Anda di halaman 1dari 33

BUKU PANDUAN

PRAKTIKUM LABORATORIUM
ASUHAN KEBIDANAN HIV/AIDS, TB DAN MALARIA

Nama :

NIM :

Semester :

YAYASAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MASYARAKAT PAPUA (YP3MP)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JAYAPURA

PRODI D-III KEBIDANAN

2022-2023
VISI PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) JAYAPURA

“MENJADI PRODI KEBIDANAN DENGAN LULUSAN YANG MAMPU


BERKOMUNIKASI, BERDISIPLIN DAN BEKERJA TEAM DALAM
MELAKUKAN ASUHAN KEBIDANAN DENGAN MALARIA SAMPAI TAHUN
2030 “

MISI PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) JAYAPURA

Adapun rumusan misi yang diemban Stikes Jayapura dalam penyelenggaraan


pendidikan tinggi telah di tetapkan sebagai berikut:

1. Memfasilitasi sarana, prasarana terkait dengan peningkatan kualitas


pembelajaran, serta peningkatan kualitas tenaga dosen agar berkompoten
dan profesional.
2. Melaksanakan Program Belajar Mengajar (PBM) secara mandiri dengan
implementasi kurikulum yang berkompetensi dengan orientasi pada input,
proses dan output.
3. Melaksanakan penelitian dalam lingkup kebidanan dan lingkup penanganan
malaria sehingga menghasilkan pengetahuan terbaru yang berguna bagi
institusi dan masyarakat.
4. Melaksanakan pengabdian masyarakat dalam lingkup kebidanan dan lingkup
penanganan malaria.
5. Menjalin kerjasama dan kemitraan dengan berbagai unsur untuk
meningkatkan mutu asuhan kebidanan dalam penanganan malaria
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga Modul Ajar Mata
Kuliah Kesehatan Perempuan dan Keluarga Berencana ini telah dapat diperbuat.
Mudah-mudahan modul ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan bidan di
Indonesia umumnya, serta dapat digunakan oleh para mahasiswa dan staf
pengajar dalam menjalankan dan menyelenggarakan proses belajar-mengajar di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jayapura.
Modul ini disusun dengan tujuan untuk memudahkan proses pembelajaran,
yang diharapkan mahasiswa banyak membaca dan berlatih untuk materi
Kesehatan Perempuan dan Keluarga Berencana sehingga dapat memberikan
service excellent untuk kesehatan ibu dan bayinya.
Setelah mempelajari dan membaca modul ini, diharapkan tujuan dan
kompetensi pembelajaran dapat tercapai dengan baik, kiranya pembaca
mendapatkan hasil yang maksimal dari modul ini.
Selamat belajar. Semoga Tuhan memberikan kemudahan dan memberkati
upaya untuk kita semua.

Penulis
PENDAHULUAN PANDUAN PRAKTIKUM

ASUHAN KEBIDANAN HIV/AIDS, TB DAN MALARIA

A. DESKRIPSI MATA KULIAH


Panduan pratikum ini mengacu pada mata kuliah asuhan kebidanan
hiv/aids, tb dan malaria. Bidan sebagai ujung tombak pelayanan terampil
dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan pada pasien dengan hiv/aids,
tb dan malaria, maka akan sangat membantu menurunkan angka kematian
Ibu dan bayi. Oleh karenanya, Anda sebagai calon Ahli Madya Kebidanan
harus memiliki wawasan, pengalaman, dan keterampilan yang cukup dalam
tatanan pelayanan Puskesmas maupun Rumah Sakit.

Agar Anda memiliki keterampilan dalam pelayanan asuhan kebidanan


hiv/aids, tb dan malaria, Anda harus melakukan praktik laboratorium. Anda
dapat berlatih untuk mengembangkan dan memadukan pengetahuan,
keterampilan yang akan diperlukan dalam kehidupan profesional sehingga
siap sepenuhnya untuk praktik sebagai bidan yang kompeten dalam
kewenangannya. Pedoman praktikum ini diharapkan membantu Anda dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan, ketrampilan tentang asuhan kebidanan
hiv/aids, tb dan malaria

Setelah melakukan pratikum, mahasiswa diharapkan mampu


memberikan pelayanan asuhan kebidanan hiv/aids, tb dan malaria.

B. SASARAN

Mahasiswi kebidanan semester 5, masing-masing dibagi menjadi 1 kelompok


mendapatkan penagrahan prosedur pelaksanaan praktikum dilaboratorium
kelas.

C. BEBAN SKS

SKS praktikum untuk mata kuliah asuhan kebidanan hiv/aids, tb dan


malaria: 1 SKS

D. TEKNIS BIMBINGAN
1. Pada awal pembelajaran praktek asuhan kebidanan hiv/aids, tb dan
malaria, Anda harus membaca langkah-langkah untuk memberikan
pelayanan.
2. Selanjutnya Anda akan melakukan praktek dengan berkelompok 5-10
orang.
3. Setiap mahasiswa mempunyai daftar tilik tentang perasat asuhan
kebidanan hiv/aids, tb dan malaria yang terdapat kemajauan
pembelajaran (terlampir), selanjutnya mahasiswa beserta
kelompoknya membuat kontrak pratikum dengan instruktur.

E. TATA TERTIB PEMBELAJARAN PRAKTIKUM


Selama Anda menjalankan pembelajaran praktik laboratorium, wajib
mentaati tata tertib yang ada, antara lain:

1. Anda wajib mentaati peraturan yang berlaku di ruang pratikum


2. Kehadiran Anda harus sesuai jadwal yang ditetapkan
3. Setiap Anda melakukan praktek wajib menandatangani daftar hadir.
4. Berpenampilan sopan, rapi, seragam lengkap dengan atribut dan wajib
menggunakan jas laboratorium.

