Gangguan keseimbangan asam basa sangat umum ditemukan pada pasien sakit akut,
sehingga keakuratan diagnosis dari gangguan asam basa dan manajemen yang sesuai dapat
menyelamatkan hidup pasien. Pendekatan sistematis untuk mendiagnosis dan menerapi
gangguan tersebut sangatlah penting. Pemeriksaan arterial blood gas (ABG) atau analisis gas
darah (AGD) dibutuhkan untuk mengidentifikasi gangguan asam basa dan mengetahui
keparahannya. Tes ini paling baik dilakukan dengan mengambil darah menggunakan
anticoagulant-lined syringe, kemudian segera dilakukan analisis menggunakan point of care
analyzer. Apabila alat tersebut tidak tersedia, sampel darah diletakkan dalam kotak es
pendingin dan secepatnya dibawa ke laboratorium. Pengiriman sampel AGD melalui sistem
tabung pneumatik tidak direkomendasikan, karena berpotensi merubah nilai gas darah.
Sebagian besar laboratorium klinis mengukur dua parameter yang dilaporkan pada hasil
analisis gas darah (paling sering pH dan PCO2) dan menggunakan persamaan Henderson-
Hasselbalch untuk menghitung ([HCO3-])(1).
Nilai “normal” pemeriksaan AGD didapatkan secara statistik dari populasi sehat. Namun,
nilai abnormal yang bermakna secara klinik adalah nilai dimana ditemukan gangguan
fungsional pada pasien dan diperlukan terapi.
I. Lihat pH
pH adalah –log [H+]. Dengan mengubah PCO2 atau HCO3-, [H+] juga akan berubah, begitu
pula pH-nya
▪ Asidemia (pH<7,35) dapat disebabkan oleh HCO3- yang rendah atau CO2 yang tinggi.
▪ Alkalemia (pH>7,45) dapat disebabkan oleh HCO3- yang tinggi atau CO2 yang rendah.
▪ Jika pH dalam jangkauan normal, maka pertimbangkan gangguan asam basa campuran.
II. Lihat CO2 dan HCO3- untuk menentukan penyebab utama berasal dari masalah
metabolik atau respiratorik
Kelainan primer asam-basa antara lain sebagai berikut:
A. HCO3- rendah – asidosis metabolic
B. HCO3- tinggi – alkalosis metabolic
C. PCO2 tinggi – asidosis respiratorik
D. PCO2 rendah – alkalosis respiratorik
III. Jika kelainan utamanya adalah respiratorik, tentukan kelainan tersebut akut atau kronis
Pertimbangkan riwayat pasien ketika menginterpretasi AGD. Namun rumus berikut dapat
membantu dalam menginterpretasi (3):
▪ pH normal 7.4
▪ Hitung perubahan pH (dari 7.4)
A. Pada kelainan respiratorik akut (asidosis atau alkalosis)
Perubahan pH = 0.008 x (PaCO2 – 40)
Perkiraan pH = 7.4 ± perubahan pH
B. Pada kelainan respiratorik kronis (asidosis atau alkalosis)
Perubahan pH = 0.003 x (PaCO2 – 40)
Perkiraan pH = 7.4 ± perubahan pH
▪ Bandingkan dengan pH pada AGD
o Jika pH pada AGD lebih dekat ke A, maka kelainan akut
o Jika pH pada AGD lebih dekat ke B, maka kelainan kronis
Langkah 3. Jika terdapat ketidaksesuaian antara nilai AGD dengan kondisi klinis pasien,
lakukan pengecekan validitas untuk otentifikasi laporan
A. H+ = 24 x PCO2/HCO3-
Gunakan nilai PCO2 dan HCO3-, kemudian hitung H+ (3).
B. Hitung H+ dari pH yang tertera pada AGD
Pada pH 7.4, konsentrasi H+ adalah 40.
Untuk setiap penurunan 0.1 pada pH, kalikan konsentrasi H+ dengan 1.25 secara
sekuensial.
Untuk setiap peningkatan 0.1 pada pH, kalikan konsentrasi H+ dengan 0.8 secara
sekuensial.
Dua digit terakhir pH = H+.
C. Cocokkan konsentrasi H+ yang telah dicari dengan metode A dan B (3).
Jika sesuai, maka AGD tersebut valid.
Jika tidak sesuai, maka ulang kembali AGD.
Gambar 2. Pendekatan diagnosis asidosis
Gambar diadaptasi dari Pandir & Pundpal, 2020 (3).
Gambar 3. Pendekatan diagnosis alkalosis
Gambar diadaptasi dari Pandir & Pundpal, 2020 (3).
3 REFERENSI