Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pondok Pesantren Modern “Al-Qur’an” Buaran Pekalongan

merupakan salah satu pondok pesantren yang didalamnya diajarkan mata

pelajaran penulisan Arab pegon. Arab pegon sering digunakan dalam

mengartikan (ngabsahi) kitab kuning. Pengajaran Arab pegon di lakukan

dengan cara mempelajari cara-cara menulis Arab pegon. Arab pegon tentu

bukanlah sesuatu yang baru bagi santriwati yang berlatar belakang

pendidikannya sekolah Islam, akan tetapi Arab pegon menjadi sesuatu

yang baru bagi santriwati yang berlatar belakang pendidikannya sekolah

umum. Perbedaan tersebut menimbulkan beberapa permasalahan dalam

pengajaran Arab pegon di Pondok Pesantren Modern “Al-Qur’an” Buaran

Pekalongan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis terdorong untuk mengkaji lebih

lanjut dan mengadakan penelitian mengenai “Problematika Pengajaran

Arab Pegon dan Alternatif Pemecahannya di Pondok Pesantren Modern

“Al-Qur’an” Buaran Pekalongan” dengan alasan-alasan sebagai berikut:

1. Arab pegon banyak digunakan untuk mengartikan kitab-kitab kuning

yang berisi ajaran-ajaran Islam, sehingga apabila membaca Arab pegon

maka akan dapat pula membaca makna dari kitab kuning.

2. Kesalahan dalam menulis Arab pegon dapat menimbulkan kesalahan

dalam mengartikan kitab kuning.

1
2

3. Pondok Pesantren Modern “Al-Qur’an” Buaran Pekalongan berada di

Jalan Pelita 2, lokasi ini tidak terlalu jauh dari tempat tinggal penulis,

sehingga memudahkan penulis untuk melakukan penelitian dan

mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penelitian.

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi

terhadap proses belajar dan mengajar Arab pegon di Pondok Pesantren

Modern Al-Qur’an Buaran Pekalongan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana problematika pengajaran Arab pegon di Pondok Pesantren

Modern “Al-Qur’an” Buaran Pekalongan?

2. Bagaimana alternatif pemecahan problematika pengajaran Arab pegon

di Pondok Pesantren Modern “Al-Qur’an” Buaran Pekalongan?

Untuk menghindari salah penafsiran dalam menangkap arti dari

judul maka dibuat pengertian untuk istilah yang digunakan dalam judul

tersebut.

1. Problematika

Problem atau dalam bahasa Indonesia disebut masalah yaitu

sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan), soal, persoalan.

Sedangkan problematika atau permasalahan yaitu yang menjadikan

masalah, hal yang dimasalahkan atau persoalan.


3

Problematika yang dimaksud oleh peneliti dalam penelitian ini

yaitu permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pengajaran

Arab pegon.

2. Pengajaran

Pengajaran berasal dari kata “ajar” yang berarti proses perbuatan,

cara mengajar atau mengajarkan, perihal mengajar, segala sesuatu

mengenai mengajar.1 Menurut para ahli pendidikan, bahwa

“pengajaran adalah pemindahan pengetahuan dari seseorang yang

mempunyai pengetahuan (pengajar) kepada orang lain yang belum

mengetahui (pelajar) melalui suatu proses belajar mengajar”.2 Setelah

proses pengajaran selesai diharapkan adanya perubahan perilaku/

perbuatan siswa sebagai tujuan dari pengajaran.3

Berdasarkan pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa tidak

semua proses penyampaian pengetahuan itu dapat dikatakan sebagai

pengajaran apabila tujuan pengajaran yaitu perubahan tingkah laku

tidak pernah terjadi.

3. Arab pegon

Arab pegon seringkali digunakan untuk mengartikan kitab kuning

yang sudah lazim digunakan dalam lingkungan pondok pesantren.

