Anda di halaman 1dari 14

Skenario 2

Seorang perempuan umur 65 tahun datang ke Rumah Sakit dengan keluhan benjolan dan borok
di payudara kanan dan benjolan di ketiak kanan. Benjolan di payudara muncul sejak satu tahun
yang lalu. Benjolan di ketiak timbul sejak 4 bulan yang lalu. Borok timbul sejak 3 bulan yang lalu.
Ibu pasien meninggal karena kanker payudara. Hasil pemeriksaan fisik KU dan tanda vital dalam
batas normal. Hasil pemeriksaan status lokalis payudara kanan terdapat massa ukuran 7x6x4
cm, dengan borok berukuran 5x3 cm mudah berdarah seperti pada gambar, dengan konsistensi
keras, batas tidak tegas, tidak terasa nyeri. Benjolan di ketiak kanan berdiameter 2 cm, berbatas
tegas, tidak nyeri. Hasil pemeriksaan aspirasi jarum halus (AJH) didapatkan sel ganas.
Pendapat : Invasive ductal carcinoma, NST. Pasien dilakukan operasi mastektomi. Jaringan hasil
operasi dilakukan pemeriksaan histopatologi dan imunohistokimia dengan hasil : Invasive ductal
carcinoma, no special type (NST), score 8 / grade III, invasi sel tumor ke jaringan lemak +, invasi
sel tumor ke vasa +, invasi sel tumor ke perineural -, Ductal Carcinoma In Situ (DCIS) -,
Intratumor dengan infiltrasi limfosit +, ER-, PR-, HER2 positif 3

Step 1

1.invasi ductal mastektomi (mail)

2. Borok (anna)

3. Aspirasi (alma)

4. DCIS (Bening)

5. Operasi Mastektomi (Vira)

6. Immunohistokimia (Rudi)

7. Histopatologi (azifa)

8. Er, pr, her (atsa)

9. Tumor (Syifa)

10. kanker payudara (safaraz)

11. Kanker, Benign, Malignant (Riky)

Benigna : tumor jinak

Maligna : tumor ganas / kanker


Tumor (dalam bahasa latin artinya ”pembengkakan”) merupakan sekelompok sel abnormal
yang terbentuk hasil proses pembelahan sel yang berlebihan dan tidak terkoordinasi.

Step 2

1. apa penyebab adanya benjolan di payudara dan di ketiak kanan, apakah berhubungan?
(safaraz)

Metastasis merupakan anak sebar, artinya kemampuan suatu jaringan tumor untuk lepas dari
induknya dan menempel serta mampu hidup dan berkembang lebih lanjut pada jaringan tubuh
lain yang letaknya jauh dari jaringan tumor induk. Misalnya kanker payudara dapat
bermetastasis hingga ke paru-paru dan menyebabkan gangguan proses pernapasan. Jalur
metastasis bisa melalui aliran darah, aliran limfe maupun proses terlepas/terjatuh langsung
menempel pada tempat tertentu. Metastasis hanya terjadi pada tumor ganas. Tumor jinak tidak
pernah bermetastasis. Oleh karena metastasis inilah maka tumor ganas pada kaki misalnya
dapat berakibat fatal terhadap penderitanya.

2. Apakah penyakit yang pernah diderita ibunya berhubungan dengan keluhan yang
dialami pasien?(anna)

Hasil analisis statistik menunjukkan seseorang yang memiliki riwayat keluarga pada payudara
mempunyai risiko 2,778 lebih besar untuk terkena kanker payudara dan hasilnya bermakna
secara statistik pada 95% CI: 1,123 – 6,868 dengan nilai p = 0,025 (memenuhi aspek strength
dari asosiasi kausal). Hasil analisis ini mendukung hipotesis bahwa wanita dengan yang memiliki
riwayat kanker payudara pada keluarga memiliki risiko lebih besar untuk terkena kanker
payudara dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki riwayat kanker payudara pada
keluarga. Gen BRCA yang terdapat dalam DNA berperan untuk mengontrol pertumbuhan sel
agar berjalan normal. Dalam kondisi tertentu gen BRCA tersebut dapat mengalami mutasi
menjadi BRCA1 dan BRCA2, sehingga fungsi sebagai pengontrol pertumbuhan hilang dan
memberi kemungkinan pertumbuhan sel menjadi tak terkontrol atau timbul kanker. Seorang
wanita yang memiliki gen mutasi warisan (termasuk BRCA1 dan BRCA2) meningkatkan risiko
kanker payudara secara signifikan dan telah dilaporkan 5-10% kasus dari seluruh kanker
payudara. Pada kebanyakan wanitapembawa gen turunan BRCA1 dan BRCA2 secara normal,
fungsi gen BRCA membantu mencegah kanker payudara dengan mengontrol pertumbuhan sel.
Namun hal ini tak berlangsung lama karena kemampuan mengontrol dari gen tersebut sangat
terbatas (Lanfranchi, 2005)

