Anda di halaman 1dari 9

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH KABUPATEN BANGKLAN

FEMINISME DAN RELEVANSINYA DENGAN GERAKAN IMMAWATI


Oleh: Immawan Didik Achmadi Kabid Kader Komisariat Al-Khawarizmi

KEBEBASAN

GENDER

EMANSIPAS

FEMINISM E

GERAKAN IMMAWATI

HAK-HAK

KEDUDUKA

Gender Kata gender berasal dari bahasa Inggris berarti jenis kelamin. Dalam Websters New World Dictionary, gender diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku. Di dalam Womens Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Hilary M. Lips dalam bukunya yang terkenal Sex & Gender: an Introduction mengartikan gender sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan (cultural expectations for women and men). Pendapat ini sejalan dengan pendapat kaum feminis, seperti Lindsey yang menganggap semua ketetapan masyarakat perihal penentuan seseorang sebagai laki-laki atau perempuan adalah termasuk bidang kajian gender (What a given society defines as masculine or feminin is a component of gender). 1

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH KABUPATEN BANGKLAN

H. T. Wilson dalam Sex and Gender mengartikan gender sebagai suatu dasar untuk menentukan pengaruh faktor budaya dan kehidupan kolektif dalam membedakan laki-laki dan perempuan. Agak sejalan dengan pendapat yang dikutip Showalter yang mengartikan gender lebih dari sekedar pembedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari konstruksi sosial budaya, tetapi menekankan gender sebagai konsep analisa dalam mana kita dapat menggunakannya untuk menjelaskan sesuatu (Gender is an analityc concept whose meanings we work to elucidate, and a subject matter we proceed to study as we try to define it). Kata gender belum masuk dalam perbendaharaan Kamus Besar Bahasa Indonesia, tetapi istilah tersebut sudah lazim digunakan, khususnya di Kantor Menteri Negara Urusan Peranan Wanita dengan istilah jender. Jender diartikan sebagai interpretasi mental dan kultural terhadap perbedaan kelamin yakni laki-laki dan perempuan. Jender biasanya dipergunakan untuk menunjukkan pembagian kerja yang dianggap tepat bagi laki-laki dan perempuan. Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gender adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari segi pengaruh sosial budaya. Gender dalam arti ini adalah suatu bentuk rekayasa masyarakat (social constructions), bukannya sesuatu yang bersifat kodrati. Perbedaan Sex dengan Gender Kalau gender secara umum digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi sosial budaya, maka sex secara umum digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi anatomi biologi. Istilah sex (dalam kamus bahasa Indonesia juga berarti jenis kelamin) lebih banyak berkonsentrasi kepada aspek biologi seseorang, meliputi perbedaan komposisi kimia dan hormon dalam tubuh, anatomi fisik, reproduksi, dan karakteristik biologis lainnya. Sedangkan gender lebih banyak berkonsentrasi kepada aspek sosial, budaya, psikologis, dan aspek-aspek non biologis lainnya. Studi gender lebih menekankan pada aspek maskulinitas (masculinity) atau feminitas (femininity) seseorang. Berbeda dengan studi sex yang lebih menekankan kepada aspek anatomi biologi dan komposisi kimia dalam tubuh laki-laki (maleness) dan perempuan (femaleness). Proses pertumbuhan anak (child) menjadi seorang laki-laki (being a man) atau menjadi seorang perempuan (being a woman), lebih banyak digunakan istilah gender dari pada istilah sex. Istilah sex umumnya digunakan untuk merujuk kepada persoalan reproduksi dan aktivitas seksual (love-making activities), selebihnya digunakan istilah gender. Emansipasi Mengenal Sosok Kartini Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, sedangkan Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung 2

