PENYABUNAN
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Minyak goreng dan susu merupakan produk yang sering
digunakan di Indonesia. Produk minyak goreng dan susu serng
driproduksi dalam skala besar besaran dan distribusikan ke seluruh
Indonesia dan akhirnya sampai ditangan konsumen.
Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas dan
penambah nilai kalori pada bahan pangan yang digoreng. Minyak
goreng dapat diproduksi dari berbagai macam bahan mentah,
misalnya kelapa, jagung dan lain lain. Susu berfungsi sebagai sumber
kalsium yang sangat diperlukan oleh anak anak masa pertumbuhan.
Salah satu kandungan utama dari susu dan minyak adalah
lemak baik jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak jenuh berpotensi
meningkatkan kolestrol darah, sedangkan asam lemak tak jenuh dapat
menurunkan kolestrol darah.
Beberapa pengujian sebagai parameter yang tepat, seperti
komponen polar (TPM) dan polimer. Selain itu, terdapat uji-uji lain
yang sering dugunakan oleh industry seperti peroksida, bilangan
asam, bilangan penyabunan, bilangan iod viskositas, anisidin, dan
warna.
Dengan menlakukakan penentuan bilangan penyabunan dari
kandungan lemak pada susu dan minyak. Dengan mengentahui
bilngan asam dapat mengetahuu jumlah asam lemak yang terkandung
pada minyak atau lemak yang terkandung pada susu dan minyak.
Pada dasarnya dua uji ini dapat menentukan kualitas minyak atay
susu.
Berdasarkan hal tersebut yang dilakukan penentuan bilangan
asam dan bilangan penyabunan minyak Bimoli, minyak Sovia, susu
Ultra milk dan susu Indomil untuk mengtahui kualitas minyak dan susu
tesebut.
baku HCl 0,5 N. Untuk mengetahui kelebihan larutan KOH ini maka
dilakukan titrasi blanko, yaitu dengan prosedur yang sama tanpa
mengandung sampel (lemak/minyak). Dihitung bilangan
penyabunan.
= 1,669
2. Kelompok 2 (Minyak Sovia)
56,1
Bilangan asam = ()
8,5 0,0992 56,1
= 5
= 9,460
= 2,226048
4. Kelompok 4 (Indo Milk)
56,1
Bilangan asam = ()
5 0,0992 56,1
= 5
= 5,56512
Penentuan bilangan penyabunan
Dik :
VHCl blanko = 41,5 mL
NHCl = 0,5 N
1. Kelompok 1 (Minyak Bimoli)
( ) 56,1
Bilangan penyabunan = ()
(41,55) 0,5 56,1
= 5
= 204,765
2. Kelompok 2 (Minyak Sovia)
( ) 56,1
Bilangan penyabunan = ()
(41,56,1) 0,5 56,1
= 5
= 198,594
3. Kelompok 3 (Ultra Milk)
( ) 56,1
Bilangan penyabunan = ()
(41,517) 0,5 56,1
= 5
= 137,445
4. Kelompok 4 (Indo Milk)
( ) 56,1
Bilangan penyabunan = ()
(41,516,4) 0,5 56,1
= 5
= 140,811
4.1 Pembahasan
Beberapa pengujian sebagai parameter yang tepat, seperti
komponen polar (TPM) dan polimer. Selain itu, terdapat uji-uji lain
yang sering dugunakan oleh industry seperti peroksida, bilangan
asam, bilangan penyabunan, bilangan iod viskositas, anisidin, dan
warna.
Pada penetuan bilangan asam dilakukan dengan melarutkan
sampel minyak atau susu dalam erlemeyer dengan 50 mL alkohol 95%
netral dan ditutup dengan pendingin balik, dipanaskan sampai
mendidih dan digojok kuat-kuat untuk melarutkan asam lemak
bebasnya. Setelah dingin, larutan lemak dititrasi dengan larutan baku
KOH 0,1 N menggunakan indikator fenolftalein (pp). Diakhiri titrasi
apabila terbentuk warna merah mudah yang tidak hilang selama 30
detik.
Pada penentuan bilanagan asam digunakan etanol netral 95%
karena etanol merupakan pelarut semipolar yang dapat melarut
senyawa polar. Sehigga asam lemak dan senyawa lain yang
terkandung dalam minyak gorenga dan susu dapan larut dan dapat
bereaksi dengan KOH sebagai pentitran. Penggunaan KOH karena
pada penentuan bilangan asam menggunakan prinsip titrasi netralisasi
maka digunakan KOH sebagai titran selain itu dibandingkan NaOH,
KOH lebih larut dalam etanol sehingga reaksi terjadi sempurna.
Indikator yang digunakan adalah fenoltalein karena titrasi netralisasi
yang digunakan dan pH yang di capai berkisar 7 maka dipilih indikator
yang akan berubah warna pada pH tersebut dipilih fenoltalein yang
memiliki range pH 7-8.
Prinsip kerja angka penyabunan adalah sejumlah tertentu
sampel minyak/ lemak direaksikan dengan basa alkali berlebih yang
telah diketahui konsentrasinya menghasilkan griserol dan sabun. Sisa
dari KOH dititrasi dengan menggunakan HCl yang telah diketahui
penyabunan yaitu 196 - 206 KOH/g, jadi sampel minyak bimoli dan
minyak sovia merupakan minyak goreng kualitas yang baik karena
angka penyabunannya memenuhi syarat sesuai dengan SNI.
Sedangkan untuk bilangan asam 2 7 jadi dapat dikatakan bahwa
semua sampel yang diujikan memenuhi syarat.
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
bilangan asam yang ada dalam sampel Minyak Bimoli yaitu 1,669 ,
pada sampel Minyak Sovia yaitu 9,460 , pada sampel Susu Ultra Milk
yaitu 2,226048 dan pada sampel Susu Indo Milk yaitu 5,56512.
Sedangkan pada percobaan penentuan bilangan penyabunan, yang
ada dalam sampel Minyak Bimoli yaitu 204,785, pada sampel Minyak
Sovia yaitu 198,594, pada sampel Susu Ultra Milk yaitu 137,445 dan
pada sampel Susu Indo Milk yaitu 140,811.
Penentuan bilangan penyabunan, sesuai dengan SNI 01-3741-
1995 kualitas minyak goreng yang baik dapat dilihat dari angka
penyabunan yaitu 196 - 206 KOH/g, jadi sampel minyak bimoli dan
minyak sovia merupakan minyak goreng kualitas yang baik karena
angka penyabunannya memenuhi syarat sesuai dengan SNI.
Sedangkan untuk bilangan asam 2 7 jadi dapat dikatakan bahwa
semua sampel yang diujikan memenuhi syarat.
5.2 Saran
Diaharapkan kepada asisten meneyesuaikan berapa sampel
yang digunakan pada saat praktikum dan yan diminta sehingga tidak
membuang-buang sampel seperti susu dan minyak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2015, Penuntun Analisis Farmasi Kuantitatif, Universitas Muslim
Indonesia , Makassar
Balieys, 2010, Baileys Industrial Oil and Fat Technology; Edible Oil and Fat
Product: Product and Application Technology (4th ed., Vol 3). Wiley-
Interscience Publication. New York. pp. 429-482