Agar Anda dapat memperoleh hasil belajar yang optimal,


perhatikanlah petunjuk berikut ini :

1. Bacalah kembali panduan pratikum yang terkait dengan pembelajaran.


2. Pahami dulu format penuntun belajar tentang resusitasi untuk
neonatal yang terdapat pada halaman lampiran penuntun belajar ini
3. Praktik laboratorium dilaksanakan secara terjadwal dengan senior
Anda dan berikan pedoman praktek untuk mendapatkan penilaian
4. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, lakukan praktek ulang
bersama teman Anda
5. Untuk mengetahui perkembangan capaian pelaksanaan pratikum,
gunakan lembar penilaian yang sudah Anda gunakan
6. Mintalah teman Anda untuk melakukan penilaian sesuai dengan tanggal
pertemuan
7. Setiap selesai praktek, mintalah masukan untuk perbaikan praktikum
berikutnya
8. Pada akhir kegiatan praktikum, Anda wajib mengumpulkan lembar
penilaian capaian pratikum pada senior Anda
9. Anda dinyatakan trampil apabila telah mendapatkan penilaian : Nilai
minimal kelulusan kuliah praktikum yaitu 100.

Kriteria perolehan nilai tiap perasat praktikum :

0 : Langkah tidak dikerjakan sama sekali


1 : Langkah tidak dikerjakan dengan benar atau tidak berurutan
2 : Langkah dikerjakan dengan benar atau tidak berurutan
3 : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat dan tidak ragu-ragu serta
berurutan sesuai dengan prosedur

jumlah nilai yang diperoleh


Rumus Penilaian : Nilai 100%
jumlah item

F. TATA TERTIB PEMAKAIAN ALAT PRAKTIKUM


1. Setiap mahasiswi berhak meminjam/menggunakan alat-alat
laboratorium dengan persetujuan laboratorium
2. Setiap mahasiswi yang akan praktik laboratorium wajib
memberitahu/pesan alat kepada petugas 1 hari sebelum praktik
dilaksanakan
3. Mahasiswi/peminjam wajib mengisi formulir buku peminjamanalat
yang telah disediakan dengan lengkap
4. Mahasiswi/peminjam bertanggung jawab atas kebersihan dan
keuthan alat-alat yang dipinjam
5. Mahasiswi wajib merapikan dan membersihkan kembali peralatan
yang dipinjam setelah selesai menggunakan alat laboratorium
6. Alat-alat laboratorium dikembalikan segera setelah melaksanakan
kegiatan praktik
7. Alat-alat laboratorium yang dipinjam dikembalikan tepat waktu dan
dalam keadaan bersih dan utuh
8. Mahasiswi diperbolehkan meninggalkan ruangan setelah serah
terima alat-alat yang dipinjam kepada kepala laboratorium
9. Keterlambatan mengembalikan alat atau mengembalikan alat dalam
keadaan kotor, maka mahasiswi dikenakan denda
Rp.10.000/hari/alat
10. Peminjam alat laboratorium harus mengganti alat yang rusak/hilang
dalam waktu kurang dari dua hari setelah alat rusak/hilang.

G. DOSEN PENYUSUN PANDUAN DAN PENGAMPU LABORATORIUM


Susi Lestari, S.ST., M.Kes
Tiyan F Lestari, S.ST., M.Keb

H. JADWAL PRAKTIKUM DIII KEBIDANAN SEMESTER V


Terlampir
PRAKTIKUM I

Cara Pemeriksaan malaria dengan RDT

A. Tujuan

Setelah mempelajari kegiatan praktikum 1 (unit 1) ini, diharapkan anda dapat: 1.


Menyebutkan anatomi jantung dan pembuluh darah 2. Menjelaskan fungsi jantung dan
peredaran darah

B. Teori Dasar

1. Pengertian
RDT adalah alat diagnosis alternatif yang cepat & akurat, RDT
bekerja dengan cara mendeteksi antigen yang dilepaskan oleh parasit
malaria didalam darah. Alat ini mudah digunakan dan efektif, sangat
berguna diwilayah-wilayah terpencil yang tidak mempunyai fasilitas
laboratorium atau fasilitas tersebut sangat jauh. Namun demikian
sebaiknya penanganan tidak hanya berdasarkan pemeriksaan RDT.
RDT digunakan untuk skrining dan diagnosis pada keadaan sebagai
berikut;
 Tenaga kesehatan yang jauh dari fasilitas mikroskop
 Penanganan massal didaerah endemik yang jauh dari fasilitas
 Investigasi pada saat Kejadian Luar Biasa (KLB) dan survei
prevelensi malaria
 Pemeriksaan diri sendiri oleh tenaga terlatih secara individu maupun
kelompok
 Pemeriksaan diluar jam kerja laboratorium Rumah Sakit atau klinik
 Pemeriksaan pada penderita yang diduga mengalami resisten obat
atau tidak respon terhadap obat malaria.
RDT harus disimpan ditempat yang sejuk agar dapat berfungsi
dengan baik. Termasuk pada saat pengiriman ke pusat kesehatan dan
pada saat berada di pusat kesehatan. RDT harus disimpan pada suhu 2 0
sampai 300c. Anda dapatmenyimpannya di lemari atau tempat anda biasa
menyimpan obat-obatan anda. Pastikan RDT tidak terkena sinar
matahari langsung. Meskipun disimpan dengan baik, RDT dapat rusak
jika tidak berhati-hati dalam perjalanan menuju lapangan.
Ingat!!
 RDT mempunyai daya tahan 1-2 tahun dan tidak boleh digunakan
setelah tanggal kadaluarsanya terlewati.
2. Langkah Cara Pemeriksaan malaria dengan RDT
Persiapan alat:
1. RDT dalam kemasan
2. Lanset
3. Kapas alkohol
4. Nierbeken
5. Sarung tangan
6. Jam tangan
7. Spidol
No LANGKAH/ KEGIATAN GAMBAR
1 Bacalah petunjuk penggunaan RDT

2 Persiapan alat:

3
Bacalah tanggal kadaluarsa

4 Bukalah kemasan RDT dan


periksalah kelengkapan isinya
Perhatikan warna pengawet.
Jika merah jambu, artinya RDT
rusak dan tidak dapat dipakai.
Ganti dengan yang lain

5 Cuci tangan
6 Gunakan APD

7 Tulis nomor identitas pasien pada


RDT.