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH KABUPATEN BANGKLAN

Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantik\an kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korrespondensi yang berasal dari belanda . Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari bukubuku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, dimana kondisi sosial saat itu perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Setelah Kartini wafat, Mr.J.H Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang artinya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya". Pada tahun 1922, balai pustaka menerbitkannya dalam bahasa Melayu dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran, yang merupakan terjemahan oleh Empat Saudara. Kemudian tahun 1938, keluarlah habis gelap terbitlah terang versi arjmin pane Pada surat-surat Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi. Sebagian besar suratsuratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. yaitu Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan), ditambah dengan Humanitarianisme (peri kemanusiaan) dan Nasionalisme (cinta tanah air). Ia menggambarkan penderitaan perempuan Jawa akibat kungkungan adat, yaitu tidak bisa bebas duduk di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan laki-laki yang tak dikenal, dan harus bersedia dimadu. Kartini Sebagai Pejuang emasipasi ? Ada yang mempertanyakan bahwa apa yang telah dilakukan oleh kartini sama sekali tidak berkaitan dengan emansipasi atau kesetaraan gender akan tetapi yang diperjuangkanya hanyalah usahanya untuk memperjuangkan pendidikan untuk kaum perempuan agar perempuan dapat menjadi istri dan ibu yang baik bagi anak-anaknya. Hal ini berdasarakan surat yang ditulis kartini kepada koleganya yang berbunyi : Kami mohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak perempuan. Bukan sekalikali kami menginginkan anak perempuan menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tetapi kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum perempuan, lebih cakap melakukan kewajibannya menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama. Pernyataan diatas dianggap sama sekali dianggap tidak relevan dengan peerjuangan feminisme yang berusaha untuk menuntut kesetaraan gender atau beruasaha agar perempuan menjadi saingan bagi laki-laki. Akan tetapi terlepas dari apakah kartini memperjuangkan emansipasi, yang pastinya dia telah berani mendobrak tatanan budaya patriarki jawa yang sangat diskriminatif terhadap perempuan, dan ini merupakan salah satu esensi dari perjuangan emansipasi, bahkan kartini pun sempat mendirikan sekolah khusus untuk perempuan. apa yang dilakukan oleh kartini merupakan refleksi pengalaman pribadinya yang tidak dapat 3

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH KABUPATEN BANGKLAN

