Anda di halaman 1dari 9

QADHA DAN QADAR

KELOMPOK 5: ALI BIN ABI THALIB

DISUSUN OLEH:
KETUA: AMALIA MAQFIRAH
SEKRETARIS: MILKA ALYANI
ANGGOTA: SITI AZIZAH
NYAK SALSABILA MANIRA
AINA NAJWA
NURUL FAUZIAH
PROGRAM KEAHLIAN: TATA BUSANA
KOMPETENSI KEAHLIAN: TATA BUSANA

NAMA PEMBIMBING: AISYAH

PEMERINTAH ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 BANDA ACEH
TAHUN AJARAN 2022/2023
QADHA DAN QADAR

A. PENGERTIAN QADHA DAN QADAR

1. QADHA
Qadha yaitu ketetapan Allah SWT sejak zaman azali (zaman
dahulu sebelum diciptakan alam semesta) sesuai dengan kehendak-Nya
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan mahluknya.
2. QADAR
Qadar yaitu Perwujudan dari qadha atau ketetapan Allah SWT
dalam kadar tertentu sesuai dengan kehendak-Nya. Dalam kehidupan
sehari-hari, qadar disebut takdir. Takdir terbagi menjadi dua yaitu takdir
mubram dan takdir muallaq. Takdir mubram yakni takdir yang tidak
dapat diubah dengan usaha dan doa. Contohnya keturunan, kamu
dilahirkan oleh ibumu tidak dapat diubah meminta dilahirkan ibu lain.
Sedangkan takdir muallaq yaitu takdir yang dapat diubah dengan usaha
dan doa. Contohnya jika seseorang sakit apabila berusaha berobat dan
berdoa, ia akan sembuh dari sakitnya.

B. AYAT DAN HADIST TENTANG QADHA DAN QADAR

Dalil tentang adanya qadha dan sadar ini tersurat dalam beberapa ayat Al-
Qur’an antara lain:

-QS. Al-Ahzab/33:38

‫وكان أمر هللا قدرا مقدورا‬

Artinya: "Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang


pasti berlaku." [Al- Ahzab/33:38]

-QS. Al-Qamar/54:49

‫إنا كل شيء خلقناة بقدر‬

Artinya: "Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu


menurut ukuran." [AI- Qamar/54:49]
-HR. Muslim

‫ هللا صلى هللا عليه وسلم كتب هللا مقادير الخالئق قبل أن يخلق السموات‬a‫قال رسول‬
‫واألرض بخمسين ألف سنة‬

Artinya: Rasulullah SAW bersabda: "Allah telah menetapkan


takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum
penciptaan langit dan bumi." (HR. Muslim).

C. CONTOH DARI QADHA DAN QADAR

1. Kematian

Allah SWT menjadikan manusia di dunia ini sudah ditentukan usianya,


ada yang panjang umur dan tidak. Bahkan anak baru lahir pun ada yang
sudah meninggal. Kematian. manusia yang kita saksikan merupakan qada
dan qadar dari Allah SWT.

3. Rezeki

Allah SWT menciptakan manusia bergandengan dengan rezekinya.


Ada yang Allah takdirkan kaya, cukup dan miskin. Semua manusia ingin
hidup kaya, senang, dan bahagia. Dalam kenyataan hidup sehari- hari ada
yang mudah mencari rezeki dan ada yang sulit. Kenyataan rezeki manusia
berbeda, ini merupakan bukti qada dan qadar dari Allah SWT.

4. Kelahiran

Setiap ibu yang mengandung tentu menginginkan bayinya lahir


perempuan, tetapi kenyataannya Allah SWT memberikan. laki-laki, itulah
qada dan qadar dari Allah SWT.