3. Apa yang menyebabkan timbulnya borok tersebut? (Vira)


4. Apa faktor penyebab terjadinya tumor tersebut? ( Bening)

Proses terbentuknya tumor berkaitan dengan 3 faktor utama yaitu genetik (keturunan),
karsinogenik (onkogen) dan co-karsinogen (co-onkogen). Faktor genetik atau keturunan
menyebutkan bahwa beberapa orang membawa bakat (berupa gen) untuk tumor tertentu.
Tentunya bakat saja tidak akan menjelma menjadi tumor di kemudian hari jika tidak ada faktor
pemicu lainnya. Faktor pemicu lainnya itu adalah karsinogen dan co-karsinogen. Yang termasuk
karsinogen antara lain senyawa kimia (seperti asbes, pengawet dan pewarna makanan), faktor
fisika (seperti radiasi roentgen berlebih, sinar matahari berlebih), hormonal (seperti peranan
estrogen pada kanker payudara, testosterone pada kanker prostate), dan virus (seperti virus
HPV sebagai biang keladi utama kanker leher rahim ). Sedangkan co-karsinogen adalah usia
tertentu (umumnya kejadian tumor seiring dengan pertambahan usia), pola hidup yang salah,
merokok, alkohol, pola makan kurang serat, adanya iritasi berulang-ulang.

5. Apa faktor resiko tumorigenesis? (Alma)

Faktor risiko kanker payudara dapat dibagi menjadi faktor reproduksi, faktor endokrin, faktor
diet dan faktor genetik. Berikut adalah faktor reproduksi :

1) Faktor Reproduksi

a) Usia Menarche dini

Menarche dini atau menstruasi pertama pada usia muda relatif muda (kurang dari 12 tahun)
berhubungan dengan peningkatan risiko kanker payudara. Risiko kanker payudara mengalami
penurunan sekitar 10% setiap 2 tahun keterlambatan usia menarche. Didapatkan bahwa pada
usia menarche yang lebih muda terdapat peningkatan risiko kanker payudara.

Usia menarche yang lebih awal berhubungan dengan lamanya paparan hormon estrogen dan
progesteron pada wanita yang berpengaruh terhadap proses proliferasi jaringan termasuk
jaringan payudara.

b) Masa laktasi

Menurut Byers dkk bahwa adanya efek bersifat protektif dari menyusui terhada kanker
payudara. Hal ini dikarenakan adanya penurunan level esterogen dan sekresi bahan-bahan
karsinogenik selama menyusui.

Hasil analisis lama menyusui 4 - 6 bulan memiliki risiko kanker payudara lebih besar sebanyak
1,375 kali tetapi hasilnya tidak bermakana secara statistik 95% CI: 0,231 – 8,710 dengan nilai p =
0,726 dibandingkan dengan lama menyusui 7 – 24 bulan. Hasil dari analisis lama menyusui 7 –
24 bulan memiliki risiko yang lebih kecil sebanyak 0,712 kali tetapi nilainya tidak bermakna
secara statistik 95% CI: 0,051 – 0,584 dengan nilai p = 0,005. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin lama menyusui dapat mengurangi risiko terjadinya kanker payudara dari pada tidak
pernah menyusui.