mengenyam pendidikan karena harus dipingit sehingga dia tidak menginginkan hal itu juga terjadi pada perempuan lainya. Selain itu statusnya yang menjadi istri ke empat menjadikan ia menjadi tidak sepakat dengan poligami sehingga ia menulis Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu..." Pejuang Emansipasi Yang Sesungguhnya Salah satu kritikan dilancarkan oleh kartini terhadap agama yang dianggap cenderung untuk melegitimasi terjadinya penindasan terhadap perempuan. Hal ini tidak mengherankan karena bahan bacaan Semua aliran gerakan feminis yang berhaluan eropacentris (liberal, sosialis/marxis, radikal, postmodern, postkolonial, eksistensialis dan psikoanalisis, global dll) ,menganggap bahwa agama adalah faktor utama penghambat kemajuan perempuan. Hal ini tidak mengherankan karena paradigma yang di bangun di barat adalah paradigma materialisme dan anti agama. Agamafobia yang terjadi di barat Tentunya ini tidak lepas dari trauma atas agama yang dulunya menjadi legitimasi bagi penguasa untuk melakukan kezaliman terhadap manusia, Begitupula terhadap perempuan. Dalam pandangan Kristen, eva sebagai seorang perempuan adalah penyebab kejatuhan adam di muka bumi karena dialah yang menggoda adam agar memakan buah terlarang sehingga akibat dari apa yang telah dilakukan oleh eva menyebabkan perempuan harus menanggung dosa asal berupa mengalami haid yang disebabkan oleh buah terlarang yang dimakan oleh perempuan. Hal inipulalah yang menyebabkan terjadinya stereotip terhadap perempuan yang cenderung mengangagp perempuan aadalah kaum penggoda sehinggga dia cenderung dianggap rendah oleh masyarakat. Gerakan feminisme yang ada saat ini adalah sebuah upaya untuk mengangkat harkat derajat perempuan, menghilangkan subordinasi dan ketidakadilan terhadap perempuan baik dalam konteks ekonomi, sosial, politik maupun agama. Gerakan emansipasi di indonesia tidak bisa kita pungkiri banyak mengadopsi nilai-nilai barat termasuk kasus kuota 30% yang sempat diperjuangkan menjelang pemilihan legislatif kemarin meskipun akhirnya dimentahkan kembali. Ide ini merupakan salah satu inti dari ajaran feminisme liberal. Dalam konteks inddonesia sendiri gerakan feminisme pun masih menimbulkna pro dan kontra. Bagi yang tidak sepakat dengan gerakan feminisme mengtakan bahwa gerakan emansipasi diadopsi dari barat yang tidak sesuai dengan identitas indoenesia., padahal feminisme sendiri itu hanyalah sebuah istilah dan tidak berkaitan dengan barat dan timur karena hal itu tergantung dari konsep yang dibawa oleh berbagai aliran feminisme. Selain itu teoriteori gerakan feminisme saat ini tidak hanya berkutat pada maslaah kesetaraan saja dan tidak semuanya memandang bahwa patriarkilah sumber utama penindasan perempuan, ragam teori feminisme pun dipengaruhi oleh teori-teori besar yang ada sehingga saat ini muncul feminisme postmodr, postkolonial dan adapula feminisme multikultural dan global yang arah gerakanya bukan lagi pada konteks perempuan harus sejajar dengan laki. Feminisme yang salah kaprah akan mengantarkan kita kepada ambiguitas, atau bahkan mengharamkan feminisme tetapi aktivitas yang kita lakukan adalah aktivitas feminisme.

