PRAKTIKUM LABORATORIUM
ASUHAN KEBIDANAN HIV/AIDS, TB DAN MALARIA
Nama :
NIM :
Semester :
2022-2023
VISI PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga Modul Ajar Mata
Kuliah Kesehatan Perempuan dan Keluarga Berencana ini telah dapat diperbuat.
Mudah-mudahan modul ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan bidan di
Indonesia umumnya, serta dapat digunakan oleh para mahasiswa dan staf
pengajar dalam menjalankan dan menyelenggarakan proses belajar-mengajar di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jayapura.
Modul ini disusun dengan tujuan untuk memudahkan proses pembelajaran,
yang diharapkan mahasiswa banyak membaca dan berlatih untuk materi
Kesehatan Perempuan dan Keluarga Berencana sehingga dapat memberikan
service excellent untuk kesehatan ibu dan bayinya.
Setelah mempelajari dan membaca modul ini, diharapkan tujuan dan
kompetensi pembelajaran dapat tercapai dengan baik, kiranya pembaca
mendapatkan hasil yang maksimal dari modul ini.
Selamat belajar. Semoga Tuhan memberikan kemudahan dan memberkati
upaya untuk kita semua.
Penulis
PENDAHULUAN PANDUAN PRAKTIKUM
B. SASARAN
C. BEBAN SKS
D. TEKNIS BIMBINGAN
1. Pada awal pembelajaran praktek asuhan kebidanan hiv/aids, tb dan
malaria, Anda harus membaca langkah-langkah untuk memberikan
pelayanan.
2. Selanjutnya Anda akan melakukan praktek dengan berkelompok 5-10
orang.
3. Setiap mahasiswa mempunyai daftar tilik tentang perasat asuhan
kebidanan hiv/aids, tb dan malaria yang terdapat kemajauan
pembelajaran (terlampir), selanjutnya mahasiswa beserta
kelompoknya membuat kontrak pratikum dengan instruktur.
A. Tujuan
B. Teori Dasar
1. Pengertian
RDT adalah alat diagnosis alternatif yang cepat & akurat, RDT
bekerja dengan cara mendeteksi antigen yang dilepaskan oleh parasit
malaria didalam darah. Alat ini mudah digunakan dan efektif, sangat
berguna diwilayah-wilayah terpencil yang tidak mempunyai fasilitas
laboratorium atau fasilitas tersebut sangat jauh. Namun demikian
sebaiknya penanganan tidak hanya berdasarkan pemeriksaan RDT.
RDT digunakan untuk skrining dan diagnosis pada keadaan sebagai
berikut;
Tenaga kesehatan yang jauh dari fasilitas mikroskop
Penanganan massal didaerah endemik yang jauh dari fasilitas
Investigasi pada saat Kejadian Luar Biasa (KLB) dan survei
prevelensi malaria
Pemeriksaan diri sendiri oleh tenaga terlatih secara individu maupun
kelompok
Pemeriksaan diluar jam kerja laboratorium Rumah Sakit atau klinik
Pemeriksaan pada penderita yang diduga mengalami resisten obat
atau tidak respon terhadap obat malaria.
RDT harus disimpan ditempat yang sejuk agar dapat berfungsi
dengan baik. Termasuk pada saat pengiriman ke pusat kesehatan dan
pada saat berada di pusat kesehatan. RDT harus disimpan pada suhu 2 0
sampai 300c. Anda dapatmenyimpannya di lemari atau tempat anda biasa
menyimpan obat-obatan anda. Pastikan RDT tidak terkena sinar
matahari langsung. Meskipun disimpan dengan baik, RDT dapat rusak
jika tidak berhati-hati dalam perjalanan menuju lapangan.
Ingat!!
RDT mempunyai daya tahan 1-2 tahun dan tidak boleh digunakan
setelah tanggal kadaluarsanya terlewati.