8 Bersihkan jari pasien dengan


kapas beralkohol tunggu hingga
kering

9 Ambil darah sesuai cara yang


dianjurkan dalam petunjuk
penggunaannya

10 Siapkan darah pada alat periksa


sesuai dengan cara yang
dianjurkan dalam petunjuk
penggunaan.

11 Masukkan darah tersebut pada


kotak sampel darah. Dengan loop,
darah dimasukkan dengan cara
menyentuhkan loop pada tempat
untuk darah. Posisi loop harus
vertikal (tegak lurus).
12 Buang loop atau ipette yang sudah
terpakai ke dalam safety box.

13 Masukkan tetesan cairan buffer


pada kotak buffer. Posisi botol
buffer tegak lurus. Jarak antara
ujung dari botol dan kotak buffer
2 cm, hingga dapat menetes
dengan sempurna
14 Diamkan dan biarkan darah
tercampur dan meresap pada
kotak

15 Biarkan selama 15 menit dan


bacalah hasilnya

16 Hasil negative

17 Hasil Positif Plasmodium


falcifarum

18 Hasil Positif Plasmodium


falcifarum atau mix

19 Hasil tidak valid Tidak ada garis


kontrol (pemeriksaan harus
diluang)
20 Rapikan klien

21 Bereskan alat
22 Lepaskan sarung tangan secara
terbalik dan rendam kedalam
larutan clorin

23 Cuci tangan dengan menggunakan


sabun dibawah air mengalir

24 Dokumentasi

3. Pertanyaan-pertanyaan

a. Apa yang dimaksud dengan RDT

b. Apa perbedaan pemeriksaan malaria menggunakan RDT dan


microskop?

c. Sebutkan dan jelaskan langkah pemeriksaan RDT


CEKLIST Pemeriksaan Malaria Menggunakan RDT

Beri tanda cek (√) pada kolom :

0 : Bila kegiatan tidak dilakukan

1 : Bila kegiatan dilakukan tetapi belum lengkap, belum sempurna atau


kegiatan dilakukan sebagian

2 : Bila kegiatan dilakukan dengan lengkap, sempurna atau kegiatan


dilakukan secara keseluruhan

Beri tanda ceklist (√) pada kolom penilaian

Nilai
No Langkah-langkah
0 1 2
1 Bacalah petunjuk penggunaan RDT
2 Persiapan alat
3 Bacalah tanggal kadaluarsa
4 Bukalah kemasan RDT dan periksalah kelengkapan isinya
Perhatikan warna pengawet. Jika merah jambu, artinya RDT
rusak dan tidak dapat dipakai. Ganti dengan yang lain
5 Cuci tangan
6 Gunakan APD
7 Tulis nomor identitas pasien pada RDT.
8 Bersihkan jari pasien dengan kapas beralkohol tunggu hingga
kering
9 Ambil darah sesuai cara yang dianjurkan dalam petunjuk
penggunaannya
10 Siapkan darah pada alat periksa sesuai dengan cara yang
dianjurkan dalam petunjuk penggunaan.
11 Masukkan darah tersebut pada kotak sampel darah. Dengan loop,
darah dimasukkan dengan cara menyentuhkan loop pada tempat
untuk darah. Posisi loop harus vertikal (tegak lurus).
12 Buang loop atau ipette yang sudah terpakai ke dalam safety box.
13 Masukkan tetesan cairan buffer pada kotak buffer. Posisi botol
buffer tegak lurus. Jarak antara ujung dari botol dan kotak
buffer 2 cm, hingga dapat menetes dengan sempurna
14 Diamkan dan biarkan darah tercampur dan meresap pada kotak
15 Biarkan selama 15 menit dan bacalah hasilnya
16 Hasil negative
17 Hasil Positif Plasmodium falcifarum

18 Hasil Positif Plasmodium falcifarum atau mix

19 Hasil tidak valid Tidak ada garis kontrol (pemeriksaan harus


diluang)

20 Rapikan klien
21 Bereskan alat
20 Membantu secara jelas bagaimana cara menggunakan alat
kontrasepsi pilihannya setelah klien memilih jenis
kontrasepsinya
21 Beri kesempatan klien untuk bertanya
22 Tetapkan kunjungan ulang atau kembali bila ada keluhan
lain setelah pemakaian alat kontrasepsi.
23 Mengucapkan terima kasih
24 Pendokumentasian
TOTAL
NILAI :
PRAKTIKUM II

Cara Perawatan Dan Pencucian Kelambu Berintektisida

A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum Cara perawatan dan
pencucian kelambu, mahasiswi mampu melakukan Cara perawatan dan
pencucian kelambu dengan benar.

