Anda di halaman 1dari 23

AYO BERTAUHID

PENGERTIAN TAUHID
1. Pengertian Tauhid Menurut bahasa kata tauhid berasal
dari bahasa Arab tauhid bentuk masdar (infinitif) dari kata
wahhada, yang artinya al-i’tiqaadu biwahdaniyyatillah
(keyakinan atas keesaan Allah).
2. Sedangkan pengertian secara istilah tauhid ialah meyakini
bahwa Allah Swt. itu Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya.
Kesaksian ini dirumuskan dalam kalimat syahadat. Laa
ilaha illa Allah (tidak ada Tuhan selain Allah).
Tauhid artinya mengesakan Allah. Esa berarti Satu.
Allah tidak boleh dihitung dengan satu, dua atau
seterusnya, karena kepada-Nya tidak layak dikaitkan
dengan bilangan.
3. Pengertian tauhid menurut para ahli
l-Imam al-Junaid al -Baghdadi juga
menerangkan bahwa Tauhid adalah mensucikan
Allah yang Maha Qadim (tanpa permulaan) dari
menyerupai makhluk-Nya.
Tauhid menurut Imam Syafi’i adalah
menyakini tentang keEsaan Allah sebagai Sang
Pencipta serta menyakini bahwa Allah tidak
menyerupai makhluk-Nya dari semua segi apapun
baik ruang, waktu, batasan dan arah.
• Beberapa ayat al-Qur’an telah dengan jelas mengatakan
keesaan Allah. Di antaranya surah al-Ikhlas ayat 1-4
sebagai berikut:
• Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah
Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia
tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan Dia.'' (Q.S. al-Ikhlas
[112]:1-4)
• Dari ayat di atas dapat ditangkap penjelasan bahwa Allah
itu Maha Esa. Keesaan Allah Swt. itu menurut M. Quraish
Shihab mencakup keesaan Zat, keesaan Sifat, keesaan
Perbuatan, serta keesaan dalam beribadah kepada Nya.
• Keesaan Zat mengandung pengertian bahwa
seseorang harus percaya bahwa Allah Swt.
tidak terdiri dari unsur-unsur, atau bagian-
bagian. Karena, bila Zat Yang Maha Kuasa itu
terdiri dari dua unsur atau lebih—betapapun
kecilnya unsur atau bagian itu—maka ini
berarti Dia membutuhkan unsur atau bagian
itu, atau dengan kata lain, unsur atau bagian
ini merupakan syarat bagi wujud-Nya.
• Adapun keesaan dalam sifat-Nya, mengandung
pengertian bahwa Allah memiliki sifat yang tidak sama
dalam substansi dan kapasitasnya dengan sifat
makhluk, walaupun dari segi bahasa kata yang
digunakan untuk menunjuk sifat tersebut sama.
Sebagai contoh, kata rahim merupakan sifat bagi Allah,
tetapi juga digunakan untuk menunjuk rahmat atau
kasih sayang makhluk. Namun substansi dan kapasitas
rahmat dan kasih sayang Allah berbeda dengan rahmat
makhluk-Nya. Allah Esa dalam sifat-Nya, sehingga
tidak ada yang menyamai substansi dan kapasitas
tersebut.
• Keesaan dalam perbuatan-Nya mengandung
arti bahwa segala sesuatu yang berada di alam
raya ini, baik sistem kerjanya maupun sebab
dan wujudnya, kesemuanya adalah hasil
Perbuatan Allah semata
• Sedangkan keesaan dalam beribadah
merupakan perwujudan dari ketiga keesaan di
atas.
• Katakanlah: ”sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan
matiku, semuanya karena Allah, Pemelihara seluruh alam.”
(Q.S. al-An’Ɨm [6]:162)
• Dari sini dapat disimpulkan bahwa segala bentuk
peribadatan harus ditujukan hanya kepada Allah semata.
Hanya Allah yang wajib disembah. Tidak boleh
peribadatan itu ditujukan kepada selain Allah Swt.
keesaan Allah Swt. sangat penting ditanamkan dalam hati
setiap orang yang mengimani adanya Allah Swt. Oleh
karena itu, untuk mendukung ketercapaian keimanan
tersebut harus didukung dengan pemahaman mengenai