2. Langkah Cara Pemeriksaan malaria dengan RDT
Persiapan alat:
1. RDT dalam kemasan
2. Lanset
3. Kapas alkohol
4. Nierbeken
5. Sarung tangan
6. Jam tangan
7. Spidol
No LANGKAH/ KEGIATAN GAMBAR
1 Bacalah petunjuk penggunaan RDT
2 Persiapan alat:
3
Bacalah tanggal kadaluarsa
5 Cuci tangan
6 Gunakan APD
16 Hasil negative
21 Bereskan alat
22 Lepaskan sarung tangan secara
terbalik dan rendam kedalam
larutan clorin
24 Dokumentasi
3. Pertanyaan-pertanyaan
Nilai
No Langkah-langkah
0 1 2
1 Bacalah petunjuk penggunaan RDT
2 Persiapan alat
3 Bacalah tanggal kadaluarsa
4 Bukalah kemasan RDT dan periksalah kelengkapan isinya
Perhatikan warna pengawet. Jika merah jambu, artinya RDT
rusak dan tidak dapat dipakai. Ganti dengan yang lain
5 Cuci tangan
6 Gunakan APD
7 Tulis nomor identitas pasien pada RDT.
8 Bersihkan jari pasien dengan kapas beralkohol tunggu hingga
kering
9 Ambil darah sesuai cara yang dianjurkan dalam petunjuk
penggunaannya
10 Siapkan darah pada alat periksa sesuai dengan cara yang
dianjurkan dalam petunjuk penggunaan.
11 Masukkan darah tersebut pada kotak sampel darah. Dengan loop,
darah dimasukkan dengan cara menyentuhkan loop pada tempat
untuk darah. Posisi loop harus vertikal (tegak lurus).
12 Buang loop atau ipette yang sudah terpakai ke dalam safety box.
13 Masukkan tetesan cairan buffer pada kotak buffer. Posisi botol
buffer tegak lurus. Jarak antara ujung dari botol dan kotak
buffer 2 cm, hingga dapat menetes dengan sempurna
14 Diamkan dan biarkan darah tercampur dan meresap pada kotak
15 Biarkan selama 15 menit dan bacalah hasilnya
16 Hasil negative
17 Hasil Positif Plasmodium falcifarum
20 Rapikan klien
21 Bereskan alat
20 Membantu secara jelas bagaimana cara menggunakan alat
kontrasepsi pilihannya setelah klien memilih jenis
kontrasepsinya
21 Beri kesempatan klien untuk bertanya
22 Tetapkan kunjungan ulang atau kembali bila ada keluhan
lain setelah pemakaian alat kontrasepsi.
23 Mengucapkan terima kasih
24 Pendokumentasian
TOTAL
NILAI :
PRAKTIKUM II
A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum Cara perawatan dan
pencucian kelambu, mahasiswi mampu melakukan Cara perawatan dan
pencucian kelambu dengan benar.
B. Teori Dasar
1. Pengertian
a. Perawatan dan pencucian kelambu berintektisida
Dalam perawatan dan pencucian kelambu diperhatikan:
1) Jangan merokok di dlm/dekat kelambu karena mudah terbakar
2) Jahit/tambal kelambu yg sobek agar nyamuk tidak masuk.
3) Setelah selesai digunakan kelambu dilipat keatas
4) Efektif digunakan sebelum pencucian sebanyak 20 x.
2. Langkah-langkah
No LANGKAH/ KEGIATAN GAMBAR
Perawatan dan pencucian kelambu berintektisida
1 Persiapan alat:
a. 2 ember / baskom berisi air
dingin
b. Detergen cair
c. Kelambu berintektisida
2 Siapkan 2 ember/baskom air dingin
yang berisi air deterjen dan air biasa
3 Gunakan air dingin dan cucilah
perlahan-lahan (dicelup-celupkan)
saja
Jgn menggunakan sabun colek,
Jgn menggunakan obat pemutih,
Jgn menggunakan air panas,
Jgn direndam,
jgn disikat,
jgn di kucek ,
jgn diperas
4 Buang air bekas pencucian di tempat
yang jauh dari sumber air yang
digunakan
5 Keringkan kelambu ditempat teduh
6 Cuci tangan
Pemasangan kelambu berintektisida
1 Buka kelambu dari kemasan dan
angin-anginkan selama 24 jam di
tempat teduh yang jauh dari sinar
matahari
3. Pertanyaan-pertanyaan
a. Bagaimana mencuci kelambu yang benar?
b. Apa saja yang tidak boleh dilakukan dalam pencucian dan perawatan
kelambu berintektisida?
c. Mengapa kelambu berintektisida terasa panas jika digunakan dan
bagaimana solusinya?