2) Faktor endokrin

a) Kontrasepsi oral (pil KB)

Beberapa studi menyebutkan bahwa kontrasepsi oral berperan dalam peningkatan risiko
kanker payudara pada wanita pra menopause.

b) Terapi sulih hormone

pengobatan untuk gangguan hormon yang terjadi pada wanita. Kamu mungkin akan meminum
obat untuk menggantikan estrogen yang tidak diproduksi tubuh selama mengalami amenorrhea

Studi meta analisis menunjukan bahwa terapi sulih hormone (TSH) dapat meningkatkan risiko
kanker payudara. Ada peningkatan risiko sebesar 2,3% tiap tahun pada wanita
pascamenopause yang memakai TSH.

3) Diet

a) Konsumsi lemak

Pola diet makanan berlemak dengan frekuensi yang tinggi lemak akan dapat meningkatkan
produksi esterogen karena meningkatnya pembentukan jaringan adipose. Peningkatan
konsentrasi esterogen dalam darah akan meningkatkan risiko terkena kanker payudara karena
efek poliferasi dari esterogen pada duktus ephitelium payudara.

b) Konsumsi alkohol

Alkohol dapat menyebabkan hiperinsulinemia yang akan merangsang faktor pertumbuhan pada
jaringan payudara. Hal ini akan merangsang pertumbuhan yang tergantung esterogen pada lesi
pra kanker yang selama masa menopause akan mengakami regresi ketika jumlah esterogen
menurun.

c) Obesitas

Berdasarkan American Cancer Society menyatakan bahwa wanita yang mengalami obesitas
atau kelebihan berat badan setelah memasuki masa menopause memiliki risiko lebih tingi
menderita kanker payudara. Kegemukan atau obesitas akan meningkatkan sintesis esterogen
pada timbunan lemak yang berpengaruh terhadap proses proliferasi jaringan payudara.

4) Genetik
Mutasi yang paling banyak terjadi pada kanker payudara adalah gen BRCA 1 dan BRCA 2. Pada
sel normal gen ini membantu mencegah terjadinya kanker dengan jalan menghasilkan proten
yang dapat mencegah pertumbuhan abnormal. Wanita dengan mutasi pada gen BRCA 1 dan
BRCA 2 mempunyai peluang 80% untuk berkembang menjadi kanker payudara selama
hidupnya.

6. Mengapa benjolan yang muncul pada perempuan tersebut bertahap? (ikhda)

7. Mengapa sel pada benjolan dan borok tersebut termasuk sel ganas? apa klasifikasi dikatakan
ganas? (atsa)

KLASIFIKASI BERDASARKAN : Sifat Biologik Tumor

 Jinak:

- Tumbuh lambat, berkapsul, tidak infiltratif, anak sebar (-), kerusakan jaringan sekitar (-)

- Umumnya dapat disembuhkan

 Ganas:

- tumbuh cepat, infiltratif, anak sebar (+), kerusakan jaringan sekitar (+)

- Sering menimbulkan kematian.

 Intermediate (tumor yang agresif lokal/tumor ganas berderajat rendah):

- Invasif lokal, kemampuan metastasis kecil

- jinak tetapi destruktif / ganas tetapi metastase lambat.


Perbedaan Tumor Ganas dan Jinak Terdapat beberapa sifat yang membedakan antara tumor
jinak dan ganas :

