Anda di halaman 1dari 8

Agama Islam terdiri dari enam rukun iman.

Yang mana keenam rukun iman tersebut


wajib kita imani untuk sempurna iman kita sebagai hamba Allah SWT dan ummat Rasulullah.
Namun, ada beraneka ragam pemahaman masalah keimanan tentang rukun iman. Dalam
makalah ini kami fokus ke pembahasan tentang keimanan terhadap qadha dan qadar dengan
melihat dari pandangan dari beberapa kalangan dan kelompok Islam.
Persoalan Qadha dan Qadar tidak habis-habisnya di bicarakan orang hingga sekarang dan
tidak ada kesepakatan pendapat. Perbedaan pendapat dalam soal tersebut terutama karena
adanya beberapa ayat Al Quran yang pengertian lahirnya saling bertentangan di suatu pihak,
beberapa ayat menetapkan pertanggungan jawab manusia atas perbuatannya. Di pihak lain
beberapa ayat lainnya menyatakan bahwa Tuhan yang menjadikan sesuatu.
Allah swt menjelaskan tentang qada dan qadar melalui firman-firmannya dan juga dalam
beberapa hadis rasulullah saw, diantaranya menyatakan:
1. Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (takdir). (Q.S. aIQamar/54:49)
2.

Tidak ada suatu bencana apapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada diri
kalian melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah.(Q.S. aIHadid/57:22)

3.

Dan tiap-tiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana


tetapnya kalung)pada lehernya. (Q.S. aI-Isr/17:13)

4.

Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin
Allah. (0.5. at-Tagabun/64:11)

5. Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai
ketetapan yang tertentu waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya
Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala
akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan Kami akan memberi
balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS. Ali Imran/3:145)

6. Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di
dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka
mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana
mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah:
"Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik)
hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun? (QS. Al-Nisa/4: 78)
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang
menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul
kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. (QS. Al-Nisa/4: 79)
Penjelasan ayat ( Asbabun Nuzul dan Penafsirannya) :
1. Surat Ali Imran/3: 145





Surat Ali Imran/3: 145

Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai
ketetapan yang tertentu waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya
Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala
akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan Kami akan memberi
balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS. Ali Imran/3:145)
Asbab Al-Nuzul
1.

Asbabun nuzul ayat ini berhubungan dengan asbabun nuzul ayat sebelumnya
yaitu Dan Muhammad hanyalah seorang rasul;... Ibnu Munzir meriwayatkan
dari Umar, dia berkata ketika peperangan Uhud, kami berpisah dengan
Rasulullah. Lalu saya mendaki Gunung Uhud, disana saya mendengar orangorang berkata. Muhammad telah terbunuh. Maka saya membatin, tak
seorangpun mengatakan bahwa Muhammad telah terbunuh kecuali akan saya
bunuh

Ketika saya perhatikan ke bagian bawah Gnung Uhud, saya melihat Rasulullah
dengan orang-orang sedang kembali. Lalu turun firman Allah,Dan Muhammad
hanyalah seorang rasul;....

2. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari ar-rabi, dia berkata ketika kekalahan
menimpa orang-orang muslim dan mereka berteriak-teriak memanggil Rasulullah,
orang-orang berkata, Rasulullah telah terbunuh. Maka sekelompok orang
berkata, seandainya dia seorang nabi, tentu tidak akan terbunuh. Dan
sekelompok orang lainnya berkata, berperanglah demi sesuatu untuknya Nabi
kalian berperang, hingga Allah memenangkan kalian atau kalian menyusul beliau.
Lalu Allah menurunkan firmannyaDan Muhammad hanyalah seorang rasul;....
Tafsir Ayat
Inilah pesan yang dikandung dalam ayat ini, yaknisesuatu yang bernyawa makhluk apa
pun ia, dan setinggi apa pun kedudukannya dan kemampuannya tidak akan mati dengan
satu dan lain sebab melainkan dengan izin Allah, yang memerintahkan kepada malaikat
maut untuk mencabut nyawanya, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya
sehingga tidak akan bertambah usia itu dengan lari dari peperangan tidak juga berkurang
bila bertahan dan melanjutkan perjuangan.
) dari segi bahasa pada mulanya berarti tidak wajar. Ketika kata
Firman-Nya: ((
(

itu dikaitkan dengan kematian satu jiwa (



) , maka terjemahannya secara



harfiah adalah Tidak wajar satu jiwa mati .. redaksi ini menimbulkan pertanyaan, karena
jika anda berkata: Tidak wajar yang ini, maka akan timbul pertanyaan, Apa yang
wajar? dan ketika itu terkesan adanya pilihan. Nah, sekali lagi timbul pertanyaan:
Apakah ada yang wajar atau tidak wajar untuk menentukan datangnya kematian?
Adakah pilihan bagi seseorang menyangkut kematian? Tentu saja jawabannya: Tidak
ada! Jika demikian, mengapa ayat ini berbunyi seperti itu? Syekh Mutawalli asySyarawi memberi jawaban sebagai berikut: Seandainya ada seseorang yang akan
membunuh dirinya , maka dia tidak akan mati (walau usahanya telah maksimal) kecuali
sudah izin Allah kepada malaikat maut untuk mencabut nyawanya. Kalau yangn mau