CEKLIST Cara Perawatan Dan Pencucian Kelambu Berintektisida
Nilai
No Langkah-langkah
0 1 2
1 Persiapan alat
1. 2 ember / baskom berisi air dingin
2. Detergen cair
3. Kelambu berintektisida
2 Siapkan 2 ember/baskom air dingin yang berisi air deterjen dan air
biasa
3 Gunakan air dingin dan cucilah perlahan-lahan (dicelup-celupkan) saja
Jgn menggunakan sabun colek,
Jgn menggunakan obat pemutih,
Jgn menggunakan air panas,
Jgn direndam,
jgn disikat,
jgn di kucek ,
jgn diperas
4 Buang air bekas pencucian di tempat yang jauh dari sumber air yang
digunakan
5 Keringkan kelambu ditempat teduh
6 Cuci tangan
TOTAL
NILAI :
CEKLIST Cara Pemasasangan Kelambu Berintektisida
Nilai
No Langkah-langkah
0 1 2
1 Persiapan alat
Kelambu berintektisida
2 Buka kelambu dari kemasan dan angin-anginkan selama 24 jam di
tempat teduh yang jauh dari sinar matahari
3 Ikat keempat sudut (loop) kelambu berinsektisida dengan tali atau
sejenisnya.
4 Ikat ke empat tali kelambu pada pengait/centelan/penyangga lainnya
pada dinding/atap
5 Masukkan ulang bahwa kelambu di bawah kasur/tikar supaya nyamuk
tidak masuk
6 Cuci tangan
TOTAL
NILAI :
PRAKTIKUM III
A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum Cara perawatan dan
pencucian kelambu, mahasiswi mampu melakukan Cara perawatan dan
pencucian kelambu dengan benar.
B. Teori Dasar
1. Pengertian
Pertanyaan-pertanyaan
a.
N Nilai
Langkah-langkah
o 0 1 2
Persiapan Alat
1. Lembar Informed choice
2. Lembar Informed Consent
3. Ruangan Konseling
4. Leaflet
Persiapan Klien
6. Klien posisi duduk
7. Siap menerima penjelasan
Persiapan Lingkungan
8. Menjaga privasi klien dengan menutup tirai
9. Memberikan Penerangan yang cukup
Persiapan petugas
10 Mencuci tangan
11 Duduk berhadapan dengan klien
Tindakan Konseling
12 Memberikan Salam dan sapa klien dengan sopan dan ramah. Berikan
perhatian yang khusus
13 Memperkenalkan diri kepada klien
14 Tanyakan pada klien Apakah mengetahui tentang Malaria.
15 Menjelaskan pada ibu tentang Malaria
16 Menjelaskan tentang Penularan Malaria
17 Menjelaskan Gejala Malaria
18 Menjelaskan Pengaruh Malaria pada ibu Hamil
19 Menjelaskan Pengaruh Malaria pada kelaurga serta keruagiannya
20 Menjelaskan tentang Pencegahan Malaria
21 Menanyakan Kondisi rumah dan Sanitasi
22 Menjelaskan tentang 3M, genangan air, keadaan selokan, keberadaan
semak2, penggunaan kawat kasa dll
23 Beri Kesempatan Ibu untuk bertanya
24 Akhiri KIE dengan Evaluasi
25 Pendokumentasian
PRAKTIKUM IV
A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum konseling pengobatan
malaria mahasiswi mampu melakukan konseling pengobatan kepada ibu
dengan malaria yang baik dan benar.
B. Teori Dasar
1. Pengertian
2. Pertanyaan-pertanyaan
a. Sebutkan semua jenis obat malaria serta dosisnya?
b. Sebutkan jenis obat malaria yg boleh dan yg tidak boleh dikonsumsi
ibu hamil?
c. Sebutkan obat antibiotik yg diperbolehkan dan tidak boleh untuk ibu
hamil
d. Kapan waktu yg paling tepat untuk minum obat malaria serta berikan
penjelasannya.
e. Sebutkan jenis obat malaria untuk bayi, anak2 dan ibu (bukan ibu
hamil) serta dosisnya
CEKLIST KIE PENCEGAHAN MALARIA
Langkah langkah
NO KETERAMPILAN NILAI
Penanganan Malaria Ringan 0 1 2
1 Menyapa ibu dengan ramah
2 Menjelaskan kondisi ibu (DDR +)
3 Memberikan obat-obatan;
pengobatan malaria pada ibu hamil rawat jalan Trimester 1;
Pada malaria Falciparum
kina 3 x2 tablet 3 x2 tablet /harl selama 7 hari 42
tablet atau 3xsehari dengan dosls 10 mg/ kg BB/kali
selama 7 hari
Kilndamisin 2 x300 mg atau 2x10 mg/kg BB selama
7 hari.
PRAKTIKUM V
A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum konseling PMTCT pada ibu
pasca persalinan mahasiswi mampu melakukan konseling PMTCT pada ibu
pasca persalinan yang baik dan benar.
B. Teori Dasar
1. Pengertian
PMTCT (Prevention of Mother To Child Transmission) pada ibu
pasca persalinan merupakan bagian dari pelayanan perawatan, dukungan
dan pengobatan bagi pasien HIV-AIDS dari ibu ke anak.
2. Sasaran PMTCT
a. Pencegahan Penularan HIV WUS
b. Pencegahan Kehamilan yg tdk direncanakan
c. Pencegahan HIV ke Janin yang dikandungnya
d. Merujuk Ibu Positif HIV ke Pelayanan lebih lanjut
PRAKTIKUM VI
A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum konseling PMTCT pada
ibu hamil mahasiswi mampu melakukan konseling PMTCT pada ibu hamil yang
baik dan benar.
B. Teori Dasar
1. Pengertian
PMTCT (Prevention of Mother To Child Transmission) pada ibu
pasca persalinan merupakan bagian dari pelayanan perawatan, dukungan
dan pengobatan bagi pasien HIV-AIDS dari ibu ke anak.
2. Sasaran PMTCT
a. Pencegahan Penularan HIV WUS
b. Pencegahan Kehamilan yg tdk direncanakan
c. Pencegahan HIV ke Janin yang dikandungnya
N Nilai
Langkah-langkah
o 0 1 2
Persiapan Klien
1 Klien posisi duduk
2 Siap menerima penjelasan
Persiapan Lingkungan
3 Menjaga privasi klien dengan menutup tirai
Tindakan Konseling
4 Memberikan Salam dan sapa klien dengan sopan dan ramah.
Berikan perhatian yang khusus
5 Memperkenalkan diri kepada klien
6 Menanyakan keluhan Klien yang dirasakan saat ini
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18 Mengakhiri Konseling
PRAKTIKUM VII
Prosedur Pemeriksaan HIV/AIDS
A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum ini mahasiswi mampu
mengetahui prosedur dalam pemeriksaan ibu dengan HIV/AIDS
B. Teori Dasar
1. Pengertian
PRAKTIKUM VIII
A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum ini mahasiswi mampu
melakukan konseling pada pasien sebelum dilakukan pemeriksaan HIV
B. Teori Dasar
1. Pengertian
PENILAIAN
NO KEGIATAN
1 2 3
1 Prosedur Alat dan Bahan:
1. Ruangan sesuai standar
2. Meja konseling
3. Alat peraga (leaflet, dll)
4. Formulir konseling yang dites
5. Formulir hasil testing dari laboratorium
6. Formulir rujukun ke menagar kasus
2 Konselor menyiapkan perlengkapan untuk konseling
3 Konselor memanggil pasien dan mempersilahkan masuk ke
ruangan
4 Konselor mempersilahkan pasien duduk dengan nyaman
dikursi yang telah tersedia
5 Konselor melakukan konseling pra tes HIV meliputi :
a. Alasan kunjungan,informasi dasar tentang HIV
b. Penilaian Risiko untuk membantu klien memahami
factor risiko
c. Keuntungan dan tantangan yang diperoleh klien
setelah tes HIV
d. Penilaian system dukungan termasuk penilaian kondisi
kejiwaan
6 Pentingnya menyingkap status untuk kepentingan
Pencegahan, pengobatan, dan perawatan