1. Pertumbuhannya
Tumor ganas pertumbuhannya relatif lebih cepat karena memang lebih aktif dan agresif,
akibatnya jika di permukaan tubuh akan tampak tumor membesar dengan cepat dan seringkali
di puncaknya disertai dengan luka atau pembusukan yang tidak kunjung sembuh. Luka
menahun ini diakibatkan suplai nutrisi kepada sel-sel tumor tidak mampu mengimbangi lagi sel-
sel tumor yang jumlah sangat cepat berlipat ganda, akibatnya sel-sel yang berada diujung tidak
mendapat nutrisi dan mati.
2. Perluasannya
Tumor jinak tumbuh secara ekspansif atau mendesak, tetapi tidak merusak struktur jaringan
sekitarnya yang normal. Hal ini dikarenakan tumor jinak memiliki kapsul yang membatasi antara
bagian sel-sel tumor yang abnormal dengan sel-sel normal. Sebaliknya pada tumor ganas yang
memang tak berkapsul, tumor ini tumbuhnya infiltratif atau menyusup sembari merusak
jaringan disekitarnya. Pertumbuhan semacam ini pertama kali ditemukan oleh Hippocrates.
Beliau menamakan sebagai cancer (bahasa latin dari kepiting) karena menurutnya proses
infiltratif seperti demikian menyerupai bentuk capit kepiting. Akibat proses infiltratif tersebut,
maka jaringan disekitar tumor ganas seringkali rusak, dan jika jaringan yang diinfiltrasi itu
berupa pembuluh darah maka tumor jenis ini dapat menimbulkan gejala perdarahan.
Contohnya, pada kanker paru salah satu gejalanya adalah batuk darah.
3. Metastasis
Metastasis merupakan anak sebar, artinya kemampuan suatu jaringan tumor untuk lepas dari
induknya dan menempel serta mampu hidup dan berkembang lebih lanjut pada jaringan tubuh
lain yang letaknya jauh dari jaringan tumor induk. Misalnya kanker payudara dapat
bermetastasis hingga ke paru-paru dan menyebabkan gangguan proses pernapasan. Jalur
metastasis bisa melalui aliran darah, aliran limfe maupun proses terlepas/terjatuh langsung
menempel pada tempat tertentu. Metastasis hanya terjadi pada tumor ganas. Tumor jinak tidak
pernah bermetastasis. Oleh karena metastasis inilah maka tumor ganas pada kaki misalnya
dapat berakibat fatal terhadap penderitanya.
4. Gambaran selular
Tumor ganas di bawah mikroskop akan tampak sekumpulan sel-sel yang seringkali tidak
menyerupai jaringan normal semestinya, bahkan sel-sel ganas bisa memberi gambaran yang
sama sekali tidak menyerupai sel apapun dalam tubuh manusia (tidak berdiferensiasi/anaplasi).
Sedangkan tumor jinak umumnya diferensiasinya baik, artinya gambaran sel-selnya masih
serupa sel-sel normal asalnya namun aktvitas pembelahannya saja yang lebih aktif. Jadi dapat
disimpulkan bahwa semakin anaplastik / berdiferensiasi semakin buruk suatu tumor maka
tumor itu pastilah semakin ganas.
5. Kekambuhan
Tumor jinak umumnya dengan dioperasi secara tepat jarang untuk kambuh lagi. Tumor ganas
memiliki kekambuhan lebih tinggi dikarenakan proses pembedahannya sulit untuk benar-benar
tuntas dikarenakan memang jaringan abnormal ini tidak berkapsul sehingga sulit untuk
dibedakan dan dipisahkan dari jaringan normal sekitarnya yang sudah diinfiltrasi. Selain itu
tumor ganas tahap lanjut umumnya penyebaran sudah lebih luas bahkan sudah bermetasasis
jauh sehingga operasi adalah tidak mungkin menyembuhkan lagi karena sel-sel ganas sudah ada
hampir di setiap bagian tubuh.

Ductal carcinoma in situ (DCIS) payudara adalah karsinoma payudara dengan sel-sel tumor
berada dalam duktus kelenjar payudara dan belum menginfiltrasi ke stroma.

8. Bagaimana respon tubuh dalam melawan sel tumor? (Syifa)

9. Bagaimana deteksi/screening cancer (Riky)

1. Kanker payudara
Kanker payudara adalah penyakit yang disebabkan oleh munculnya sel-sel kanker di jaringan
payudara. Sel kanker tersebut bisa tumbuh di sekitar saluran susu dan kelenjar getah bening di
payudara. Kanker payudara umumnya terjadi pada wanita.
Beberapa gejala kanker payudara yang perlu diwaspadai adalah:

 Muncul benjolan lunak atau keras yang tidak terasa sakit di payudara
 Payudara atau puting terasa nyeri
 Puting tertarik ke dalam
 Kulit payudara atau puting menebal, bersisik, kemerahan, gatal, muncul ruam, dan iritasi
 Keluar cairan dari puting yang berwarna kuning, cokelat, merah, atau bening
 Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas

Untuk mendeteksi keberadaan sel kanker payudara, ada beberapa pemeriksaan yang bisa
dilakukan, di antaranya:
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
SADARI merupakan pemeriksaan yang dapat dilakukan secara mandiri dengan cara meraba
payudara untuk mendeteksi apakah ada perubahan fisik, seperti benjolan, atau perubahan
puting dan kulit di payudara.
Wanita dewasa dari segala usia disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) minimal sebulan sekali.
Mammografi atau mammogram
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperlihatkan penampakan jaringan pada payudara.
Jika hasil pemeriksaan mammogram menunjukkan adanya kelainan, pemeriksaan penunjang
lain, seperti MRI, USG, atau biopsi, mungkin diperlukan untuk memastikan apakah kelainan
tersebut berkaitan dengan kanker payudara atau tidak.
Tumor marker kanker payudara
Pemeriksaan tumor marker kanker payudara merupakan salah satu jenis tes untuk mendeteksi
dini kanker payudara. Selain itu, pemeriksaan ini juga bisa dilakukan untuk mendeteksi
kambuhnya penyakit kanker payudara atau memantau efektivitas terapi kanker.
Pemeriksaan kanker payudara disarankan bagi perempuan yang memiliki anggota keluarga
yang pernah menderita kanker payudara atau kanker ovarium, serta wanita berusia di atas 47
tahun yang sudah memasuki masa menopause. Pemeriksaan ini disarankan untuk dilakukan
setidaknya 3 tahun sekali.

2. Kanker leher rahim atau kanker serviks


Kanker serviks adalah jenis kanker yang terjadi di bagian yang menghubungkan rahim dan
vagina atau disebut juga leher rahim. Penyakit ini paling sering disebabkan oleh infeksi virus
HPV. Virus tersebut bisa masuk ke dalam rahim ketika terdapat kutil kelamin atau akibat
hubungan seks berisiko.
Pada tahap awal, kanker serviks sering kali tidak bergejala. Pada tahap yang lebih lanjut, gejala
yang dapat muncul adalah:

 Perdarahan vagina yang tidak normal, misalnya muncul setelah menopause, setelah
berhubungan seksual, atau antara periode menstruasi
 Rasa nyeri atau tidak nyaman saat berhubungan seks
 Keluar cairan dari vagina atau keputihan yang tidak normal
 Siklus haid berubah dan tidak dapat dijelaskan
 Nyeri panggul, kaki, atau punggung
 Buang air kecil bermasalah karena adanya penyumbatan pada ginjal atau ureter
 Urine atau tinja masuk ke dalam vagina
 Berat badan berkurang

Jika Anda merasakan beberapa gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter. Dokter akan
melakukan beberapa pemeriksaan yang meliputi:
Pap Smear
Pap smear bertujuan untuk mendeteksi sel-sel abnormal di serviks yang dapat berkembang
menjadi kanker. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel sel di leher rahim untuk
selanjutnya dianalisis di laboratorium.
Tes HPV
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi human papillomavirus yang dapat menyebabkan perubahan
sel, terkadang sebelum sel abnormal tersebut terbentuk atau dapat terlihat.
Pada daerah dengan fasilitas yang kurang memadai, pemeriksaan IVA (inspeksi visual asam
asetat) dapat dilakukan untuk mendeteksi dini kanker serviks. Pemeriksaan ini dapat dilakukan
di Puskesmas dan harganya relatif murah.
Berbagai pemeriksaan tersebut sangat disarankan bagi wanita berusia di atas 25 tahun atau
wanita yang sudah melakukan hubungan seksual secara aktif.
Untuk wanita berusia di antara 25–49 tahun, Pap smear disarankan untuk dilakukan 3 tahun
sekali. Sementara untuk wanita berusia di atas 49 tahun, tes ini sebaiknya dilakukan 5 tahun
sekali.
Pada wanita berusia lanjut atau di atas 65 tahun, pemeriksaan skrining kanker serviks umumnya
hanya perlu dilakukan jika hasil pemeriksaan sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak normal
atau bila belum pernah menjalani tes skrining kanker serviks.