Penerapan penerjemahan kitab kuning dengan menggunakan Arab

pegon dalam pengajarannya biasa disebut dengan ngabsahi (sebutan

1
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua (Jakarta:Balai Pustaka, 1996),
hlm. 15
2
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Cetakan Ketiga (Jakarta:Kalam
Mulia, 2001), hlm. 72
3
Daryanto, Petunjuk Praktek Mengajar, ( Bandung:Bina Karya, 1981), hlm. 16
4

untuk wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur) atau

ngalogat (sebutan untuk wilayah Jawa Barat). Arab pegon sebenarnya

hanya merupakan ungkapan yang digunakan oleh orang Jawa,

sedangkan untuk daerah Sumatera disebut dengan aksara Arab-

Melayu.4 Jadi, huruf Arab pegon atau disebut dengan aksara Arab-

Melayu ini merupakan tulisan dengan huruf Arab tapi menggunakan

bahasa lokal. Dikatakan bahasa lokal karena ternyata tulisan Arab

pegon itu tidak hanya menggunakan Bahasa Jawa saja tapi juga

dipakai di daerah Jawa barat dengan menggunakan Bahasa Sunda, di

Sulawesi menggunakan Bahasa Bugis dan di wilayah Sumatera

menggunakan Bahasa Melayu.5

4. Aternatif pemecahan (solusi)

Solusi merupakan penyelesaian atau pemecahan masalah. Solusi

juga sering disebut sebagai jalan keluar dari suatu masalah yang

sedang dihadapi. Dalam penelitian ini, solusi yang dimaksud oleh

peneliti yaitu pemecahan masalah dalam pengajaran Arab pegon.

Dengan demikian maksud judul diatas adalah masalah yang

dihadapi dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Arab pegon

yang dilakukan di Pondok Pesantren Modern “Al-Qur’an” Buaran

Pekalongan dan alternatif pemecahan/solusinya di Pondok Pesantren

Modern “Al-Qur’an” Buaran Pekalongan.

4
Kompas, Melihat Palembang dari Naskah Kuno, Senin 29 september 2003
5
http://pustaka.islamnet.web.id/Bahtsul_Masaail/Artikel/Skripsi/Pembelajaran%20Kitab
%20Kuning%20dengan%20Arab%20Pegon-99424172-Tafsiyatun%20Rohanah.htm. diakses pada
hari Minggu tanggal 23 Agustus 2015 pukul 23:20
5

Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah yaitu objek yang

menjadi bahan penelitian adalah problematika pengajaran Arab pegon

dan alternatif pemecahannya di Pondok Pesantren Modern Al-Qur’an

Buaran Pekalongan putri.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui problematika pengajaran Arab pegon di Pondok

Pesantren Modern “Al-Qur’an” Buaran Pekalongan

2. Untuk mengetahui alternatif pemecahan problematika pengajaran Arab

pegon di Pondok Pesantren Modern “Al-Qur’an” Buaran Pekalongan

D. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini

diharapkan memiliki keguanaan baik secara teoritis maupun praktis.

Kegunaan penelitian secara teoritis adalah sebagai berikut:

1. Menambah wawasan atau pengetahuan bagi para pembacanya.

2. Sebagai sumbangan pemikiran pada dunia pendidikan kita umumnya

dan dikalangan guru khususnya yang berkonsentrasi dalam

pembelajaran Arab pegon.

Sedangkan kegunaan penelitian secara praktis adalah sebagai

berikut:

1. Sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk memperluas

pengetahuan yang lebih mendalam guna untuk memperbaiki


6

pembelajaran menuju kearah yang lebih baik khususnya pada

pengajaran Arab pegon.

2. Sebagai bahan evaluasi dan memberi masukan bagi Pondok Pesantren

Modern “Al-Qur’an” Buaran Pekalongan mengenai pengajaran Arab

pegon.

E. Tinjauan Pustaka

1. Analisis Teoritis

Arab pegon yaitu sebuah tulisan, aksara atau huruf Arab tanpa

lambang atau tanda baca atau bunyi.6 Pegon berarti tidak bisa

mengucapkan.7 Pegon juga dapat disebut gundhil yang berarti gundul

atau polos.8

Susunan Arab pegon terlihat seperti susunan huruf hijaiyah pada

umumnya, akan tetapi jika kita cermati susunannya terdiri dari huruf-

huruf yang bukan berasal dari bahasa Arab. Orang Arab asli tidak akan

bisa membaca tulisan ini.

