Anda di halaman 1dari 8

Nama : Raihan Maulana

Nim : 202010110311033
Kelas : Hukum AIK-2-A

Soal :
1.
a) Sebutkan beberapa kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk Allah yang lainnya
menurut Al Qur’an !
b) Jelaskan orientasi hidup manusia menurut Al Qur’an Surat Al Baqoroh ayat 200 dan ayat
201
2.
a) Jelaskan pengertian Agama Islam dari segi bahasa dan jelaskan definisi Agama Islam
b) Sebutkan ruang lingkup bahasan terkait dengan ruang ligkup Aqidah Islam /Keimanan
dalam Islam !
3.
a) Bagaimana cara mentauhidkan Allah dari segi Wujud Allah, Dzat Allah dan Sifat Allah.
Jelaskan !
b) Sebutkan hal-hal apa saja yang dapat merusak Aqidah /Tauhid kepada Allah !
4.
a) Jelaskan tata cara berpuasa seperti yang dituntutkan Nabi Muhammad SAW!
b) Sebutkan apa saja yang membatalkan puasa !
5.
a) Sebutkan apa saja yang termasuk Ibadah Maliyah !
b) Apakah yang disebut Miqat dalam Ibadah Haji dan Umrah? Dan apa saja yang dilakukan
oleh seorang jamaah Haji/Umirah ketika sampai di Miqat untuk berhaji/ataupun ber-
Umrah. Jelaskan !
JAWABAN
1. A). Kelebihan Manusia
- Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dipercaya Tuhan untuk mengemban
amanah, suatu beban sekaligus tanggung jawabnya sebagai makhluk yangdipercaya
untuk mengelola bumi.
- Manusia adalah makhluk yangberkemampuan untuk menyusun konsep-konsep,
mencipta, mengembangkan, danmengemukakan gagasan serta melaksanakannya.
- Manusia dipandang sebagai makhluk unggulan atau puncak penciptaan Tuhan.
Keunggulannya terletak pada wujud kejadiannya sebagai makhluk yang diciptakan
dengan sebaik-baik penciptaan. Manusia juga disebut sebagai makhluk yang dipilih
Tuhan untuk mengemban tugas kekhalifahan di muka bumi.
- Manusia dinamakan basyarah karena kulitnya tampak jelas dan berbeda dengan kulit
binatang lainnya serta menampakkan sesuatu dengan baik dan indah.
B.) Surah al-Baqarah ayat 200-201 mengandung beberapa iktibar dan pelajaran yang
berguna bagi kehidupan manusia. antara lain:
1) Penaman sikap zuhud sangatdianjurkan dalam agama Islam, karena sikap zuhud ini
merupakan salah cara untuk mengendalikan diri manusia itu dari pengaruh kehidupan
duniawi. Seperti halnya orang yang ketika berhaji haruslah menanamkan sikap zuhud
ini dalam dirinya agar ia terhindar dari hal-hal yang tidak baik.
2) Sabar dalam melaksanakan rukun-rukun haji merupaka suatu hal yang harus
dilakukan, seperti ketika melakukan sai dibutuhkan suatu kesabaran ketika
melaksanakannya. Sama halnya dengan apa yang sudah dilakukan oleh Hajar ketika
ia mencari air untuk Islmail ia kemudian berlalri-lari kecil antara bukut safa dan
marwah demi mendapatkan air. Hal ini sangat penting untuk diterapkan ketika
beribadah kepadah Allah, manusia harus bersabar demi untuk mendapatkan balasan
akhiratnya yaitu syurga.
3) Faqr dalam surah al-Baqarah ayat 201 digambarkan dengan orang-orang yang tidak
suka memaksa suatu permintaan kepada Allah, tetapi mereka menyerahkan
sepenuhnya itu kepada Allah. Hal ini sangat penting untuk ditanamkan dari manusia
itu supaya terhindar dari sikap tamak.