3. Kanker usus besar


Kanker usus besar adalah jenis kanker yang muncul di usus besar. Penyakit ini disebut juga
dengan kanker kolorektal. Sebagian jenis kanker usus besar berasal dari gumpalan jaringan
nonkanker yang tampak berupa benjolan-benjolan di usus besar (polip usus).
Pada stadium awal, kanker usus besar bisa tidak bergejala. Seiring berkembangnya penyakit
atau stadium kanker, kanker usus besar dapat menimbulkan beberapa gejala berikut ini:

 Perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang berlangsung hingga lebih dari 4 minggu
 Gangguan pencernaan, misalnya diare dan susah buang besar, yang tak kunjung sembuh
 BAB berdarah atau keluar darah dari anus
 Perut terasa kram, nyeri, atau kembung secara terus-menerus
 Sensasi belum tuntas setelah buang air besar
 Lemah atau cepat lelah
 Penurunan berat badan tanpa sebab

Ada beberapa jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendeteksi kanker usus, antara
lain:
Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel tinja untuk dianalisis di laboratorium
guna mendeteksi keberadaan virus, bakteri, dan parasit, serta mendeteksi darah atau bahkan
perubahan DNA dalam tinja.
Tes sigmoidoskopi
Tes ini dilakukan menggunakan alat berbentuk tabung pendek, tipis, fleksibel, dan ringan yang
dimasukkan melalui rektum hingga ke dalam usus besar. Namun, prosedur ini kemungkinan
tidak dapat mendeteksi kanker yang posisinya lebih tinggi dari usus besar.
Kolonoskopi
Kolonoskopi menggunakan alat berbentuk tabung yang lebih panjang, tipis, fleksibel, dan ringan
yang dimasukkan melalui anus untuk memeriksa polip atau kanker di dalam rektum dan seluruh
usus. Pasien harus melakukan diet khusus selama 1–2 hari sebelum tes ini dilakukan.
Pemeriksaan kanker usus sangat disarankan bagi orang berusia di antara 60–75 tahun dan
orang yang memiliki riwayat kanker usus di dalam keluarga.

4. Kanker prostat
Kanker prostat adalah salah satu jenis kanker yang umum terjadi. Jenis kanker ini terjadi di
bagian prostat, yaitu kelenjar kecil yang menghasilkan cairan mani dan mengangkut sperma.
Berikut ini adalah beberapa gejala yang bisa dialami oleh penderita kanker prostat:

 Sering merasa ingin buang air kecil, terutama di malam hari


 Sulit mengeluarkan atau menghentikan aliran urine
 Aliran urine lemah atau terhambat
 Buang air kecil sedikit secara tidak sengaja saat tertawa atau batuk
 Tidak bisa buang air kecil dalam posisi berdiri
 Terasa sakit atau perih saat buang air kecil atau ejakulasi
 Ada darah dalam urine atau air mani
 Kandung kemih terasa belum sepenuhnya kosong usai buang air kecil
 Disfungsi ereksi atau susah ereksi
 Pinggul, punggung (tulang belakang), dada (tulang rusuk), atau daerah lain terasa sakit
 Kaki lemas atau mati rasa
 Kehilangan kontrol kandung kemih

Untuk memastikan diagnosis kanker prostat, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan
berikut ini:
Pemeriksaan anus atau digital rectal exam (DRE)
Dokter dapat memeriksa ukuran prostat dan merasakan apakah ada benjolan atau kelainan
lainnya di sekitar prostat dengan jari. Meski demikian, pemeriksaan ini terkadang tidak dapat
mendeteksi kanker dengan tepat, terutama pada kanker prostat tahap awal.
Tes Prostate Specific Antigen (PSA)
PSA adalah protein yang diproduksi oleh jaringan kanker prostat. Namun, hasil PSA yang tinggi
tidak selalu disebabkan oleh kanker prostat dan tidak setiap kasus kanker prostat menunjukkan
hasil PSA yang tinggi.
Pemeriksaan kanker prostat sangat disarankan bagi pria berusia antara 40–75 tahun atau
memiliki riwayat keluarga yang pernah penderita kanker prostat.