B. Teori Dasar
1. Pengertian
a. Perawatan dan pencucian kelambu berintektisida
Dalam perawatan dan pencucian kelambu diperhatikan:
1) Jangan merokok di dlm/dekat kelambu karena mudah terbakar
2) Jahit/tambal kelambu yg sobek agar nyamuk tidak masuk.
3) Setelah selesai digunakan kelambu dilipat keatas
4) Efektif digunakan sebelum pencucian sebanyak 20 x.

b. Cara mengecek kelambu berinsektisida


1) Jika kelmbu sdh lebh dari 2o x pencucuian
2) Jika nyamuk dapat menempel di kelambu, berarti kelambu sdh
tidak berinsektisida
3) Kelambu yang sudah terkena sinar matahari

2. Langkah-langkah
No LANGKAH/ KEGIATAN GAMBAR
Perawatan dan pencucian kelambu berintektisida
1 Persiapan alat:
a. 2 ember / baskom berisi air
dingin
b. Detergen cair
c. Kelambu berintektisida
2 Siapkan 2 ember/baskom air dingin
yang berisi air deterjen dan air biasa
3 Gunakan air dingin dan cucilah
perlahan-lahan (dicelup-celupkan)
saja
 Jgn menggunakan sabun colek,
 Jgn menggunakan obat pemutih,
 Jgn menggunakan air panas,
 Jgn direndam,
 jgn disikat,
 jgn di kucek ,
 jgn diperas
4 Buang air bekas pencucian di tempat
yang jauh dari sumber air yang
digunakan
5 Keringkan kelambu ditempat teduh

6 Cuci tangan
Pemasangan kelambu berintektisida
1 Buka kelambu dari kemasan dan
angin-anginkan selama 24 jam di
tempat teduh yang jauh dari sinar
matahari

2 Ikat keempat sudut (loop) kelambu


berinsektisida dengan tali atau
sejenisnya.

3 Ikat ke empat tali kelambu pada


pengait/centelan/penyangga lainnya
pada dinding/atap

4 Masukkan ulang bahwa kelambu di


bawah kasur/tikar supaya nyamuk
tidak masuk

3. Pertanyaan-pertanyaan
a. Bagaimana mencuci kelambu yang benar?
b. Apa saja yang tidak boleh dilakukan dalam pencucian dan perawatan
kelambu berintektisida?
c. Mengapa kelambu berintektisida terasa panas jika digunakan dan
bagaimana solusinya?
CEKLIST Cara Perawatan Dan Pencucian Kelambu Berintektisida

Beri tanda cek (√) pada kolom :

0 : Bila kegiatan tidak dilakukan

1 : Bila kegiatan dilakukan tetapi belum lengkap, belum sempurna atau


kegiatan dilakukan sebagian

2 : Bila kegiatan dilakukan dengan lengkap, sempurna atau kegiatan


dilakukan secara keseluruhan

Beri tanda ceklist (√) pada kolom penilaian

Nilai
No Langkah-langkah
0 1 2
1 Persiapan alat
1. 2 ember / baskom berisi air dingin
2. Detergen cair
3. Kelambu berintektisida
2 Siapkan 2 ember/baskom air dingin yang berisi air deterjen dan air
biasa
3 Gunakan air dingin dan cucilah perlahan-lahan (dicelup-celupkan) saja
 Jgn menggunakan sabun colek,
 Jgn menggunakan obat pemutih,
 Jgn menggunakan air panas,
 Jgn direndam,
 jgn disikat,
 jgn di kucek ,
jgn diperas
4 Buang air bekas pencucian di tempat yang jauh dari sumber air yang
digunakan
5 Keringkan kelambu ditempat teduh

6 Cuci tangan
TOTAL
NILAI :
CEKLIST Cara Pemasasangan Kelambu Berintektisida

Beri tanda cek (√) pada kolom :

0 : Bila kegiatan tidak dilakukan

1 : Bila kegiatan dilakukan tetapi belum lengkap, belum sempurna atau


kegiatan dilakukan sebagian

2 : Bila kegiatan dilakukan dengan lengkap, sempurna atau kegiatan


dilakukan secara keseluruhan

Beri tanda ceklist (√) pada kolom penilaian

Nilai
No Langkah-langkah
0 1 2
1 Persiapan alat
Kelambu berintektisida
2 Buka kelambu dari kemasan dan angin-anginkan selama 24 jam di
tempat teduh yang jauh dari sinar matahari
3 Ikat keempat sudut (loop) kelambu berinsektisida dengan tali atau
sejenisnya.
4 Ikat ke empat tali kelambu pada pengait/centelan/penyangga lainnya
pada dinding/atap
5 Masukkan ulang bahwa kelambu di bawah kasur/tikar supaya nyamuk
tidak masuk
6 Cuci tangan
TOTAL
NILAI :
PRAKTIKUM III

Konseling KIE Malaria

A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum Cara perawatan dan
pencucian kelambu, mahasiswi mampu melakukan Cara perawatan dan
pencucian kelambu dengan benar.

B. Teori Dasar
1. Pengertian

Pertanyaan-pertanyaan
a.

CEKLIST KIE PENCEGAHAN MALARIA

Beri tanda ceklist (√) pada kolom penilaian

N Nilai
Langkah-langkah
o 0 1 2
Persiapan Alat
1. Lembar Informed choice
2. Lembar Informed Consent
3. Ruangan Konseling
4. Leaflet
Persiapan Klien
6. Klien posisi duduk
7. Siap menerima penjelasan
Persiapan Lingkungan
8. Menjaga privasi klien dengan menutup tirai
9. Memberikan Penerangan yang cukup
Persiapan petugas
10 Mencuci tangan
11 Duduk berhadapan dengan klien
Tindakan Konseling
12 Memberikan Salam dan sapa klien dengan sopan dan ramah. Berikan
perhatian yang khusus
13 Memperkenalkan diri kepada klien
14 Tanyakan pada klien Apakah mengetahui tentang Malaria.
15 Menjelaskan pada ibu tentang Malaria
16 Menjelaskan tentang Penularan Malaria
17 Menjelaskan Gejala Malaria
18 Menjelaskan Pengaruh Malaria pada ibu Hamil
19 Menjelaskan Pengaruh Malaria pada kelaurga serta keruagiannya
20 Menjelaskan tentang Pencegahan Malaria
21 Menanyakan Kondisi rumah dan Sanitasi
22 Menjelaskan tentang 3M, genangan air, keadaan selokan, keberadaan
semak2, penggunaan kawat kasa dll
23 Beri Kesempatan Ibu untuk bertanya
24 Akhiri KIE dengan Evaluasi
25 Pendokumentasian

PRAKTIKUM IV

Konseling Pengobatan Malaria

A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum konseling pengobatan
malaria mahasiswi mampu melakukan konseling pengobatan kepada ibu
dengan malaria yang baik dan benar.