GORESAN

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH KABUPATEN BANGKLAN

Apa sih relevansi dari teori Feminisme dengan gerakan Immawati ?. Feminisme ??. di dunia ini manusia terbagi dalam dua hal jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. Sering didengar kaum laki-laki yang lebih tinggi dari kaum perempuan. Dominasi oleh kaum lakilaki yang cukup kuat. Apa benar seperti itu ??, lalu dimana dengan kehadiran kaum perempuan ??, apakah kehadiran kaum perempuan tidak begitu penting dalam sebuah masyarakat ?,. dalam sejarah Indonesia banyak sekali terdapat gerakan-garakan perempuan, tapi seiring dengan berkembangnya dunia, posisi perempuan sering kali tergeser dengan kaum laki-laki. Namun tidak dipungkiri bahwa kehadiran perempuan menumbuhkan dinamika kehidupan yang cukup berwarna pada saat ini. Walaupun sumbangsih yang mereka berikan seringkali diklaim oleh kaum laki-laki. Namun kesaksian sejarah tidak bisa diabaikan. Dalam masa modern seperti ini masih ada pihak atau pun perlakuan yang menempatkan kaum perempuan hanya sekadar sebagai pelengkap atau pemanis saja. Pernyataan awal di atas merupakan potret yang mewakili realitas bagaimana kaum perempuan pernah ditindas, dibatasi hak-haknya dalam ranah apapun. Juga merupakan jeritan kecil nurani yang keluar dari hegemoni kekuasaan yang melegalkan diskriminasi gender terhadap perempuan. Berabad-abad lamanya perempuan hidup tatanan patriarki yang sungguh tidak berpihak pada asas egaliter sehingga aktivitas yang dilakukan lebih bernuasa pelayan dalam segala aspek; memenuhi kewajiban sebagai ibu rumah tangga, mengasuh anak, dan melayani suami sedangkan perkara-perkara yang ada di luar rumah tangga merupakan wilayah tabu. Reliatas penindasan yang dipraktekan secara sistemik tersebut mengilhami beberapa tokoh perempuan untuk mewujudkan gerakan pembebasan yang kemudian diistilahkan dengan feminisme. Feminisme merupakan suatu gerakan emansipasi wanita dan gerakan ini bukanlah sesuatu hal baru di dunia. Gerakan yang dimunculkan oleh Marry Wallstonecraff, seorang wanita yang telah berhasil mendobrak dunia lewat bukunya The Right of Woman pada tahun 1972 dengan lantang menyuarakan tentang perbaikan kedudukan wanita dan menolak perbedaan derajat antara laki-laki dan wanita. Gaung feminisme inipun disambut hangat di beberapa kalangan di dunia Barat. "Feminisme" berasal dari bahasa Perancis. Di Amerika Serikat, feminisme dikenal sebagai "gerakan perempuan" abad ke-19. Dalam arti, berbagai jenis kelompok yang semua tujuannya sejalan ataupun tidak, mengarah pada "kemajuan" posisi perempuan. Ketika istilah "feminisme" diperkenalkan ke Amerika Serikat awal abad ke-20, hal itu hanya merujuk pada kelompok khusus kegiatan yaitu advokasi hak asasi perempuan. Kelompok yang menegaskan keunikan perempuan, pengalaman misterius dari keibuan dan kemurnian khas perempuan. Ehrenreich dan Inggris menyebut trend dalam gerakan perempuan ini sebagai "romantisme seksual". Lawannya ialah kecenderungan dominan "rasionalisme seksual". Berseberangan dengan feminis romantis, maka feminis rasionalis seksual berpendapat bahwa subordinasi perempuan tak rasional bukan karena perempuan lebih lemah daripada laki-laki, melainkan menyangkut persamaan dasar antara perempuan dan laki-laki. Dalam konteks kini, makna "feminnisme" abad ke-19 telah menghilang. Sekarang, feminisme umumnya mengacu pada semua usaha yang mencoba, tidak peduli latar belakang nya, untuk mengakhiri subordinasi. Feminisme ini penggunaannya ditentang oleh beberapa aktivis seperti Linda Gordon. Oleh karena, kaum feminis menuntut agar usaha itu menyentuh tiap aspek kehidupan. Istilah feminisme membawa perubahan emosional yang kuat. Dalam beberapa hal, ada makna yang merendahkan namun ada yang menghargai. Pada gilirannya, beberapa orang menyangkal istilah "feminis" terhadap mereka yang menuntut dan yang memberikan kesetujuan pada pihak yang menerimanya. Teori mereka masih merupakan konsep keadilan. Dapat dikatakan bahwa teori feminis belum cukup kuat jika masih bersifat konseptual. 5