5. Kanker paru-paru
Kanker paru-paru biasanya tidak menimbulkan tanda dan gejala pada tahap paling awal. Tanda
dan gejala kanker paru-paru biasanya muncul saat penyakitnya sudah memasuki stadium lanjut.
Beberapa gejala kanker paru-paru yang bisa muncul adalah:

 Batuk kronis atau batuk yang tidak kunjung sembuh setelah beberapa minggu atau
berbulan-bulan
 Batuk berdarah atau terdapat bercak darah pada lendir batuk
 Nyeri dada, terutama saat menarik napas, batuk, atau tertawa
 Suara serak
 Berat badan menurun dan kehilangan nafsu makan
 Sesak napas
 Cepat lelah
 Sering mengalami infeksi saluran pernapasan, misalnya bronkitis atau pneumonia
 Mengi
 Nyeri tulang
 Sakit kepala

Berbagai jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi kanker paru-paru, yaitu:

 CT scan paru-paru dengan atau tanpa zat kontras


 Foto Rontgen dada
 Pemeriksaan dahak dan biopsi jaringan paru
 Bronkoskopi atau endoskopi pada paru-paru

Pemeriksaan deteksi kanker paru-paru umumnya disarankan bagi orang berusia 55–74 tahun
yang sedang atau pernah aktif merokok. Orang yang berprofesi di bidang industri dan rentan
terpapar bahan kimia, seperti asbestos dan bensin, juga disarankan untuk melakukan
pemeriksaan tersebut.

6. Kanker hati
Kanker hati adalah kanker yang dimulai di organ hati. Kanker hati terbagi menjadi 2 macam,
yaitu primer dan sekunder. Kanker hati primer terjadi ketika sel kanker muncul di organ hati,
sedangkan kanker hati sekunder berkembang ketika sel kanker dari organ lain menyebar ke
organ hati.
Gejala yang biasa terjadi pada penderita kanker hati adalah:

 Berat badan turun


 Kehilangan nafsu makan
 Perut bagian atas terasa sakit
 Mual dan muntah
 Tubuh terasa lemah dan lelah
 Perut membengkak atau ada penumpukan cairan
 Kulit dan bagian putih mata berwarna kuning
 Tinja berwarna putih
 Merasa sangat kenyang walau hanya makan sedikit
 Hati membesar atau ada benjolan di bawah tulang rusuk sebelah kanan
 Limpa membesar atau ada benjolan di bawah tulang rusuk sebelah kiri.
 Gatal-gatal

Berbagai jenis pemeriksaan dapat dilakukan untuk mendeteksi apakah seseorang terserang
kanker hati atau tidak. Pemeriksaan tersebut meliputi:
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dapat berupa tes darah lengkap, pemeriksaan fungsi hati dan ginjal,
hingga pemeriksaan untuk mendeteksi tingkat alfaprotein (AFP).
Tes pencitraan
Beberapa jenis tes pencitraan untuk mendeteksi kanker hati adalah USG, CT scan, MRI,
angiografi, hingga pemindaian tulang jika terdapat keluhan nyeri tulang atau dokter mencurigai
kanker telah menyebar ke tulang.
Laparoskopi dan biopsi
Pemeriksaan ini umumnya dilakukan jika dokter menduga bahwa pasien menderita kanker
hati tetapi hasil pemeriksaan pencitraan tidak meyakinkan.
Pemeriksaan ini sangat disarankan bagi orang yang sering mengonsumsi minuman beralkohol
atau orang yang menderita penyakit tertentu, seperti hepatitis B, hepatitis C, sirosis, dan
hemakromatosis.

7. Kanker Darah
Kanker darah atau leukemia adalah jenis kanker yang menyerang sel-sel darah, misalnya sel
darah putih dan limfosit. Kanker darah bisa menimbulkan beberapa gejala berikut ini:

 Demam atau menggigil


 Letih atau cepat lelah
 Sering sakit atau infeksi
 Berat badan turun
 Mudah memar atau sering mengalami perdarahan spontan, misalnya sering mimisan,
gusi berdarah, atau muncul bintik merah di kulit
 Sering keringat dingin, terutama di malam hari
 Nyeri tulang
 Muncul benjolan di leher, ketiak, atau pangkal paha
 Tidak nafsu makan
 Nyeri dan pembengkakan di perut

Berbagai jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk memeriksa apakah seseorang menderita
kanker darah atau tidak adalah:

 Pemeriksaan darah lengkap


 Aspirasi sumsum tulang
 Pemeriksaan radiologi, misalnya foto Rontgen, CT scan, dan PET scan
 Pungsi lumbal

10. apa tata laksana yang tepat untuk pasien dengan kondisi tersebut (Rudi)

