Anda di halaman 1dari 20

A.

Pengertian qada dan qadlar


Iman kepada qada dan qadar termasuk rukun Iman yang ke- enam dan harus diyakini
kebenarannya oleh setiap muslimin dan muslimat. Iman kepada qada dan qadar dalam kehidupan
sehari-hari lebih popular dengan sebutan takdir. Iman kepada Qada dan Qadar artinya percaya
dan yakin bahwasahnya Allah SWT memiliki kehendak, keputusan dan ketetapan atas semuanya
makhlukNya termasuk segala sesuatu meliputi semua kejadian yang menimpa seluruh makhluk
hidup, termasuk manusia dan benda-benda yang ada di alam semesta. Kejadian itu bisa berupa
hidup atau mati, baik atau buruk, kemunculan atau kemusnahan. Sedangkan menurut bahasa
pengertian qada dan qadar adalah sebagai berikut :
A. Pengertian Qada dan Qadar
1. Arti Qada
1. Qada berarti hukum atau keputusan ( Q.S. Surat An- Nisa ayat 65 )
2. Qada berarti mewujudkan atau menjadikan ( Q.S. Surat Fussilat ayat 12 )
3. Qada berarti kehendak ( Q.S. Surat Ali Imron ayat 47 )
4. Qada berarti perintah ( Q.S. Surat Al- Isra ayat 23
2. Arti Qadar
1. Qadar berarti mengatur atau menentukan sesuatu menurut batas-batasnya ( Q.S.
Surat Fussilat ayat 10 )
2. Qadar berarti ukuran ( Q.S. Surat Ar- Radu ayat 17 )
3. Qadar berarti kekuasaan atau kemampuan ( Q.S. Surat Al- Baqarah ayat 236 )
4. Qadar berarti ketentuan atau kepastian ( Q.S. Al- Mursalat ayat 23 )
5. Qadar berarti perwujudan kehendak Allah swt terhadap semua makhluk-Nya
dalam bentuk-bentuk batasan tertentu ( Q.S. Al- Qomar ayat 49
3. Dengan kata lain Qada dan Qadar, adalah sama-sama merupakan ketetapan, keputusan,
kehendak Allah SWT atas seluruh Makhluk-Nya. Sebagaian pendapat mengatakan Qada
adalah ketetapan Allah SWT yang akan terjadi . Sedangkan Qadar, ketetapan Allah SWT
yang telah terjadi atas makhluk-Nya.
B. Ciri-ciri orang yang beriman kepada qada dan qadar

Seorang muslim yang percaya akan adanya ketentuan Allah swt pastinya memiliki
tingkat ketaatan yang tinggi. Karena ketentuan Allah swt menyangkut hidup di dunia dan di
akhirat. Adapun ciri-ciri orang yang beriman kepada qada dan qadarnya Allah swt adalah :
1. Mentaati perintah Allah swt dan menjauhi serta meninggalkan segala larangan Allah swt
2. Berusaha dan bekerja secara maksimal
3. Tawakkal kepada Allah swt secara menyeluruh dan berdoa
4. Mengisi kehidupan di dunia dengan hal-hal positif untuk mencapai kebahagiaan hidup di
akherat
5. memperhatikan dan merenungkan kekuasaan dan kebesaran Allah swt
6. bersabar dalam menghadapi cobaan
C. Hubungan Qada dan Qadar
Qada dan qadar merupakan satu kesatuan. Qada merupakan ketentuan, kehendak dan kemauan
Allah swt. Sedangkan Qadar merupakan perwujudan dari kehendak Allah swt. Qada bersifat
qodim (lebih dahulu ada), sedangkan qadar bersifat hudus (baru). Seorang ahli bahasa AlQuran, Imam Ar- Raqib mengatakan bahwa Allah swt menakdirkan segala sesuatu dengan dua
macam cara yaitu : memberikan qudrah atau kekuatan dan membuat ukuran serta cara-cara
tertentu. Qada dan qadar biasa dikenal dengan sebutan taqdir Allah swt.
D. Jenis -jenis takdir
1. Taqdir muallaq yaitu qada dan qadarnya Allah yang masih digantungkan pada usaha atau
ikhtiar manusia. Suatu contoh seseorang ingin kaya, pintar, sehat dan lain lain ini harus melalui
proses usaha untuk mencapai tujuan tersebut. Sesuatu yang tidak mungkin semuanya itu
diperoleh tanpa adanya ikhtiar. Sebagaimana firman Allah swt berikut :

( )


Artinya : Dan bahwasannya seseorang itu tidak memperoleh selain apa yang diusahakan. Dan
bahwasannya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya, kemudian akan diberi balasan
yang paling sempurna. (QS. An- Najm : 53/39-40)

Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan (nasib) suatu bangsa sehingga
bangsa itu mau mengubah keadaan (nasib) yang ada pada mereka sendiri. (QS. Ar- Radu :
13/11)

2. Taqdir mubrom yaitu qada dan qadarnya Allah swt yang sudah tidak dapat diubah lagi oleh
manusia, walau ada ikhtiar dan tawakkal. Sebagaimana firman Allah swt berikut :


Artinya : Dan tiap-tiap umat memiliki. Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak
dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya. (QS. Surat
Al- Araf : 7/34)
Semua yang kamu lakukan selanjutnya harus dipasrahkan kepada Allah swt, karena Allah swt
adalah zat yang mengatur dan menentukan segala sesuatunya. Sebagaimana firman Allah swt
berikut :



