Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PENGARUH SHALAT TERHADAP KETAKWAAN SEORANG MUSLIM

TUGAS BESAR 2

Dosen Pengampu Mata Kuliah:

Dede Abdul Fatah, Dr, M.Si

Oleh:

Suci Nur Adibah 44221010204

PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami
karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan terus
dapat menimba ilmu di Universitas Mercu Buana.

Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas besar dari dosen mata kuliah
Pendidikan Agama Islam, Pak Dede Abdul Fatah. Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang
dipelajari serta untuk memenuhi tugas besar.

Dengan tersusunnya makalah ini saya menyadari masih banyak terdapat kekurangan
dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini saya sangat berharap perbaikan, kritik,
dan saran yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi
saya sendiri umumnya para pembaca makalah ini.

Terima kasih, Wassalamualaikum.

Jakarta, 16 November 2021

Suci Nur Adibah

2
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................................ 2


BAB I ..................................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................................................. 4
A. Pengertian Shalat................................................................................................................................... 4
B. Pengertian Takwa .................................................................................................................................. 4
BAB II .................................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................................................. 6
A. Pengaruh Shalat Terhadap Ketakwaan Seorang Muslim ...................................................................... 6
PENUTUP .......................................................................................................................................................... 8
A. Kesimpulan ........................................................................................................................................... 8

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Shalat

Shalat menurut Bahasa Arab As-sholah, sholat menurut Bahasa berarti Do’a dan secara
istilah, para ahli fiqh mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti
beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam., yang
dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan.
Shalat adalah rukun Islam yang kedua dan ia merupakan rukun yang sangat ditekankan
(utama) sesudah dua kalimat syahadat. Telah disyari’atkan sebagai sesempurna dan sebaik-
baiknya ibadah. Shalat ini mencakup berbagai macam ibadah: zikir kepada Allah, tilawah
Kitabullah, berdiri menghadap Allah, ruku’, sujud, do’a, tasbih, dan takbir (Abu Malik Kamal
bin as-Sayyid Salim,2007:277).
Shalat merupakan pokok semua macam ibadah badaniah. Allah telah menjadikannya
fardhu bagi Rasulullah SAW sebagai penutup para rasul pada malam Mi’raj di langit, berbeda
dengan semua syari’at. Hal itu tentu menunjukkan keagungannya, menekankan tentang
wajibnya dan kedudukannya di sisi Allah.
Adapun secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang
mendatangkan takut kepadaNya serta menumbuhkan didalam jiwa rasa kebesaranNya atau
mendhohirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan
pekerjaan atau kedua-duanya. (Sulaiman Rasjid:53).

B. Pengertian Takwa

Secara bahasa kata ini merupakan masdar dari kata ittaqā-yattaqī (‫( اقتا يقتي‬yang
berarti menjaga diri dari segala yang membahayakan. Sementara pakar berpendapat bahwa
kata ini lebih tepat diterjemahkan dengan berjaga-jaga atau melindungi diri dari sesuatu. Kata
takwa dengan pengertian ini dipergunakan didalam Alquran misalnya pada QS. al-Mu‟min
[40]: 45 dan QS. ath-Thur [52]: 27. Kata ini berasal dari kata waqā-yaqī-wiqāyah (‫ي قي هيقو‬
nad itikaynem tapad gnay alages irad utauses agajnem utiay iuhajnem nad iradnihgnem) ‫وق ي‬
mencelakakan.
Penggunaan kata kerja waqā dapat dilihat antara lain QS. al-Insan [76]: 11, QS. ad-
Dukhān [44]: 56, dan QS. ath-Thūr [52]: 28. Penggunaan bentuk ittaqā (‫( اقتا‬dapat dilihat
antara lain dalam QS. al-„Arāf [7]: 96. Kata taqwā (‫( اوقت‬juga sinonim dengan kata khauf

4
(‫ ( فوخ‬dan khasyah (‫( هيشخ‬yang berarti takut, bahkan, kata ini mempunyai pengertian yang
hampir sama dengan kata ta‟at. Kata 53 takwa yang dihubungkan dengan kata ta‟ah (‫هعط‬
(dan khasyah (‫( هيشخ‬digunakan Alquran didalam QS. an-Nūr [24]: 52.1 Secara terminology
syar‟I (agama), kata takwa mengandung pengertian menjaga diri dari segala yang dilarang
Allah Swt. dan melaksanakan segala yang diperintahkan-Nya