membunuh diri saja tidak dapat mati kecuali seizin-Nya, maka lebih-lebih mereka yang
memelihara dirinya. Hal tersebut demikian, karena ajal telah ditentukan Allah, dan
dengan demikian, tidak wajar seseorang menghindar dari peperangan karena takut
mati.[4] .



Allah menyatakan: "semua yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin-Nya,
tepat pada waktunya sesuai dengan yang telah ditetapkan-Nya. Artinya persoalan mati
itu hanya di tangan Tuhan, bukan di tangan siapa-siapa atau di tangan musuh yang
ditakuti. Dalam hal ini keimanan terhadap qadha dan qadar sangatlah diperlukan, karena
jika kita meyakini tentang qadha dan qadar tentu kita akan berserah diri kepada Allah
tentang urusan yang sudah pasti urusan Allah yaitu salah satunya adalah tentang ajal.
Ayat Ini merupakan teguran kepada orang-orang mukmin yang lari dari medan perang
Uhud karena takut mati, dan juga merupakan petunjuk bagi setiap umat Islam yang
sedang berjuang di jalan Allah seterusnya Allah memberikan bimbingan kepada umat
Islam bagaimana seharusnya berjuang di jalan Allah dengan firman-Nya:

Artinya: Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya
pahala dunia itu, dan barang siapa yang menghendaki pahala akhirat, Kami berikan
(pula)kepadanya pahala akhirat.(Q.S Ali Imran: 145)

2.

Surat Al-Nisa/4: 78-79




) (



) (

Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di
dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka
mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana

mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah:


"Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik)
hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun? (QS. Al-Nisa/4: 78)
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang
menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul
kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. (QS. Al-Nisa/4: 79)
Asbab Al-Nuzul
Seperti halnya asbabun nuzul ayat diatas, sebab-sebab turunnya ayat ini masih
berhubungan dengan ayat sebelumnya yaitu mengenai keengganan beberapa sahabat untuk
berperang. An-Nasai dan Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Abdurrahman
bin Auf dan beberapa rekannya mendatangi Nabi saw, lalu mereka berkata Wahai nabi
allah ketika kami masih musyrik, kami adalah orang-oarang yangn mulia. Namun ketika
kami beriman, kami menjadi orang-orang yang hina. Rasul pun bersabda sesungguhnya
akau diperintahkan untuk memaafkan. Maka jangan kalian perangi orang-orang musyrik
itu. Ketika Beliau hijrah ke Madinah, Beliau diperintahkan untuk memerangi musuh,
Namun orang-orang tadi (Abdurrahman bin Auf dkk.) enggan melakukannya. Maka
turunlah firman Allah Tidakkan engkau memperhatikan orang-orang yang dikatakan
kepada mereka, Tahanlah tanganmu (dari berperang),... hingga akhir ayat.
Tafsir Ayat



dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkanmu, kendatipun kamu di dalam
benteng yang tinggi lagi kokoh. Yaitu kalian pasti akan menuju kematian, tidak akan ada
seorang pun yang akan selamat darinya. Sebagaimana Allah berfirman semua yang ada di
bumi itu akan binasa (QS. ar-Rahmaan:26). Maksudnya, bahwa setiap orang pasti menuju
kematian, suatu hal yang pasti dan tidak ada sesuatu pun yang menyelamatkan dirinya, baik
ia berjihad ataupun tidak. Karena ia memiliki batas yang telah ditetapkan dan tempat yang
telah dibagi-bagi.[5]
Firman-Nya


sekalipun kamu berada di dalam benteng

musyayyadah. Yaitu benteng yang kuat, kokoh, tinggi menjulang. Maksudnya, lari dan
berlindung dari kematian tidaklah bermanfaat. Karena apapun yang terjadi yang pasti adalah

satu bahwa kematian itu pasti datang kepada setiap yang bernyawa. Ketetapan Allah pasti
akan terjadi Apa pun yang Dia kehendaki pasti terjadi meskipun manusia tidak
menginginkannya. Begitu pula sebaliknya, apa pun yang tidak dikehendaki pasti tidak akan
terjadi meskipun manusia memohon dan menghendakinya. Hal ini bukan dikarenakan Dia
tidak mampu melainkan karena Dia tidak menghendakinya.
Firman-Nya
jika mereka mereka memperoleh kebaikan.Yaitu
kesuburan rizki buah-buahan, tanam-tanaman, anak-anak dan yang sejenisnya.