llmu tauhid dan cabang-cabang lain dari ilmu tauhid.
Dengan pemahaman yang utuh seperti ini, diharapkan bisa
memudahkan seseorang untuk bertauhid yang benar.
• Menurut Syekh Muhammad Abduh, tauhid adalah suatu ilmu yang
membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya,
sifat-sifat yang boleh disifatkan pada-Nya, dan tentang sifat-sifat yang
sama sekali wajib dilenyapkan pada-Nya. Juga membahas tentang rasul-
rasul Allah, meyakinkan kerasulan mereka.
• Menurut Husain Affandi Al-Jars, tauhid adalah ilmu yang membahas hal-
hal yang menetapkan akidah agama dengan dalil-dalil yang meyakinkan.
• Menurut Prof. M. Thahir A. Muin, tauhid adalah ilmu yang menyelediki
dan membahas soal yang wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah dan bagi
sekalian utusan-utusan-Nya, juga mengupas dalil-dalil yang mungkin cocok
dengan akal pikiran sebagai alat untuk membuktikan adanya zat yang
mewujudkan.
• Menurut ibnu Al-Utsaimin Rahimahullah, tauhid adalah kata benda yang
berasal dari perubahan kata kerja wahhada-yuwahhidu yang bermakna
menunggalkan sesuatu. Berdasarkan pengertian syariat, tauhid bermakna
mengesakan Allah dalam hal-hal yang menjadi kekhususan diri-Nya.
HADIS RASULULLAH
• ‫ فَإ َذا‬،‫هللا‬
ِ ‫س ْول‬ُ ‫أن الَ إلهَ إالّ هللاُ َوأنّ ْي َر‬
ْ ‫ى يَ ْش َهد ُْوا‬ّ ‫اس َحت‬ َ َّ‫أن أُقَاتِ َل الن‬
ْ ‫ت‬ُ ‫ِأم ْر‬
َ ( ّ ‫وأم َوالَ ُه ْم إالّ ِح َح‬
ّ ‫رواه الحُخَار‬
‫ي‬ ْ ‫ص ُم ْوا ِم ِنّي ِد َما َء ُه ْم‬
ِ ‫ع‬ُ ‫لك‬َ ‫فَعَلُ ْوا َذ‬
• “Aku diperintah untuk memerangi manusia hingga
mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (Ilâh) yang
berhak disembah kecuali Allah dan bahwa saya adalah
utusan Allah. Jika mereka melakukan itu maka
terpelihara dariku darang-darah mereka dan harta-
harta mereka kecuali karena hak”(HR al-Bukhari).
• Dari hadist diatas bisa diketahui bahwa tauhid secara
istilah bisa diartikan sebagai kesaksian manusia tentang
tidak adanya Tuhan selain Allah (KeEsaan Allah) dan
Muhammad adalah utusan Allah.
• Nah dari pendapat para ulama dan hadist Rasulullah saw di atas kita
umat Islam dapat menyimpulkan bahwa tauhid adalah meng-Esa-
kan Allah swt baik dalam dzat, sifat, perbuatanNya maupun dalam
beribadah kepadaNya serta tidak menyamakan Ia dengan
makhlukNya.
• Pemahaman tauhid ini sangatlah penting karena merupakan sebuah
aqidah dasar dalam agama Islam. Apabila tidak dipahami dengan
baik dan benar, bisa mengakibatkan pemahaman yang menyimpang
seperti pemahaman yang menganggap Allah swt memiliki mata dan
tangan layaknya manusia maupun pemahaman menyimpang
lainnya. Untuk itu diperlukan dalil-dalil yang pasti dalam
menetapkan sesuatu yang wajib bagi Allah dari sifat sempurna,
kesucian dari kekurangan/kesalahan dan menyakini kebenaran
utusan-utusanNya.
• Ilmu ini dinamakan ilmu tauhid karena pokok
pembahasannya yang paling penting adalah
menetapkan keesaan (wahҕdah) Allah Swt.
dalam zatNya, dalam menerima peribadatan
dari makhluk-Nya, dan meyakini bahwa Dia-
lah tempat kembali, satu-satunya tujuan.
Keyakinan tauhid inilah yang menjadi tujuan
utama bagi kebangkitan Nabi Muhammad
Saw.
NAMA-NAMA ILMU TAUHID
• Ilmu Ushuluddin Kata ushuluddin terdiri dari dua kata
yaitu usul yang berarti pokok atau pangkal dan din yang
berarti agama. Jadi ilmu ushuluddin adalah ilmu
tentang pokok-pokok agama. Ilmu tauhid sering
disebut juga dengan ilmu ushuluddin (pokok-pokok
atau dasar-dasar agama) karena ilmu itu menguraikan
pokok-pokok atau dasar-dasar agama.