7 Konselor memberikan waktu untuk berfikir
8 Bila pasien menyetujui untuk dilakukan tes, petugas
memberikan form inform consent kepada pasien dan
meminta tanda tangan setelah pasien membaca isi form
persetujuan
9 Konselor atas nama dokter memberikan surat rujukan
pengambilan darah
10 Konselor mengisi dokumen klien dengan lengkap dan
mengisi form rujukan ke laboratorium
11 Konselor menyerahkan surat rujukan kepada klien untuk
dibawa ke laboratorium
12 Proses pengerjaan darah dilabortorium kurang lebih 1
jam
TOTAL
PRAKTIKUM IX
A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum ini mahasiswi mampu
melakukan konseling pada pasien setelah dilakukan pemeriksaan HIV
B. Teori Dasar
1. Pengertian
PENILAIAN
NO KEGIATAN
1 2 3
Prosedur Alat dan Bahan:
7. Formulir hasil testing dari laboratorium
1
8. Formulir rujukun ke menagar kasus
9. Ceklist Konseling Pasca Test HIV
2
Konselor menyiapkan perlengkapan untuk konseling
3 Konselor memanggil pasien dan mempersilahkan masuk
ke ruangan
4 Konselor mempersilahkan pasien duduk dengan nyaman
dikursi yang telah tersedia
5 Konselor menyampaikan hasil pemeriksaan dan konseling
paska tes
a. Jika tes Non Reaktif :
Konselor menyampaikan hasil tes “saat ini tidak
ditemukan virus HIV dalam darah”.
Konselor memberikan pesan tentang pencegahan
HIV/AIDS.
Konselor menyarankan kepada penderita untuk test
HIV, setelah 3 bulan.
Konselor menyarankan agar pasangannya mau
ditest HIV.
b. Jika tes Reaktif :
Konselor menyampaikan hasil positif.
Konselor memberikan dukungan kepada pasien
dalam menanggapi hasil tes.
Konselor menginformasikan perlunya perawatan
dan pengobatan HIV, selain penyakit yang
dideritanya.
Konselor menginformasikan cara pencegahan
penularan kepada pasangannya.
Konselor menyarankan pasien untuk memeriksakan
pasangannyan untuk dilakukan test HIV.
Konselor merujuk pasien ke Klinik PDP, untuk
mendapatkan perawatan, dukungan, dan pengobatan
lebih lanjut.
c. Jika hasil tes indeterminate :
Konselor menyampaikan hasil tes “saat ini belum
bisa ditegakkan menderita HIV
Konselor memberikan pesan tentang pencegahan
HIV/AIDS
Konselor menyarankan kepada penderita untuk
dilakukan test ulang setelah 2 minggu.
6 Bila pasien tidak menyetujui untuk dilakukan tes,
petugas menawarkan pada pasien untuk datang kembali
sewaktu-waktu bila masih memerlukan dukungan
TOTAL
PRAKTIKUM X
A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum ini mahasiswi mampu
melakukan konseling pengobatan pada pasien dengan HIV
B. Teori Dasar
1. Pengertian
PENILAIAN
NO KEGIATAN
1 2 3
1 Prosedur Alat dan Bahan:
a. Ruangan sesuai standar
b. Meja konseling
c. Alat peraga (leaflet, dll)
d. Formulir hasil testing dari laboratorium
2
Konselor menyiapkan perlengkapan untuk konseling
3 Konselor memanggil pasien dan mempersilahkan masuk ke
ruangan
4 Konselor mempersilahkan pasien duduk dengan nyaman
dikursi yang telah tersedia
5 Konselor melakukan konseling Pengobatan HIV meliputi :
a. Jelaskan perjalanan penyakit HIV
b. Jelaskan pentingnya meminum obat secara
teratur dan tepat waktu
c. Jelaskan keuntungan dan efek samping ARV
d. Jelaskan cara menyimpan ARV
e. Jelaskan bahwa kelaurga harus menyediakan ARV
jika ARV telah habis, harus memiliki stok
f. Jelaskan bahwa ibu perlu ke RS jika ada keluhan
atau bila diperlukan
6 a. ODHA dewasa;
1) stadium klinis I dan 2 dengan jumlah sel CD4 >
350 sel/mm3= belum mulai terapi (monitor gejala
klinis dan jumlah sel CD4 setiap 6-12 bulan
2) stadium klinis 3 dan 4, berapapun jumlah sel CD4
nya mulai pemberian terapi ARV
b. pasien dengan ko-infeksi TB dan pasien dnegan ko-
infeksi hepatitis B kronik aktif (apapun stadium
klinisnya dan berapapun jumlah sel CD4nya) mulai
pemberian terapi ARV.