2. Penelitian Relevan

Sejauh pengamatan penulis, ada beberapa penelitian mengenai

problematika pengajaran Arab pegon yang telah dilakukan beberapa

kali diantaranya:

a. Peneitian yang dilakukan oleh Fitriyani yang berjudul “Efektifitas

Metode Pembelajaran Kitab Kuning dengan Arab Pegon Dalam

6
Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,
1994) hlm. 579
7
Purwadi, Kamus Jawa-Indonesia, (Pustaka Widyatama, 2003), hlm. 278
8
Ibid, hlm. 88
7

Memberikan Pemahaman Terhadap Materi dan Isi Kitab di

Madrasah Aliyah Salafiyah (MAS) Simbang Kulon Pekalongan”.

Penelitian yang dilakukan oleh Fitriyani merupakan penelitian

kuantitatif yang dilakukan dengan menghitung frekuensi dari

ulangan peserta didik dengan membagi angket dan melakukan

wawancara kepada 30 peserta didik sebagai sampel. Berdasarkan

angket yang telah di bagikan kepada peserta didik, kemudian

Fitriyani mencari efektifitas dari pembelajaran kitab kuning dengan

Arab pegon tersebut dengan memasukkan rumus perhitungan

berupa tabel distribusi dengan frekuensi relatif. Hasil penelitian ini

yaitu pembelajaran kitab kuning dengan menggunakan Arab pegon

cukup efektif dalam memebereikan pemahaman kepada siswa

terhadap materi dan isi kitab di Madrasah Aliyah Salafiyah (MAS)

Simbang Kulon. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah rata-rata hasil

angket yang diisi oleh peserta didik dengan konsentrasi pada

jawaban C dengan menunjukkan hasil 42,1% dimana prosentase

tersebut menunjukkan hasil penelitian cukup baik atau cukup

efektif.9

b. Peneitian selanjutnya dilakukan oleh Dyan Kurnia Efendi yang

berjudul “Studi Korelasi Antara Metode Penerjemahan Arab Pegon

dengan Kemampuan Memahami Teks Arab Santri PP. Minhajut

9
Fitriyani, “Efektifitas Metode Pembelajaran Kitab Kuning dengan Arab Pegon Dalam
Memberikan Pemahaman Terhadap Materi dan Isi Kitab di Madrasah Aliyah Salafiyah (MAS)
Simbang Kulon Pekalongan”, Skripsi, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2012), hlm.
x
8

Tamyiz Timoho Yogyakarta”. Penelitian yang dilakukan oleh Dyan

Kurnia Efendi merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan

dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil

dikumpulkan yakni makna dan proses penerjemahan yang

dilakukan dibeberapa pembelajaran, kemudian menyajikannya

dalam bentuk tabel dan prosentase. Selanjutnya menjelaskan

sehingga mampu diterima dan dipahami dengan baik. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa (1) pembelajaran di pesantren

sebagian besar adalah bandongan. Bandongan yaitu pengajian yang

dilakukan secara seksama dimana ustadz/ustadzah membacakan

kitab beserta terjemahannya menggunakan Arab pegon, kemudian

santri menyalinnya dalam kitab masing-masing. Selain bandongan

adalah sorogan, yaitu santri membaca kitab kuning gundulan

langsung dihadapan ustadz untuk disimakkan. Selebihnya berupa

pembelajaran klasikal, dimana santri memasuki krlas dan menerima

mata pelajaran seperti Bahasa Arab, Nahwu, Shorof dan lain-lain.