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH KABUPATEN BANGKLAN

Gerakan pembebasan perempuan menjadi ragam pokok feminisme masyarakat Barat kontemporer. Beraneka nama gerakan demikian mencerminkan konteks politik asal kemunculannya dan kata-kunci yang membedakannya dari bentuk feminisme awal. Feminisme awal menggunakan bahasa "hak" dan "kesetaraan", namun feminisme akhir 1960an menggunakan istilah "penindasan" dan "kebebasan". Istilah itu menjadi kata kunci untuk kalangan aktivis politik. Dalam perkembangan gerakan pembebasan (pembebasan kulit hitam, gay, pembebasan dunia ketiga, dsb.) tak terhitung nilainya bahwa feminisme itu menyatakan dirinya sebagai "gerakan pembebasan perempuan". Perubahan dalam bahasa merefleksikan suatu perkembangan pemikiran yang bermakna di dalam perspektif politik feminisme kontemporer. Asal-usul istilah "penindasan" yaitu dari bahasa Latin yang artinya, "menekan atas" atau "menekan melawan". Maksudnya, seseorang yang ditekan mengalami pembatasan atas kemerdekaannya. Tidak semua pembatasan atas kemerdekaan individu bersifat penindasan. Seseorang tidak ditindas oleh fenomena alam yang sederhana, seperti kekuatan daya tarik bumi, salju, dan kekeringan. Malah, penindasan merupakan hasil perantaraan manusia. Secara manusiawi, itu memungkinkan pembatasan kemerdekaan terhadap seseorang. Tidak semua sifat yang membatasi kebebasan seseorang adalah penindasan. Penindasan harus bersifat tidak adil. Andaikata anda berada di sebuah kapal bersama sembilan orang lainnya, hanya ada enam porsi makanan, lalu makanan tersebut dibagi secara demokratis untuk kesepuluh orang yang ada dengan bagian yang sama, dan anda tidak dapat makan makanan satu porsi penuh. Maka, anda tidak dapat mengatakan bahwa hal ini sebagai bentuk pembatasan kemerdekaan anda atau bentuk penindasan. Sepanjang anda menerima pembagian itu secara adil. Oleh karenanya, penindasan adalah ketiakadilan yang membatasi kemerdekaan individu atau kelompok. Pembebasan ada hubungannya dengan penindasan. Pembebasan mewujudkan pembatasan atas penindasan. Jelas dari rumusan itu bahwa ada hubungan konseptual antara penindasan dan pembebasan. Di atas satu telapak tangan dan idealisme politik tradisional dari kemerdekaan dan keadilan pada sisi lainnya. Berbicara tentang penindasan dan pembebasan, tidaklah sederhana untuk memperkenalkan istilah baru kepada gagasan lama. Ketika konsep penindasan dan pembebasan dihubungkan secara konseptual pada dataran filosofis yang umum seperti kemerdekaan, keadilan dan kesetaraan yang tidak bisa direduksi tanpa kehilangan konsepnya. Pembicaraan tentang penindasan dan pembebasan tidak hanya memperkenalkan terminologi politik baru, namun sebuah perspektif baru dalam dunia politik. Sebuah perspektif menyaratkan kedinamisan daripada statis di masyarakat dan dipengaruhi oleh ide Marxis dari perlawanan kelas. Penindasan adalah beban pembatasan; yang menganjurkan bahwa masalah itu bukan hasil dari ketidakberuntungan, ketidaktahuan atau prasangka tapi lebih karena sebuah kelompok yang secara aktif mensubordinasi kelompok lain demi kepentingannya sendiri. Oleh karena itu, berbicara masalah penindasan seperti komitmen para feminis menyangkut pandangan dunia yang mencakup sedikitnya dua kelompok dengan kepentingan yang berlawanan, antara penindas dan yang ditindas. Ada pandangan dunia yang menjelaskan bahwa perlahan-lahan pandangan dominan terhadap pembebasan bukan seperti yang dicapai oleh debat tradisional. Bahkan, kelompok menjadi hasil dari perlawanan politik. Gerakan Immawati