c. Ibu hamil (apapun stadium klinisnya dan berapapun
jumlah sel CD4nya) mulai pemberian terapi ARV.
7 Nilai situasi kelurga termasuk jumlah orang yang terkena
atau berisiko terinfeksi HIV dan situasi kesehatannya
(anjurkan tes HIV)
8 Konselor memberikan dukungan agar klien memiliki
semangat untuk sembuh dan berjanji menjaga rahasia
9 Memberikan waktu untuk klien bertanya
10 Evaluasi pemahaman klien
11 Anjurkan untuk segera ke faskes jika mengalami efek
samping
12 Salam
TOTAL
PRAKTIKUM XI
Prosedur Pemeriksaan TB
A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum ini mahasiswi mampu
melakukan pemeriksaan TB sesuai prosedur
B. Teori Dasar
1. Pengertian
PRAKTIKUM XII
A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum ini mahasiswi mampu
melakukan konseling pada pasien sebelum pemeriksaan TB
B. Teori Dasar
1. Pengertian
PENILAIAN
NO KEGIATAN
1 2 3
1 Prosedur Alat dan Bahan:
a. Ruangan sesuai standar
b. Meja konseling
c. Alat peraga (leaflet, dll)
d. Formulir konseling yang dites
e. Formulir hasil testing dari laboratorium
f. Formulir rujukun ke menagar kasus
2
Konselor menyiapkan perlengkapan untuk konseling
3 Konselor memanggil pasien dan mempersilahkan masuk ke
ruangan
4 Konselor mempersilahkan pasien duduk dengan nyaman
dikursi yang telah tersedia
5 Konselor melakukan konseling pra tes TB meliputi :
e. Alasan kunjungan, keluhan yang dirasakan
f. informasi dasar tentang TB
g. Penilaian Risiko untuk membantu klien memahami
faktor risiko
h. tantangan yang diperoleh klien setelah tes TB
i. berikan semangat untuk klien agar mau melakukan tes
TB
6 Pentingnya menjelaskan Pencegahan, pengobatan, dan
perawatan
7 Konselor memberikan waktu untuk berfikir dalam
mengambil keputusan
8 Bila pasien menyetujui untuk dilakukan tes, petugas
memberikan form inform consent kepada pasien dan
meminta tanda tangan setelah pasien membaca isi form
persetujuan
9 Konselor memberikan surat rujukan pengambilan dahak
10 Konselor mengisi dokumen klien dengan lengkap dan
mengisi form rujukan ke laboratorium
11 Konselor menyerahkan surat rujukan kepada klien untuk
dibawa ke laboratorium
12 Proses pengerjaan darah dilabortorium kurang lebih 2
hari
TOTAL
PRAKTIKUM XIII
A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum ini mahasiswi mampu
melakukan konseling pada pasien setelah pemeriksaan TB
B. Teori Dasar
1. Pengertian
PENILAIAN
NO KEGIATAN
1 2 3
Prosedur Alat dan Bahan:
10. Formulir hasil testing dari laboratorium
1
11. Formulir rujukun ke menagar kasus
12. Ceklist Konseling Pasca Test TB
2
Konselor menyiapkan perlengkapan untuk konseling
3 Konselor memanggil pasien dan mempersilahkan masuk ke
ruangan
4 Konselor mempersilahkan pasien duduk dengan nyaman
dikursi yang telah tersedia
5 Konselor menyampaikan hasil pemeriksaan dan konseling
paska tes
d. Jika tes Non Reaktif :
Konselor menyampaikan hasil tes “saat ini tidak
ditemukan bakteri tuberkulosis dalam dahak”.