 Karakteristik Orang yang Bertakwa


- Beriman
Iman adalah pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lidah dan pengamalan
dengan anggota badan12.al-Jurjani mendepskripsikan bahwa iman itu secara leksikal
adalah membenarkan dengan hati, sedangkan menurut syara‟ adalah “keyakinan dalam
hati dan pengakuan dengan lisan.”
- Mendirikan Shalat
Shalat adalah satu-satunya yang di dalamnya keimanan, yang hidup dalam hati, bisa
terwujud dalam perbuatan kita dan menjamin kita memasuki alam kebahagiaan yang
abadi dalam kehidupan dunia dan kehidupan akhirat kita. Dan juga shalat merupakan
sarana hubungan paling kokoh antara seorang hamba dan sang Khalik.
- Sedekah
Karena itu, orang-orang yang bertakwa adalah orang-orang yang tidak hanya
menyedekahkan karunia materi saja tetapi juga karunia spiritual, misalnya ilmu
pengetahuan, kekuatan fisik, atau kemampuan sosial.
- Sabar
Salah satu sifat yang dapat dijadikan parameter kualitas keimanan seseorang adalah
sabar. Semakin kuat keimanan seseorang kepada Allah Swt. Semakin kuat pula kesabaran
yang dimilikinya, dan begitu sebaliknya, dengan begitu sebaliknya.
- Berdo’a Kepada Allah
Pengertian harfiah dari berdo’a adalah: meminta atau memohon dengan cara
merendahkan hati. Dengan sedikit merenungkan definisi ini akan memberikan pengertian:
karena hakikat berdo’a adalah meminta dan memohon yang merupakan perbuatan hati
dan itu bersifat batiniah maka, sebuah do’a yang disampaikan dari hati yang lalai tidaklah
terhitung sebagai do‟a yang sebenarmya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengaruh Shalat Terhadap Ketakwaan Seorang Muslim

Shalat bisa kita katakan sebagai salah satu cara beriman kepada Allah SWT karena shalat
merupakan sarana yang paling kokoh untuk seorang hamba mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Maka pengaruh shalat terhadap ketawaan sangatlah berpengaruh karena keimanan dan
ketakwaan memiliki korelasi yang sangat erat.
Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Orang yang
bertakwa adalah orang yang beriman yaitu berpandangan dan bersikap hidup dengan ajaran
Allah menurut sunnah Rasul yakni orang yang melaksanakn shalat, sebagai upaya pembinaan
iman dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung tegaknya ajaran Allah.
Takwa adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhkan larangannya. Iman adalah
percaya pada pandangan dan sikap hidup dengan ajaran Allah. Yaitu Al-Quran menurut
sunnah Rasul. Wujud iman menurut tiga unsur yaitu, isi hati, ucapan, dan laku perbuatan. Isi
hati dan perbuatan disebut pandangan hidup, sedangkan laku perbuatan yang mewujudkan
gerak berbuat dalam keseluruhan hidup manusia disebut sikap hidup.
Sikap hidup seseorang bisa bernilai haq dan bathil, tergantung pada pandangannya. Jika
pandangannya adalah pandangan haq, maka sikap hidupnya bernilai haq. Demikian juga
sebaliknya. Dengan demikian ada dua wujud iman yaitu wujud iman haq dan wujud iman
bathil.

Keimanan pada keesaan Allah yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi dua,
yaitu tauhid teoritis(tauhid rububiyyah) dan tauhid praktis (tauhid uluhiyyah). Tauhid teoritis
adalah tauhid yang membahas tentang keesaan Zat, keesaan Sifat, dan keesaan Perbuatan
Tuhan. Pembahasan keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan berkaitan dengan kepercayaan,
pengetahuan, persepsi, dan pemikiran atau konsep tentang Tuhan. Konsekuensi logis tauhid
teoritis adalah pengakuan yang ikhlas bahwa Allah adalah satu-satunya Wujud Mutlak, yang
menjadi sumber semua wujud.