4) Ridha dijalan Allah, rela menghadapi kesukaran, rela berkorbanharta, pikiran dan
jiwa sekalaipun. Semuanya itu harus dianggap sebagai ibadah semata-mata karena
menuntut keridhaan Allah. Sama halnya ketika melaksanakan ibadah haji,
pengorbanharta dan jiwa sekalipun harus dilakukan. Manusia itu harus ikhlas untuk
harta yang dikorbankan demi untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima tersebut.
5) Tawakkal ini merupakan puncak dari semua ibadah yang kita lakukan. Dengan
adanya tawakkal ini maka manusia itu akan senantiasa berada dalam tatanan hukum-
hukum Islam.
Sumber :
Jurnal At-Tibyan Volome 3 No. 2, Desember 2018
Syayid Qutbh, Tafsir Fi Zilalil Qur’an (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), hlm.56
2. A). Pengertian agama Islam
Dari segi kebahasaan Islam berasal dari bahasa Arab yaitu kata “salima”, yg
mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah
menjadi bentuk aslama yg berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Sumber lain:
salima yang berarti selamat sentosa kemudian dibentuk kata aslama yg berarti
memeihara dlm keadaan selamat sentosa, dan berarti pula menyerahkan diri, tunduk,
patuh, taat. Kata aslama inilah yg mengandung arti dari segala arti yg terkandung di
dalam pokok artinya. Oleh sebab itu orang yg berserah diri, patuh dan taat disebut
sebagai orang Muslim. Kata Islam terbentuk dari tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam), M
(mim) yang bermakna dasar “selamat” (Salama). Dari pengertian Islam secara bahasa
ini, dapat disimpulkan Islam adalah agama yang membawa keselamatan hidup di dunia
dan di akhirat (alam kehidupan setelah kematian).
Agama Islam, merupakan salah satu agama terbesar yang dianut oleh umat Islam
di dunia, salah satu ajarannya ialah untuk menjamin kebahagiaan hidup pemeluknya di
dunia dan di akhirat yang termaktub dalam Alquran dan Hadith.
B). Ruang ligkup Aqidah Islam /Keimanan dalam Islam
1) Ilahiyyat (ketuhanan). Yaitu yang memuat pembahasan yang berhubungan dengan
Ilah (Tuhan, Allah) dari segi sifat-sifatNya, nama-nama-Nya, dari segi sifatnya,
nama-namanya dan af’al Allah. Juga dipertalikan dengan itu semua yang wajib
dipercayai oleh hamba terhadap Tuhan.
2) Nubuwwat (kenabian). Yaitu yang membahas tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan Nabi dan Rasul mengenai sifat-sifat mereka, ke-ma’shum-an
mereka, tugas mereka, dan kebutuhan akan keputusan mereka. Dihubungkan dengan
itu sesuatu yang bertalian dengan pari wali, mukjizat, karamah, dan kitab-kitab
samawi.
3) Ruhaniyyat (kerohanian). Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan alam bukan materi (metafisika) seperti jin, malaikat, setan, iblis,
dan ruh.
4) Sam’iyyat (masalah-masalah yang hanya didengar dari syara). Yaitu pembahasan
yang berhubungan dengan kehidupan di alam barzakh, kehidupan di alam akhirat,
keadaan alam kubur, tanda-tanda hari kiamat, ba’ts (kebangkitan dari kubur),
mahsyar (tempat berkumpul), hisab (perhitungan), dan jaza’ (pembalasan).
Ruang lingkup ‘aqidah dapat diperinci sebagaimana yang dikenal sebagai rukun
iman, yaitu iman kepada Allah, malaikat (termasuk didalamnya: jin, setan, dan iblis),
kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para utusan-Nya, Nabi dan Rasul, hari
akhir, dan takdir Allah.

Sumber :
modul pendidikan agama islam I-VI
Joko Santosa, SHI., MHI. 2019. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. STPN
3. A.)Tauhid diklasifikasikan kepada tauhid Rububiyah, tauhid Uluhiyah, dan tauhid
Ubudiyah.