mereka mengatakan: ini adalah dari sisi Allah dan
kalau mereka ditimpa bencana. Yaitu kekeringan dan kekurangan buah-buahan, tanamtanaman, kematian anak-anak, gagalnya panen, dan lain-lain. mereka
mengatakan; ini dari sismu ya Muhammad. Karena mereka telah mengikuti nabi
Muhammad dan juga agamanya, sehingga mereka beranggapan itu ulaha nabi Muhammad.
[6]
Demikianlah perkataan orang-orang munafik yang masuk kedalam islam secara zhahir,
padahal mereka benci padanya (islam). Untuk itu jika mereka ditimpa suatu keburukan ,
mereka menisbatkan (menyandarkan) hal itu dengan sebab mereka mengikuti Nabi saw.
Maka Allah menurunkan
katakanlah: semua datang dari sisi Allah.
Firman-Nya
katakanlah: semua datang dari sisi Allah. Yaitu
seluruhnya dengan qadha (putusan) dan Qadar (ketentuan) Allah. Allah-lah yang menentukan
sesorang itu baik atau jahat, mukmin atau kafir.
Kemudian Allah berfirman mengingkari orang-orang yang mengucapkan kata-kata
yang muncul dari keraguan dan kebimbangan, kurang paham dan kurang berilmu serta
bertumpuknya kejahilan dan kezaliman, maka
mengapa orang-orang itu hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun.
Kemudian Allah berfirman kepada rasulnya , walaupun tujuannya adalah untuk seluruh
manusia sebagai jawaban,
apa saja nikmat yang kamu peroleh
adalah dari Allah yaitu dari karunia, kenikmatan, kelembutan dan kasih sayangnya.
dan apa-apa bencana yang menimpamu, maka dari dirimu

sendiri. Yaitu dari sisimu dan dari perbuatanmu. Sebagaimana firman Allah dan apa saja
musibah yang menimpamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Dan Allah
memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).(QS. Asy-syura:30)
As-suddi, al-Hasan al Bashri, Ibnu Juraij dan Ibnu Zaid berkata dari
dirimu sendiri. Yaitu dengan sebab dosamu. Qatadah berkata tentang ayat ini
dari
dirimu sendiri sebagai sangsi bagimu, hai anak adam, disebabkan dosa-dosamu.

Adapun penjelasan Rasulullah saw. tentang qada dan qadar antara lain diriwayatkan oleh
Imam Muslim dalam hadis berikut:
1) Sesungguhnya penciptaan salah seorang dari kalian dikumpulkan dalam perut
ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk nuthfah (sperma), kemudiani berubah
menjadi alaqah (segumpal darah) selama empat puluh hari, kemudian berubah
menjadi mudghah (sepotong daging) selama empat puluh hari, kemudian malaikat
dikirim kepadanya kemudian malaikat meniupkan ruh padanya, dan malaikat tersebut
diperintahkan empat hal : menuliskan rizkinya, menuliskan ajalnya, menuliskan amal
perbuatannya, dan menuliskan apakah aa celaka, atau bahagia. Demi Dzat yang tidak
ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, sesungguhnya salah seorang dan kalian
pasti mengerjakan amal perbuatan penghuni surga, hingga ketika jaraknya dengan
surga cuma satu lengan, tiba-tiba ketetapan berlaku padanya kemudian a
mengerjakan amal perbuatan penghuni neraka, dan Ia pun masuk neraka.
Sesungguhnya salah seorang dan kalian pasti mengerjakan amal perbuatan penghuni
neraka, hingga ketika jaraknya dengan neraka cuma satu lengan, tiba-tiba ketetapan
berlaku padanya kemudian Ia mengerjakan amal perbuatan penghuni surga, dan a
masuk sunga. (H.R. Muslim)
2) Dalam hadis yang lain, Rasulullah saw bersabda yang artinya:
Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam
bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah,40 hari menjadi segumpal daging,
kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan
menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya,
dan (jalan hidupnya) sengsara atau bahagia. (H.R.al-Bukhari dan Muslim)
3). Hadits Jibril Alaihissalam

(





Dan engkau beriman kepada qadar, yang baik maupun yang buruk . [1]

Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahiih dari Thawus, dia mengatakan, Saya
mengetahui sejumlah orang dari para Sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
mengatakan, Segala sesuatu dengan ketentuan takdir. Ia melanjutkan, Dan aku
mendengar Abdullah bin Umar mengatakan, Segala sesuatu itu dengan ketentuan
takdir hingga kelemahan dan kecerdasan, atau kecerdasan dan kelemahan.[2]
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Jika sesuatu menimpamu, maka janganlah mengatakan, Se-andainya aku
melakukannya, niscaya akan demikian dan demikian. Tetapi ucapkanlah, Sudah
menjadi ketentuan Allah, dan apa yang dikehendakinya pasti terjadi . [3]

Anda mungkin juga menyukai