B. Teori Dasar
1. Pengertian

2. Pertanyaan-pertanyaan
a. Sebutkan semua jenis obat malaria serta dosisnya?
b. Sebutkan jenis obat malaria yg boleh dan yg tidak boleh dikonsumsi
ibu hamil?
c. Sebutkan obat antibiotik yg diperbolehkan dan tidak boleh untuk ibu
hamil
d. Kapan waktu yg paling tepat untuk minum obat malaria serta berikan
penjelasannya.
e. Sebutkan jenis obat malaria untuk bayi, anak2 dan ibu (bukan ibu
hamil) serta dosisnya
CEKLIST KIE PENCEGAHAN MALARIA

Beri tanda ceklist (√) pada kolom penilaian

Langkah langkah
NO KETERAMPILAN NILAI
Penanganan Malaria Ringan 0 1 2
1 Menyapa ibu dengan ramah
2 Menjelaskan kondisi ibu (DDR +)
3 Memberikan obat-obatan;
pengobatan malaria pada ibu hamil rawat jalan Trimester 1;
Pada malaria Falciparum
 kina 3 x2 tablet 3 x2 tablet /harl selama 7 hari 42
tablet atau 3xsehari dengan dosls 10 mg/ kg BB/kali
selama 7 hari
 Kilndamisin 2 x300 mg atau 2x10 mg/kg BB selama
7 hari.

Pada Malaria Vivaks


 Kina 3 x2 tablet 3 x2 tablet/hari selama 7 harl 42
tablet atau 3 xsehari dengan dosls 10 mg/ kgbb/kali
selama 7 hari
 Parasetamol 1 tablet setiap 6 Jam jika demam.

Pengobatan malaria pada ibu hamil rawat Jalan pada


Trimester lI-III:
 DHP3 atau 4 tablet( sesuai dengan B8) satu kali
sehari selama 3 hari atau
 Artesunat 4 tablet dan Amodlakuin 4 tablet
setiapnhari selama 3 harl (24 tablet)
 Parasetamol 1 tablet setiap 6 Jam jika demam
4 memberikan perawatan:
 Minum obat sesudah makan
 Bila memungkinkan awasi pasien setiap minum obat
 Melanjutkan minum tablet tambah darah dan folat
 menganjurkan pakai kelambu
 Pastikan obatan diminum sesuai petunjuk
 Asupan gizi yang cukup
 Catat di buku KIA
 Anjurkan control terlebih jika belum pulih
sepenuhnya
Penanganan Malaria Berat
1 Stabilisasi yang harus dilakukan:
 Segera cari pertolongan
 Jangan biarkan ibu sendirian
 Lindungi ibu dari cedera, tetapi tdlk terlalu dikekang
 Bila ibu tidak sadar
 Periksa jalan nafas
 Posisikan miring kiri (2 bantal di punggung)
 Periksa adanya kaku leher
Bila ibu kejang miringkan kekiri, mengurangi aspirasi jika
terjadi
muntah, dan untuk memastikan jalan nafas terbuka
2 Tentukan usia kehamilan
3 Periksa TTV
4 Lengkapi catatan rekam medis
5 Tindakan:
 Berikan 1 dosis Kinin antipirin im untuk trimester I:
yaitu 10 mg/kg bb ->rujuk segera
 Artemeter 1 dosis IM untuk ibu hamil Tris Il-IlI
yaitu:3,2 mg/kg bb im.
Jika tersedia dalam ampul yang berisi 80 mg artemeter,
maka untuk ibu dengan berat badan 50 kg, berlkan 2 ampul

PRAKTIKUM V

Konseling PMTCT pada Ibu Nifas

A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum konseling PMTCT pada ibu
pasca persalinan mahasiswi mampu melakukan konseling PMTCT pada ibu
pasca persalinan yang baik dan benar.

B. Teori Dasar
1. Pengertian
PMTCT (Prevention of Mother To Child Transmission) pada ibu
pasca persalinan merupakan bagian dari pelayanan perawatan, dukungan
dan pengobatan bagi pasien HIV-AIDS dari ibu ke anak.

2. Sasaran PMTCT
a. Pencegahan Penularan HIV WUS
b. Pencegahan Kehamilan yg tdk direncanakan
c. Pencegahan HIV ke Janin yang dikandungnya
d. Merujuk Ibu Positif HIV ke Pelayanan lebih lanjut

3. Syarat pemberian Susu Formula


a. Acceptable (dpt diterima)—tidak ada hambatan sosbud ibu
b. Feasible (mudah dilakukan)—memiliki waktu, keterampilan dan
pengetahuan
c. Affordable (terjangkau)—mampu menyediakan sufor
d. Sustainable (berkelanjutan)—diberikan setiap hari s/d 6 Bulan dan
terjamin
e. Safe (Aman)—Higienitas harus dijaga. Mixed feeding dihindari
karena sufor merupakan benda asing yg dapat menimbulkan
perubahan mukosa dinding usus—memudahkan HIV dlm ASI masuk
dlm peredaran darah