Artinya : Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang
yang beriman. (QS. Al- Maidah : 5/23)
E. Fungsi Iman Kepada Qada dan Qadar
1. Mendekatkan diri kepada Allah SWT ( Q.S. Al Hadid ayat 22 )
2. Mendidik manusia untuk senantiasa berusaha / ikhtiar ( Q.S. Ar Radu ayat 11 dan An
Najm ayat 39 42 )
3. Mendidik manusia untuk senantiasa sabar dan tawakal ( Q.S. Al Baqarah ayat 155 156
dan Ali Imran ayat 159 )
4. Mendidik manusia untuk tidak besikap sombong /takabur ( Q.S. Lukman ayat 18 )
F. Contoh perilaku qada dan qadar
1. Haris adalah seorang murid yang cerdas. Ia jarang belajar dalam jangka waktu yang lama.
Ia belajar hanya beberapa menit sebelum waktu ulangan dimulai. Ketika menerima hasil
ulangannya ia mendapatkan nilai yang memuaskan.
2. Ketika kelas VII SMP Zahid adalah siswa yang berprestasi biasa saja. Namun berkat
ketekunannya ia mampu mengejar ketertinggalan dari teman-temannya. Akhirnya pada
waktu ujian akhir sekolah ia mampu menjadi yang terbaik.
3. Zidane berusia 13 tahun. Sekarang ia duduk di kelas VII. Kehidupan zidane masih
panjang berdasarkan usia hidup rata-rata penduduk Indonesia yaitu sekitar 64 tahun.
Menginjak usia yang ke 15, ia menderita sakit keras. Berbagai model pengobatan telah
dijalaninya. Namun akhirnya ia meninggal dunia.

Tambahan
Dalam kehdupan kita pernah mendengar istilah Sunnatullah. Sunnatullah berasal dari kata bahasa
arab sunnah yang artinya bersinonim dengan kata tariqah berarti jalan yang dilalui. Kemudian
kata tersebut digabung dengan lafadz Allah swt sehingga menjadi kata
majemuk Sunnatullah. Sunnatullah berarti ketentuan-ketentuan atau hukum Allah swt yang
berlaku atas segenap alam dan berjalan secara tetap dan teratur.
Contohnya adalah api yang sifatnya panas dan membakar, air yang sifatnya membasahi dan
mencari tempat yang rendah. Sifat seperti itu tetap dimanapun dan kapanpun. Sunnatullah terdiri
dari dua macam yaitu :
1. Sunnatullah Qouliyah ( )adalah Sunnatullah yang berupa wahyu tertulis yaitu AlQuran
2. Sunnatullah Kauniyah ()adalah Sunnatullah yang tidak tertulis dan berupa kejadian atau
fenomena alam. Contoh api itu panas dan membakar, matahari terbit dari timur dan terbenam di
sebelah barat dan pergantian siang dan malam. Wallahualam

A. Ciri Beriman Kepada Qadha dan Qadar.


Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang dihadapkan kepada kenyataan
hidup yang dialaminya. Kenyataan itu kadang ada yang berbentuk positif
dan terkadang negatif, seperti :
ada yang memuaskan ada yang tidak,
ada yang menyenangkan ada yang menyusahkan,
ada yang menurut kita baik ada yang buruk, dan sebagainya.
Bagi orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apapun kenyataan dan
peristiwa yang dialaminya, akan ditanggapi dan diterima secara positif.
Sebaliknya, bagi orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar,
kenyataan apapun yang diterima ditanggapi dan diterima secara negatif.
Contoh :
Orang beriman yang tertimpa musibah menanggapi kenyataan ini dengan
kesabaran dan ketabahan. Kesabaran dan ketabahan merupakan sika positif
yang dinilai Allah SWt dengan pahala. Jadi, selama dia sabar dan tabah,
selama itu pula pahalanya terus mengalir.

Orang beriman ketika mendapatkan keberuntungan besar bersyukur dan


merasa bahwa semua itu karunia dari Allah SWT. Untuk itu ia ingin berbagi
kepada orang lain dengan menafkahkan sebagian keuntungannya tersebut.
Orang yang tidak beriman ketika mendapat musibah merasa bahwa dirinya
tidak berguna lagi. Dia merasa putus asa dan akhirnya melampiaskannya
dengan berbagai macam perbuatan yang merusak, seperti melamun,
merokok, mengkonsumsi narkoba, bahkan ada yang bunuh diri.
Orang yang tidak beriman ketika mendapat keuntungan bisnis yang
berlimpah malah menggunakannya untuk berfoya-foya. Dia merasa bahwa
yang didapatnya itu semata-mata merupakan prestasi yang harus diraakan
dan dia berhak dan bebas menggunakan sesuka hatinya.
Dengan memahami contoh-contoh tersebut, yakinkah kamu bahwa beriman
kepada qadha dan qadar mempunyai peranan penting dalam kehidupan?
Kalau yakin, tentu kamu ingin meningkatkan keimananmu kepada qadha dan
qadar. Bagaimana ciri-ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar?
Berikut ini merupakan ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar.
1. Selalu menyadari dan menerima kenyataan.
Iman kepada qadha dan qadar dapat menumbuhkan kesadaran yang tinggi
untuk menerima kenyataan hidup. Karena yang terjadi adalah sudah pada
garis ketentuan Allah pada hakekatnya bencana atau rahmat itu sematamata dari Allah SWT. Firman Allah SWT :
Artinya : Katakanlah: Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir)
Allah jika Allah menghendaki bencana atasmu, atau menghendaki rahmat
untuk dirimu dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka
pelindung dan penolong selain Allah. (QS. al-Ahzab : 17)
2. Senantiasa bersikap sabar.
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar akan senantiasa menerima
segala sesuatu dengan penuh kesabaran, baik dalam situasi yang sempit
atau susah dan tetap bersabar dalam situasi senang atau bahagia. Dengan
demikian orang yang beriman kepada takdir Allah SWT senantiasa dalam
keadaan yang stabil jiwanya.
Artinya : Apakah manusia itu mengira mereka akan dibiarkan, sedang
mereka tidak diuji lagi ?. (QS. al-Ankabut : 2)
Wujud ujian dan cobaan bisa berupa tiadanya biaya pendidikan, fisik yang
lemah, penyakit, orang tua meninggal, dilanda bencana alam, dan
sebagainya. Perhatikan firman Allah berikut :
Artinya : Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan

berikanlah berita
Baqarah : 155)

gembira

kepada

orang-orang

yang

sabar. (QS.