- Tauhid Rububiyah Tauhid rububiyah, rububiyah adalah kata yang dinisbatkan kepada
salah satu nama Allah, yaitu Rabb‟. Nama ini mempunyai beberapa arti, antara lain:
AlMurabbi (pemelihara),al-Nashir (penolong), al-Malik (pemilik), alMushlih (yang
memperbaiki), al-Sayyid (tuan). Dalam terminologi syari‟at Islam, istilah tauhid
rububiyyah berarti percaya bahwa hanya Allah satu-satunya pencipta, pemilik,
pengendali alam raya yang dengan takdirnya-Nya Ia menghidupkan dan mematikan
serta mengendalikan alam dengan sunnah-sunnah-Nya”.Dalam pengertian ini istilah
tauhid rububiyah belum terlepas dari akar makna bahasanya. Tauhid rububiyah
mencakup dimensi-dimensi keimanan berikut ini: Pertama, beriman kepada
perbuatanperbuatan Allah yang bersifat umum. Misalnya, menciptakan, memberi
rizki, menghidupkan, mematikan, menguasai.Kedua, beriman kepada takdir
Allah.Ketiga, beriman kepada zat Allah.
- Tauhid Uluhiyah Tauhid uluhiyah adalah Percaya sepenuhnya bahwa Allah-lah yang
berhak menerima semua peribadatan makhluk, dan hanya Allah sajalah yang
sebenarnya yang harus disembah.Manusia bersujud kepada Allah, Allah tempat
meminta, Allah tempat mengadukan nasibnya manusia wajib menaati perinta dan
menjauhi larangan-Nya. Semua yang berupa kebatilan langsung kepada Allah, tanpa
perantara(wasilah).Allah melarang kita menyembah selain-Nya seperti menyembah
batu, menyembah matahari, maupun menyembah manusia.
- TauhidUbudiyah Kata ubud berasal dari kata kerja „Abada yang berarti mengabdikan
diri(Ibadah). Beribadah kepada allah dengan menyembah kepada-Nya. Penyembahan
disini bukan bermaksud Allah berhajat disembah hambanya karena Allah tidak ingin
disembahakan tetap penyembahan disini merupakan ketaatan,kepatuhan,ketumbuhan
antara hamba dengan Tuhannya.Antara makhluk dengan khaliknya tidak ubahnya kita
atau kepatuhan ketundukannya seorang anak terhadap orang tua. Seorang karyawan
kepada pimpinannya yang semua kewajiban dilakukan dengan penuh rasa tanggung
jawab, hanya saja didalam ketaatan menjalankan kewajiban tidak terdapat unsur benci
sedikitpun kepadanya. Dengan selalu menjalankan perintah-perintahNya dan
menjauhi segala larangan-laranganNya.
B). Ruang ligkup Aqidah Islam /Keimanan dalam Islam
- Perbuatan yang membatalkan aqidah adalah perbuatan yang bisa menjerumuskan
pada kemurtadan, perbuatan ini disebut nawaqidh (bentuk jamak dari naaqidh, berarti
pembatal). Dan pembatal ini bisa berbetuk perkataan, perbuatan, keyakinan, atau
sikap ragu. 1.) Murtad dengan perkataan, perbuatan yang membatalkan keislaman
seseorang sangat banyak ada yang berupa perkataan seperti : mencela Allah
perbuatan ini bisa membatalkan keislaman. Mencela rasul melaknat dan mencela. 2.)
Murtad dengan perbuatan, seperti meninggallkan shalat. Orang yang tidak shalat
sekalipun ia mengatakan bahwa shalat adalah wajib namun ia tidak mengerjakannya,
perbuatan ini adalah kemurtadan berdasarkan sabda Rasullah “perjanjian kita dengan
mereka (orang kafir) adalah shalat. Barang siapa yang meninggalkannya maka ia
telah kafir. 3.) Murtad secara I’tiqad (keyakinan) seperti kemurtadan berupa
keyakinan hati sekalipun tidak diucapkan dan dikerjakan. Keyakinan seseorang
bahwa Allah adalah Tuhan yang miskin, pelit atau Zalim seandainya seseorang tidak
mengucapkan keyakinan tersebut atau tidak mengerjakannya, maka ia tetap kafir
menurut ijma’ ulama. 4.) Murtad karena rasa ragu seperti, “Saya tidak tahu apakah
allah adalah tuhan yang sebenarnya atau bukan saya ragu dengannya” perkataan ini
termasuk kekafuran karena rasa ragu tersebut.