CHECK LIST PMTCT PADA IBU NIFAS

Beri tanda ceklist (√) pada kolom penilaian


Nilai
No Langkah-langkah
0 1 2
Persiapan Klien
1 Klien posisi duduk
2 Siap menerima penjelasan
Persiapan Lingkungan
3 Menjaga privasi klien dengan menutup tirai
Tindakan Konseling
4 Memberikan Salam dan sapa klien dengan sopan dan ramah. Berikan
perhatian yang khusus
5 Memperkenalkan diri kepada klien
6 Menanyakan keluhan Klien yang dirasakan saat ini
7 Menanyakan Riwayat Persalinan ( SC / Spontan Pervaginam)
8 Mengucapkan Selamat atas kelahiran anak ibu
9 Jelaskan Risiko Penularan dari ibu ke Bayi pasca bersalin
10 Menanyakan Riwayat pemberian ASI/ SUFOR
11 Mengingatkan kembali tentang AFASS
12 Menjelaskan tentang Masa Nifas
13 Menjelaskan tentang Perawatan Perinuem
14 Menanyakan tentang pilihan KB
15 Mengingatkan ibu untuk tetap meminum ARV.
16 Menanyakan apakah ada yang ingin ibu tanyakan
17 Memotivasi ibu agar tetap merawat bayi
18 Mengakhiri Konseling

PRAKTIKUM VI

Konseling PMTCT pada Ibu Hamil

A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum konseling PMTCT pada
ibu hamil mahasiswi mampu melakukan konseling PMTCT pada ibu hamil yang
baik dan benar.

B. Teori Dasar
1. Pengertian
PMTCT (Prevention of Mother To Child Transmission) pada ibu
pasca persalinan merupakan bagian dari pelayanan perawatan, dukungan
dan pengobatan bagi pasien HIV-AIDS dari ibu ke anak.

2. Sasaran PMTCT
a. Pencegahan Penularan HIV WUS
b. Pencegahan Kehamilan yg tdk direncanakan
c. Pencegahan HIV ke Janin yang dikandungnya

CHECK LIST PMTCT PADA IBU HAMIL

Beri tanda ceklist (√) pada kolom penilaian

N Nilai
Langkah-langkah
o 0 1 2
Persiapan Klien
1 Klien posisi duduk
2 Siap menerima penjelasan
Persiapan Lingkungan
3 Menjaga privasi klien dengan menutup tirai
Tindakan Konseling
4 Memberikan Salam dan sapa klien dengan sopan dan ramah.
Berikan perhatian yang khusus
5 Memperkenalkan diri kepada klien
6 Menanyakan keluhan Klien yang dirasakan saat ini
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18 Mengakhiri Konseling

PRAKTIKUM VII
Prosedur Pemeriksaan HIV/AIDS

A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum ini mahasiswi mampu
mengetahui prosedur dalam pemeriksaan ibu dengan HIV/AIDS

B. Teori Dasar
1. Pengertian

PRAKTIKUM VIII

Konseling Pada Pasien Pratest HIV/AIDS

A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum ini mahasiswi mampu
melakukan konseling pada pasien sebelum dilakukan pemeriksaan HIV

B. Teori Dasar
1. Pengertian

DAFTAR TILIK KONSELING PRA TEST HIV

PENILAIAN
NO KEGIATAN
1 2 3
1 Prosedur Alat dan Bahan:
1. Ruangan sesuai standar
2. Meja konseling
3. Alat peraga (leaflet, dll)
4. Formulir konseling yang dites
5. Formulir hasil testing dari laboratorium
6. Formulir rujukun ke menagar kasus
2 Konselor menyiapkan perlengkapan untuk konseling
3 Konselor memanggil pasien dan mempersilahkan masuk ke
ruangan
4 Konselor mempersilahkan pasien duduk dengan nyaman
dikursi yang telah tersedia
5 Konselor melakukan konseling pra tes HIV meliputi :
a. Alasan kunjungan,informasi dasar tentang HIV
b. Penilaian Risiko untuk membantu klien memahami
factor risiko
c. Keuntungan dan tantangan yang diperoleh klien
setelah tes HIV
d. Penilaian system dukungan termasuk penilaian kondisi
kejiwaan
6 Pentingnya menyingkap status untuk kepentingan
Pencegahan, pengobatan, dan perawatan
7 Konselor memberikan waktu untuk berfikir
8 Bila pasien menyetujui untuk dilakukan tes, petugas
memberikan form inform consent kepada pasien dan
meminta tanda tangan setelah pasien membaca isi form
persetujuan
9 Konselor atas nama dokter memberikan surat rujukan
pengambilan darah
10 Konselor mengisi dokumen klien dengan lengkap dan
mengisi form rujukan ke laboratorium
11 Konselor menyerahkan surat rujukan kepada klien untuk
dibawa ke laboratorium
12 Proses pengerjaan darah dilabortorium kurang lebih 1
jam
TOTAL

PRAKTIKUM IX

Konseling Pada Pasien Pasca test HIV/AIDS

A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum ini mahasiswi mampu
melakukan konseling pada pasien setelah dilakukan pemeriksaan HIV