al-

Renungkan ayat 155 surat al-Baqarah, yaitu supaya memberi berita gembira
kepada orangorang yang sabar. Memang dalam menghadapi cobaan
diperlukan sikap sabar. Tanpa sikap sabar akan sulit manusia mencapai
sukses.
3. Rajin dalam berusaha dan tidak mudah menyerah.
Agar seseorang terus giat berusaha ia pun yakin bahwa segala hasil usaha
manusia selalu diwaspadai, dinilai, serta diberi balasan. Firman Allah :
Artinya : Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa
yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan di
perlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan
balasan yang paling sempurna, dan bahwasannya kepada Tuhanmulah
kesudahan (segala sesuatu). (QS an-Najm : 39-42)
4. Selalu bersikap optimis, tidak pesimis.
Keyakinan terhadap Qadha dan Qadar dapat menumbuhkan sikap yang
optimis tidak mudah putus asa. Karena ia yakin walau sering gagal, pasti
suatu saat akan berhasil sehingga tidak akan berputus asa. Firman Allah SWT
:
Artinya : dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
tidaklah berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS.
Yusuf : 87)
5. Senantiasa menerapkan sikap tawakal.
Tawakal (berserah diri0 kepada Allah SWT akan tumbuh pada diri seseorang
jika ia meyakini bahwa segala sesuatu telah dikehendaki Allah. Allah Maha
bijaksana
sehingga
menurut
keyakinannya
Allah
tidak
mungkin
menyengsarakannya. Allah sumber kebaikan sehingga tidak mungkin Allah
menghendaki hamba-Nya kepada keburukan. Firman Allah SWT :
Artinya : Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah, Tuhanku, dan
Tuhanmu. Tidak ada satu binatang melata pun, melainkan Dialah yang
memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang
lurus. (QS. Hud : 56).
B. Hubungan Qadha dan Qadar
Beriman kepada qadha dan qadar merupakan rukun iman yang keenam.
Qadha adalah ketentuan akan kepastian yang datangnya dari Allah SWT
terhadap segala sesuatu sejak zaman azali, yaitu sejak zaman sebelum
sesuatu itu terjadi. Segala sesuatu yang terjadi telah diketahui Allah SWT
terlebih dahulu karena Dialah yang merencanakan serta yang

menentukannya. Seluruh makhluk, baik malaikat, syetan, jin, maupun


manusia tidak akan mengetahui rencana-rencana Allah SWT tersebut.
Manusia punya rencana, tetapi Allah SWT yang menentukan. Ungkapan ini
merupakan salah satu bentuk cara memahami qadha dan qadar Allah SWT.
Manusia memang diberi kemampuan untuk berbuat dan berpikir, namun
kedudukan Allah SWT dan kekuasaan-Nya adalah di atas segala-galanya.
Ketentuan Allah SWT ini merupakan hak mutlak (absolut), tanpa campur
tangan siapapun dan dari manapun. Oleh karena itu manusia harus mau
menerima kenyataan. Kemampuan manusia terbatas pada ikhtiar untuk
mengatasi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Sedangkan
berhasil atau gagal, ini merupakan kekuasaan Allah SWT semata. Rasulullah
saw bersabda :
Artinya : Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a katanya: baginda s.a.w
bersabda: Allah SWT mengutus Malaikat ke dalam rahim. Malaikat berkata:
Wahai Tuhan! Ia masih berupa air mani. Setelah beberapa waktu Malaikat
berkata lagi: Wahai Tuhan! Ia sudah berupa segumpal darah. Begitu juga
setelah berlalu empat puluh hari Malaikat berkata lagi: Wahai Tuhan! Ia
sudah berupa segumpal daging. Apabila Allah SwT membuat keputusan
untuk menciptakannya menjadi manusia, maka Malaikat berkata: Wahai
Tuhan! Orang ini akan diciptakan lelaki atau perempuan? Celaka atau
bahagia? Bagaimana rezekinya? Serta bagaimana pula ajalnya? Segalagalanya dicatat ketika masih di dalam kandungan ibunya.(HR Bukhari dan
Muslim)
Qadar adalah ketentuan-ketentuan Allah SWT yang telah berlaku bagi setiap
makhluk sesuai dengan ukuran dan ketentuan yang telah dipastikan oleh
Allah SWT sejak zaman azali. Oleh karena itulah, baik buruknya telah
direncanakan terlebih dahulu oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT
:
Artinya : Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya. (QS Ar Rodu:
8)
Dari pengertian hadis dan ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
qadha dan qadar atas diri manusia telah diputuskan oleh Allah SWT sebelum
manusia ada atau dilahirkan ke dunia ini. Dalam kehidupan sehari-hari,
istilah qadha dan qadar biasa disebut juga dengan takdir. Jadi, beriman
kepada qadha dan qadar dapat dikatakan pula dengan beriman kepada
takdir.
Takdir baru dapat diketahui oleh manusia dengan kenyataan atau peristiwa
yang yang telah terjadi, contoh :
1. Terjadinya musibah bencana tsunami di Aceh pada tanggal 26 Desember
tahun 2004 yang merenggut ratusan ribu korban meninggal dunia. Sebelum
kejadian tersebut tak ada seorangpun yang mengetahuinya.