- Perbuatan yang mengurangi dan melemahkan aqidah dan menyeret pelakunya masuk
neraka serta kemurkaan allah, sementara oranf yang melakukannya tidak terjerumus
menjadi kafir. Seperti melakukan zina, jika seseorng meyakininya sebagai perbuatan
yang haram, akan tetapi ia tidak menghalalkan perbuatan tersebut, dia melakukan
zina dengan perasaan bahwa perbuatan tersebut adalah maksiat, maka pelakunya
tidak terjerumus menjadi kafir akan tetapi dia terjerumus dalam kemaksiatan,
keimanannya berkurang, sebab kemaksiatan ini telah merusak dan melemahkan
aqidahnya tapi ia tidak terjebak menjadi kafir. Lain halnya kalau dia menghalalkan
zina, maka ia menjadi kafir.
Sumber :
Syeikh Abdul aziz bin Abdullah bin Baaz rahimahullah, Hal-hal yang merusak Aqidah
(Suthanah Riyadh), hlm.9-38
Saidul Amin.2019. EKSISTENSI KAJIAN TAUHID DALAM KEILMUAN USHULUDDIN.
Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid , Vol. 22
4. A). Tata cara puasa menurut anjuran Rasulullah
1) Berniat puasa sejak malam
2) Mengawali dengan sahur
3) Menyegerakan berbuka dan shalat
4) Memberbanyak ibadah
5) Iktikaf
B). Hal-hal yang dapat membatalkan puasa :
- Makan dan minum, Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah (2) ayat 187:
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri
kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalahpakaian bagi mereka.
Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah
mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka
dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan Makan minumlah
hinggaterang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian
sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri
mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, Maka
janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepada manusia, supaya mereka bertakwa.”
Ayat diatas berarti puasa adalah menahan diri dari makan dan minum. Jika orang
yang berpuasa makan dan minum, batal-lah puasanya. Ini dikhususkan jika makan
dan minum dilakukan secara sengaja.
- Muntah dengan sengaja, dari Abu Hurairah ra bahwasanya Nabi SAW bersabda:
“Barangsiapa yang dipaksa muntah sedangkan dia dalam keadaan puasa, maka tidak
ada qodho’ baginya. Namun apabila dia muntah (dengan sengaja), maka wajib
membayar qodho”. (HR. Tirmidzi)
Hadis diatas menjelaskan bahwa, jika orang yang sedang puasa berusaha
memuntahkan isi perutnya, lalu ia muntah dengan sengaja maka ia wajibmengqadha
puasanya. Sedangkan jika ia muntah tanpa sengaja dan tanpa upaya dari dirinya,
melainkan terdorong keluar dengan sendirinya tanpa keinginannya maka hal itu tidak
merusak puasa puasanya.
- Haid dan nifas, dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwasanya Nabi SAW bersabda:
“Bukankah kalau wanita tersebut haidh, dia tidak shalat dan juga tidak menunaikan
puasa?”. Para wanita menjawab,“Betul”. Lalu Nabi SAW bersabda, “itulah
kekurangan agama wanita.”(HR. Bukhari)
Hadis diatas menjelaskan bahwa seorang wanita mengalami haidh atau nifas di
tengah-tengah berpuasa baik di awal atau akhir hari puasa, maka dia wajib
membatalkan puasanya.
- Jima (bersetubuh) dengan sengaja.
- Istimna di siang hari pada bulan Ramadhan, perbuatan yang mengundang nafsu
syahwat, seperti istimna. Dan Jumhur ulama menjadikan hadis tersebut sebagai dalil
bahwa istimna termasuk syahwat dan syahwat itu membatalkan puasa.