B. Teori Dasar
1. Pengertian

DAFTAR TILIK KONSELING PASCA TEST HIV

PENILAIAN
NO KEGIATAN
1 2 3
Prosedur Alat dan Bahan:
7. Formulir hasil testing dari laboratorium
1
8. Formulir rujukun ke menagar kasus
9. Ceklist Konseling Pasca Test HIV
2
Konselor menyiapkan perlengkapan untuk konseling
3 Konselor memanggil pasien dan mempersilahkan masuk
ke ruangan
4 Konselor mempersilahkan pasien duduk dengan nyaman
dikursi yang telah tersedia
5 Konselor menyampaikan hasil pemeriksaan dan konseling
paska tes
a. Jika tes Non Reaktif :
 Konselor menyampaikan hasil tes “saat ini tidak
ditemukan virus HIV dalam darah”.
 Konselor memberikan pesan tentang pencegahan
HIV/AIDS.
 Konselor menyarankan kepada penderita untuk test
HIV, setelah 3 bulan.
 Konselor menyarankan agar pasangannya mau
ditest HIV.
b. Jika tes Reaktif :
 Konselor menyampaikan hasil positif.
 Konselor memberikan dukungan kepada pasien
dalam menanggapi hasil tes.
 Konselor menginformasikan perlunya perawatan
dan pengobatan HIV, selain penyakit yang
dideritanya.
 Konselor menginformasikan cara pencegahan
penularan kepada pasangannya.
 Konselor menyarankan pasien untuk memeriksakan
pasangannyan untuk dilakukan test HIV.
 Konselor merujuk pasien ke Klinik PDP, untuk
mendapatkan perawatan, dukungan, dan pengobatan
lebih lanjut.
c. Jika hasil tes indeterminate :
 Konselor menyampaikan hasil tes “saat ini belum
bisa ditegakkan menderita HIV
 Konselor memberikan pesan tentang pencegahan
HIV/AIDS
 Konselor menyarankan kepada penderita untuk
dilakukan test ulang setelah 2 minggu.
6 Bila pasien tidak menyetujui untuk dilakukan tes,
petugas menawarkan pada pasien untuk datang kembali
sewaktu-waktu bila masih memerlukan dukungan
TOTAL

PRAKTIKUM X

Konseling Pengobatan HIV/AIDS

A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum ini mahasiswi mampu
melakukan konseling pengobatan pada pasien dengan HIV

B. Teori Dasar
1. Pengertian

DAFTAR TILIK KONSELING PENGOBATAN HIV

PENILAIAN
NO KEGIATAN
1 2 3
1 Prosedur Alat dan Bahan:
a. Ruangan sesuai standar
b. Meja konseling
c. Alat peraga (leaflet, dll)
d. Formulir hasil testing dari laboratorium
2
Konselor menyiapkan perlengkapan untuk konseling
3 Konselor memanggil pasien dan mempersilahkan masuk ke
ruangan
4 Konselor mempersilahkan pasien duduk dengan nyaman
dikursi yang telah tersedia
5 Konselor melakukan konseling Pengobatan HIV meliputi :
a. Jelaskan perjalanan penyakit HIV
b. Jelaskan pentingnya meminum obat secara
teratur dan tepat waktu
c. Jelaskan keuntungan dan efek samping ARV
d. Jelaskan cara menyimpan ARV
e. Jelaskan bahwa kelaurga harus menyediakan ARV
jika ARV telah habis, harus memiliki stok
f. Jelaskan bahwa ibu perlu ke RS jika ada keluhan
atau bila diperlukan
6 a. ODHA dewasa;
1) stadium klinis I dan 2 dengan jumlah sel CD4 >
350 sel/mm3= belum mulai terapi (monitor gejala
klinis dan jumlah sel CD4 setiap 6-12 bulan
2) stadium klinis 3 dan 4, berapapun jumlah sel CD4
nya mulai pemberian terapi ARV
b. pasien dengan ko-infeksi TB dan pasien dnegan ko-
infeksi hepatitis B kronik aktif (apapun stadium
klinisnya dan berapapun jumlah sel CD4nya) mulai
pemberian terapi ARV.
c. Ibu hamil (apapun stadium klinisnya dan berapapun
jumlah sel CD4nya) mulai pemberian terapi ARV.
7 Nilai situasi kelurga termasuk jumlah orang yang terkena
atau berisiko terinfeksi HIV dan situasi kesehatannya
(anjurkan tes HIV)
8 Konselor memberikan dukungan agar klien memiliki
semangat untuk sembuh dan berjanji menjaga rahasia
9 Memberikan waktu untuk klien bertanya
10 Evaluasi pemahaman klien
11 Anjurkan untuk segera ke faskes jika mengalami efek
samping
12 Salam
TOTAL

PRAKTIKUM XI

Prosedur Pemeriksaan TB

A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum ini mahasiswi mampu
melakukan pemeriksaan TB sesuai prosedur
B. Teori Dasar
1. Pengertian

PRAKTIKUM XII

Konseling Pada Pasien Pra test TB

A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum ini mahasiswi mampu
melakukan konseling pada pasien sebelum pemeriksaan TB

B. Teori Dasar
1. Pengertian

DAFTAR TILIK KONSELING PRA TEST TB

PENILAIAN
NO KEGIATAN
1 2 3
1 Prosedur Alat dan Bahan:
a. Ruangan sesuai standar
b. Meja konseling
c. Alat peraga (leaflet, dll)
d. Formulir konseling yang dites
e. Formulir hasil testing dari laboratorium
f. Formulir rujukun ke menagar kasus
2
Konselor menyiapkan perlengkapan untuk konseling
3 Konselor memanggil pasien dan mempersilahkan masuk ke
ruangan
4 Konselor mempersilahkan pasien duduk dengan nyaman
dikursi yang telah tersedia
5 Konselor melakukan konseling pra tes TB meliputi :
e. Alasan kunjungan, keluhan yang dirasakan
f. informasi dasar tentang TB
g. Penilaian Risiko untuk membantu klien memahami
faktor risiko
h. tantangan yang diperoleh klien setelah tes TB
i. berikan semangat untuk klien agar mau melakukan tes
TB
6 Pentingnya menjelaskan Pencegahan, pengobatan, dan
perawatan
7 Konselor memberikan waktu untuk berfikir dalam
mengambil keputusan
8 Bila pasien menyetujui untuk dilakukan tes, petugas
memberikan form inform consent kepada pasien dan
meminta tanda tangan setelah pasien membaca isi form
persetujuan
9 Konselor memberikan surat rujukan pengambilan dahak
10 Konselor mengisi dokumen klien dengan lengkap dan
mengisi form rujukan ke laboratorium
11 Konselor menyerahkan surat rujukan kepada klien untuk
dibawa ke laboratorium
12 Proses pengerjaan darah dilabortorium kurang lebih 2
hari
TOTAL

