MODUL 3
TITRASI ASIDIMETRI – ALKALIMETRI)
PENENTUAN ANGKA ASAM LEMAK BEBAS (FFA)
DOSEN PENGAMPU :
Dra. YUSNIMAR, M.Si., M.Phil
DIBUAT OLEH :
Hezra Vitra Ananda Tanjung
(2307014400)
KELOMPOK 1
Hezra Vitra Ananda Tanjung (2307014400)
Mentariani Zega (2307037401)
Andespa Yoga (2307037454)
Penelitian ini fokus pada metode titrasi asidimetri-alkalimetri untuk menentukan angka
asam lemak bebas (FFA) dalam suatu sampel. Titrasi asidimetri digunakan untuk menentukan
kandungan asam lemak bebas, sedangkan titrasi alkalimetri digunakan untuk menetapkan jumlah
basa yang diperlukan untuk mengikat asam tersebut. Sampel diuji dengan menggunakan larutan
standar natrium hidroksida (NaOH) sebagai titran.Metode ini memberikan akurasi yang tinggi
dalam menentukan angka asam lemak bebas dalam sampel yang diuji. Analisis ini memiliki
relevansi penting dalam industri makanan dan minuman, khususnya dalam menilai kualitas dan
stabilitas produk lemak yang digunakan. Penelitian ini tidak hanya memberikan informasi
kuantitatif mengenai asam lemak bebas dalam sampel, tetapi juga menyoroti kepentingan metode
titrasi asidimetri-alkalimetri sebagai alat analisis yang handal dalam penelitian kualitas bahan
baku dan produk akhir.
TEORI DASAR
A. TUJUAN
B. TEORI
Titrasi asidimetri berdasarkan reaksi antara asam dan basa. Pada penentuan angka asam
lemak bebas (FFA), asam lemak bebas dalam sampel bereaksi dengan larutan natrium hidroksida
(NaOH) sebagai titran.
Titrasi alkalimetri dilakukan untuk menentukan jumlah basa yang diperlukan untuk
mengikat semua asam dalam sampel. Pada titrasi ini, ion hidrogen (H+) dari asam bereaksi
dengan ion hidroksida (OH-) dari natrium hidroksida, membentuk air dan garam. Angka asam
lemak bebas (FFA) dapat dihitung berdasarkan jumlah mol natrium hidroksida yang bereaksi
dengan asam lemak bebas dalam sampel.
Dengan titrasi secara Alkalimetri dapat menentukan konsentrasi larutan asam dengan
menggunakan larutan basa yang sudah diketahui konsentrasinya. Atau sebaliknya titrasi secara
Asidimetri adalah menentukan konsentrasi larutan basa dengan menggunakan larutan asam yang
telah diketahui konsentrasinya. Basa dapat dititrasi dengan larutan baku asam, proses ini disebut
asidimetri. Sebaliknya asam dititrasi dengan larutan baku basa, proses ini disebut alkalimetri.
Metode ini memberikan informasi tentang keberadaan asam lemak bebas dalam suatu
sampel, yang penting dalam menilai kualitas dan stabilitas produk lemak, terutama dalam
industri makanan dan minuman.
Titik akhir titrasi dapat diidentifikasi oleh perubahan warna indikator, yang menandakan
bahwa jumlah ekivalen asam dan basa menjadi seimbang; momen ini disebut titik ekivalen.
Proses untuk menetapkan konsentrasi larutan asam atau basa memerlukan penggunaan larutan
baku, suatu langkah yang dikenal sebagai standarisasi. Larutan baku dapat dibagi menjadi dua
jenis: larutan baku primer (contohnya: Asam Oksalat) dan larutan baku sekunder (contohnya:
NaOH).
BAB II
METODE PERCOBAAN
2.2 Penentuan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan standar Asam Oksalat
(Standarisasi larutan standar sekunder dengan larutan standar primer)
2.4 Penentuan angka asam lemak bebas (FFA) pada minyak goreng
Angka penyabunan adalah, angka yang menunjukan berapa mg NaOH yang diperlukan untuk
menyabunkan 1 gram minyak atau lemak. Angka asam adalah : angka yang menunjukan
berapa mg NaOH yang diperlukan untuk menetralkan 1 gram minyak atau lemak.
2.5 Penentuan angka asam lemak bebas (FFA) pada minyak goreng sbb;
a) Aduk sampel minyak goreng sampai rata, dan berada dalam keadaan cair
b) Timbang sampel minyak goreng 5 gr masukkan dalam Erlenmeyer 250 ml
c) Tambahkan 25 ml alkohol dan panaskan hingga hangat
d) Tambahkan 3 tetes indikator pp
e) Titrasi dengan NaOH standar sampai muncul warna merah muda
f) Hitung asam lemak bebas sebagai % FFA.
BAB III
3.1 Hasil
1 10 ml 3 tetes 0-10 ml 10 ml
2 10 ml 4 tetes 10-20 ml 10 ml
1 10 ml 3 tetes 0-15 ml 10 ml
2 10 ml 4 tetes 15-25 ml 10 ml
5 ml 25 ml 3 tetes 0-15 ml 16 ml
5 ml 25 ml 4 tetes 10-20 ml 20 ml
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Selanjutnya, berikan panduan yang jelas mengenai penggunaan alat dan bahan yang
diperlukan, termasuk tata cara pengoperasian buret, persiapan larutan, dan pelaksanaan titrasi
dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Tekankan pentingnya pengendalian variabel dan berikan
pelatihan kepada mahasiswa untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi hasil
titrasi.
Selain itu, beri penekanan khusus pada pemahaman hasil titrasi dan perhitungan angka
asam lemak bebas. Latih mahasiswa dalam menginterpretasikan hasil dan mengenali potensi
kesalahan dalam seluruh proses ini. Selanjutnya, bahas juga signifikansi hasil analisis dalam
pengendalian kualitas produk dan penerapannya dalam industri, memberikan konteks nyata
terkait kepentingan parameter ini dalam pengembangan produk. Dengan demikian, memastikan
bahwa setiap langkah praktikum diarahkan untuk menghasilkan pemahaman mendalam dan
aplikatif bagi mahasiswa.
BAB 5
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN SEMENTARA
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI
Gambar 5. Gambar 6.
Perubahan warna Penimbangan
pada larutan minyak
menjadi merah menggunakan
muda neraca analitik