Konselor memberikan pesan tentang pencegahan TB.
Konselor menyarankan kepada penderita untuk test
TB, setelah 3 bulan.
Konselor menyarankan agar pasangannya mau ditest
TB.
e. Jika tes Reaktif :
Konselor menyampaikan hasil positif.
Konselor memberikan dukungan kepada pasien dalam
menanggapi hasil tes.
Konselor menginformasikan perlunya perawatan dan
pengobatan TB, selain penyakit yang dideritanya.
Konselor menginformasikan cara pencegahan penularan
kepada pasangannya.
Konselor menyarankan pasien untuk memeriksakan
pasangannyan untuk dilakukan test TB.
Konselor merujuk pasien untuk mendapatkan
perawatan, dukungan, dan pengobatan lebih lanjut.
6 Bila pasien tidak menyetujui untuk dilakukan tes, petugas
menawarkan pada pasien untuk datang kembali sewaktu-
waktu bila masih memerlukan dukungan
TOTAL
PRAKTIKUM XIV
Konseling pengobatan TB
A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum ini mahasiswi mampu
melakukan konseling pengobatan pada pasien setelah pemeriksaan TB
B. Teori Dasar
1. Pengertian
PENILAIAN
NO KEGIATAN
1 2 3
1 Prosedur Alat dan Bahan:
a. Ruangan sesuai standar
b. Meja konseling
c. Alat peraga (leaflet, dll)
d. Formulir hasil testing dari laboratorium
2
Konselor menyiapkan perlengkapan untuk konseling
3 Konselor memanggil pasien dan mempersilahkan masuk ke
ruangan
4 Konselor mempersilahkan pasien duduk dengan nyaman
dikursi yang telah tersedia
5 Konselor melakukan konseling Pengobatan TB meliputi :
a. Jelaskan perjalanan bakteri tuberkolosis
b. Jelaskan pentingnya meminum obat secara
teratur dan tepat waktu
c. Jelaskan dampak jika ibu tidak meminum obat
secara teratur
d. Jelaskan keuntungan dan efek samping obat TB
e. Jelaskan cara menyimpan obat TB
f. Jelaskan bahwa keluarga harus menyediakan obat
TB dan tidak boleh habis
g. Jelaskan bahwa ibu perlu ke RS jika ada keluhan
atau bila diperlukan
h. Jelaskan jadwal kunjungan ulang
6 a. Prinsip pengobatan
1) Fase awal (intensif) selama 2 bulan
2) Fase lanjutan selama 4-6 bulan
b. Wanita hamil dan menyusui:
Pengobatan standar dengan INH, rifampisin dan
pirazinamid dan dianjurkan piridoksin
c. Jelaskan regimen pengobatan;
1) Kategori I (kasus baru BTA positif/BTA negatif,
rontgen positif)= 2HRZE setiap hari
2) Kategori II (relaps BTA positif, gagal BTA)=
2HRZES setiap hari
3) Kategori III (kasus baru BTA negatif/ rontgen
positif)= 2HR setiap hari
4) Sisipan (bila pada akhir fase intensif, pengobatan
pasien baru BTA positif dengan kategori 1 atau
pasien BTA positif pengobatan ulang dengan
kategori II, hasil pemeriksaan dahak masih BTA
positif) = 1 HRZE setiap hari
d. Ket:
1) E= Etambutol
2) H=Isoniazid
3) R=Rifampisin
4) Z=Pirazinamid
5) S= Streptomisin
7 Nilai situasi kelurga termasuk jumlah orang yang terkena
atau berisiko terinfeksi TB dan situasi kesehatannya
(anjurkan tes TB)
8 Konselor memberikan dukungan agar klien memiliki
semangat untuk sembuh dan berjanji menjaga rahasia
9 Memberikan waktu untuk klien bertanya
10 Evaluasi pemahaman klien
11 Anjurkan untuk segera ke faskes jika mengalami efek
samping
12 Salam
TOTAL