(2) Metode penerjemahan Arab pegon dalam pembelajaran kitab

klasik di pondokpesantren mampu membantu santri dalam

memahami teks Arab, hal ini dapat dilihat darihasil tes. Setelah

dianalisis data menunjukkan bahwa nilai rata-rata pemahaman

seluruh santri adalah 3.5 (skala 5) artinya sedang. (3) pengaruh

metode penerjemahan Arab pegon terhadap pemahaman teks Arab

santri berdasarkan penelitian Product Moment adalah 45% , artinya


9

Arab pegon menjadi salah satu metode penerjemahan yang efektif

dalam membantu santri memahami teks Arab.10

c. Peneitian selanjutnya dilakukan oleh Jauhara Saniyati yang

berjudul “Keberhasilan Pembelajaran Kitab Al-Ājjurūmiyyah

dengan Metode Pemaknaan Arab Pegon di Kelas Jurūmiyyah

Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah Yogyakarta”. Penelitian yang

dilakukan oleh Jauhara Saniyati merupakan penelitian kuantitatif

untuk menganalisa hasil tes santri dalam pemahaman terhadap

pembelajaran kitab Al-Ājjurūmiyyah menggunakan Arab pegon.

Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Proses pembelajaran kitab Al-

Ājjurūmiyyah dengan pemaknaan Arab pegon berjalan dengan baik,

santri dan ustadz berperan aktif dalam pembelajaran. (2) Implikasi

yang terjadi yaitu santri dapat melatih ketrampilan dalam bidang

khot, santri dapat meringkas penulisan Arab pegon dengan tanda-

tanda khusus, santri dapat mengetahui makna per kata dan

kedudukannya, santri dapat mengambil berkah, santri terdidik

untuk sabar, santri dapat istiqomah dalam belajar. (3) Hasil yang

diperoleh dalam pembelajaran kitab Al-Ājjurūmiyyah dengan

pemaknaan Arab pegon cukup baik dengan rata-rata nilai yaitu

71.19.11

10
Dyan Kurnia Efendi, “Studi Korelasi Antara Metode Penerjemahan Arab Pegon dengan
Kemampuan Memahami Teks Arab Santri PP. Minhajut Tamyiz Timoho Yogyakarta”, Skripsi,
(Yogyakarta: Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014),
http://digilib.uin-suka.ac.id/13518/1/BAB%20I,%20IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf, hlm. x
11
Jauhara Saniyati, “Studi Korelasi Antara Metode Penerjemahan Arab Pegon dengan
Kemampuan Memahami Teks Arab Santri PP. Minhajut Tamyiz Timoho Yogyakarta”, Skripsi,
10

Itulah beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait dengan Arab

pegon. Adapun perbedaan penelitian tersebut di atas dengan penelitian

yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

a. Pengembangan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah

pada materi arab pegon, sedangkan pengembangan penelitian yang

dilakukan oleh Fitriyani adalah pada materi kitab kuning.

Penelitian selanjutnya milik Dyan Kurnia Efendi, pengembangan

penelitiannya terdapat pada materi teks Arab (bukan Arab pegon).

Penelitian terakhir adalah penelitian yang dilakukan oleh Jauhara

Saniyati, pengembangan penelitian tersebut terdapat pada materi

kitab Al-Ājjurūmiyyah.

b. Subjek penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah

santriwati Pondok Pesantren Modern “Al-Qur’an” Buaran

Pekalongan, sedangkan subjek penelitian Fitriyani adalah siswa

MAS Simbang Kulon. Subjek penelitian Dyan Kurnia Efendi

adalah santri PP. Minhajut Tamyiz Timoho Yogyakarta dan subjek

penelitian Jauhara Saniyati adalah santri kelas Jurūmiyyah Pondok

Pesantren Al-Luqmaniyyah Yogyakarta.

3. Kerangka Berpikir

Berdasarkan analisis teori di atas, maka dapat dibangun suatu

kerangka berpikir bahwa perlu adanya solusi untuk memecahkan suatu

(Yogyakarta: Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014),


http://digilib.uin-suka.ac.id/14460/1/10420016_bab-i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf, hlm. x
11

permasalahan dalam pengajaran Arab pegon agar santriwati dapat

mengikuti pengajaran dengan baik.