2. Dalam suatu kejadian kecelakaan yang menewaskan seluruh penumpang


ternyata ada seorang bayi yang selamat. Menurut ukuran akal, si bayi adalah
makhluk yang sangat lemah dan tidak mampu mencari perlindungan, tetapi
malah dia yang selamat. Sementara penumpang lain yang sudah dewasa
dan dapat berusaha menyelamatkan diri malah meninggal dunia.
3. Ada seorang yang dilahirkan dari keluarga yang sangat miskin. Orang
sekampung memperkirakan anak tersebut kelak juga akan menjadi miskin
seperti orang tuanya. Namun, setelah anak tersebut dewasa ternyata
menjadi orang yang pandai berdagang, sehingga dia menjadi orang yang
kaya.
Contoh-contoh di atas hanyalah merupakan bagian kecil ari peristiwaperistiwa yang berkaitan dengan takdir Allah SWT. Masih banyak sekali
peristiwa yang bisa kita pahami sebagai perwujudan dari qadha dan qadar
dari Allah SWT. Namun dari berbagai contoh di atas menunjukkan bahwa
qadha dan qadar Allah SWT akan tetap berlaku kepada setiap makhluk-Nya.
Oleh karena itu, orang beriman harus meyakini dengan sepenuh hati akan
adanya qadha dan qadar. Firman Allah SWT :
Artinya : Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah
ketetapan (takdir) Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Yasin :
38)
Dalam surat al-Hadid ayat 22, Allah juga berfirman :
Artinya : Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula)
pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (lauhul mahfuzh)
sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah. (QS. al-Hadid : 22)
C. Contoh dan Macam-macam Takdir.
Meskipun segala sesuatu yang terjadi di jagat raya ini sudah ditentukan oleh
Allah sejak zaman azali, tetapi pemberlakuan takdir Allah tersebut ada juga
yang mengikutsertakan peran makhluk-Nya. Karena itulah, takdir dibagi
menjadi dua, yaitu takdir mubram dan takdir muallaq :
1. Takdir Mubram
Dalam bahasa Arab, mubram artinya sesuatu yang sudah pasti, tidak dapat
dielakkan. Jadi, takdir mubram merupakan ketentuan mutlak dari Allah SWT
yang pasti berlaku atas setiap diri manusia, tanpa bisa dielakkan atau di
tawar-tawar lagi, dan tanpa ada campur tangan atau rekayasa dari manusia.
Contoh takdir mubram antara lain :
Waktu ajal seseorang tiba

Usia seseorang
Jenis kelamin seseorang
Warna darah yang merah
Bumi mengelilingi matahari
Bulan mengelilingi bumi
Jika Allah sudah menetapkan bahwa seseorang akan mati pada suatu hari, di
suatu tempat, pada jam sekian, maka orang tersebut pasti akan mati pada
saat dan tempat yang sudah ditentukan itu. Ia tidak akan bisa lari atau
bersembunyi dari malaikat Izrail, meskipun ia berada di dalam sebuah
tembok benteng yang sangat kokoh. Allah SWT. berfirman :
Artinya : Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu,
meskipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh (QS. an-Nisa :
78)
2. Takdir Muallaq
Dalam Bahasa Arab, muallaq artinya sesuatu yang digantungkan. Jadi, takdir
muallaq berarti ketentuan Allah SWT yang mengikutsertakan peran manusia
melalui usaha atau ikhtiarnya. Dan hasilnya aakhirnya tentu saja menurut
kehendak dan ijin dari Allah SWT. Allah SWT. berfirman :
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum,
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri (QS. ar-Rad : 11)
Beberapa contoh takdir muallaq antara lain adalah kekayaan, kepandaian,
dan kesehatan. Untuk menjadi pandai, kaya, atau sehat, seseorang tidak
boleh hanya duduk berpangku tangan menunggu datangnya takdir tapi ia
harus mengambil peran dan berusaha. Untuk menjadi pandai kita harus
belajar; untuk menjadi kaya kita harus bekerja keras dan hidup hemat; dan
untuk menjadi sehat kita harus menjaga kebersihan. Tidak mungkin kita
menjadi pandai kalau kita malas belajar atau suka membolos. Demikian juga
kalau kita ingin kaya, tetapi malas bekerja dan suka hidup boros; atau kita
ingin sehat, tetapi kita tidak menjaga kebersihan lingkungan, maka apa yang
kita inginkan itu tak mungkin terwujud.
Sebagaimana ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar di atas,
orang yang meyakini takdir Allah SWT, tidak boleh pasrah begitu saja kepada
nasib karena Allah SWT memberikan akal yang bisa membedakan mana
yang baik dan mana yang buruk. Allah SWT juga memberikan tubuh dalam
bentuk sebaik-baiknya untuk digunakan sarana berusaha.
Dengan demikian, jelaslah bahwa beriman kepada qadha dan qadar Allah
bukan berarti kita hanya pasrah dan duduk berpangku tangan menunggu
takdir dari Allah; melainkan juga berusaha yang giat sepenuh hati mengubah

nasib sendiri, berupaya bekerja dengan keras mencapai apa yang kita
citacitakan
Allah berkalam:

(147)








( 148)

















( 149)

(150)