11. apa saja klasifikasi kanker payudara dilihat dari gambar histologisnya(azifa)

10. Apa saja karakteristik dan perbedaan dari tumor ganas dan jinak (firman)

1. Pertumbuhannya
Tumor ganas pertumbuhannya relatif lebih cepat karena memang lebih aktif dan agresif,
akibatnya jika di permukaan tubuh akan tampak tumor membesar dengan cepat dan seringkali
di puncaknya disertai dengan luka atau pembusukan yang tidak kunjung sembuh. Luka
menahun ini diakibatkan suplai nutrisi kepada sel-sel tumor tidak mampu mengimbangi lagi sel-
sel tumor yang jumlah sangat cepat berlipat ganda, akibatnya sel-sel yang berada diujung tidak
mendapat nutrisi dan mati.
2. Perluasannya
Tumor jinak tumbuh secara ekspansif atau mendesak, tetapi tidak merusak struktur jaringan
sekitarnya yang normal. Hal ini dikarenakan tumor jinak memiliki kapsul yang membatasi antara
bagian sel-sel tumor yang abnormal dengan sel-sel normal. Sebaliknya pada tumor ganas yang
memang tak berkapsul, tumor ini tumbuhnya infiltratif atau menyusup sembari merusak
jaringan disekitarnya. Pertumbuhan semacam ini pertama kali ditemukan oleh Hippocrates.
Beliau menamakan sebagai cancer (bahasa latin dari kepiting) karena menurutnya proses
infiltratif seperti demikian menyerupai bentuk capit kepiting. Akibat proses infiltratif tersebut,
maka jaringan disekitar tumor ganas seringkali rusak, dan jika jaringan yang diinfiltrasi itu
berupa pembuluh darah maka tumor jenis ini dapat menimbulkan gejala perdarahan.
Contohnya, pada kanker paru salah satu gejalanya adalah batuk darah.
3. Metastasis
Metastasis merupakan anak sebar, artinya kemampuan suatu jaringan tumor untuk lepas dari
induknya dan menempel serta mampu hidup dan berkembang lebih lanjut pada jaringan tubuh
lain yang letaknya jauh dari jaringan tumor induk. Misalnya kanker payudara dapat
bermetastasis hingga ke paru-paru dan menyebabkan gangguan proses pernapasan. Jalur
metastasis bisa melalui aliran darah, aliran limfe maupun proses terlepas/terjatuh langsung
menempel pada tempat tertentu. Metastasis hanya terjadi pada tumor ganas. Tumor jinak tidak
pernah bermetastasis. Oleh karena metastasis inilah maka tumor ganas pada kaki misalnya
dapat berakibat fatal terhadap penderitanya.
4. Gambaran selular
Tumor ganas di bawah mikroskop akan tampak sekumpulan sel-sel yang seringkali tidak
menyerupai jaringan normal semestinya, bahkan sel-sel ganas bisa memberi gambaran yang
sama sekali tidak menyerupai sel apapun dalam tubuh manusia (tidak berdiferensiasi/anaplasi).
Sedangkan tumor jinak umumnya diferensiasinya baik, artinya gambaran sel-selnya masih
serupa sel-sel normal asalnya namun aktvitas pembelahannya saja yang lebih aktif. Jadi dapat
disimpulkan bahwa semakin anaplastik / berdiferensiasi semakin buruk suatu tumor maka
tumor itu pastilah semakin ganas.
5. Kekambuhan
Tumor jinak umumnya dengan dioperasi secara tepat jarang untuk kambuh lagi. Tumor ganas
memiliki kekambuhan lebih tinggi dikarenakan proses pembedahannya sulit untuk benar-benar
tuntas dikarenakan memang jaringan abnormal ini tidak berkapsul sehingga sulit untuk
dibedakan dan dipisahkan dari jaringan normal sekitarnya yang sudah diinfiltrasi. Selain itu
tumor ganas tahap lanjut umumnya penyebaran sudah lebih luas bahkan sudah bermetasasis
jauh sehingga operasi adalah tidak mungkin menyembuhkan lagi karena sel-sel ganas sudah ada
hampir di setiap bagian tubuh.

Anda mungkin juga menyukai