH < 7,1 dan pasien dalam keadaan compromised hemodinamik.
a. target yang disarankan termasuk pH > 7,1, [HCO3-] > 5 mmol/L
b. Titrasi 50 sampai 100 ml NaHCO 3 8,4 % (dengan aliran infus yang lambat
dalam D5%) dan periksa ulang 30 menit setelah selesai.
Catatan : tidak ada rumus yang sempurna untuk menghitung jumlah bikarbonat
yang diperlukan untuk mengkoreksi pH karena status asam basa mengalami
perubahan secara konstan seiring dengan progresivitas penyakit dan terapi.
c. Rumus yang digunakan :
HCO3- (mmol) yang diperlukan = 0,5 x berat badan (kg) x [target - hasil
pengukuran HCO3-] (mmol)
Tabel 1 : Penyebab High anion gap Metabolic Asidosis
S Salisilat, toksin eksogenus C cyanide, CO
(mtformin, matanol, toluene, A Alkoholik ketoasidosis
etilenglikol, besi, paraldehyde) T Toluene
U Uremia M Metanol, metaemoglobin
L Laktic asidosis (cth : segala U Uremia
penyebab syok, hipoksia, metformin, D Diabetik ketoasidosis
phenformin, sianoda, keracunan CO, P Paraldehyde
INH, besi) I INH/besi (melalui asidosis laktik)
K Ketoasidosis (diabetic alkoholik, L Laktic asidosis (cth : semua penyebab syok,
kelaparan) hipoksia, metformin, phenformin, keracunan
sianida)
E ethyleneglicol (BUKAN etanol)
S salisilat, solvent
Alkalosis metabolik
Definisi : pH > 7,45 dan [HCO3-] > 25 mmol/L
Penyebab : kelebihan bikarbonat menyebabkan alkalosis metabolic yang
bisaanya dikeluarkan oleh ginjal. Alkalosis metabolic timbul bila penyebab akut
terus berlangsung, atau mekanisme kompensasi renal terganggu terus menerus
tabel 4).