D. CIRI-CIRI ORANG YANG BERIMAN KEPADA QADHA DAN


QADAR

a. Qana'ah dan Kemuliaan Diri

Seseorang yang beriman kepada qadar mengetahui bahwa


rezekinya telah tertuliskan, dan bahwa ia tidak akan meninggal sebelum
ia menerima sepenuhnya, juga bahwa rezeki itu tidak akan dicapai oleh
semangatnya orang yang sangat berhasrat dan tidak dapat dicegah oleh
kedengkian orang yang dengki. Ia pun mengetahui bahwa seorang
makhluk sebesar apa pun usahanya dalam memperoleh ataupun
mencegahnya dari dirinya, maka ia tidak akan mampu, kecuali apa yang
telah Allah tetapkan baginya.
Dari sini muncullah qana'ah terhadap apa yang telah diberikan,
kemuliaan diri dan baiknya usaha, serta membebaskan diri dari
penghambaan kepada makhluk dan mengharap pemberian mereka. Hal
tersebut tidak berarti bahwa jiwanya tidak berhasrat pada kemuliaan,
tetapi yang dimaksudkan dengan qana'ah ialah, qana'ah pada hal-hal
keduniaan setelah ia menempuh usaha, jauh dari kebakhilan, kerakusan,
dan dari mengorbankan rasa malunya.

b. Cita-Cita Yang Tinggi

Maksud dari cita-cita yang tinggi adalah menganggap kecil apa


yang bukan akhir dari perkara-perkara yang mulia. Sedangkan cita-cita
yang rendah, yaitu sebaliknya dari hal itu, ia lebih mengutamakan sesuatu
yang tidak berguna, ridha dengan kehinaan, dan tidak menggapai perkara-
perkara yang mulia. Iman kepada qadar membawa pelakunya kepada
kemauan yang tinggi dan menjauhkan mereka dari kemalasan, berpangku
tangan, dan pasrah kepada takdir.

c. Bertekad dan Bersungguh-Sungguh dalam Berbagai Hal

Orang yang beriman kepada qadar, ia akan bersungguh-sungguh


dalam berbagai urusannya, memanfaatkan peluang yang datang
kepadanya, dan sangat menginginkan segala kebaikan, baik akhirat
maupun dunia. Sebab, iman kepada qadar mendorong kepada hal itu, dan
sama sekali tidak mendorong kepada kemalasan dan sedikit beramal.

Bahkan, keimanan ini memiliki pengaruh yang besar dalam


mendorong para tokoh untuk melakukan pekerjaan besar, yang mereka
menduga sebelumnya bahwa kemampuan mereka dan berbagai faktor
yang mereka miliki pada saat itu tidak cukup untuk menggapainya.

d. Bersikap Adil, Baik Pada Saat Senang Maupun Susah

Iman kepada qadar akan membawa kepada keadilan dalam segala


keadaan, sebab manusia dalam kehidupan dunia ini mengalami keadaan
bermacam-macam.
Orang-orang yang beriman kepada qadar menerima sesuatu yang
menggembirakan dan menyenangkan dengan sikap menerima, bersyukur
kepada Allah atasnya, dan menjadikannya sebagai sarana atas berbagai
urusan akhirat dan dunia. Lalu, dengan melakukan hal tersebut, mereka
mendapatkan, berbagai kebaikan dan keberkahan, yang semakin
melipatgandakan kegembiraan mereka.

e. Selamat Dari Kedengkian dan Penentangan

Iman kepada qadar dapat menyembuhkan banyak penyakit yang


menjangkiti masyarakat, di mana penyakit itu telah menanamkan
kedengkian di antara mereka, misalnya hasad yang hina. Orang yang
beriman kepada qadar tidak dengki kepada manusia atas karunia yang
Allah berikan kepada mereka, karena keimanan-nya bahwa Allah-lah
yang memberi dan menentukan rizki mereka. Dia memberikan dan
menghalangi dari siapa yang dikehendaki-Nya, sebagai ujian.
Apabila dia dengki kepada selainnya, berarti dia menentang
ketentuan Allah. Jika seseorang beriman kepada qadar, maka dia akan
selamat dari kedengkian, selamat dari penentangan terhadap hukum-
hukum Allah yang bersifat syar'i (syari'at) dan ketentuan-ketentuan-Nya
yang bersifat kauni (sunnatullah), serta menyerahkan segala urusannya
kepada Allah semata.

E. HIKMAH BERIMAN KEPADA QADHA DAN QADAR

Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang


amat berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan
mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara
lain:

a. Mendorong anak pada sikap yang seimbang antara optimisme dan


tawakkal.

b. Melatih diri untuk lebih bersyukur dan bersabar kepada Allah SWT.

Misalnya: ketika tertimpa musibah, sikap orang akan berbeda.