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH KABUPATEN BANGKLAN

Peradaban manusia, serta perubahan zaman yang begitu kompleks seiring dengan perputaran waktu yang berkonsekwensi pada gerak suatu bangsa yang sangat cepat sebagai ekses dari globalisasi, dan terma-terma perubahan lainnya. Praktis intensifikasi relasi-relasi sosial terbuka secara luas, gaung kebebasan pun menjadi bahasa yang sangat lazim diungkapkan dengan dalih untuk sebuah perubahan dan kemaslahatan umat manusia. Namun, dalam perkembangannya, makna globalisasi yang berbasis kepentingan kapitalismenya adalah sebuah alat untuk menghegemoni serta mengeksploitasi bangsa ini. Dampak lain dari sistem ini adalah budaya hedonisme, yang melahirkan sikap individualistik, dan materialisme seiring dengan semakin meningkatnya trend and ideology kapital yang membentuk pola hidup konsumerisme dan komersialisasi seluruh tatanan kehidupan masyarakat. Dalam konteks keIndonesia-an hal ini menjadi sebuah fenomena yang memprihatinkan, efek dari hal tersebut telah mempengaruhi paradigma masyarakat khususnya kalangan akar rumput, sikap permissif serta apatis semakin mambayangi dan bahkan cenderung pragmatis menilai hidup. Paradigma yang telah dibangun oleh ideology kapitalisme telah mempengarhi dan menghegemoni berbagai pola piker masyarakat terutama perempuan yang ternyata menjadi sararan utamanya. Perangkat ideologi kapitalisme ternyata dengan sangat terstruktur dengan bantuan media massa. Pencitraan media massa tentang sosok perempuan idealversi kapitalisme telah sukses menjadi icon bagi perempuan indonesia sehingga budaya konsumerisme pun telah menjadi sebuah habitus dalam perempuan itu sendiri. Dalam fenomena seperti ini maka yang sangat dibutuhkan adalah paradigma baru dalam memandang dan menyikapi persoalan ini, termasuk IMMawati sebagai bagian dari komunitas keperempuanan yang tentunya memiliki posisi strategis dalam mengawal bangsa ini ke arah perubahan peradaban yang lebih baik. Isu-isu ke-perempuanan sampai hari masih sangat disambut dengan gegap gempita oleh mereka yang memiliki sensitifitas tentang dunia perempuan. Lahirnya teori-teori feminisme dengan berbagai latar belakang ideologi sebagai kekuatan penggugat atas seluruh sistem yang dianggap menghegemoni ruang gerak perempuan. IMMawati sebagai bagian yang integral di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, tentunya melihat permasalahan ini tetap berlandaskan pada prinsip nilai-nilai ke-Islam-an dengan tetap mengkorelasikan antara teks dan konteks serta pengembangan pemikiran. Dalam konteks Islam perempuan sama dengan laki-laki termasuk dalam melaksanakan amar maruf dan nahi mungkar. Islam adalah sebuah ajaran totalis kehidupan yang mesti terus ditransformasikan untuk membentuk figur-figur pribadi yang unggul, cerdas, memiliki integritas yang tinggi, kemampuan manajerial yang mumpuni serta kepemimpinan yang teruji. Dalam praksis gerakanya, IMMawati sebagai salah satu bagian dari bangunan gerakan keperempuanan berupaya untuk meliberasi perempuan dari suatu budaya yang menghegemoni, setelah itu perlu adanya penanaman nilai-nilai kemanusiaan yang menghumanisasi perempuan yang didasarkan atas nilai transendental atau keimanan kepada allah SWT sehingga terwujud IMMawati yang berbudi pekerti luhur, dan berakhlak mulia. Dan inilah yang menjadi modal utama bagi seorang IMMawati untuk menjadi salah satu pilar lokomotif bagi perubahan dan transformasi sosial SEBUAH RENUNGAN

