Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN A.

Pengertian Tauhid Tauhid (bahasa Arab: )merupakan konsep monoteisme Islam yang mempercayai bahwa Tuhan itu hanya satu. Tauhid ialah asas Aqidah. Dalam bahasa Arab, "Tauhid" bermaksud "penyatuan", sedangkan dalam Islam, "Tauhid" bermaksud "menegaskan penyatuan dengan Allah". Lawan untuk Tauhid ialah "mengelak daripada membuat", dan dalam bahasa Arab bermaksud "pembahagian" dan merujuk kepada "penyembahan berhala". Tauhid menurut bahasa artinya mengetahui dengan sebenarnya Allah itu Ada lagi Esa. Menurut istilah, tauhid ialah satu ilmu yang membentangkan tentang wujudullah (adanya Allah) dengan sifat-Nya yang wajib, mustahil dan jaiz (harus), dan membuktikan kerasulan para rasul-Nya dengan sifat-sifat mereka yang wajib, mustahil dan jaiz, serta membahas segala hujah terhadap keimanan yang berhubung dengan perkaraperkara samiyat, yaitu perkara yang diambil dari Al-Quran dan Hadis dengan yakin. Sebagian ulama mentakrifkan ilmu tauhid sebagai berikut: "Ilmu tauhid ilmu yang menerangkan hukum-hukum syarak dalam bidang itiqad yang diperoleh dari dalil-dalil yang qati (pasti) yang berdasarkan ketetapan akal, Al-Quran dan Hadis." Persoalan Apa itu tauhid? seringkali dijawab dengan ayatayat yang bermaksud bahwa puncak kenyataan tauhid adalah ucapan kalimah syahadah, dan sering juga berlaku apabila jawaban itu diungkap tanpa sedikit pun mengetahui makna ucapan itu. Jika yang ditanya mempunyai lebih pengetahuan, maka padanya, Tuhan itu ialah yang menciptakan sendiri kerajaan-Nya, dan jawaban yang diberi akan berkait rapat dengan tauhid rububiyah saja. Kalimat laa ilaha illallah bermaksud tidak ada Tuhan selain Allah. Kalimat ini menunjukkan bahwa manusia tidak ada tempat bersandar, berlindung dan berharap kecuali Allah. Tidak ada yang menghidupkan dan mematikan, tiada yang memberi dan menolak melainkan Allah. Lahirnya syariat menyuruh kita berusaha beramal, sedang hakikatnya syariat melarang kita menyandarkan diri pada amal usaha itu supaya tetap bersandar pada kurnia Allah. Konsep ini melahirkan konsep tawakkal, dimana selepas kita berusaha, tetap kita perlu kepada Allah.