Ada yang tabah, ada yang sedih dan tidak terima. Orang yang beriman
dengan takdir, ia akan bersabar dan tetap bersyukur karena ia
memahami bahwa semua ini tidak lepas dari ketentuan Allah SWT.

c. Mendekatkan diri kepada Allah SWT.


Orang yang percara pada takdir Allah SWT, pasti dia merasa
bahwa semua yang menimpanya adalah bagian dari karunia Allah
SWT. Karena itu, semua kejadian yang dialaminya kian mendekatnya
dirinya kepada Allah SWT.

d. Melatih seseorang menjadi orang yang giat berusaha, optimis, dan


tidak cepat putus asa.

e. Menghindarkan dari sifat sombong.

Orang yang percara takdir Allah SWT pasti tidak akan


sombong, Karena ia memahami bahwa semua yang dimiliki adalah
bersumber dari Allah SWT.

f. Dapat menenangkan jiwa.

Banyak orang yang gelisah karena dia mendapatkan masalah. Ia


terjadi sebab mereka tidak menyadari bahwa yang memberikan
masalah.

F. FUNGSI BERIMAN KEPADA QADHA DAN QADAR

Di antara fungsi beriman pada Qada dan Qadar dalam kehidupan


sehari-hari adalah sebagai berikut:

1. Mendorong Kemajuan dan Kemakmuran.

Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah Swt.


sudah diberi ukuran, takaran, sifat, dan undang-undang. Panas
matahari tidak mampu membuat air mendidih, tetapi ia sangat berguna
bagi kesehatan manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan, selain
sebagai alat penerang yang mengalahkan cahaya bulan dan lampu.

2. Menghindari Sifat Sombong.

Dengan beriman kepada takdir, seseorang yang memperoleh


sukses besar, meraih jabatan yang tinggi, menjadi penguasa, atau
memiliki harta berlimpah, ia tidak akan merasa sombong. Sebaliknya,
ia menjadi semakin rendah hati karena menyadari bahwa sukses yang
diperoleh bukan semata-mata hasil usahanya sendiri, kecuali sudah
menjadi ketetapan Allah.
5. Melatih Berhusnuzan (baik sangka).

Iman kepada takdir mendidik manusia untuk berbaik sangka


pada ketetapan Allah karena apa yang kita inginkan belum tentu
berakibat baik, demikian pula sebaliknya.

6. Melatih Kesabaran.

Seorang yang beriman kepada Qada dan Qadar akan tetap


tabah, sabar, dan tidak mengenal putus asa pada saat mengalami
kegagalan karena menyadari bahwa semua kejadian sudah ditetapkan
oleh Allah. Akan tetapi, bagi orang yang tidak beriman kepada takdir,
kegagalan mengakibatkan stres, putus asa, dan kegoncangan jiwa.

7. Terhindar dari Sifat Ragu dan Penakut.

Iman pada Qada dan Qadar akan menumbuhkan sifat


pemberani. Semangat dan jiwa seseorang akan bangkit karena ia tidak
memiliki keraguan atau gentar sedikit pun untuk maju. Orang yang
beriman itu meyakini bahwa apa pun yang bakal terjadi tidak akan
menyimpang dari ketentuan atau takdir Allah.

G. KESIMPULAN DARI QADHA DAN QADAR

Kesimpulan dari Qadha dan Qadar yaitu Qadha bisa dipahami


sebagai sebuah putusan Allah kepada azali, atau diartikan juga sebagai
segala sesuatu hal yang akan terjadinya suatu saat nanti. Sementara,
Qadar merupakan sebuah realisasi Allah atas Qadha pada diri manusia
sesuai kehendak Allah SWT.
Beriman kepada qada dan qadar akan melahirkan sikap optimis,
tidak mudah putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai
ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan
memberikan yang terbaik kepada seorang muslim, sesuai dengan sifatnya
yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

H. SARAN

Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya


sehari-hari.Oleh karena itu, kami menyarankan agar kita senantiasa
meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT agar hidup kita
senantiasa berhasil menurut pandangan Allah SWT. Juga keyakinan kita
terhadap takdir Allah senantiasa ditingkatkan demi meningkatkan amal
ibadah kita. Serta kita harus senantiasa bersabar, berikhtiar dan
bertawakal dalam menghadapi takdir Allah.

Anda mungkin juga menyukai