- Murtad.Barangsiapa murtad di tengah-tengah puasanya, maka puasanya langsung
batal dan ia wajib mengqadhanya jika ia kembali masuk Islam, baik ia masuk Islam
lagi pada hari itu juga maupun setelah selesainya hari tersebut, baik kemurtadannya
dikarenakan meyakini sesuatu yang membuatnya kafir atau meragukan sesuatu yang
membuat kafir jika diragukan,atau mengucapkan kalimat kafir entah dengan nada
olok-olok atau tidak.
- Gila. Barangsiapa berniat puasa, lalu ia mendadak gila atau tidak sadarkan diri
sepanjang siang dan tidak kunjung sadar pada sebagiannya maka puasanya tidak sah.
-

Sumber :
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqih Ibadah, alih bahasa
oleh Kamran As’at Irsyady, Ahsan Taqwim, dan Al-Hakam Faishol, (Jakarta: Amzah 2013), hlm
468.
Depag, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Yayasan Penyelenggara penterjemah Al-
Qur’an, 2004), hlm 29.
Imam Bukhari, Shahih Bukhari, Lidwa pustaka i-Software –Kitab 9 Imam Hadis.
Tirmidzi, Sunan AT-Tirmidzi, Lidwa pustaka i-Software –Kitab 9 Imam Hadis.
5. A.) Macam-macam ibadah maliyah
1) Zakat
2) Infaq
3) Shadaqah
4) Fidyah
5) Kifarat
6) Kurban/udhiyyah
7) Aqiqah
8) Al-Hadyu
9) Dam
B.) Miqat dalam ibadah haji
Miqat adalah batas untuk beribadah haji yang meliputi batas waktu dan batas tempat.
Miqat terbagi 2 yaitu batas waktu disebut miqat zamani dan batas tempat disebut miqat
makani. 1.) Miqat zamani adalah batas waktu sahnya melaksanakan ibadah haji dengan
waktu miqat zamani haji adalah bulan syawal, dzulkaidah dan dzulhijah sedangkan
miqat zamani umrah dapat dilakukan kapan saja, kecuali umrah wajib yang merupakan
rangakaian dari ibadah haji. 2.) Miqat makani adalah batas tempat untuk memulai ihram
guna menuju ke mekah dalam melaksanakan ibadah haji atau umrah yakni tempat-tempat
tertentu.
Yang dilakukan orang yang Haji atau Umrah Ketika di Miqat Memotong kuku, mencukur
kumis, bulu ketiak, dan bulu pubis. Tidak diperbolehkan memotong jenggot sedikit pun.
Syariat mandi ini berlaku baik dalam keadaan suci maupun haid. Menggunakan minyak
wangi sesuai selera. Memakai pakaian ihram. Dianjurkan memulai ihram setelah shalat
fardhu. Jika tidak di waktu shalat fardhu, maka dianjurkan shalat dua rakaat dengan niat
sunah wudhu atau tahiyatul masjid (biasanya di miqat ada masjid). Setelah selesai shalat,
dilanjutkan dengan niat untuk melakukan manasik umrah atau haji. Kemudian diikuti
dengan ikrar umrah dengan melantunkan talbiyah: LABBAIKA ‘UMRATAN atau
LABBAIKALLAAHUMMA ‘UMRATAN Jika dikhawatirkan tidak bisa
menyempurnakan ihramnya, maka dianjurkan untuk mengajukan persyaratan dengan
mengucapkan:
ُ ‫اللَّهُ َّم َم ِحلِّى َحي‬
‫ْث َحبَ ْستَنِى‬
Allaahumma, mahallii hai-tsu habastanii
“Ya Allah, tempat terakhirku adalah sebagaimana Engkau menahanku”.
Sumber :
Panduan Ibadah Haji dan Umrah, Dr. drh. Hj. Rr. Retno Widyani, MS, MH. , Drs. H. Mansyur
Pribadi, M.Pd.
Syahriansyah. (2014). IBADAH DAN AKHLAK. IAIN ANTASARI PRESS

Anda mungkin juga menyukai