Tauhid

Tauhid bukanlah sekedar ucapan laa ilaha illallah, walaupun ucapan tersebut merupakan sebagian daripadanya. Tetapi tauhid itu adalah nama untuk pengertian yang agung dan ucapan yang mempunyai arti yang besar, lebih besar dari semua pengertian. Tauhid ialah pembebasan terhadap penyembahan kepada semua yang bukan kepada Allah dan penerimaan dengan hati serta pengibadahan kepada Allah semata. Allah berfirman Sedangkan Tuhan kamu ialah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (QS. Al-Baqarah/2: 163). Dan Allah berfirman lagi Hai kaumku, bagaimanakah kamu, aku menyeru kamu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeru aku kepada neraka? Kenapa kamu menyeruku supaya kafir kepada Allah dan menyekutukan-Nya dengan apa yang tidak aku ketahui, padahal aku menyeru kamu beriman kepada Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun? (QS. Al-Mumin/40: 41-42). Ayat-ayat begini banyak dalam Al-Quran dan menerangkan bahwa arti dua kalimah syahadah adalah bebas dari penyembahan kepada selain Allah, dan mengkhususkan Allah saja untuk penyembahan itu. Inilah petunjuk dalam beragama dan untuk perkara inilah Allah mengutus para rasul-Nya dan untuk perkara inilah juga Allah menurunkan semua kitab-Nya. Orang-orang musyrik sebenarnya percaya dengan kewujudan Allah, dan mereka mencari perantara untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah lalu diharapkan kepada rahmat-Nya dan takut akan siksa-Nya. Ibn Abbas berpendapat bahwa yang mereka seru dengan doa ialah Isa, Maryam dan Uzair. Athaa dan ad-Dhahhaq pula berpendapat mereka menyeru pada para malaikat. Yang dibenarkan dalam Islam bukanlah berdoa kepada malaikat atau nabi atau perantara lainnya. Islam menuntut kita agar hanya rasa takut dan berharap kepada Allah kerana itu hak Allah kepada hambanya. Suatu kisah terjadi di zaman Rasulullah saw, dimana seorang pencuri telah dipotong tangannya, lalu dia berkata kepada Nabi, Allahumma Ya Allah! Sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah dan aku tidak bertaubat kepada Muhammad. Nabi saw langsung bersabda, Dia mengetahui yang hak bagi yang berhak. Perkara ini menunjukkan bahwa yang patut ditakuti, diharapkan dan dipanjatkan doa ialah Allah, dan Allah semata. Demikianlah para ahli tafsir, dengan bukti-bukti seperti di

Bab 1 Pendahuluan atas, menyatakan: "Maka teranglah bahwa arti tauhid dan syahadat laa ilaha illallah ialah meninggalkan perbuatan orang-orang musyrik, yaitu berdoa kepada orang-orang saleh, atau malaikat atau jin dalam meminta pertolongan Allah untuk menghilangkan bahaya atau mendapatkan rahmat." Orang Islam mempercayai bahwa Allah tidak boleh disamakan dengan makhluk atau konsep yang lain. Monoteisme Islam adalah mutlak, bukannya relatif atau majmuk dalam semua arti kata perkataan ini. Oleh itu, orang Islam menolak konsep Triniti yang dipegang oleh kebanyakan orang Kristian yang menyatakan bahwa Tuhan sebagai tiga makhluk. Muhammad Abduh dalam bukunya Risalah Tauhid, memberi arti tauhid dengan ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat yang boleh disifatkan kepadaNya dan tentang sifat-sifat yang wajib dilenyapkan daripada-Nya; juga membahas tentang rasul-rasul Allah, meyakinkan kerasulan mereka, menyakinkan apa yang wajib ada pada diri mereka, apa yang boleh dihubungkan (nisbah) kepada diri mereka dan apa yang terlarang menghubungkannya kepada diri mereka. 1 Ilmu ini disebut dengan ilmu tauhid karena bagian utama kajiannya ialah menetapkan sifat wahdah (satu, esa) bagi Allah dan Zat-Nya dan dalam perbuatan-Nya. Ilmu tauhid disebut juga dengan: 1. Al-Iman (kepercayaan) karena ia membahas tentang rukun iman yang enam dan hal-hal yang berkaitan dengannya. 2. Aqidah (keyakinan) karena ia membicarakan keyakinan dalam agama Islam. 3. Tauhid karena pembahasannya berkisar seputar tauhid atau pengesaan kepada Allah di dalam rububiyyah, uluhiyyah, dan asma wa sifat. 4. As-Sunnah karena para penganutnya mengikuti jalan yang ditempuh Rasulullah dan para sahabat dalam masalah tauhid 5. Ushuluddin & Ushuluddiyanah (dasar-dasar agama) karena ia membicarakan tentang dasar-dasar agama. 6. Al-Fiqhul Akbar ini adalah nama lain ushuluddin dan kebalikan dari al-fiqhul asyghar, yaitu kumpulankumpulan hukum ijtihadi. 7. Asy-Syariah segala sesuatu yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya berupa jalan-jalan petunjuk terutama dan paling pokok adalah masalah-masalah
25. 1Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, (Jakarta: Bulan Bintang, 1965), h.