Adapun tauhid praktis yang disebut juga tauhid ibadah, berhubungan dengan amal ibadah
manusia. Tauhid praktis merupakan terapan dari tauhid teoritis. Kalimat Laa ilaaha
illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah) lebih menekankan pengartian tauhid praktis (tauhid
ibadah). Tauhid ibadah adalah ketaatan hanya kepada Allah. Dengan kata lain, tidak ada yang

6
disembah selain Allah, atau yang berhak disembah hanyalah Allah semata dan menjadikan-
Nya tempat tumpuan hati dan tujuan segala gerak dan langkah.

Selama ini pemahaman tentang tauhid hanyalah dalam pengartian beriman kepada Allah,
Tuhan Yang Maha Esa. Mempercayai saja keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan, tanpa
mengucapkan dengan lisan serta tanpa mengamalkan dengan perbuatan, tidak dapat
dikatakan seorang yang sudah bertauhid secara sampurna. Dalam pandangan Islam, yang
dimaksud dengan tauhid yang sempurna adalah tauhid yang tercermin dalam ibadah dan
dalam perbuatan praktis kehidupan manusia sehari-hari. Dengan kata lain, harus ada kesatuan
dan keharmonisan tauhid teoritis dan tauhid praktis dalam diri dan dalam kehidupan sehari-
hari secara murni dan konsekuen.

Dalam menegakkan tauhid, seseorang harus menyatukan iman dan amal, konsep dan
pelaksanaan, fikiran dan perbuatan, serta teks dan konteks. Dengan demikian bertauhid
adalah mengesakan Tuhan dalam pengartian yakin dan percaya kepada Allah melalui fikiran,
membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan.
Oleh karena itu seseorang baru dinyatakan beriman dan bertakwa, apabila sudah
mengucapkan kalimat tauhid dalam syahadat asyhadu allaa ilaaha illa Alah, (Aku bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah), kemudian diikuti dengan mengamalkan semua perintah
Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.

Setiap ibadah yang diperintahkan Allah adalah untuk meningkatkan hubungan


vertikal dan horizontal secara seimbang. Hubungan vertikal yaitu hubungan kita kepada Allah
( Hablumminallah), sedangkan hubungan horizontal adalah hubungan kita kepada sesama
makhluk Allah (Hablumminannas). Islam bukanlah agama yang memerintahkan untuk hanya
beribadah saja kepada Allah tanpa memikirkan kehidupan dunia, begitu pun sebaliknya tidak
juga hanya mengejar kehidupan dunia saja. Tetapi setiap ibadah itu harus seimbang antara
dunia dan akhirat.

Sholat diawali dengan takbiratul ihrom dan diakhiri dengan salam yang mendo’akan
seluruh makhluk yang ada dibumi ini. Artinya dalam bacaan sholat pun ada hubungan antara
Allah dan sesama manusia. Begitu pun dengan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Puasa
merupakan ibadah yang penilaiannya langsung oleh Allah. Ikhlas tidaknya seseorang
melakukan ibadah puasa hanya Allah yang tahu. setelah satu bulan berpuasa yang merupakan
meningkatkan hubungan kita dengan Allah, maka di akhir bulan Ramadhan sebelum shalat
idul fitri kita diwajibkan untuk melaksanakan zakat fitrah yang merupakan peningkatan
hubungan kita kepada sesama manusia.

7
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pada dasarnya Sahalat dan ketaqwaan adalah dua hal yang saling berpengaruh. Jika
seserang muslim yang bertaqwa biasa dipastikan bahawa ia menunaikan shalatnya. Maka dari
itu shalat terhadap ketawaan sangatlah berpengaruh karena keimanan dan ketakwaan
memiliki korelasi yang sangat erat. Takwa adalah melaksanakan perintah Allah dan
menjauhkan larangannya. Iman adalah percaya pada pandangan dan sikap hidup dengan
ajaran Allah. Yaitu Al-Quran menurut sunnah Rasul.

8
Daftar Pustaka

(https://id.scribd.com/document/343569500/Korelasi-Keimanan-Dan-Ketaqwaan)
(https://umb-post.mercubuana.ac.id/mod/resource/view.php?id=163524)
(https://umb-post.mercubuana.ac.id/mod/resource/view.php?id=150604)

Anda mungkin juga menyukai