PENDAHULUAN
mempunyai produk olahan (output) berupa minyak sawit yang menjadi salah
andalan devisa pada masa yang akan datang. Untuk bisa bersaing di pasar
meningkat 837 persen, dan hal itu juga dibuktikan oleh kontribusi minyak
Selama tahun 2005 hingga sekarang, minyak sawit telah menjadi produk
persen dari total konsumsi minyak makan dunia. Minyak sawit atau yang
dikenal dengan Crude Palm Oil (CPO) merupakan minyak nabati berwarna
digunakan adalah varietas tenera yang mempunyai cangkang yang tipis dan
daging buah yang tebal. Proses tahapan ekstraksi minyak sawit ini meliputi
standar mutu minyak sawit yang diproduksi dunia internsional. Oleh karena itu,
minyak sawit harus diproduksi dengan standar mutu yang tepat sehingga
penyusun lemak yaitu gliserol dan asam lemak. Dengan mempelajari tentang
lemak kita dapat memaksimalkan pemanfaatan dari lemak itu sendiri serta
mencegah bahaya yang dapat ditimbulkan sehingga untuk masa yang akan
datang dapat menguntungkan bagi kelangsungan hidup diri kita sendiri ataupun
1.2 Tujuan
trigliserida yaitu sebuah ester yang tersusun dari asam lemak dan gliserol.
Jenis dan jumlah asam lemak penyusun suatu minyak atau lemak menentukan
kamar dan disebut lemak apabila berbentuk padat pada suhu kamar. Asam
titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai
titrasi asam basa, titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi
titran.Titran ditambahkan sedikit demi sedikit (dari dalam buret) pada titrat
(larutan yang dititrasi) sampai terjadi perubahan warna indikator baik titrat
indikator, maka titrasi dihentikan. Saat terjadi perubahan warna indikator dan
titrasi diakhiri disebut dengan titik akhir titrasi dan diharapkan titik akhir
titrasi sama dengan titik ekivalen. Semakin jauh titik akhir titrasi dengan titik
ekivalen maka semakin besar kesalahan titrasi dan oleh karena itu, pemilihan
indikator menjadi sangat penting agar warna indikator berubah saat titik
disebut titrasi. Titik dimana reaksi itu tepat lengkap, disebut titik ekivalen
(setara) atau titik akhir teoritis. Pada saat titik ekivalen ini maka proses titrasi
volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titran.
Lengkapnya titrasi, harus terdeteksi oleh suatu perubahan, yang tak dapat
disalah lihat oleh mata, yang dihasilkan oleh larutan standar (biasanya
ditambahkan dari dalam sebuah buret) itu sendiri, atau lebih lazim lagi, oleh
(Anonim, 2009).
berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku. Larutan standar terbagi
menjadi 2 yaitu :
Gambar 2.1 Proses Titrasi
1. Larutan Standar Primer adalah larutan yang mengandung zat padat murni
yang konsentrasi larutannya diketahui secara tepat melalui metode
gravimetri (perhitungan massa), dapat digunakan untuk menetapkan
konsentrasi larutan lain yang belum diketahui.
2. Larutan Standar Sekunder adalah larutan suatu zat yang konsentrasinya
tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak
pernah murni. Konsentrasi larutan ini ditentukan dengan pembakuan
menggunakan larutan standar primer, biasanya melalui metode titrimetri
(Kanja, 2014).
Trayek pH indikator merupakan trayek rentang perubahan warna
suatu zat indikator pH yang bisa digunakan dalam titrasi. Zat yang dapat
digunakan sebagai indikator pH berupa:
1. Metil Jingga
Metil jingga memiliki trayek perubahan warna antara pH 3,1 – 4,4 jika
pH kurang dari 3,1 larutan berwarna merah, jika pH lebih dari 4,4 larutan
berwarna kuning.
2. Metil Merah
Metil merah memiliki trayek perubahan warna antara pH 4,2 – 6,2. Jika
pH kurang dari 4,2 larutan berwarna merah, jika pH lebih dari 6,2 larutan
berwarna kuning.
3. Bromtimol Biru
Bromtimol biru memiliki trayek perubahan warna antara pH 6 – 7,6. Jika
pH kurang dari 6 larutan berwarna kuning, jika pH lebih dari 7,6 larutan
berwaran biru.
4. Fenolftalein
Fenolftalein memiliki trayek perubahan warna antara pH 8 – 9,8. Jika pH
kurang dari 8 larutan tidak berwarna, jika pH lebih dari 9,8 larutan
berwarna merah.
5. Kertas Lakmus
Kertas Lakmus akan berubah warna merah pada larutan dengan pH
kurang dari 7 dan berubah warna biru pada larutan dengan pH lebih dari
7.
Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara
stokiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Ada dua cara umum
memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah
titik ekuivalen.
proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik
Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada
indicator yang menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yang dianalisis
Rumus Umum Titrasi yaitu Pada saat titik ekuivalen maka mol -
ekuivalen asam akan sama dengan mol - ekuivalen basa, maka hal ini dapat
N x V asam = N x V basa
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah
ion H+ pada asam atau jumlah ion OH- pada basa, sehingga rumus diatas
menjadi:
n x M x V asam = n x V x M basa
keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
4.1 Tabel
Berat v v
No. Sampel Percobaan Rata 2y
Sampel Pelant KOH
Minyak
1 10 gr 25 Ml 8,5 mL
1. Goreng 6,4 mL
Sawit 2 10 gr 25 mL 4,3 mL
Minyak 1 10 gr 25 mL 10 mL
2. Jelantah 11 mL
2 10 gr 25 mL 12 mL
Gorengan
Minyak 1 10 gr 25 mL 8,5 mL
3. Goreng 6,4 mL
2 10 gr 25 mL 4,3 mL
Ikan
1 10 gr 25 mL 2 mL
4. Solar 10,5 mL
2 10 gr 25 mL 19 mL
4.2 Reaksi
C12 H22K+H2O C16H32O2K + H2
4.3 Perhitungan
64
𝐷𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑎𝑠𝑎𝑚𝑎𝑛 =
10 𝑔𝑟
4.4 Grafik
𝐵𝑀 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝑉 𝐾𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝐾𝑂𝐻
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑠𝑎𝑚 = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
263 𝑥 6,4 𝑥 0,1
1. 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝑀𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑆𝑎𝑤𝑖𝑡 = 𝑥 100%
10 𝑔𝑟
205 𝑥 11 𝑥 0,1
2. 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝑀𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐽𝑒𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎ℎ 𝐺𝑜𝑟𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑥 100%
10 𝑔𝑟
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah di lakukan dapat disimpulkan bahwa kadar
asam solar jauh lebih tinggi dari sampel yang lain sehingga tingkat keasamannya
juga tinggi.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan percobaan dipastikan alat yang akan
digunakan telah bersih karena jika tidak maka alat tersebut akan mempengaruhi
hasil dari percobaan tersebut, dan juga pada proses titrasi sebaiknya dilakukan
secara teliti agar cairan yang berada didalam buret tidak larut semua kedalam
labu Erlenmeyer.
Daftar Pustaka
Kanja, Fhilla. 2004. Larutan Baku Primer dan Sekunder Pada Titrasi. Dikutip dari
: www.academia.edu. Diakses pada tanggal : 4 Desember 2018
Kumalasari, Prapti Ira, S.pd., MT. 2018. “Modul Penuntun Praktikum Kimia
Migas”. Laboratorium Kimia dan Pengolahan Migas STT Migas
Balikpapan 2018.