Ustadzah dalam hal ini dituntut harus kreatif untuk dapat mencari

solusi bagi santriwatinya dalam memecahkan problematika pengajaran

Arab pegon. Sebagaimana yang ditelah dilakukan oleh ustadzah

pengajar Arab pegon di Pondok Pesantren Modern “Al-Qur’an”

Buaran Pekalongan. Ustadzah menganalisis masalah-masalah yang

dialami santriwati dalam mengikuti pengajaran Arab pegon, kemudian

mencari solusi untuk permasalahan tersebut, sehingga santriwati dapat

mengikuti pengajaran Arab pegon dengan baik.

Guru pengajar

Arab pegon

Proses
pengajaran

Arab pegon

Problematika
pengajaran

Arab pegon
12

Menganalisis

problem

Solusi pemecahan

problem

Siswa memahami

materi dengan baik

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Untuk pembahasan judul skripsi diatas, peneliti menggunakan jenis

penelitian penelitian lapangan ( field research) yaitu jenis penelitian

yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam

masyarakat.12 Peneliti akan mengungkap hal-hal yang peneliti lihat,

pahami, dan dapatkan dari lapangan tempat penelitian dan sekitarnya.

12
Murdalis, Metode Penelitian, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), hlm. 28.
13

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif yaitu suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang

berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alam13.

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, karena peneliti

melakukan sebuah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung

menggunakan analisis. Penelitian ini dilakukan secara obyektif

berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan (tempat penelitian).

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti memerlukan sumber data untuk

mendapatkan data yang diinginkan. Adapun sumber data penelitian ini

antara lain:

a. Sumber data primer

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah guru yang

mengajar mata pelajaran Arab pegon Arab pegon di Pondok

Pesantren Modern “Al-Qur’an” Buaran Pekalongan ,

pengurus/kyai Pondok Pesantren Modern “Al-Qur’an” Buaran

Pekalongan dan santriwati sebanyak 102 anak .

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh lewat

pihak lain tidak langsung diperoleh penulis dari subyek penelitian,

13
Moh. Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung : Angkasa, 2000), hlm. 159.
14

biasanya berupa data dokumentasi, arsip-arsip resmi yang

berkaitan dengan Desain Pembelajaran.14

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder

yaitu segala pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan

problem penelitian meliputi pengasuh pondok pesantren, siswa,

staff/karyawan, arsip/buku-buku yang relevan dan masyarakat

disekitar pondok pesantren.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan

oleh penulis dalam mengumpulkan data dengan maksud memperoleh

data yang valid dan representatif. Adapun teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi,

wawancara dan dokumentasi.

a. Metode Observasi

Metode observasi yaitu metode ilmiah yang diartikan

sebagai suatu pengamatan atau penelitian dengan sistematika

fenomena yang diteliti.15

Metode observasi digunakan untuk mengetahui pengajaran

Arab pegon yang dilakukan oleh guru, letak geografis dan sarana

prasarana yang ada di Pondok Pesantren Moderna “Al-Qur’an”

Buaran Pekalongan yang dilakukan dengan pengamatan langsung.

14
Saifuddin Anwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 91.
15
Lexy .J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002), hlm. 134.
15

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan antara dua orang yang salah

satunya bertujuan untuk menggali dan mendapatkan informasi

untuk suatu tujuan tertentu.16

Teknik wawancara ini digunakan oleh peneliti untuk

memperoleh data-data dengan melakukan wawancara kepada guru

yang mengajar mata pelajaran Arab pegon Arab pegon serta untuk

mengetahui problematika pengajaran Arab pegon di Pondok

Pesantren Modern Al-Qur’an Buaran Pekalongan dan alternatif

pemecahannya.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara memperoleh informasi melalui

kumpulan data-data verbal yang berbentuk tulisan dalam arti luas

artefak, foto dan lain-lain.17

Metode dokumentasi ini digunakan oleh peneliti sebagai

pelengkap data atau informasi yang berasal dari arsip dan catatan

atau data lain yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Dengan

metode dokumentasi ini peneliti mencari informasi mengenai profil

Pondok Pesantren Modern “Al-Qur’an” Buaran Pekalongan.

5. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dengan teknik-teknik di atas, maka langkah

selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah menganalisis data.


16
Haris Herdiansyah, Metodologi penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2011), hlm. 118.
17
Tim Sosiologi, Panduan Belajar Sosiologi, (Jakarta: Yudistira, 2000), hlm. 131.
16

Tujuan utama dari menganalisis data adalah untuk membuat data itu

dapat dimengerti, sehingga penemuan yang dihasilkan bisa

dikomunikasikan kepada orang lain.18 Dengan kata lain peneliti

menyimpulkan, bahwa analisis data adalah proses penyederhanaan

suatu data yang mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan.

Data-data didapatkan dalam penelitian ini merupakan data yang

bersifat kualitatif, oleh karena itu sesuai dengan karakteristik

pendekatan kualitatif, maka teknik analisis datanya merupakan upaya

yang berlanjut, berulang dan dilakukan terus menerus, bolak balik

selama dan setelah proses pengumpulan data berlangsung.

Untuk memperoleh hasil yang relevan dengan data yang diperoleh

maka perlu dijelaskan dan ketelitian dalam menganalisis data. Teknik

analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data

induktif yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh (bersifat

khusus), selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu.19

Dalam penelitian ini, peneliti menyederhanakan data-data yang

didapat agar dapat lebih mudah dimengerti oleh pembaca. Data-data

tersebut berupa semua informasi yang berhubungan dengan penelitian

dan berasal dari fakta yang ada di lapangan. Penyederhanaan data

dilakukan dengan menguraikan hal-hal yang bersifat kongkrit terlebih

dahulu, kemudian dirumuskan menjadi suatu kesimpulan

18
Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2004), hlm. 156.
19
Sugiono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 246.
17

G. Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan, meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka,

Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II : Pengajaran Arab pegon, pembahasannya meliputi Sejarah

Masuknya Arab Pegon di Indonesia, Pengertian Pengajaran Arab Pegon,

Huruf Arab Pegon, Kaidah-Kaidah Arab Pegon dan Simbol-Simbol

Khusus Arab Pegon.

Bab III : Problematika pengajaran Arab pegon di Pondok Pesantren

Modern “Al-Qur’an” Buaran Pekalongan dan alternatif pemecahannya

yang akan membahas tentang gambaran umum Pondok Pesantren Modern

“Al-Qur’an” Buaran Pekalongan terdiri dari sejarah dan dinamika lahirnya

Pondok Pesantren Modern “Al-Qur’an” Buaran Pekalongan, letak

geografis, visi dan misi, keadaan ustadz/ustadzah Pondok Pesantren

Modern “Al-Qur’an” Buaran Pekalongan, keadaan santri/santriwati

Pondok Pesantren Modern “Al-Qur’an” Buaran Pekalongan, sarana dan

prasarana dan problematika dalam pengajaran Arab pegon di Pondok

Pesantren Modern “Al-Qur’an” Buaran Pekalongan dan alternatif

pemecahannya yang terdiri dari problematika dalam pengajaran Arab

pegon di Pondok Pesantren Modern “Al-Qur’an” Buaran Pekalongan dan

alternatif pemecahannya di Pondok Pesantren Modern “Al-Qur’an”

Buaran Pekalongan.
18

Bab IV : Analisis problematika pengajaran Arab pegon di Pondok

Pesantren Modern “Al-Qur’an” Buaran Pekalongan dan alternatif

pemecahannya, meliputi: analisis problematika pengajaran Arab pegon di

Pondok Pesantren Modern “Al-Qur’an” Buaran Pekalongan dan analisis

alternatif pemecahannya di Pondok Pesantren Modern “Al-Qur’an”

Buaran Pekalongan.

Bab V : Penutup Meliputi: simpulan dan saran-saran.

Anda mungkin juga menyukai