Anda di halaman 1dari 10

LEARNING OBJECT 3

Mampu mengetahui
klasifikasi dari fraktur
mandibula
Fraktur mandibula adalah putusnya kontinuitas tulang mandibula.
Hilangnya kontinuitas pada rahang bawah (mandibula), yang
diakibatkan trauma oleh wajah ataupun keadaan patologis, dapat
berakibat fatal bila tidak ditangani dengan benar

Diagnosis fraktur mandibula dapat ditunjukkan dengan adanya :


rasa sakit,
pembengkaan,
nyeri tekan, dan
maloklusi.

Menunujukkan kemungkinan adanya fraktur mandibula.


Patahnya gigi,
tidak ratanya gigi
adanya laserasi intra oral
gigi yang longgar dan krepitasi
Klasifikasi
Menurut Penyebab Terjadinya
Fraktur traumatik
Trauma langsung (direk),Trauma tersebut langsung mengenai anggota tubuh penderita.
Trauma tidak langsung (indirek), Terjadi seperti pada penderita yang jatuh dengan
tangan menumpu dan lengan atas-bawah lurus berakibat fraktur kaput radii atau
klavikula. Gaya tersebut dihantarkan melalui tulang-tulang anggota gerak atas dapat
berupa gaya berputar, pembengkokan (bending) atauan dengan kompresi berakibat
fraktur butterfly, maupun kombinasi gaya berputar, pembengkokan dan kompresi seperti
fraktur oblik dengan garis fraktur pendek. Fraktur juga dapat terjadi akibat tarikan otot
seperti fraktur patela karena kontraksi quadrisep yang mendadak.

Fraktur fatik atau stress


Trauma yang berulang dan kronis p

Fraktur patologis
Pada tulang telah terjadi proses patologis yang mengakibatkan tulang tersebut rapuh
dan lemah. Biasanya fraktur terjadi spontan.
Menurut Hubungan dengan Jaringan Ikat Sekitarnya

Fraktur simple/tertutup
disebut juga fraktur tertutup, oleh karena kulit di sekeliling fraktur
sehat dan tidak sobek.

Fraktur terbuka,
kulit di sekitar fraktur sobek sehingga fragmen tulang
berhubungan dengan dunia luar (bone expose) dan berpotensi
untuk menjadi infeksi. Fraktur terbuka dapat berhubungan dengan
ruangan di tubuh yang tidak steril seperti rongga mulut.

Fraktur komplikasi
fraktur tersebut berhubungan dengan kerusakan jaringan atau
struktur lain seperti saraf, pembuluh darah, organ visera atau
sendi.
Menurut Bentuk Fraktur
Fraktur komplit :
Garis fraktur membagi tulang menjadi dua fragmen atau lebih.
Garis fraktur bisa transversal, oblik atau spiral. Kelainan ini dapat
menggambarkan arah trauma dan menentukan fraktur stabil atau
unstabile.

Fraktur inkomplit,
Kedua fragmen fraktur terlihat saling impaksi atau masih saling
tertancap

Fraktur kompresi,
Fraktur ini umumnya terjadi di daerah tulang kanselus
Berdasarkan Tipe
a. Single fraktur
Pada kasus single fraktur, tulang hanya mengalami fraktur pada satu daerah. Fraktur
semacam ini bersifat unilateral. Pada mandibula, kasus ini paling sering terjadi dibeberapa
lokasi berikut : (6)
- Angulus, khususnya jika ada gigi molar ke-3 yang tidak bererupsi.
- Foramen mentale, dan
- Leher kondilus.
b. Multiple fraktur
Pada multiple farktur, tulang mengalami fraktur pada dua daerah atau lebih. Multiple fraktur
biasanya bilateral. Tipe fraktur inilah yang paling sering terjadi pada mandibula. Multiple
fraktur dapat pula bersifat unilateral, dimana tulang yang mengalami fraktur terbagi menjadi
beberapa bagian pada salah satu sisi.(6)
c. Simple fraktur
Simple fraktur adalah fraktur ang tidak berhubungan dengan lingkungan luar intraoral
maupun ekstraoral. Fraktur semacam ini dapat terjadi dimana saja pada ramus mandibula,
mulai dari kondilus hingga angulus.(6)
d. Compound fraktur
Compound fraktur merupakan fraktur yang memiliki hubungan dengan lingkungan luar
karena disertai dengan pembentukan luka terbuka. Fraktur ini paling sering terjadi disebelah
anterior angulus.(6)
e. Comminuted fraktur
Comminuted fraktur paling sering terjadi didaerah simfisis mandibula. Pada kasus fraktur ini
tulang terbagi menjadi beberapa bagian atau hancur.(6)
f. Complicated fraktur
Fraktur yang sekaligus terjadi pada maxilla dan mandibula, juga
fraktur yang terjadi pada keadaan dimana maxilla atau mandibula
mengalami edentulisem, digolongkan dalam complicated fraktur.(6)
Berdasarkan Lokasi
a. Fraktur dento-alveolar
Fraktur dento-alveolar terdiri dari afusi, subluksasi atau fraktur gigi dengan maupun tanpa
disertai fraktur alveolar. Fraktur ini dapat saja ditemukan sebagai satu-satunya fraktur yang
terjadi pada mandibula, dapat pula berkombinasi atau berhubungan dengan fraktur dibagian
lain pada mandibula.(6)
b. Fraktur Kondilus
Fraktur condilus dapat terjadi secara intracapsul, tetapi lebih sering terjadi secara
ekstracapsul, dengan atau tanpa dislokasi kepala kondilus. Fraktur pada daerah ini biasanya
gagal terdeteksi melalui pemeriksaan sederhana.(6)
c. Fraktur processus koronoid
Fraktur processus koronoid jarang terjadi, dan biasanya ditemukan saaat dilakukannya
operasi kista besar. Fraktur ini sulit terdiagnosis secara pasti pada pemeriksaan klinis.(6)
d. Fraktur ramus
Otot pterygiomasseter menghasilkan efek splinting yang kuat sehingga fraktur pada daerah
ramus jarang terjadi.(6)
e. Fraktur angulus
Daerah ini umumnya mengalami karena tulang pada daerah ini lebih tipis jika dibandingkan
dengan tulang pada daerah korpus. Relative tingginya insiden impaksi molar ke tiga
menyebabkan daerah ini menjadi lemah. (6)
f. Fraktur korpus
Keberadaan gigi kaninus pada kasus fraktur korpus menyebabkan daerah ini menjadi
lemah. Tidak bererupsinya gigi molar ke tiga juga berhubungan dengan kejadian fraktur
ini.(6)
g. Fraktur simfisis dan parasimfisis
Fraktur pada daerah simfisis dan parasimfisis jarang terjadi. Ketebalan mandibula pada
daerah ini menjamin bahwa fraktur pada daerah simfisis dan para simfisis hanyalah berupa
keretakan halus. Keadaan ini akan menghilang jika posisi tulang tetap stabil dan oklusi
tidakterganggu.(6)
Sumber :

Laub D, R. Facial Trauma, Mandibular Fractures.


(2009). Available
http://emedicine.medscape.com/article/128315
0-treatment. last update 21 Desember 2010

Anda mungkin juga menyukai