Tauhid akidah. B. Objek Kajian Tauhid

Objek kajian ilmu tauhid mencakup tiga bidang, yaitu: 1. Al-Ilahiyat (masalah Ketuhanan), yaitu zat, sifat, dan afal Allah. Bidang ini disebut juga dengan qism alIlahiyat atau marifat al-mabda. 2. Al-Nubuwwat (masalah kenabian), yaitu rasul-rasul dan sifat-sifatnya. Bidang ini disebut juga dengan qism al-Nubuwwat atau marifat al-wasithah. 3. Al-Samiyyat (masalah yang diberitakan), yaitu masalah yang didengar melalui pemberitaan, baik langsung dari Allah berupa wahyu maupun dari rasulNya berupa al-Hadis, tentang alam akhirat seperti surga, neraka, shirat, mizan, alam barzakh (kubur), dan lain-lain. Sering disebut dengan alam gaib. Termasuk pula menyangkut qadha dan qadar. Bidang ini disebut juga dengan qism al-Samiyyat atau marifat al-maad. Apabila dijabarkan secara umum, maka objek kajian ini terangkum dalam rukun iman yang enam, yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada rasul-rasul, iman kepada kitab-kitab, iman kepada hari kiamat, dan iman kepada qadha dan qadar. Hal ini dipahami dari ayat yang berbunyi: pkr't t%!$# (#qYtB#u (#qYB#u !$$/ &!$ quur =tF39$#ur %!$# tAtR 4n?t &! qu =tF69$#ur %!$# tAtRr& `B @6s% 4 `tBur 3t !$$/ mFs3n=tBur m7F.ur &#ur Qqu9$#ur zFy$# s)s @| Kxn=| /#t Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (QS. An-Nisa/4: 136).

C. Pembagian Tauhid Pembagian tauhid dapat ditinjau dari dua segi, yaitu

Bab 1 Pendahuluan kuantitatif dan kualitatif. Ditinjau dari kualitasnya, tauhid dapat dibagi kepada tiga bagian, yaitu: 1. Tauhid ammah (awam), yaitu pengenalan kepada Tuhan berdasarkan taqlid kepada ulama yang dipercayainya dengan keyakinan yang pasti (ja-zim). 2. Tauhid ulama, yaitu pengenalan Tuhan yang didasarkan kepada argumentasi yang kuat, baik secara aqli (rasional) maupun secara naqli (nash). Mereka ini disebut juga dengan ahli kalam (mutakallimin). 3. Tauhid al-Arifin, yaitu tauhid orang-orang sufi yang arif (mengetahui keesaan Tuhan dengan hatinya). Ia melihat Allah dengan mata hatinya, bahkan dapat merasakan keberadaan-Nya. Kemudian bila ditinjau dari kuantitaifnya, maka tauhid dapat dibagi kepada tiga bagian, yaitu: 1. Tauhid Uluhiyah, yaitu mengesakan Allah sebagai pencipta dan penguasa tunggal di alam raya ini. Firman Allah: @% !$# ,=yz e@. &x uqdur nuq9$# 4 gs)9$# Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan yang Maha Esa lagi Maha Perkasa". (QS. Ar-Radu/13: 16). Lawan dari tauhid uluhiyah adalah syirik uluhiyah, yaitu meyakini adanya pencipta alam selain Allah. 2. Tauhid Rububiyah, yaitu mengesakan Allah sebagai satu-satunya pengatur alam raya. Firman Allah: /BF{$# `B @6s% .`Bur t ! Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah terjadi (QS. Ruum/30: 4). Lawan dari tauhid Rububiyah adalah syirik Rububiyah, yaitu meyakini adanya pengatur selain Allah, atau menetapkan halal-haram kepada hukum lain selain hukum Allah. 3. Tauhid Ubudiyah, yaitu mengesakan Allah dalam melaksanakan ibadah diserahkan sepenuhnya kepadaNya secara langsung tanpa perantara. Lawannya ialah syirik ubudiyah yaitu menyembah Allah melalui perantara, seperti yang dilakukan orang Jahiliyah, melalui berhala seperti dijelaskan ayat al-Quran: wr& ! `e$!$# 9$s:$# 4 %!$#ur (#rsB$# B mRr u!$u9rr& $tB Nd6tR w) !$tRq/hs)9 n<) !$# #s"9 b) !$# N3ts OgoYt/ $tB Nd m cq=tGs 3 b) !$# w gt `tB

Tauhid Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan Kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (QS. Az-Zumar/9: 3). 4. Tauhid Asma dan Shifat, Tauhid keempat ini merupakan teori dari Muhammad ibn Shalih dalam bukunya Syarh Tsaltsat Ushul, yaitu mengesakan Allah dengan meyakini keberadaan-Nya seperti apa yang tertuang dalam Al-Quran dan Hadis. Keyakinan secara utuh sehingga tidak mengadakan perubahan, penafsiran, dan lain-lain yang keluar dari pemahaman teks Al-Quran dan hadis.

D. Urgensi dan Tujuan Tauhid Adapun urgensi mempelajari tauhid adalah sebagai berikut: 1. Asas tegaknya agama dan syarat diterimanya amal Allah berfirman: yJs tb%x. (#q_t u!$s)9 mn/u @yJu=s` WxuKt $[s=| wur 8 oy$t7/ mn/u &#Jtnr Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". (QS. Al-Kahfi/18: 110). Ayat ini menunjukkan bahwa ajaran tauhid yang benar merupakan asas tegaknya agama dan syarat diterimanya amal. Hal ini semakin jelas dengan firman Allah: s)s9ur zrr& y7s9) n<)ur t%!$# `B =6s % s9 |M.ur& `st6sus9 y7=uHx `tRq3tGs9ur #$:z`B z`s Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Az-Zumar/39: 65). Ayat ini menjelaskan bahwa segala amal tidak diterima jika tidak bersih dari syirik. Karena itu, perhatian Nabi yang pertama adalah pelurusan akidah/tauhid. 2. Misi utama para rasul

Bab 1 Pendahuluan Allah berfirman : tBur $uZ=yr& `B =6s% `B @Aq w)$! rqR ms9) mRr& Iw tms9) Hw) O$tRr& br7$$s Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (QS. Al-Anbiyaa/21: 25) Allah berfirman: s)s9ur $uZWyt/ e@2 7pB& wq cr& ) (#r6$# !$# (#q7^tG_$#ur |Nq9$# Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiaptiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut... (QS. An-Nahl/16: 36) Ajaran tauhid merupakan misi utama yang dibawa semua rasul yang diutus oleh Allah dan ajaran inti yang dikandung dalam kitab-kitab Allah. 3. Materi pertama yang didakwahkan oleh para nabi dan rasul Ajaran tauhid merupakan materi yang pertama didakwahkan oleh para nabi dan rasul sebagaimana tercantum dalam dalil-dalil berikut: a. Nabi Nuh menyeru kaumnya: s)s9 $uZ=yr& %nqR 4n<) mBqs% tA$s)s Qqs)t (#r7$# !$# $tB N3s9 `iB >ms9) nx oT) $%s{r& N3n=t z>#xt BQqt 5Ot Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat). (QS. Al-Araf/7: 59). b. Nabi Hud menyeru kaumnya: 4n<)ur >%t Md%s{r& #Yqd 3 tA$s% Qqs)t (#r7$# !$# $tB /3s9 `iB >ms9) nx 4 ?xsr& tbq)Gs Dan (kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara mereka, Hud. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?" (QS. AlAraf/7: 65). c. Nabi Shaleh menyeru kaumnya:

Tauhid 4n<)ur yqJrO Nd%s{r& $[s=| 3 tA$s% Qqs)t (#r7$# !$# $tB N6s9 `iB >ms9) nx ( s % N6?u!$y_ puZht/ `iB N3n/ ( nyd ps% $tR !$# N6s9 Zpt#u ( $ydrxs @2's? r& !$# ( wur $ydqyJs? &q0 N.xz'us >#xt O9r& Dan (kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka shaleh. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu. unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, Maka biarkanlah Dia Makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih." (QS. Al-Araf/7: 73). d. Nabi Syuaib menyeru kaumnya: 4n<)ur ttB Nd%s{r& $Y7y 3 tA$s% Qqs)t (#r7$# !$# $tB N6s9 `iB >ms9) nx ( s% N6?u!$y_ poYit/ `iB N6n/ ( (#qrr's @x69$# c#uJ9$#ur wur (#qy7s? }$Y9$# Ndu!$ur& wur (#r? F{$# yt/ $ygsn=) 4 N69s yz N39 b) OFZ2 ZBsB Dan (kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu'aib. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman". (QS. Al-Araf/7: 85). e. Nabi Ibrahim menyeru kaumnya: zOdt/)ur ) tA$s% mBqs)9 (#r6$# !$# nq)?$#ur ( O69s yz N39 b) OFZ2 ?cqJn=s Dan (ingatlah) Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya: "Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepada-Nya. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS. al-Ankabut/29: 16). 4. Menjaga dan memelihara keselamatan jiwa dan

Bab 1 Pendahuluan harta seseorang Rasulullah bersabda: Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan La Ilaha illallah (tiada sembahan yang berhak disembah kecuali Allah) maka apabila mereka telah mengucapkan maka terjagalah jiwa dan harta mereka dari padaku kecuali apabila mereka menentang hak kalimat tersebut. (HR. Bukhari). Ajaran tauhid yang benar dapat menjaga dan memelihara keselamatan jiwa dan harta seseorang kecuali jika ia melakukan pelanggaran dalam hukum. 5. Tauhid yang rusak karena kesyirikan menghalalkan darah dan harta Allah berfirman: Ndq=Gs%ur 4Lym w cq3s? puZG tbq6tur `e$!$# &#2 ! 4 Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah (QS. Al-Anfal/8: 39) Tauhid yang rusak karena kesyirikan menghalalkan darah dan harta orang-orang musyrik. 6. Kunci Utama masuk ke surga Rasulullah bersabda: Barang siapa yang berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu, niscaya dia masuk surge dan barang siapa yang menjumpai-Nya dalam keadaan mempersekutukan Allah dengan sesuatu niscaya dia masuk neraka . (HR. Muslim). 7. Menyelamatkan seseorang dari azab api neraka Rasulullah bersabda: Sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas neraka orang yang mengucapkan La Ilaha illallah (tiada sembahan yang berhak disembah kecuali Allah) dengan mengharap wajah Allah. (HR. Bukhari). Bentuk pengharaman dalam hadis tersebut mencakup: a. Haram masuk neraka secara mutlak bagi orang mukmin yang murni akidahnya dan sempurna imannya serta tidak membawa dosa sampai meninggal. b. Haram kekal di neraka jika masuk ke dalamnya, yaitu orang mukmin yang tidak mempersekutukan Allah, tetapi melakukan dosa yang bukan syirik lalu tidak bertaubat sebelum meninggal. 8. Akidah yang dicampuri kesyirikan mengharamkan seseorang masuk surga Allah berfirman:

10 Tauhid

s)s9 tx2 %!$# (#q9$s% c) !$# uqd xyJ9$# $# zOttB ( tA$s%ur xyJ9$# _t7t @u ) (#r6$# !$# n1u N6/uur ( mR) `tB 8 !$$/ s)s tPym !$# mn=t spYyf9$# m1ur'tBur $Y9$# ( $tBur &J==9 `B 9$|Rr Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam", Padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS. Al-Maidah/3: 72). Allah berfirman: b) !$# w t br& x8u m/ tur $tB tbr y79s `yJ9 !$to 4 `tBur 8 !$$/ s)s #utI$# $JO) $Jt Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisa/4: 48). 9. Akidah/tauhid yang rusak akan menghapus pahala amal Syirik yang menggugurkan seluruh amal ibadah adalah syirik akbar (besar). Allah berfirman: s)s9ur zrr& y7s9) n<)ur t%!$# `B =6s % s9 |M.ur& `st6sus9 y7=uHx `tRq3tGs9ur #$:z`B z`s Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Az-Zumar/39: 65). Syirik yang menggugurkan sebagian amal ibadah, yaitu ibadah yang terkontanminasi saja adalah syirik kecil, seperti riya dan sumah. Rasulullah bersabda: Aku adalah Zat yang tidak membutuhkan sekutu, barang siapa melakukan sesuatu amal yang di dalamnya dia mempersekutukan Aku dengan sesuatu, niscaya Aku tinggalkan amalan dan sekutu tersebut (HR. Muslim). 10. Penyebab utama datangnya ampunan dari Allah Akidah/Tauhid yang tidak dicampuri oleh kesyirikan

11

Bab 1 Pendahuluan merupakan penyebab utama datangnya ampunan dari Allah. Rasulullah bersabda: Wahai Bani Adam, seandainya engkau datang kepadaKu dengan dosa sepenuh bumi dalam keadaan engkau tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu niscaya Aku datang kepadamu dengan ampunan seluasnya pula. (HR. Muslim).

Adapun tujuan mempelajari tauhid adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah untuk Allah semata Sebab, Dia adalah pencipta yang tidak ada sekutu bagiNya. Maka, tujuan dari ibadah haruslah memperuntukkan hanya kepada-Nya. 2. Membebaskan akal dan pikiran dari kekeliruan yang timbul karena jiwa yang kosong dari akidah Orang yang jiwanya kosong dari akidah/tauhid, terkadang ia menyembah (menjadi budak) materi yang nyata saja, dan adakalanya terjatuh pada berbagai kesesatan akidah/tauhid dan khurafat. 3. Mendapatkan ketenangan jiwa dan pikiran serta terhindar dari kecemasan dan jiwa dan kegoncangan pikiran Sebab, akidah/tauhid akan menghubungkan orang mukmin dengan penciptanya, lalu meridhai Dia sebagai Tuhan yang mengatur, Hakim yang membuat syariat. Oleh karena itu, jiwanya menerima takdir, dadanya lapang, menyerah lalu tidak mencari Tuhan pengganti. 4. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada Allah dan dalam bermuamalah dengan lainnya Sebab, diantara dasar akidah/tauhid adalah mengimani para rasul dengan mengikuti jalan mereka yang lurus dalam tujuan dan perbuatan. 5. Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dan tidak melewatkan kesempatan untuk beramal shaleh Orang yang bertauhid akan selalu beramal saleh dan mengharapkan pahala dari Allah. Ia menjauhi dosa karena rasa takut dan siksa. Sebab, di antara dasar tauhid adalah mengimani hari berbangkit serta hari pembalasan terhadap seluruh perbuatan.

12 Tauhid

6. Menciptakan umat yang kuat untuk menegakkan agama Allah Tauhid dapat melahirkan generasi yang mengarahkan segala daya dan upaya untuk menegakkan agama Allah serta memperkuat tiang penyanggahnya tanpa peduli apa yang akan terjadi ketika menempuh jalan tersebut. 7. Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memperbaiki pribadi maupun kelompok serta meraih pahala dan kemuliaan Allah berfirman: `tB @Jt $[s=| `iB @2s rr& 4s\R& uqdur `BsB mZtsZn=s Zo4quym Zpt6hs ( OgYtfuZs9ur Ndt_r& `|mr'/ $tB (#qR$2 tbq=yJt Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik lakilaki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl/16: 97).

Anda mungkin juga menyukai