• Ilmu Aqaid Ilmu tauhid sering juga disebut ilmu aqaid


(keyakinan), karena ilmu tersebut membahas masalah-
masalah yang berhubungan dengan keyakinan.
• Ilmu Kalam Kata kalam berarti perkataan atau
kata-kata yang tersusun yang menunjukkan
suatu maksud pengertian. Kata kalam
kemudian dipakai untuk menunjukkan salah
satu sifat Allah yaitu berkata-kata. Jadi ilmu
kalam adalah ilmu tentang kalam Allah.
• Ilmu tauhid sering juga disebut dengan ilmu kalam. Penamaan ilmu
kalam didasarkan pada beberapa alasan, antara lain;
a. Problem-problem yang diperselisihkan umat Islam pada masa-
masa awal dalam ilmu ini adalah masalah Kalam Allah Swt. yaitu
al-Qur’an, apakah ia makhluk dalam arti diciptakan ataukah ia
qadim dalam arti abadi dan tidak diciptakan;
b. Dasar dalam membahas masalah-masalah ke Tuhanan tidak lepas
dari dalil-dalil aqli yang dijadikan sebagai argumentasi yang kuat
sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkan dalam logika
(mantiq) yang penyajiannya melalui permainan (kata-kata) yang
tepat dan jitu.
c. Karena cara pembuktian kepercayaan-kepercayaan agama
menyerupai logika dalam filsafat, maka pembuktian dalam soal-
soal agama ini dinamai ilmu kalam untuk membedakan dengan
logika dalam filsafat.
• Ilmu IlƗhiah Ilmu tauhid juga dikenal dengan sebutan ilmu
ilƗhiah, karena yang menjadi obyek utama ilmu ini pada
dasarnya adalah masalah ketuhanan.
• Ilmu tauhid juga kadang disebut dengan teologi. Teologi
adalah ilmu tentang Tuhan atau ilmu ketuhanan. Kata
teologi berasal dari dua kata yaitu theo yang berarti Tuhan
dan logos yang berarti ilmu.
• Tetapi apabila kata teologi dipakai untuk membicarakan
tentang Tuhan dalam Islam, maka hendaklah selalu
ditambahkan kata Islam di belakangnya, sehingga menjadi
teologi Islam. Sebab kata itu dapat juga dipakai untuk
membicarakan Tuhan menurut agama-agama yang lain,
seperti teologi Kristen, teologi Hindu, dan sebagainya. Ini
semua dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman.
• Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa istilah
teologi Islam, ilmu kalam, dan ilmu tauhid memiliki
kesamaan pengertian, yaitu di sekitar masalah-masalah
sebagai berikut;
• (1) Kepercayaan tentang Tuhan dengan segala seginya,
yang berarti termasuk di dalamnya soal-soal wujud-Nya,
keesaan-Nya, sifat-sifat-Nya dan sebagainya.
• (2) pertalian-Nya dengan alam semesta, yang berarti
termasuk di dalamnya persoalan terjadinya alam, keadilan
dan kebijaksanaan Tuhan, serta qada dan qadar.
Pengutusan rasul-rasul juga termasuk di dalam persoalan
pertalian manusia dengan Tuhan, yang meliputi juga soal
penerimaan wahyu dan berita-berita alam ghaib atau
akhirat.
RUANG LINGKUP TAUHID
• 1. Ma’rifat al-mabda’ yaitu mempercayai dengan penuh
keyakinan tentang Pencipta alam yaitu Allah Swt. Hal ini
sering diartikan dengan wujud yang sempurna, wujud
mutlak atau wajibul wujud.
• 2. Ma’rifat al-watsiqah yaitu mempercayai dengan penuh
keyakinan tentang para utusan Allah Swt. yang menjadi
utusan dan perantara Allah Swt. dengan umat manusia
untuk menyampaikan ajaran-ajaran Nya, tentang kitab-
kitab Allah yang dibawa oleh para utusan-Nya dan tentang
para malaikat-Nya.
• 3. Ma’rifat al-ma’ad yaitu mempercayai dengan penuh
keyakinan akan adanya kehidupan abadi setelah mati di
alam akhirat dengan segala hal ihwal yang ada di dalamnya.
MACAM-MACAM TAUHID
• Tauhid yang berhubungan dengan ke Tuhanan yaitu mempercayai
bahwa hanya kepada Allah-lah kita harus berTuhan, beribadah,
memohon pertolongan, tunduk, patuh dan merendah serta tidak
kepada yang lain. Tauhid ini mengandung makna bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah. Semua amal ibadah harus disandarkan kepada-
Nya.
• Dialah yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan dia; Maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat
kepada-Nya. segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. (Q.S. al-
Mukmin [40] : 65) 2. Tauhid yang berhubungan dengan sifat Allah
yang Maha Memelihara yaitu mempercayai bahwa Allah Swt.
adalah satu-satunya pencipta, pemelihara, penguasa dan pengatur
alam semesta ini. Tauhid ini juga mengandung pengertian keyakinan
atas keesaan Allah dalam penciptaan alam. Allah adalah al-KhƗliq.
Hanya Allah Pencipta dan Penguasa alam semesta.
• Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling
baik. (Q.S.al-Mukminun [23] : 14)
• 3. Tauhid yang berhubungan dengan kesempurnaan sifat Allah
yaitu mempercayai hanya Allah Swt. yang memiliki segala sifat
kesempurnaan dan terlepas dari sifat tercela atau dari segala
kekurangan. Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu
sekutu bagi Allah, Padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu,
dan mereka membohongi (dengan mengatakan): «Bahwasanya
Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan», tanpa (berdasar)
ilmu pengetahuan. Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat
yang mereka berikan. (Q.S. Al-An’Ɨm [6] : 100
• 4. Tauhid yang berhubungan dengan kekuasaan Allah yaitu
mempercayai bahwa Allah sebagai satu-satunya Zat yang
menguasai alam semesta, tidak ada lagi zat lain yang turut
serta dalam kekuasaan-Nya. Tidak ada sekutu atas
kekuasaan Allah di jagat raya ini. Allah adalah al-Malik,
Maha Raja di atas raja-raja yang ada di dunia. Katakanlah:
«Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan
kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau
cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau
muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau
hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah
segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas
segala sesuatu. (Q.S. Ali ImrƗn [3] : 26)
MEMAHAMI MAKNA KALIMAT TAUHID

Anda mungkin juga menyukai