PRAKTIKUM XIII

Konseling Pada Pasien Pasca test TB

A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum ini mahasiswi mampu
melakukan konseling pada pasien setelah pemeriksaan TB

B. Teori Dasar
1. Pengertian

DAFTAR TILIK KONSELING PASCA TEST TB

PENILAIAN
NO KEGIATAN
1 2 3
Prosedur Alat dan Bahan:
10. Formulir hasil testing dari laboratorium
1
11. Formulir rujukun ke menagar kasus
12. Ceklist Konseling Pasca Test TB
2
Konselor menyiapkan perlengkapan untuk konseling
3 Konselor memanggil pasien dan mempersilahkan masuk ke
ruangan
4 Konselor mempersilahkan pasien duduk dengan nyaman
dikursi yang telah tersedia
5 Konselor menyampaikan hasil pemeriksaan dan konseling
paska tes
d. Jika tes Non Reaktif :
 Konselor menyampaikan hasil tes “saat ini tidak
ditemukan bakteri tuberkulosis dalam dahak”.
 Konselor memberikan pesan tentang pencegahan TB.
 Konselor menyarankan kepada penderita untuk test
TB, setelah 3 bulan.
 Konselor menyarankan agar pasangannya mau ditest
TB.
e. Jika tes Reaktif :
 Konselor menyampaikan hasil positif.
 Konselor memberikan dukungan kepada pasien dalam
menanggapi hasil tes.
 Konselor menginformasikan perlunya perawatan dan
pengobatan TB, selain penyakit yang dideritanya.
 Konselor menginformasikan cara pencegahan penularan
kepada pasangannya.
 Konselor menyarankan pasien untuk memeriksakan
pasangannyan untuk dilakukan test TB.
 Konselor merujuk pasien untuk mendapatkan
perawatan, dukungan, dan pengobatan lebih lanjut.
6 Bila pasien tidak menyetujui untuk dilakukan tes, petugas
menawarkan pada pasien untuk datang kembali sewaktu-
waktu bila masih memerlukan dukungan
TOTAL

PRAKTIKUM XIV

Konseling pengobatan TB

A. Tujuan
Setelah melakukan pembelajaran praktikum ini mahasiswi mampu
melakukan konseling pengobatan pada pasien setelah pemeriksaan TB

B. Teori Dasar
1. Pengertian

DAFTAR TILIK KONSELING PENGOBATAN TB

PENILAIAN
NO KEGIATAN
1 2 3
1 Prosedur Alat dan Bahan:
a. Ruangan sesuai standar
b. Meja konseling
c. Alat peraga (leaflet, dll)
d. Formulir hasil testing dari laboratorium
2
Konselor menyiapkan perlengkapan untuk konseling
3 Konselor memanggil pasien dan mempersilahkan masuk ke
ruangan
4 Konselor mempersilahkan pasien duduk dengan nyaman
dikursi yang telah tersedia
5 Konselor melakukan konseling Pengobatan TB meliputi :
a. Jelaskan perjalanan bakteri tuberkolosis
b. Jelaskan pentingnya meminum obat secara
teratur dan tepat waktu
c. Jelaskan dampak jika ibu tidak meminum obat
secara teratur
d. Jelaskan keuntungan dan efek samping obat TB
e. Jelaskan cara menyimpan obat TB
f. Jelaskan bahwa keluarga harus menyediakan obat
TB dan tidak boleh habis
g. Jelaskan bahwa ibu perlu ke RS jika ada keluhan
atau bila diperlukan
h. Jelaskan jadwal kunjungan ulang
6 a. Prinsip pengobatan
1) Fase awal (intensif) selama 2 bulan
2) Fase lanjutan selama 4-6 bulan
b. Wanita hamil dan menyusui:
Pengobatan standar dengan INH, rifampisin dan
pirazinamid dan dianjurkan piridoksin
c. Jelaskan regimen pengobatan;
1) Kategori I (kasus baru BTA positif/BTA negatif,
rontgen positif)= 2HRZE setiap hari
2) Kategori II (relaps BTA positif, gagal BTA)=
2HRZES setiap hari
3) Kategori III (kasus baru BTA negatif/ rontgen
positif)= 2HR setiap hari
4) Sisipan (bila pada akhir fase intensif, pengobatan
pasien baru BTA positif dengan kategori 1 atau
pasien BTA positif pengobatan ulang dengan
kategori II, hasil pemeriksaan dahak masih BTA
positif) = 1 HRZE setiap hari
d. Ket:
1) E= Etambutol
2) H=Isoniazid
3) R=Rifampisin
4) Z=Pirazinamid
5) S= Streptomisin
7 Nilai situasi kelurga termasuk jumlah orang yang terkena
atau berisiko terinfeksi TB dan situasi kesehatannya
(anjurkan tes TB)
8 Konselor memberikan dukungan agar klien memiliki
semangat untuk sembuh dan berjanji menjaga rahasia
9 Memberikan waktu untuk klien bertanya
10 Evaluasi pemahaman klien
11 Anjurkan untuk segera ke faskes jika mengalami efek
samping
12 Salam
TOTAL

Anda mungkin juga menyukai