Artinya:
Tidak ada do'a mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa
kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami
dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang
kafir". Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan
pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebaikan. Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menta'ati orang-orang
yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada
kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. Tetapi (ikutilah Allah),
Allahlah Pelindungmu, dan Dia-lah sebaik-baik Penolong.
Makna umum dari ayat:
A. 147
Ayat ini masih berhubungan dengan ayat-ayat sebelumnya, yaitu
menerangkan bahwa Allah mengingatkan para sahabat. Allah ingin
membangkitkan kembali kesadaran mereka bahwa jihad bersama Nabi itu
bukan hanya pada zaman Rasulullah saw. saja. Tetapi sudah ada sejak
zaman para rasul sebelum Rasulullah saw. . Di dalam ayat ini, Allah
menerangkan bahwa mereka sangat bersabar menghadapi apapun yang

menimpa mereka. Kesabaran mereka tampak dalam doa:














. Ada 3 poin


dalam doa ini:

: ketika mendapat cobaan, yang keluar



-






dari mulut mereka adalah doa. Bukan umpatan. Selalu husnuzh-zhan
(berprasangka baik) kepada Allah. Yang diminta sebelum segala sesuatu
adalah supaya Allah mengampuni dosa mereka.

-



: mereka minta agar Allah meneguhkan mereka sehingga tidak
lari dari peperangan dan selalu bertahan dan istiqomah perjuangan. Makna
asli aqdam: telapak-telapak kaki. Minta diteguhkan kakinya saat berdiri di
depan musuh dan tidak lari dari mereka. Siap mempertahankan kebenaran
dan keyakinan dalam kondisi apapun.






: mereka memohon agar ditolong oleh Allah saat

menghadapi orang-orang kafir.

B. 148
Dalam ayat ini, Allah menerangkan tentang buah manis dari kesabaran dan
doa mereka. Allah membalas mereka dengan segera, tidak ditunda-tunda
lagi. Buah manis itu berupa balasan yang Allah berikan baik di dunia dan
akhirat. Dan sudah barang tentu balasan di akhirat adalah jauh lebih baik
dari yang ada di dunia ini.
C. 149
Ayat ini adalah peringatan dari Allah untuk orang-orang beriman supaya
mereka tidak mengikuti atau mentaati orang-orang kafir dalam segala
bentuk kehidupan mereka. Mengapa demikian? Karena dalam mengikuti
mereka tidak ada akbatnya kecuali kerugian. Dan kerugian terbesar adalah
kembali kepada kekufuran.
D. 150
Allah menegaskan dalam ayat ini bahwa hanya Dia-lah yang Maha Menolong.
Kesuksesan apapun semata-mata hanyalah karena izin dari-Nya.
Hikmah beriman kepada Qada dan Qadar
Dengan mengimani qadha dan qadar, kita dapat mengambil beberapa hikmah,
antara lain :
1. dapat membangkitkan semangat dalam bekerja dan berusaha, serta
memberikan dorongan untuk memperoleh kehidupan yang layak di dunia ini.
2. Tidak membuat sombong atau takabur, karena ia yakin kemampuan manusia
sangat terbatas, sedang kekuasaan Allah Maha Tinggi.
3. Memberikan pelajaran kepada manusia bahwa segala sesuatu yang ada di
alam semesta ini berjalan sesuai dengan ketentuan dan kehendak Allah SWT.
4. mempunyai keberanian dan ketabahan dalam setiap usaha serta tidak takut
menghadapi resiko, karena ia yakin bahwa semua itu tudak terlepas dari
takdir Allah SWT.

5. Selalu merasa rela menerimasetiap yang terjadi pada dirinya, karena ia


mengerti bahwa semua berasal dari Allah SWT. Dan akan dikembalikan
kepadanya , sebagai man firman Allah SWT yang artinya :
(yaitu) orang orang yang apabila di timpa musibah, mereka mengucapkan
: bahwasanya kami ini bagi (kepunyaan) Allah, kami semua ini pasti
kembali lagi kepadaNya .(QS.Al Baqarah :156)

Apa itu ikhtiar


Ikhtiar secara bahasa artinya memilih. secara istilah ikhtiar adalah usaha seorang hamba untuk
memperoleh apa yang di kehendakinya. orang yang berikhtiar berarti dia memilih suatu
pekerjaan kemudian dia melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh agar dapat berhasil
dan sukses.
pengertian ikhtiar dan tawakal
Dan sebagai seorang muslim di wajibkan untuk senantiasa berikhtiar sekuat tenaga dan sepol
kemampuanya. setelah dia berikhtiar maka dia harus menyerahkan segala usahanya kepada allah
swt,
Dalil-Dalil Tentang Ikhtiar

Berikut ini adalah dalil tentang ikhtiar dalam alquran


11 *
Artinya : Sesungguhnya allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ( QS. Ar-Radu 11 )


10 *



Artinya : Apabila telah di tunaikan shalat, maka bertebarlah kamu di muka bumi, dan carilah
karunia allah dan ingatlah allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. ( QS. Al-Jumuah 10 )
Artinya : Sungguh jika sekiranya salah seorang di antara kamu membawa talinya ( untuk
mencari kayu bakar ) kemudian ia kembali dengan membawa seikat kayu di punggungnya lalu ia
menjualnya sehingga allah mencukupi kebutuhanya ( dengan hasil itu ) adalah lebih baik
daripada ia meminta-minta kepada manusia baik mereka memberi atau mereka menolak.
( HR.Bukhari )

Contoh-Contoh Ikhtiar

Contoh-contoh ihktiar yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali karena allah
memberi kebebasan untuk manusia berikhtiar dengan syarat tidak melanggar syariat allah swt,
contoh ikhtiar seperti belajar dengan tekun agar mendapat nilai yang baik, seorang ayah bekerja
untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, dan lain sebagainya.
Manfaat Ikhtiar
seorang muslim yang senantiasa berikhtiar akan memiliki dampak positif, di antaranya sebagai
berikut :
1. Merasakan kepuasan bathin, karena telah berusaha dengan sekuat tenaga dan kemampuanya
yang di miliki.
2. Terhormat di hadapan allah dan sesama manusia.
3. Dapat berhemat karena merasakan susahnya bekerja.
4. Tidak mudah berputus asa.
5. Menghargai jerih payahnya dan jerih payah orang lain.
6. Tidak menggantungkan orang lain dalam hidupnya.
7. Menyelamatkan akidahnya, karena tidak ( bebas ) bertawakal kepada makhluk.



Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

(11).



Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Pengertian Do'a Dan Fungsi Do'a


DOA (DUA) adalah memohon atau meminta pertolongan kepada Allah SWT. Akan tetapi
bukan berarti hanya orang-orang yang sedang ditimpa musibah saja yang layak memanjatkan
doa. Dalam keadaan segar-bugar dan tidak kekurangan suatu apa pun, sebagai manusia, kiranya
kita layak berdoa. Setidaknya berdoalah memohon perkenan Allah SWT untuk mengampuni
segala dosa-dosa, baik yang kita segaja maupun tidak. Juga meminta tetap diberi kekuatan iman
dan kesehatan agar dapat melaksanakan segala perintah-Nya. Lalu memohon perlindungan-Nya
dari gangguan setan dan hawa nafsu kita sendiri supaya tidak terjerembab dalam jurang maksiat.
Apalagi jika kita sadari bahwa situasi dan kondisi yang kita hadapi sehari-hari berputar bagai
roda pedati. Mungkin saja hari ini kita bisa beribadah dengan baik dan ikhlas, namun siapa tahu
hari- hari berikutnya kita didera rasa malas? Boleh jadi hari ini kita begitu bahagia, tetapi siapa
tahu nasib kita pada esok atau lusa menjadi sebaliknya? Karena itulah dalam keadaan sebaik apa
pun kita tetap perlu berdoa. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Tiada sesuatu yang paling
mulia dalam -pandangan Allah, selain dari berdoa kepada-Nya, sedang kita dalam keadaan
lapang." (HR. Al-Hakim).
Tentu saja dalam berdoa jangan memohon sesuatu yang menurut kita baik, padahal
sesungguhnya buruk. Suatu misal karena sudah lama menderita sakit parah, karena merasa
selalu tersiksa lalu kita memohon kematian. Bukankah seharusnya kita memohon kesembuhan.
Nabi saw. juga melarang kita memohon mati. Abu Huroiroh ra. mengutarakan, Muhammad
Rosulullah saw. bersabda, Sekali-kali janganlah kalian meminta mati. Jangan pula
mendoakannya sebelum mati itu datang sendiri. Sebab jika kamu telah mati, maka berhentilah
kalian beramal. Sesungguhnya bertambah panjang umur seorang mukmin, bertambah pula
kebaikan yang dapat diperbuatnya". (HR. Muslim)
Allah SWT juga berjanji untuk mengabulkan doa para hamba- Nya. Dan Tuhanmu berfirman,
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku perkenankan bagimu." (QS. 40/Al- Mukmin: 60) "Dan Dia
memperkenankan (doa) orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta menambah
(pahala) kepada mereka dari karunia-Nya. (QS. 42/Asy- Syuro: 26)
Dalam hadits juga diungkapkan bahwa Allah SWT tidak akan menolak doa hamba-Nya.
Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah, Tuhan Yang Maha Hidup lagi
Maha Mulia, merasa malu jika seseorang mengangkat kedua tangannya untuk berdoa, lalu orang itu ditolak dengan kosong dan kecewa". (HR. Empat Ahli Hadits, kecuali Nasai dari Salman
ra.)
Dengan demikian setiap doa pasti dikabulkan oleh-Nya. Bahkan ada tiga orang yang mendapat
prioritas doanya segera dikabulkan.

Muhammad Rosulullah saw. menerangkan, "Ada tiga orang yang sekali- kali tidak akan ditolak
doanya oleh Allah SWT, ialah orang yang sedang berpuasa sampai waktu menjelang berbuka,
kepala negara yang adil, dan orang yang teraniaya." (HR. Tirmidzi dari Abu Huroiroh ra.)
Jika doa-doa yang telah kita panjatklan belum terkabulkan, bukan berarti bahwa doa kita
tersebut ditolak. Muhammad Rosulullah saw. bersabda: "Apabila seorang muslim
menyungkurkan wajahnya (sujud) kepada Allah dalam memohon sesuatu, pasti Allah
memberinya. Dan pemberian itu disegerakan atau menjadi simpanan di akhirat". (HR. Ahmad
dari Abu Huroiroh ra.).
A. FUNGSI DOA
Doa merupakan unsur yang paling esensial dalam ibadah. Muhammad Rosulullah saw.
bersabda: "Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah Taala dibandingkan doa". (HR.
Ahmad, Bukhori, Tirmidzi dan Nasai) Sebab sebagaimana diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Anas
ra., menurut Nabi saw. doa adalah ibadah karena:
a. mematuhi perintah Allah SWT, yakni firman-Nya: "Berdoalah kamu kepada-Ku, niscaya Aku
mengabulkan doamu;
b. doa merupakan cermin menghambakan diri kepada Allah SWT; dan
c. pengakuan, bahwa hanya Allah SWT Yang Maha Berkuasa dan Maha Berkehendak, sehingga
hanya Dia-lah yang dapat mengabulkan dan mewujudkan segala keinginan kita.
Ada beberapa keutamaan yang akan kita peroleh dalam berdoa.
1.
Allah menyertai hamba-nya yang berdoa. Muhammad Rosulullah saw. bersabda,
"Sesungguhnya Allah berfirman: Aku selalu dalam persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan
Aku selalu bersamanya ketika ia
berdoa kepada-Ku." (HR. Bukhori Muslim dari Abu
Huroiroh ra)
2.
Doa senjata orang mukmin. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Doa adalah senjata
orang mukmin, dan tiang agama, serta cahaya langit dan bumi". (HR. Hakim dari Ali bin Abi
Tholib ra.)
3.
Doa datangkan keselamatan. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Janganlah engkau
merasa lemah untuk berdoa, sebab sesungguhnya tidak seorang pun yang binasa selama ia tetap
berdoa". (HR. Ibnu Hiban dan
Hakim dari Anas ra.)
4.
Doa menolak bencana, dan menolak tipu daya musuh. Muhammad Rosulullah saw.
bersabda, "Doa berguna
terhadap apa saja yang telah menimpa seseorang, dan hal-hal yang
belum turun kepadanya. Sesungguhnya
bencana pasti akan turun, dan akan ditemui
oleh, doa. Lalu keduanya selalu bersaingan sampai hari kiamat". (HR. Bazaar dan Thobroni
dari Aisyah ra.) Maksudnya, bencana senantiasa mengintai manusia, dan semua itu
dapat
ditolak hanya dengan doa.

Memanjatkan doa kepada Allah SWT, pertanda beriman kepada- Nya. Itulah sebabnya
doa dikatakan sebagai tiang agama. Doa yang dipanjatkan oleh orang-orang beriman tersebut,
jika diawali atau diakhiri dengan bacaan sholawat, akan dibawa naik oleh para malaikat. Maka
tidak salah jika doa itu diibaratkan cahaya langit dan bumi.

A. ADAB BERDOA
Untuk mencapai berbagai macam manfaat tersebut, tidaklah
mudah. Karena pada saat berdoa ada beberapa syarat yang harus
di penuhi agar doa itu dikabulkan\diterima oleh ALLAH. Menurut
Imam Ghazali adab berdoa adalah sebagai berikut:
1. Di lakukan pada saat yang mulia , seperti :Hari arofah ,Bulan
romadhan waktu sahur, dan pada hari jumat.
2. Dilakukan dalam keadaan yang khidmat, seperti: waktu sujud.
3. Menghadap kea rah kiblat dan mengangkat tangan.
4. Merendahkan suara sekedar dapat di dengar sendiri atau orang
lain sekitarnya.
5. Memakai bahasa yang sederhana yang menunjukkan
kerendahan hati.
6. Merendahkan diri dan menundukkan hati (khusudan khushu)
7. Meyakini doanya pasti di kobulkan oleh ALLAH,kecewa
ataugelisah jika doanya belum dikabulkan oleh ALLAH.
8. Mengulangi doanya sampai tiga kali, dengan penuh keyakinan.
9. Mulai doa dengan menyebut nama ALLAH Allhamdulillah,
dan sholawat atas Nabi Muhammad saw.
10. Melaksanakan adab batin,supaya diperkenankan
doannya, yaitu melakukkan taubat sebelum berdoa.
B.MANFAAT BERDOA
1
Manfaat hikmah dan tujuan dari berdoa dan berdzikir dalam
Islam adalah: sangat besar maknanya. hal ini karena dalam agama
Islam dikatakan dalam sebuah hadist yang artinya : "Doa itu
adalah otak ibadah". (HR. Bukhari). Otak adalah sarinya, intinya,
dan yang paling berarti dari sesuatu itu (ibadah). Demikian yang
diterangkan oleh Imam Syaukani dalam kitab Tuhfatudz
Dzakkirin. Karena doa adalah intinya ibadah maka setiap ibadah
tanpa doa bagaikan buah tanpa isi atau seperti jasad yang tidak
memiliki otak waras.
Tujuan Berdoa antara lain adalah sebagai berikut :
Memohon hidup selalu dalam bimbingan Allah SWT.
Untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT.
Meminta perlindungan Allah SWT dari Setan yang
terkutuk.

Tawakal
Adapun tawakal menurut bahasa berarti menyerahkan, mempercayakan atau mewakilkan urusan
kepada orang lain. Tawakal dalam pengertian ini adalah menyerahkan segala perkara, ikhtiar dan
usaha yang dilakukan kepada Allah swt. serta berserah diri sepenuhnya kepada-Nya untuk
mendapatkan manfaat atau menolak yang mudarat.
Dari pengertian tersebut jelas bahwa seseorang yang bertawakal kepada Allah swt. adalah
menyerahkan atau mewakilkan segala urusannya hanya kepada Allah swt. sebagai zat yang dapat
menyelesaikan segala perkara manusia.
Allah swt. Berfirman dalam Q.S. Ali Imran: 159

Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.) Kemudian, apabila engkau telah
membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang
bertawakal. 159.
Tawakal merupakan amalan hati dan puncak tertinggi kemanusiaan. Sifat ini datang dengan
sendirinya manakala iman seseorang sudah matang. Buya Hamka mengatakan belum berarti
pengakuan iman kalau belum tiba di puncak tawakal. Orang yang bertawakal tidak berarti harus
meninggalkan segala usaha dan ikhtiar. Usaha dan ikhtiar harus tetap dilakukan sedangkan
keputusan terakhir diserahkan kepada Allah swt..
Sikap orang yang bertawakal kepada Allah swt. tidak akan berkeluh kesah dan gelisah. Ia akan
selalu berada dalam ketenangan, ketenteraman, dan kegembiraan. Jika ia memperoleh nikmat
dan karunia dari Allah swt. ia akan bersyukur. Sebaliknya jika ia tertimpa musibah, akan
bersabar.
Tawakal merupakan salah satu ciri orang mukmin. Orang beriman mengakui bahwa Allah-lah
yang menjadi pelindung dirinya dari segala sesuatu. Orang yang bertawakal kepada Allah swt.
akan memperoleh banyak keberuntungan.
Allah swt. Berfirman Q.S. At-Talaq:3

3. dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa
bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan
ketentuan bagi setiap sesuatu.
Orang yang bertawakal akan mendapat banyak kebaikan dalam hidupnya. Mereka selalu
berserah diri kepada Allah swt., bersyukur kepada-nya, dan tidak putus asa apabila
usahanya mengalami kegagalan. Oleh karena itu merupakan cobaan bagi dirinya yang
akan membawa hikmah. Sebaliknya orang yang yang tidak bertawakal kepada Allah swt.,
biasanya akan mengalami kekecewaan, berkecil hati, pesimis, dan bahkan nekat
melakukan tindakan bunuh diri.
A.
1.

Tawakkal
Pengertian Tawakkal
Kata tawakkal berasal dari bahasa Arab yang artinya pasrah dan
menyaerah. Secara istilah, tawakkal berarti sikap pasrah dan menyerah
terhadap hasil suatu pekerjaan atau usaha dengan menyerahkan sepenuhnya
kepada Allah SWT .
Tawakkal dapat diberi pengertian berserah diri kepada Allah SWT setelah
semua proses pekerjaan atau amalan lain sudah dilakkan secara optimal.
Tawakkal harus dilakukan setelah ada usaha dan kerja keras dengan
menerahkan segala kemampuan yang dimiliki. Akan tetapi, ketika seseorang
belum berusaha secara optimal untuk mencapai suatu angan atau citacitanya, kemudian ia pasrah atau berserah diri, maka orang tersebut belum
dapat dikatakan tawakkal.
Serahkan semua urusan hanya kepada Allah SWT, jangan
menggantungkan sesuatu kepada selain Allah. Sebab, hanya Allah-lah yang
mempunyai kekuasaan atas segala sesuatu. Segaloa usaha dan kerja keras
tidak akan berarti apa-apa, jika Allah tidak menghendaki keberhasilan ats
usaha itu. Manusia boleh berharap dan harus terus berusaha dengan
seganap daya upaya, namun jangan lupa bahwa manusia tidak dapat
menentukan suatau usaha itu berhasil atau gagal.
Dengan demikain, tawakkal dilakukan sesuai dengan aturan yang benar,
sehinga tidak ada penyimpangan akidah dan keyakinan dari perbuatan
tawakkal yang salah.

2.

Perintah Bertawakal

Tawakal kepada Allah termasuk perkara yang diwajibkan dalam Islam.


Allah berfirman dalam surat Ali-Imran ayat 159,
yang artinya Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah
membut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu , kaena itu maafkanlah
mereka dan bermusawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian,
apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah,
Sungguh Allah mencintai orang yang bertawakal.
Dan dalam surat al-Maidah ayat 23
yang artinya dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu
orang-orang yang beriman.
3.

Bentuk-bentuk Bertawakal
Sebagai muslim kita harus mengenali bentuk-bentuk perilaku tawakkal,
agar kelak dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari, di
antaranya sebagai berikut :
a. Melakukan sesuatu atas dasar niat ibadah kepada Allah SWT.
b. Tidak menggantungkan keberhasilan suatu usaha kepada selain Allah
SWT.
c. Bersikap pasrah dan siap menerima apa pun.
d. Tidak memaksakan kehendak atau keinginan kepada siapa pun dan
pihan mana pun.
e. Bersikap tegar dan tenang, baik dalam menerima keberhasilan maupun
kegagalan.
Contoh :
1) Rajin belajar dan tawakal dengan berdoa kepada Allah akan
menghasilkan kemudahan dalam mengerjakan soal.
2) Ayah dan Ibu Ahmad adalah petani kecil. Ia sangat mendambakan agar
Ahmad kelak menjadi anak saleh yang cerdas. Sebagai muslim dan muslimat
yang taat beragama, setiap hari mereka selalu berdoa dan bertawakal
kepada Allah semoga keluarganya hidup tentram di bawah ridho Allah.
4. Dampak Positif Tawakal
a. Memperoleh kepuasan batin karena keberhasilan usahanya mendapat
ridho Allah.
b. Memperoleh ketenangan jiwa karena dekat dengan Allah yang mengatur
segala-galanya. Mendapatkan keteguhan hati.
5.

Membiasakan Diri Berperilaku Tawakal


Manusia harus sadar dirinya lemah, terbukti sering mengalami
kegagalan. Keberhasilan usaha manusia ada pada kuasa dan kehendak Allah
semata-mata. Oleh sebab itu, manusia harus mau bertawakal kepada Allah

setelah melakukan usaha secara sungguh-sungguh. Orang yang tawakal


berarti menunggu keberhasilan usahanya. Oleh sebab itu, pada waktu
tawakal hendaknya memperbanyak doa kepada Allah agar usahanya berhasil
baik.
( 128)

(129)
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang
kamu Alami,(dia) sangat menginginkan (keislaman dan keselamatan) bagimu, penyantun, dan penyayang
terhadap orang-orang yang beriman. Maka jika mereka berpaling (dari keimanan) maka katakanlah
(Muhammad), Cukuplah Allah bagiku; tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal, dan Dia
adalah Tuhan yang memiliki Arsy (singgasana) yang agung.

Anda mungkin juga menyukai