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH KABUPATEN BANGKLAN

Dinamika zaman dan arus perkembangan global memberi efek pada berbagai aspek pemikiran dan gerakan perempuan. Dalam beberapa dekade waktu sejak tahun 1960-an di negara-negara Eropa telah melakukan berbagai aksi sebagai bentuk pemberontakan terhadap kondisi yang dianggap membelenggu ruang gerak perempuan. Lahirnya gerakan feminis dengan berbagai corak gerakan beserta ideologi yang melatarinya ; yang sebagian besar aktivis yang peduli akan hal ini memberi respek yang berbeda-beda, tentunya sangat dipengaruhi oleh sudut pandang agama, budaya, dan berbagai disiplin ilmu yang lain. Fenomena kontemporer dengan berbagai sajian peristiwa dan wacana-wacana yang bersinggungan dengan masalah perempuan adalah realitas yang mesti diteropong secara multiperspektif. Pengkajian yang mendalam tentang isu keperempuanan dewasa ini mesti disandarkan pada landasan prinsip Agama yang kita pahami. Aksi yang lahir sebagai bentuk penyikapan kita adalah pilihan gerakan yang berorientasi pada proses penyadaran yang tidak bersifat tentatif-reaksioner. Gerakan IMMawati mesti tetap istiqomah pada sebuah prinsip awalnya yakni melakukan proses transformasi nilai yang berorientasi pada pembinaan kader IMMawati menuju kesadaran kolektif kolegial. IMMawati di antara elemen gerakan perempuan lainnya berbeda secara ideologis dan teologisnya. Dua hal ini sangat prinsip dalam tubuh gerakan IMMawati, militansi kader dan progressifitas gerakan adalah interpretasi dari dua hal di atas (ideologi-teologi), yang mesti diterjemahkan dalam praksis gerakan. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai organisasi yang bertanggung jawab terhadap pembentukan moralitas bangsa, ikut prihatin terhadap berbagai fenomena yang menimpa bangsa ini, khususnya kasus dunia perempuan yang setiap saat menjadi berita terlaris di setiap mediamedia. Eksploitasi wanita adalah hal yang lumrah dalam tradisi bangsa ini atas dalih kebebasan HAM, budaya kritisme kaum perempuan terkadang lahir tidak murni menyuarakan perbaikan terhadap nasib perempuan itu sendiri, tetapi justru menambah deret panjang permasalahn yang ada. Ketika menilik sejarah Rosulullah dalam mendakwahkan Islam bersama para sahabiyyah, betapa Islam adalah ajaran yang sempurna dan paripurna dalam menyelesaikan kompleksitas permasalahan yang mendera umat manusia dalam segala lini kehidupan. Saya melihat, ada keterlibatan secara ideologi yang mengiringi setiap permasalahan yang muncul kepermukaan, isu global dengan berbagai antek-anteknya mesti diwaspadai dengan melakukan proses pembendungan secara dini. IMMawati ke depan diharapkan mampu menjadi kreator-kreator sejati dengan membawa nilai-nilai profetisme gerakan dalam melakukan proses perubahan secara terpadu dan berkesinambungan, sehingga ke depan gerakan IMMawati diharapkan mampu berakselerasi dengan kondisi zaman yang ada tanpa harus tercerabut dari akar transendental yang dipahami secara prinsipil. IMMawati dengan trikompetensi dasar yang dimiliki adalah sebuah potensi untuk mengemban misi persyarikatan. Kesadaran tauhid tidak dipahami secara statis-evolusioner, tetapi ia adalah spirit dinamis-revolusioner yang mampu melahirkan pemimpin yang visioner dalam mengawal Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Realitas yang terjadi hari ini krisis kepemimpinan yang melanda tubuh IMM adalah sebuah persoalan serius yang mesti ditangani secara bersama oleh mereka yang memakai baju kebesaran kader sejati Muhammadiyah, tak terkecuali IMMawati.

Wahai IMMawati pejuang sejati, bangkitlah !!! Sumbangkan tenaga, pikiran dan suaramu untuk sebuah perubahan bagi bangsa ini CATATAN: 8

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH KABUPATEN BANGKLAN

Feminisme: biasa didefinisikan sebagai the belief, a movement, atau awareness yang berasal dari persepsi ketidaksetaran perempuan terhadap laki-laki dalam masyarakat. Menurut Mankiller, et. al. feminisme sebagai the belief in economic, political, and social equality of males and females as a modern movement to transform the male-domminant past and create an egalitarian future (1998: 187). Patriarki: penyebab penindasan terhadap perempuan. Masyarakat yang menganut sistem patriarki meletakkan laki-laki pada posisi dan kekuasaan yang dominan dibandingkan perempuan. Gender: sebuah bentuk perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan yang lebih bersifat perilaku (behavioral differences) yang dikonstruksi secara sosial dan kultural dan berlangsung dalam sebuah proses yang panjang. Jadi, gender merupakan bentukan sosial, maka penempatannya selalu berubah dari waktu ke waktu dan tidak bersifat universal, artinya antara masyarakat yang satu dengan yang lain mempunyai pengertian yang berbeda-beda dalam memahami gender. Gender berbeda dengan istilah seks. Seks: merujuk pada perbedaan jenis kelamin yang secara biologis melekat pada diri perempuan dan laki-laki.

Anda mungkin juga menyukai