Anda di halaman 1dari 5

LO 2.

Klasifikasi Limbah Medis

Pembagian golongan limbah medis di rumah sakit :

1. Golongan A
a. Dressing bedah (seperti kasa, kapas, plester), swab (kain), dan semua limbah
terkontaminasi.
b. Bahan linen kasus penyakit infeksi.
c. Seluruh jaringan tubuh manusia, hewan, laboratorium.
2. Golongan B
Syringe bekas, jarum suntik, catridge (kemasan yang keras untuk obat),
pecahan gelas, dan benda tajam.
3. Golongan C
Limbah laboratorium dan postpartum kecuali yang sudah masuk golongan A.
4. Golongan D
Limbah bahan kimia dan farmasi tertentu.
5. Golongan E
Pelapis bed-pen disposable, urinoir, stamag bags.

LO 3. Cara Pengelolaan Limbah Medis

Terdapat tahap-tahap pengelolaan limbah cair di Rumah Sakit

Pengumpulan

Pengumpulan limbah cair meliputi upaya yang dilakukan terhadap sumber


penghasil limbah cair, bak control, dan system perpipaan menuju instalasi
pengelolaan. Limbah cair yang dihasilkan disalurkan melalui wastafel, lubang
buangan air di kamar mandi atau saluran pembuangan air limbah yang berasal dari
unit tertentu. Lubang-lubang pembuangan ini dihubungkan dengan menggunakan
system perpipaan yang tertutup agar tidak tercampur dengan air hujan. Pada
rumah sakit bertingkat, system perpipaan akan lebih mudah dan pengaliran air
limbah memanfaatkan gravitasi, tetapi pada rumah sakit yang bentuknya
horizontal, system perpipaan akan lebih rumit dan panjang sehingga diperlukan
beberapa bak pengumpul (tidak langsung ke bak pengolahan) yang akan
menerima air limbah dari beberapa penghasil limbah cair kemudian baru akan
disalurkan ke bak pengolahan dengan bantuan pompa. Pada bak pengumpul perlu
dibuat bak control untuk melihat apakah terjadi sumbatan yang disebabkan adanya
limbah padat yang ikut terbawa meskipun sudah dilakukan penyaringan. Apabila
terdapat sumbatan, maka limbah padat yang menyumbat dapat segera diambil dari
bak control dan kemudian air limbah dapat dialirkan secara normal. Sistem
perpipaan menuju pengolahan air limbah harus memperhatikan ukuran untuk
memperhitungkan kekuatan tekanan atau dorongan dari air limbah yang masuk
dan ketebalan pipa agar mencegah terjadinya kebocoran yang disebabkan oleh
kekuatan atau dorongan tersebut. Proses pengolahan menggunakan proses fisika
mekanika dan bertujuan untuk mengurangi beban limbah cair yang akan masuk ke
dalam proses pengolahan utama.

Insenerator

Limbah dituang ke tungku dari corong. Yang mana api merupakan bahan bakar
yang disemprotkan ke tungku bakar dan juga ditambahkan udara untuk
mempertahankan oksigen. Lalu terdapat gas sisa yang melewati ruang purna bakar
yang mempunyai faktor temperature untuk menentukan keberhasilan. Gas sisa
yang panas dialirkan ke dalam ketel pembuangan panas. Lalu ke unit pembersihan
gas buang untuk menyaring partikel-partikel debu dan gas-gas bahaya lainnya
sebelum keluar ke cerobong asap. Selain itu, jika pengoperasian insenerator ini
tidak benar dapat mengakibatkan pencemaran udara.

LO 4. Indikator pencemaran lingkungan

Terdapat baku mutu lingkungan yang merupakan indicator pencemaran


lingkungan. Yang mana baku mutu lingkungan ini adalah ukuran batas atau kadar
makhluk hidup, zat, komponenyang ada atau unsure pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsure lingkungan.
Contohnya ada baku mutu air limbah, baku mutu udara ambien, baku mutu udara
emisi. Komponen itu tidak diizinkan melebihi ketentuan yang ditetapkan dalam
baku mutu lingkungan hidup.
LO 5. Dampak Limbah Medis

Penurunan kualitas lingkungan

Air limbah yang dibuang langsung ke sungai dapat menyebabkan penurunan


kadar oksigen yang terlarut (Dissolved Oxygen) di sungai tersebut.

Gangguan Keindahan

Limbah yang mengandung pigmen warna menimbulkan perubahan warna pada


badan air penerima.

LO 6. Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara

Dalam upaya penanggulangan pencemaran bisa menggunakan alat penegndali


emisi. Yang mana baku mutu emisi merupakan kadar yang diperbolehkan bagi
komponen pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara
sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien.

Jadi jika emisi yang dikeluarkan tidak sesuai dengan baku mutu emisi harus
dilakukan penanggulangan emisi, yaitu :

1. Filter udara : untuk menyaring partikel yang ikut keluar pada cerobong agar
tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih yang keluar.
Pemilihan filter tergantung jenis dan ukuran partikel.
2. Pengendap siklon
Prinsip kerjanya adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara atau gas
buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung silikon,
sehingga partikel yang relatif berat akan jatuh ke bawah.
3. Filter Basah
Filter udara basah juga berfungsi untuk menangkap debu. Prinsip kerjanya
adalah dengan menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangkan udara yang
kotor dari bagian bawah alat. Ketika udara yang kotor bertemu dengan air
yang disemprotkan tadi, maka udara akan terperangkap dan turun bersama air
ke bagian bawah alat.
4. Pengendap sistem gravitasi
Alat ini digunakan untuk mengendapkan partikel dalam udara kotor yang
berukuran agak besar. Udara yang kotor dialirkan di atas alat ini, kemudian jika
kecepatannya berkurang, maka partikel yang berukuran lebih besar akan turun
karena gravitasi dan terkumpul masuk ke dalam alat ini.
5. Pengendap elektrostatis
Alat ini digunakan untuk membersihkan udara yang sangat kotor oleh aerosol
atau uap air. Udara yang sudah tercemar tersebut dapat dengan cepat
dibersihkan, sehingga udara yang keluar dari alat ini sudah cukup bersih.
DAFTAR PUSTAKA

Djohan, Agustinus Johanes, dkk. 2014. Pengelolaan Limbah Rumah Sakit.


Banjarmasin : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai